Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP GEDONG AIR
JL.Sisingamangaraja No 3 Gedong Air 35151
Tlp 0721 6012712 Hp.085768158931
Email:pkmgedongair@gmail.com fb: Puskesmas Riga ig: puskesmasgedongair

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS GEDONG AIR


KABUPATEN SUKABUMI
NOMOR : 440 / 031 / SK.A1 / PKM-KLP / I / 2023
TENTANG

KEBIJAKANAN PENANGAN DILEMA ETIK UPT PUSKESMAS GEDONG AIR

Menimbang : a. bahwa puskesmas sebagai subyek hukum harus


berperilaku sesuai dengan nilai -nilai dan norma-
norma moral sebagaimana layak manusia dalam
kehidupan bermasyarakat ;
b. bahwa untuk mendukung penyelesaian dilema etik
dalam pelayanan UKP dan pelayanan UKM perlu
adanya penetapan panduan penanganan dilema Etik
di Puskesmas GEDONG AIR;
c. bahwa sehubungan dengan yang dimaksud pada
huruf a dan b di atas, perlu ditetapkan Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas GEDONG AIR tentang
Kebijakan penangan Dilema Etik di UPTD Puskesmas
GEDONG AIR;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Perat uran Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien ;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 201 9
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 34 Tahun 2022
tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), Klinik, Laboratorium Kesehatan
(Labkes), Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
(Berita Negara RI Tahun 2022 Nomor 1207);

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS


GEDONG AIR TENTANG KEBIJAKANAN PENANGAN
DILEMA ETIK UPTD PUSKESMAS GEDONG AIR;

: Kepala puskesmas menetapkan tentang kebijakan penangan


dilema etik untuk pelayanan UKP dan pelayanan UKM di
KESATU Puskesmas GEDONG AIR sesuai lampiran surat keputusan
ini ;

: Keputusan ini berlaku terhitung mulai pada tanggal


ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat
KEDUA kekurangan dan / atau kekeliruan dalam Surat
Keputusan ini maka akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di GEDONG AIR Pada


tanggal 02 Januari 2023
Kepala UPT Puskesmas GEDONG AIR,

IKHSAN ZUARSA
LAMPIRAN : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas GEDONG AIR
NOMOR : 440 / 031 / SK.A1 / PKM-KLP / I /
2023 TANGGAL : 02 Januari 2023
TENTANG : Kebijakan Penanganan Dilema Etik UPTD
Puskesmas GEDONG AIR

PANDUAN PENANGAN DILEMA ETIK UPTD PUSKESMAS GEDONG AIR

BAB 1

DEFINISI

Etik adalah norma-norma yang menentukan baik -buruknya t ingkah laku


manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup
ke arah. Etika juga berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos berarti ” kebiasaaan
”. ” model perilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk
suatu t indakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan
sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.

Dari pengert ian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut
aturan - aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan t ingkah laku yang
benar, yaitu : baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung jawab.

Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup,
sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku profesional. Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan untuk
merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang
seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain. Sehingga juga dapat
disimpulkan bahwa etika mengandung 3 pengertian pokok yaitu : nilai-nilai
atau norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur t ingkah laku, kumpulan azas atau nilai moral, misalnya kode
etik dan ilmu tentang yang baik atau yang buruk
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan
mengenai perilaku yang layak harus di buat. Untuk i tu diperlukan pengambilan
keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan dapat
di lakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1. Mendapatkan fakta -fakta yang relevan
2. Menentukan isu -isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi
dilema
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6. Menetapkan t indakan yang tepat.

Tipe-Tipe Dilema Etik


1. Bioetik
Bioetika merupakan studi fil sofi yang mempelajari tentang kontroversi
dalam etik, menyangkut masa lah biologi dan pengobatan. L ebih lanjut,
bioetika difokuskan pada ertanyaan etik yang muncu l tentang
hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik,
hukum, dan theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik
merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi
teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada
lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua t indakan
moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi
semua t indakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu
dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan,
pemberian pelayanan kesehatan.
2. Clinical ethics / Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan
pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh
clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana
seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang
bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing ethics / Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam t indakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai
filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah hak
dan martabat manusia, sedangkan fokus etika keperawatan adalah sifat
manusia yang unik
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih
dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang ha rus dihargai oleh orang
lain. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak- hak klien dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya.
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini
dengan otonom i.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip -prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek
dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya / cedera fisik dan psikologis pada
klien.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan
oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sanga t mengerti.
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada
klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya
selama menjalani perawatan.
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmen nya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan,
adalah kewajiban seseorang perawat untuk mempertahankan komitmen
yang dibuatnya kepada pasien.
7. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan,
adalah kewajiban seseorang perawat untuk mempertahankan komitmen
yang dibuatnya kepada pasien.
BAB III
TATALAKSANA

Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut Puskesmas


sebagai suatu organisasi (yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut
bidang-bidang yang berkaitan dengan policy dan manajemen. Di dalam
lingkup tanggung jawab Puskesmas termasuk juga t indakan dari para
karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, dan tenaga administrasi) bias
sampai bias menimbulkan kerugian kepada pasien. Puskesmas sebagai
institusi juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap pemberian
pelayanan yang baik kepada para pasiennya.

A. PENANGANAN MASALAH ETIK PUSKESMAS


1. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh
direksi, humas, dan komite etik dari :
1. Media massa
2. Kotak saran
3. Keluhan pasien
4. Laporan staf
5. Telepon pengaduan
6. Somasi pasien / kuasa hukum
7. Tokoh masyarakat
8. LSM
2. Satuan kerja yang menerima keluhan atau complain melakukan hal -
hal :
1. Mencacat dan mengkaji informasi :
 Identitas
 Kondisi pasien
 Peristiwa atau kejadian
 Tuntutan pasien
2. Menanggapi keluhan :
 Mengucapkan terima kasih dan laporan
 Membuat penjelasan sementara
 Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti
 Menenangkan pelapor
 Memberi tanda terima kasih laporan
3. Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain 4.
4. Mengisi formulir sesuai keluhan
5. Memberi pertimbangan
6. Meminta pengarahan t indak lanjut dari direksi
7. Menindaklanjuti instruksi dari direksi
8. Investigasi kasus
3. Membahas kebeneran informasi tentang :
1. Identitas pasien
2. Per istiwa
3. Rekam medis
4. Penataan dokumen
1. Dokumen informasi
2. Berkas Rekam Medis
3. Dokumen persetujuan t indakan medis
4. Second opinion
5. Resume medis
6. Pendapat organisasi profesi
7. Juklak, Juknisdan SOP pelayanan
5. Rapat dengan satuan kerja terkait
6. Analis kasus
1. Hasil rapat koordinasi menentuk an atau memilih kategori kasus
2. Kasus etika à ditangani oleh KE
3. Kasus administrasi à ditangani bagian SDM
4. Kasus hukum à ditangani oleh KE
5. Kasus gabungan à ditanganin KE
6. Telaah kasus : Kebenaran identitas pasien, kebenaran peristiwa,
barang bukti, pertimbangan prosedur t indak lanjut .
7. Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
1. Kewenangan dan kompetensi
2. Indikasi dan Kontrak indikasi
3. Persetujuan t indakan medis
4. Kesesuaian dengan t indakan SOP
5. Kerugian / cidera dan sebab akibatnya
6. Hukum dan perundang - undangan
8. Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus li t igasi atau non
li t igasi
9. Dokumen kasus :
1. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis
ditata dan diberikan pengkodean khusus
2. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus
dianggap selesai
3. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian
Rekam Medis.

B. DOKUMENTASI
Sebagaimana telah diuraikan diatas, tentang langkah / t indak yang
perlu dilaksanakan dalam menghadapi melakukan penanganan masalah
dilema etik di Puskesmas. Panduan ini perlu disosialisasikan ke seluruh
Sumber Daya Manusia Puskesmas. Secara berkala pan duan ini akan
dievaluasi, sehingga bila diperlukan perubahan – perubahan sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan, akan dilakukan revisi agar ini menjadi
lebih sempurna sehingga penanganan dilema etik dapat optimal dapat
ditangan

Ditetapkan di GEDONG AIR


Pada tanggal 02 Januari 2023
Kepala UPT Puskesmas GEDONG AIR,

IKHSAN ZUARSA

Anda mungkin juga menyukai