BIOETIKA
KELAS A
Kelompok 1
Disusun oleh :
Afi Fajriatul L
2011-11-002
Agitha Maulina
2011-11-004
Agung Maulana
2011-11-005
Andini Yuandhaniasti
2011-11-010
Anindita Rahmayanti
2011-11-014
2011-11-019
RK Nesya
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Bioetika tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan
dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan
dan hambatan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada drg. Tuti Alawiyah selaku
dosen mata kuliah Etika dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu kritik
konstruktif dan saran yang sifatnya sangat membangun dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Penulis
PENDAHULUAN
dokter
karena
dari
sanalah
seorang
dokter
belajar
bagaimana
Definisi Bioetika
Perkem
kedokteran
membuat
etika
kedokteran
tidak
mampu
lagi
menampung
dalam
lingkup
kesehatan
masyarakat,
hak
pasien,
moralitas
manusia dan hewan percobaan. Masalah bioetika diteliti pertama kali oleh
Institude for the Study of Society, Ethics and Life Sciences, Hasting Center, New
York pada tahun 1969.
Kini terdapat berbagai isu etika biomedik, di Indonesia bietika baru
berkembang
sekitar
satu
decade
terakhir
yang
dipelopori
oleh
Pusat
satu
prinsip
menjadi
lebih
penting
dan
sah
untuk
digunakan
dengan
mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Fcies.
Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat,
,menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada 4 kaidah
dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau
bioetika, antara lain :
1. Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa dokter berbuat baik, menghormati martabat
manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat
dalam keadaan sehata. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya
perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence menbawa arti menyediakan
kemudahan dan kesenengan kepada pasien mengambil langkah positif untuk
memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri ciri prinsip ini,
yaitu :
Mengutamakan Alturisme
Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak yang
2. Non malficence
Non malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak
melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang
paling kecil resikonya bagi psien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap
berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai cirri ciri :
3. Justice
Keadilan
memperlakukan
(Justice)
sama
adalah
rata
dan
suatu
prinsip
dimana
adil
terhadap
untuk
seorang
dokter
kebahagiaan
dan
kebangsaan,
perbedaan
kedudukan
sosial,
kebangsaan,
dan
4. Autonomy
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap
individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan
nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan
membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui,
membenarkan,
membela,
dan
membiarkan
pasien
demi
dirinya
sendiri.
PEMBAHASAN KASUS
Dokter Bagus berugas di desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Ia
bertugas di sebuah Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri. Dokter
Bagus bertugas dari pagi sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia
harus mengobati pasien dimalam hari. Suatu hari ada 5 orang pasien yang sudah
mengantri. Seorang Ibu yang datang dengan keluhan demam 2 hari lalu disertai
batuk dan pilek mendapat giliran pertama untuk diperiksa oleh Dokter Bagus.
Setelah memeriksa pasien tersebut, Dokter Bagus memberikan beberapa macam
obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat cukup.
Dalam menjalankan praktiknya terdapat seorang anak balita tampak
lemah digendong oleh ibunya. Ibunya mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2
hari buang air besar. Setelah memeriksa si anak, Dokter Bagus menyarankan
agar anak tersebut di rawat di rumah sakit. Akan tetapi karena masalah biaya, si
ibu menolak. Akhirnya Dokter Bagus memberikan obat dan ORALIT, serta
berencana untuk mampir ke rumah si ibu untuk melihat keadaan anaknya
setelah pulang bekerja.
Pada suatu hari saat doker bagus mempersilahkan masuk pasien yang
telah mengantri untuk dilakukan pemerikasaan, Dokter Bagus terkejut karena
serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang
tidak sadarkan diri. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk
menunggu di luar karena ia akan lebih dulu memberi pertolongan pada pemuda
tersebut.
Pemuda tersebut telapak tangan sebelah kananya masuk kedalam mesin
penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda
tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Dokter Bagus
mendapati bahwa telapak tangan pemuda tersebut telah hancur sehingga harus
diamputasi. Ia pun meminta ijin kepada salah seorang perempuan yang ada di
dekat si pasien yang merupakan istrinya, dengan terlebih dahulu memberi
penjelasan berkaitan dengan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan
tindakan yang harus dilakukan. Setelah mendapat persetujuan, Dokter Bagus
melaksanakan proses amputasi. Setelah selesai, ia melihat kondisi pasien yang
baik dan stabil, hingga akhirnya si pasien di perbolehkan pulang dengan diberi
beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.
2. Non - Malficence
1) Menolong pasien emergensi :
lain
beneficence
(pasien
memperoleh
kepuasan
tertinggi),
non-
yang
adil
untuk
semua
pasiennya)
dan
autonomy
(wajib
DAFTAR PUSTAKA
Prof. dr. M. Jusuf Hanafilah, Sp.OG(K) & Prof. dr. Amir Amir, Sp.F(K), SH. Etika
Kedokteran dan Hukum Kesehatan Ed.4: J
Gunandji J S.H. Etika dan Hukum Kedokteran.Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
http://bolehtahusemua.blogspot.com/2012/10/kaidah-kaidah-dasar-bioetik.html
worldmeister.wordpress.com//euthanasia-dan-bioetika-kedokteran/