Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIOETIK DAN HUMANIORA


“Implementasi Prinsip Dasar Bioetik dan Etika Kedokteran pada
Rumah Sakit dan Praktik Pribadi”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4 :
Sonia Buyung 09402011001
Sabina Naziyah A. 09402011014
Rizka Ayu Saputri 09402011037
Hapsari Ardha Garini 09402011040
Al-Nour Mumtahana M. 09402011046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bioetik dan Humaniora, dengan judul
"Implementasi Prinsip Dasar Bioetik dan Etika Kedokteran pada Rumah Sakit dan Praktik
Pribadi ".

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Ternate, 28 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
A. Bioetik Kedokteran .............................................................................................................. 5
B. Prinsip Dasar Bioetika ......................................................................................................... 5
C. Implementasi Prinsip Dasar Bioetik Kedokteran pada Praktik Pribadi dan Praktik di
Rumah Sakit ................................................................................................................................ 8
D. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) ................................................................ 11
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang begitu pesat menyebabkan etika kedokteran juga


berkembang. Etika kedokteran berbicara mengenai bidang medis dan profesi kedokteran,
sehingga berkembanglah bioetika didalam kedokteran era ini.

Tujuan bioetika ialah untuk membantu dokter dalam menangani pasien, melindungi hak-
hak pasien dan mencegah dokter berbuat seenaknya/tidak bertanggung jawab. Kaidah dasar
bioetik juga memberi pegangan pembenaran moral bagi dokter.

Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi saja, terutama hubungan
dokter dengan pasien, masyarakat, keluarga dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak 3 dekade
terakhir telah dikembangkan bioetika atau disebut juga biomedis. Penerapan prinsip etika
biomedis menjadi sebuah keharusan bagi seorang dokter sebagai sebuah panduan pertimbangan
dasar dan standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap atau bertindak terhadap
suatu kasus yang dihadapi sebagai kewajiban melaksanakan profesinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bioetik Kedokteran?
2. Apa saja Prinsip Dasar Bioetik Kedokteran dan contohnya?
3. Bagaimana contoh Implementasi Prinsip Dasar Bioetik Kedokteran pada Praktik Pribadi dan
Praktik di Rumah Sakit?
4. Apa itu Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui apa itu Bioetik Kedokteran
2. Mengetahui Prinsip Dasar Bioetik Kedokteran beserta contohnya
3. Mengetahui contoh kasus Implementasi Prinsip Dasar Bioetik Kedokteran pada Praktik Pribadi
dan Praktik di Rumah Sakit
4. Mengetahui apa itu Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bioetik Kedokteran

Kata bioetika berasal dari bahasa Yunani yaitu bios yang berarti hidup dan ethos yang
berarti adat, kebiasaan, praktik. Yang secara harfiah berarti etika hidup. Etika adalah suatu ilmu,
bukan merupakan suatu ajaran. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Etika adalah
sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
perilaku manusia dalam hidupnya. Etika sangat erat kaitannya dengan moral. Secara etimologi,
moral mempunyai arti yang hampir sama dengan etika, meskipun bahasa asal katanya berbeda.
Namun yang membedakannya adalah moral merupakan norma-norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Perbedaan etika dengan
moralitas, bahwa moralitas adalah pandangan tentang kebaikan atau kebenaran dalam
masyarakat. (Bartens, 2005). Etika dalam dunia kedokteran dikenal sebagai etika kedokteran.
Etika kedokteran berfokus pada masalah yang muncul dalam praktik pengobatan. Dalam etika
kedokteran, isu-isu yang muncul terutama menyangkut tujuan pengobatan, suatu tindakan dalam
pengambilan keputusan dalam lingkup pasien, dokter dan pihak lain yang terkait dalam system
praktik kedokteran. (Pellegrino, 1993).

B. Prinsip Dasar Bioetika


Prinsip-prinsip bioetika pada dasarnya merupakan penerapan prinsip-prinsp etika dalam
bidang kedokteran dan kesehatan. Bioetika kedokteran merupakan salah satu etika khusus dan
etika sosial dalam kedokteran yang memenuhi kaidah praksiologik (praktis) dan filsafat moral
(normatif) yang berfungsi sebagai pedoman (das sollen) maupun sikap kritis reflektif (das sein),
yang bersumber pada 4 kaidah dasar moral (kaidah dasar bioetika-KDB) beserta kaidah
turunannya. Kaidah dasar moral bersama dengan teori etika dan sistematika etika yang memuat
nilai-nilai dasar etika merupakan landasan etika profesi luhur kedokteran. (Afandi,
2017; Suryadi, 2009).

