Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN DILEMA ETIK KLINIS

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH HASTA HUSADA


Jl. Bromo No. 98-100 Kepanjen Telp. (0341) 399499 Fax. (0341) 399699
MALANG

2018
RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH HASTA HUSADA
Jl. Bromo 98 – 100 Telp. (0341) 399499 Fax. (0341) 399699
E-mail :husada.hasta@yahoo.com
KEPANJEN – MALANG ( 65163 )

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH HASTA HUSADA


NOMOR : 180/113/100.01/2019
TENTANG PANDUAN DILEMA ETIK KLINIS
DI RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH HASTA HUSADA
DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH HASTA HUSADA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


kesehatan di Rumah Sakit Khusus Bedah Hasta Husada,
diperlukan suatu proses pelayanan yang professional, cepat
dan tepat serta sesuai dengan ketentuan dan standar yang
berlaku;
b. b. Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan
Keputusan Direktur Tentang Panduan DILEMA ETIK KLINIS
Di Rumah Sakit Khusus Bedah Hasta Husada
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
2. Undang-undang Kesehatan; Nomor 36 Tahun 2009 tentang
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017 tentang
Akreditasi Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 129/MENKES
/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : Panduan DILEMA ETIK KLINIS di Rumah Sakit Khusus Bedah
Hasta Husada
Kedua : Panduan DILEMA ETIK KLINIS di Rumah Sakit Khusus Bedah
Hasta Husada sebagaimana tercantum dalam lampiran
Keputusan ini.
Ketiga : Panduan DILEMA ETIK KLINIS di Rumah Sakit Khusus Bedah
Hasta Husada ini harus dibahas sekurangkurangnya setiap 3
(tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan dapat dilakukan
perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada di Rumah
Sakit Khusus Bedah Hasta Husada
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Kepanjen
Pada Tanggal : 5 Januari 2019
Direktur
Rumah Sakit Khusus bedah Hasta Husada

dr. NINIK PUJANING DYAH


DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI ………………………………………………………………. 5


BAB II RUANG LINGKUP ...................................................................6
BAB III TATA LAKSANA ……………………………………………………....7
BAB IV DOKUMENTASI ……………………………………………………….8
BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku
manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke
arah. Etika juga berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos berarti ”kebiasaaan”.
”model perilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau
dorongan yang mempengaruhi prilaku.
Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang
benar, yaitu : baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung jawab. Etik juga dapat
digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik
merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku
profesional. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan
istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia
berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.
Sehingga juga dapat disimpulkan bahwa etika mengandung 3 pengertian pokok
yaitu : nilai-nilai atau norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah laku, kumpulan azas atau nilai moral, misalnya
kode etik dan ilmu tentang yang baik atau yang buruk.
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan
mengenai perilaku yang layak harus di buat. Untuk itu diperlukan pengambilan
keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan dapat
dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi
dilema;
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilemma;
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternatif
6. Menetapkan tindakan yang tepat.
B. TIPE-TIPE ETIKA
1. Bioetik
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi
dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut,
bioetika difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan
antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan
theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etika
pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan
pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik
mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau
bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut
dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan
pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu
genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan.
2. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan
pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical
ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang
sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai
filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah hak
dan martabat manusia,
C. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
D. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini
dengan otonomi.
E. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan
F. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.
G. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity 8
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan
yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
H. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang
perawat untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada pasien.
I. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada
seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh
klien dengan bukti persetujuan. (Geoffry hunt. 1994).
BAB III
TATA LAKSANA

Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut rumah sakitnya sebagai


suatu organisasi (yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidangbidang yang
berkaitan dengan policy dan manajemen. Di dalam lingkup tanggung jawab rumah
sakit termasuk juga tindakan dari para karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga
kesehatan, dan tenaga administrasi) bias sampai bias menimbulkan kerugian kepada
pasien. Rumah sakit sebagai institusi juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab
terhadap pemberian pelayanan yang baik kepada para pasiennya.
A. PENANGANAN MASALAH ETIK RUMAH SAKIT
a. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh direksi,
humas, dan komite etik dari :
• Media Massa
• Kotak saran
• Keluhan pasien
• Laporan staf
• Telepon pengaduan
• Somasi pasien/kuasa hukum
• LSM
b. Satuan kerja yang menerima keluhan atau komplain melakukan hal-hal:
• Mencatat dan mengkaji informasi:
1. Identitas
2. Kondisi pasien
3. Peristiwa atau kejadian
4. Tuntutan pasien
• Menanggapi keluhan
1. Mengucapkan terima kasih dan laporan
2. Membuat penjelasan sementara
3. Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti
4. Menenangkan pelapor
5. Member tanda terima kasih laporan
• Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain
• Mengisi formulir sesuai keluhan:
1. Member pertimbangan
2. Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi
3. Menindaklanjuti instruksi dari direksi
4. Investigasi kasus
• Membahas kebenaran informasi tentang :
1. Identitas pasien
2. Peristiwa
3. Rekam medis
• Penataan dokumen
1. Dokumen informasi
2. Berkas rekam medis
3. Dokumen persetujuan tindakan medis
4. Second opinion
5. Resume medis
6. Pendapat organisasi profesi
7. Juklak, juknis dan SOP Pelayanan
• Rapat dengan satuan kerja terkait
• Analisa kasus Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori
kasus:
1. Kasus etika ditangani oleh KE
2. Kasus administrasi ditangani bagian SDM
3. Kasus hukum ditangani oleh KE
4. Kasus gabungan ditangani KE
• Telaah kasus :
1. Kebenaran identitas pasien
2. Kebenaran peristiwa
3. Barang bukti
4. Pertimbangan prosedur tindak lanjut
• Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
1. Kewenangan dan kompetensi
2. Indikasi dan kontrak indikasi
3. Persetujuan tindakan medis
4. Kesesuaian dengan tindakan SOP
5. Kerugian/cidera dan sebab akibatnya
6. Hukum dan perundang-perundangan
• Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau non
litigasi.
• Dokumen kasus :
1. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis ditata
dan diberikan pengkodean khusus;
2. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus
dianggap selesai;
3. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian Rekam
Medis.
BAB IV
DOKUMENTASI

Sebagaimana telah diuraikan diatas, tentang langkah/tindak yang perlu dilaksanakan


dalam menghadapi melakukan penanganan masalah dilemma etik klinis di Rumah
Sakit Khusus Bedah Hasta Husada.. Panduan ini perlu disosialisasikan ke seluruh
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit. Secara berkala panduan ini akan dievaluasi,
sehingga bila diperlukan perubahan-perubahan sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, akan dilakukan revisi agar ini menjadi lebih sempurna sehingga
penanganan dilema etik dapat optimal ditangani.

Anda mungkin juga menyukai