Beauchamp dan Childress (2001) menguraikan empat kaidah dasar (basic moral
principle) dan beberapa rules dibawahnya. Keempat kaidah dasar tersebut adalah: (Afandi,
2017; Suryadi, 2009; Bhanji, 2013)

1) Prinsip beneficience, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan
ke kebaikan pasien;

Beneficence secara makna kata dapat berarti pengampunan, kebaikan, kemurahan hati,
mengutamakan kepentiang orang lain, mencintai dan kemanusiaan.Beneficence dalam makna
yang lebih luas berarti tindakan yang dilakukan untuk kebaikan orang lain. Prinsip moral
beneficence adalah kewajiban moral untuk melakukan suatu tindakan demi kebaikan atau
kemanfaatan orang lain (pasien). Prinsip etik beneficence memerlukan petugas medis profesional
untuk memberikan terapi yang memberikan manfaat maksimal terhadap pasien, dimana disisi
lain prinsip non malaficence melindungi petugas medis untuk tidak melakukan hal yang
membahayakan pasien. Prinsip ini digambarkan sebagai alat untuk memperjelas atau
meyakinkan diri sendiri (self-evident) dan diterima secara luas sebagai tujuan kedokteran yang
tepat. (Suryadi, 2009; Bhanji, 2013)

Contoh prinsip-prinsip beneficence :

o Mengutamakan alturisme
o Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
o Memandang pasien/keluarga tidak hanya menguntungkan dokter
o Mengusahakan agar manfaat lebih besar daripada keburukan
o Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang
o Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
o Tidak ada pembatasan “goal based”
o Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
o Minimalisasi akibat buruk
o Kewajiban menolong pasien gawat darurat
o Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
o Tidak menarik honorarium diluar kepantasan
o Mengembangkan profesi secara terus menerus
o Memberikan obat berkhasiat namun murah
o Menerapkan golden rule principle (melakukan hal yang baik seperti yang orang lain
inginkan)

2) Prinsip non maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk
keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau “above all do no
harm”,

Non-Maleficence atau tidak merugikan orang lain, adalah suatu prinsip yang mana
seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan
yang paling kecil resikonya bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. (Saltike)

Prinsip non-maleficence ini melarang tindakan yang membahayakan atau memperburuk


keadaan pasien, prinsip ini dikenal sebagai “First, do no harm” yang masih tetap berlaku dan
harus diikuti. Prinsip ini berhubungan dengan ungkapan hipokrates yang menyatakan, “saya
akan menggunakan terapi untuk membantu orang sakit berdasarkan kemampuan dan
pendapat saya, tetapi saya tidak akan pernah menggunakannya untuk merugikan atau
mencelakakan mereka”.
Contoh prinsip-prinsip non maleficence :

o Menolong pasien emergensi


o Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah
o Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat) atau beresiko hilangnya sesuatu yang
penting (gawat)
o Dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
o Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
o Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter
o Mengobati pasien yang luka
o Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
o Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien
o Tidak memandang pasien sebagai objek
o Mengobati pasien secara tidak proporsional
o Mencegah pasien dari bahaya
o Menghindari misrepresentasi dari pasien
o Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
o Memberikan semangat hidup
o Melindungi pasien dari serangan
o Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan yangmerugikan
pasien/keluarganya

3) Prinsip autonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak
autonomi pasien (the rights to self determination),

Otonomi (Autonomy) berasal dari bahasa Yunani ”autos” yang berarti sendiri dan
”nomos” yang berarti peraturan atau pemerintahan atau hukum. Sejak zaman Kant, autonomi
adalah konsep penting dalam filsafat. Didalam filsafat dan etik, konsep autonomi dan kebebasan
mempunyai hubungan erat. Menurut, Joel Feinberg (1986), dia membedakan autonomi sebagai
kapasitas, autonomi sebagai kondisi yang sebenarnya, autonomi sebagai karakter ideal dan
autonomi sebagai hak untuk bertindak. Konsep autonomi sangat diperlukan karena berhubungan
dengan hak asasi manusia. (Bartens, 2005; Schermer, 2002; O’Neill, 2002)

Contoh prinsip-prinsip autonomi :

o Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien


o Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)
o Berterus terang
o Menghargai privasi
o Menjaga rahasia pasien
o Menghargai rasionalitas pasien
o Melaksanakan informed consent
o Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
o Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien
o Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk
keluarga pasien sendiri
o Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
o Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien
o Menjaga hubungan atau kontrak

4) Prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam
mendistribusikan sumberdaya (distributive justice).

Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata
dan adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan
politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan
tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri:
(Saltike; Suryadi, 2009)

Contoh prinsip-prinsip justice :


o Memberlakukan segala sesuatu secara universal
o Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
o Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam porsi yang sama
o Menghargai hak sehat pasien
o Menghargai hak hukum pasien
o Menghargai hak orang lain
o Menjaga kelompok rentan (yang paling merugikan)
o Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll
o Tidak melakukan penyalahgunaan wewenang
o Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
o Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
o Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil
o Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
o Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat
o Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan
o Bijak dalam makroalokasi

C. Implementasi Prinsip Dasar Bioetik Kedokteran pada Praktik Pribadi dan


Praktik di Rumah Sakit

➢ Beneficence
- Praktik Pribadi
Dokter Alex membuka tempat praktek di rumahnya. Dan memiliki banyak pasien. Sehingga
antriannya panjang. Meskipun banyak, dokter Alex tetap berusaha memberikan pelayanan yang
terbaiknya kepada pasiennya. Tetap tersenyum melayani pasien dan tidak menunjukkan rasa
lelahnya. Tiba giliran ibu Mia untuk diperiksa. Segera dokter Alex memeriksanya dengan penuh
ketelitian. Ibu Mia ternyata menderita penyakit maag. Dokter Alex pun memberikan obat maag.
Setelah itu, dokter Alex memberikan tarif sepantasnya.

- Praktik Rumah Sakit

Seorang bapak berusia 55 tahun datang ke puskesmas mengeluh nyeri pada ulu hati dan
terasa berat pada dada serta punggungnya. Dokter Doni curiga pasien tersebut menderita
penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan ke rumah sakit yang berada di kota. Setelah
menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan
membawa surat rujukan tersebut.

➢ Non-Maleficence
- Praktik Pribadi

Seorang anak perempuan berumur 12 tahun datang bersama ibunya ke ruang praktik dr.
Armin. Anak tersebut sedang bersaing di acara kontes kecantikan. Ibunya sangat ingin dr. Armin
melakukan veneer gigi lengkap pada anaknya untuk menutupi kecacatan pada gigi anteriornya.
Namun, dr. Armin tetap tegas mengatakan bahwa “ini bukan prosedur yang diperlukan secara
medis, dan sebenarnya dapat berbahaya bagi anak karena dapat mematikan jaringan gigi”

- Praktik Rumah Sakit

Seorang wanita umur 30 tahun datang bersama suami ke Poli Kandungan RS Matahari
dengan keluhan perdarahan dari vagina dan nyeri hebat di panggul atau perut bawah. Pasien
mengaku masih akitf berhubungan intim dengan suami seperti biasa. Dokter kemudian
melakukan pemeriksaan USG dan didapatkan pasien mengalami kehamilan ektopik (kehamilan
diluar rahim). Saat melakukan diskusi, dokter mengatakan “janin pada kehamilan ektopik tidak
dapat diselamatkan karena telur yang telah dibuahi tidak dapat berkembang dengan normal di
luar rahim. Penanganan kehamilan ektopik biasanya dilakukan dengan mengangkat janin
tersebut sebelum tumbuh semakin besar di tempat yang tidak seharusnya karena dapat
menyebabkan perdarahan yang mengancam jiwa jika tidak ditangani”.

➢ Autonomy
- Praktik Pribadi

Seorang Wanita berusia 40 tahun dating ke Klinik dr. Susan dengan keluhan adanya luka
di kaki yang tidak kunjung sembuh. Pada anamnesis, pasien mengatakan ada riwayat diabetes
melitus. Dokter Susan pun menjelaskan secara terperinci ke pasien bahwa keluhan yang dialami
pasien adalah kaki diabetes yang merupakan komplikasi dari DM yang diderita pasien. Dokter
Susan juga menjelaskan ulkus pada kaki diabetes ini harus segera ditangani sebelum terjadi
infeksi yang lebih parah. Dokter Susan menjelaskan prosedur penatalaksanaan kaki diabetes ini
ke pasien lalu meminta persetujuan pasien untuk dilakukan prosedur penatalaksanaan tersebut.
Pasien meminta waktu untuk mengambil keputusan karena beberapa faktor. Dokter Susan
memberi waktu ke pasien untuk mengambil keputusan. Setelah mempertimbangkan beberapa
hal, pasien pun setuju untuk dilakukan prosedur penatalaksanaan tersebut.

- Praktik Rumah Sakit

Seorang pasien Ibu hamil datang ke Rumah Sakit dengan keluhan terdapat benjolan yang
agak keras dan sering terasa nyeri di bagian payudara. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter
mendiagnosa ibu tersebut mengalami kanker payudara. Dokter menjelaskan dengan jujur
keadaan pasien dan menyarankan dan juga menjelaskan dengan saksama ke pasien untuk
dilakukan pengobatan kemoterapi.
Namun setelah mempertimbangkannya, pasien menolak untuk dilakukan kemoterapi
karena takut membahayakan bayinya dan memilih untuk melakukan pengobatan herbal saja.
Dokter menyerahkan segala keputusan di tangan ibu tersebut tersebut dan memintanya untuk
menandatangani surat Penolakan Tindakan Medis yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit
sebagai data bahwa pasien menolak untuk dilakukan Tindakan medis tersebut.

➢ Justice
- Praktik Pribadi

Pada suatu ketika di klinik Dr. Hilmy, datang seorang ibu-ibu dengan keluhan mual,
muntah, dan nyeri pada ulu hati. Pasien mengaku sering terlambat makan dan sebelumnya
pernah mengalami gejala yang sama. Setelah diperiksa, pasien didiagnosis terkena penyakit
Gastritis. Karena pasien hanyalah seorang buruh cuci, Dr. Hilmy menganjurkan untuk diresepkan
obat-obatan generik yang lebih terjangkau dan si ibu pun setuju. Sehingga Dr. Hilmy
memberikan resep obat pada si ibu.

- Praktik Rumah Sakit

Dr. Ocella merupakan dokter yang bertugas di sebuah Rumah Sakit. Pada suatu ketika,
datang seorang bapak-bapak supir truk dengan keluhan lemas dan demam bersamaan dengan
datangnya istri dari seorang pejabat negara dengan keluhan nyeri pada perut. Istri pejabat
tersebut ingin diperiksa duluan dengan menyerobot antrian, tetapi Dr. Ocella bersikap tegas
dengan mengatakan bahwa pasien seharusnya tidak boleh menyerobot antrian dan Dr. Ocella
tetap memeriksa bapak supir truk duluan dan menyuruh istri pejabat tersebut untuk menunggu
gilirannya di ruang tunggu.
D. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

- KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau janji
dokter.

Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional
secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.

Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu
yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .

Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun sik,
wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan
dan kebaikan pasien tersebut.

Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap
penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal
yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Pasal 7
Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa
sendiri kebenarannya.

Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan
pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa
kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan
berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.
Pasal 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan
lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.

Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani.

Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek
pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif ), baik sik maupun psiko-
sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.

Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di
bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati.

- KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien
kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.

Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat
berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau
penyelesaian masalah pribadi lainnya.

Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

- KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan
keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.

- KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 20
Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat
bekerja dengan baik.

Pasal 21
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Prinsip-prinsip bioetika ada empat, yaitu : beneficence, non molaficence, autonomi dan
justice. Prinsip-prinsip dalam bioetika tersebut dapat dapat diterapkan dalam menghadapi pasien,
sehingga tercipta situasi yang baik bagi hubungan pasien dan dokter, dalam pelayanan kepada
pasien, serta demi kesembuhan pasien. Terdapat juga Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI) yang harus selalu diterapkan oleh seorang dokter kepada dirinya, pasien dan teman
sejawatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens K. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005;

Pellegrino ED, Thomasma DC. The virtue in medical practice. New York: Oxford University
Press; 1993;

Afandi D. Kaidah Dasar Bioetika dalam Pengambilan Keputusan Klinis yang Etis. Majalah
kedokteran Andalas, 2017:40(2). hlm. 111-21;

Suryadi T. Prinsip – Prinsip Etika dan Hukum dalam Profesi Kedokteran. Bioetika dan
Humaniora. Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh, 2009. hlm. 1-13;

Bhanji SM. Health Care Ethics. J Clinic res Bioeth, 2013:4:1. hlm. 1-2;

Saltike, AZ. Bioetika Kedokteran. Academia. Di unduh dari http/:www.academia.edu;

Schermer, M. 2002. The Different Faces of Autonomy: Patient Autonomy in Ethical Theory and
Hospital Practice. Dordrecht, The Netherland: Kluwer Academic Publishers;

O’Neill, O. 2002. Autonomy and Trust in Bioethics. Cambridge, United Kingdom: Cambridge
University Press;

Suryadi T. Prinsip-prinsip Etika dan Hukum Dalam Profesi Kedokteran. Pertemuan Nasional V
JBHKI dan Workshop III Pendidikan Bioetika dan Medikolegal. Medan. 2009.

Hartono, Budiman, Salim Darminto. 2013.Bioetika, Humaniora dan Profesionalisme


dalam Profesi Dokter

Guwandi J.2008.Hukum dan Dokter.Jakarta: Sagung Seto

Hanafiah M.J., A. Amir.Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Ed-4.


Jakarta:EGC;2008

Samil, Ratna Suprapti.1994.Etika Kedokteran Indonesia.Jakarta:Balai Penerbit FKUI 5.


Sachrowardi, Qomariah S., Ferryal Basbeth. 2011. Bioetika : Isu & Dilema. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai