Anda di halaman 1dari 23

DILEMA ETIK DALAM

PELAYANAN PROFESI
KELOMPOK IV
00721 0092018 A MUH RIFQI ISMULAIL
01021 0092018 BAGUS PURBANDARU SAKTI AJI
00701 0092018 YUSNIAR SIDIQ
0075 10092018 A YAUMIL FITRI ARSYAD
00991 0092018 AMIRAH MARITSA SYARIFUDDIN
00861 0092018 NILAM SAHRATUN NADIRA
Pendahuluan

 Dengan berkembangnya dunia kedokteran, angka harapan


hidup masyarakat telah meningkat melalui pelayanan
kesehatan yang lebih maju. Namun, ekspektasi masyarakat
yang lebih tinggi terhadap dokter dan semakin
bervariasinya pilihan teknik diagnosis dan pengobatan
yang tidak luput dari berbagai efek samping menjadikan
profesi di bidang medis semakin rentan terhadap tuntutan
malpraktik. Survey yang dilakukan oleh American Medical
Associations (AMA) pada tahun 2010 melaporkan bahwa
61% dari semua dokter pernah dituntut atas malpraktik
sepanjang karirnya.
ETIKA

 Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat


dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan,apakah
benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk.
Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya
hal yang baik dan buruk serta mempengaruhi sikap seseorang.
Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri
seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan,pendidikan,sosial
budaya,agama dsb,hal inilah yang disebut kesadaran moral atau
kesadaran etik
PROFESI

 Tujuan utama pada pelaksanaan profesi kedokteran


adalah untuk mengatasi penderitaan dan memulihkan
kesehatan orang yang sakit. Ada orang sakit (pasien,
penderita) dan dalam masyarakat yang sederhana
sekalipun ada orang yang dianggap mampu
menyembuhkan penyakit (dukun, healer, dokter) dan
obat diharapkan dapat menolong yang sakit dengan
cara apapun.
Sebuah Kajian Etik: Bolehkah Dokter Spesialis Obstetri
dan Ginekologi Melakukan Tindakan Sesar Berdasarkan
Permintaan Pasien Tanpa Indikasi Obstetrik yang Nyata?
Menurut UU Praktik Kedokteran,
Pasien berhak atas pilihan pengobatan, mendapatkan
penjelasan atas tindakan medik, dan menolak tindakan
medis pada dirinya. Dalam kode etik Perkumpulan
Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI) revisi 2012,
tindakan bedah sesar atas permintaan pasien tidak
melanggar etik selama telah dilakukan informed consent
khusus dan usia kehamilan sudah 39 minggu saat
operasi sesar dilakukan.
Dokter Beriklan: Sebuah Tinjauan
Menurut Kode Etik Kedokteran
Indonesia (KODEKI) Tahun 2012
Secara etik, baik iklan diri maupun produk dengan
klaim kesehatan dan kecantikan yang melibatkan
identitas dan gelar seorang dokter tidak dibenarkan
kecuali dokter tersebut memiliki STR non-aktif dan/atau
pada iklan produk non-kesehatan non-kecantikan yang
tidak memunculkan gelar dan atribut dokter sama sekali
pada kontennya.
Lebih lanjut terkait pelaksanaannya, diharapkan
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) mampu
mengembangkan regulasi baru untuk menindaklanjuti
sejawat yang mengalami dilema etik terkait dokter
beriklan ini.
Tinjauan Etika: Dokter sebagai
Eksekutor Hukuman Pidana yang
Menyebabkan Kematian,
Kecacatan, atau Gangguan
Kesehatan
 Perkembangan pesat di bidang hukum dan kedokteran di
Indonesia menyebabkan wacana akan hukuman pidana
berbasis medis tak dapat dikekang lagi. Misalnya injeksi
letal, yang dinilai memiliki letalitas tinggi dan bahkan
dianggap meminimalisasi penderitaan terpidana, dinilai
lebih baik dan etis dibandingkan alternatif eksekusi
konvensional seperti hukuman tembak mati.
 Namun, secara teknis pelaksanaan tindakan pro
justitia ini memunculkan dilema etik bagi profesi
kedokteran jika tindakan ini mencederai, membuat
cacat baik permanen maupun sementara, ataupun
menyebabkan kematian bagi terpidana. Di satu sisi,
profesi kedokteran senantiasa harus setia pada
karakternya yang mengedepankan kemanusiaan dan
berorientasi menyembuhkan manusia. Di sisi lain,
menyerahkan suatu tindakan kedokteran pro justitia
kepada selain dokter, berpotensi merugikan terpidana
karena tindakan tersebut tidak dilakukan secara
profesional.
 Dilema etik ini secara umum perlu diatur dalam fatwa
etik profesi kedokteran, yang mana merupakan
wewenang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran
(MKEK). Dalam pelaksanaannya, hal ini perlu
dimusyawarahkan seluruh pihak yang
berkepentingan, termasuk eksekutif, legislatif, dan
yudikatif yang akan menarasikan bentuk eksekusi
hukuman tersebut.
Tinjauan Etik Regulasi Jam Kerja
Dokter
di Indonesia
 Jumlah jam kerja dokter yang dipandang berlebihan sudah
menjadi sorotan nasional dan internasional dalam beberapa
waktu terakhir. Banyaknya jumlah jam kerja berbanding lurus
dengan beban kerja dokter yang besar. Beberapa hal yang
diduga menjadi penyebab peningkatan beban kerja dokter,
antara lain jumlah pasien yang meningkat, persebaran dokter
yang tidak merata, kompleksitas penyakit pasien yang semakin
tinggi, serta jumlah proyek penelitian dokter yang semakin
banyak.
 Kurangnya apresiasi terhadap profesi dokter juga diduga
sebagai pemicu pengaturan jumlah kerja dokter yang berlebihan.
Meningkatnya beban kerja dapat berdampak negatif pada
keselamatan dokter dan pasien pada jam kerja, yang dapat
berujung pada peningkatan gugatan medis. Oleh karena itu,
diperlukan sistem kerja serta kebijakan yang jelas dan efektif
untuk mengatur jumlah jam kerja dokter.
Tinjauan Etika Penggunaan
Media Sosial oleh Dokter
 Penggunaan media sosial memberikan banyak manfaat bagi
profesi dokter, antara lain memperluas jaringan profesi,
membantu proses pendidikan profesi, mempermudah promosi
fasilitas pelayanan kesehatan dan promosi kesehatan. Namun,
penggunaan media sosial yang tidak bijaksana dapat menjadi
menimbulkan masalah etik yang merusak reputasi profesi dokter.
 Masalah etik yang timbul akibat penggunaan media sosial oleh
dokter umumnya disebabkan karena pelanggaran privasi pasien,
ketidakjelasan batas hubungan antara dokter dengan pasien,
pencemaran reputasi profesi, kualitas dan tingkat kepercayaan
informasi yang kurang terjamin, serta pelanggaran aspek hukum.
 Mengingat kompleksitas masalah dan belum adanya aturan yang
jelas di Indonesia tentang penggunaan media sosial oleh dokter,
diperlukan kajian etik khusus untuk menyusun panduan
penggunaan media sosial, baik untuk aktivitas personal maupun
keperluan profesi dokter.
Dilema Etik dalam Merawat
Pasien Terlantar yang Menjelang
Ajal di IGD
 Perawat IGD memiliki beban kerja yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perawat yang berkerja diruang lain. Kepadatan pasien di IGD
selain mengupayakan keselamatan pasien, juga mengancam privasi
pasien, dan membuat frustasi staf di IGD. Dilema etik sering dialami
oleh perawat IGD dalam merawat pasien terlantar yang berada dalam
fase menjelang ajal, namun tidak memiliki identitas. Fokus perawatan
yang diberikan pada fase menjelang ajal dikenal dengan istilah End Of
Life Care.
 Ketidakhadiran keluarga untuk mendampingi pasien dan tingginya
beban kerja perawat yang tidak seimbang seringkali menyebabkan
perawat tidak dapat fokus memberikan pendampingan menyebabkan
timbulnya dilema etik.
 Kehadiran pasien terlantar menimbulkan dilema etik, perawat
memaknai walaupun pasien tersebut bukanlah pasien prioritas tetapi
harus bersikap professional dan bertanggung jawab. Dengan adanya
dukungan dan kebijakan dalam penanganan pasien terlantar penerapan
caring dapat tetap diberikan walaupun perawatan End of life care yang
diberikan di IGD belum optimal.
PRINSIP BIOETIK ISLAM

 Bioetik islam didasarkan pada prinsip persamaan


(selain takwa), persaudaraan manusia (dalam tauhid),
kebebasan untuk memilih tanpa ada paksaan (prinsip
selektifitas dan kreativitas) sehingga adanya pilihan
membatasi kebebasan, tujuan akhir dan cara harus
konsisten untuk kebenaran, kebaikan hanya dari Allah
dan keadilan antara hak dengan kewajiban yang
menghargai kontribusi dan usaha atau pilihan
individu.
Prinsip Islam (Ingin Selamat Lakukan   Prinsip Bioetik (Biomedical ethics)
Ajaran Muhammad SAW)
   
Sifat Rasulullah SAW Principles of biomedical ethics
1. Shiddiq 1. Beneficence
2. Amanah 2. Non-maleficence
3. Tabligh 3. Justice
4. Fathonah 4. Autonomy(1-4 PBE)
Amalan Rasulullah SAW 5. Truth telling
1. Ikhlas 6. Veracity
2. Kaffah 7. Honesty
3. Istiqomah 8. Human right
4. Yaqin 9. Virtue ethics
Ajaran Rasulullah SAW 10.fidelity
1. Uswatun hasanah Professionalism
2. Rahmatan lil’alamin 1. Altruism
3. Adil 2. Accountable
4. Ukhuwah 3. Excellence
5. Daulat 4. Life long learning
5. Responsible of duty
6. Honor and Integrity
7. Respect for others
Dalam profesi kedokteran dikenal 4 prinsip
moral utama, yaitu:
1. Prinsip Autonomi, yaitu prinsip moral yang
menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien
(the rights to self determination),
2. Prinsip beneficience, yaitu prinsip moral yang
mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien.
3. Prinsip non maleficence, yaitu prinsip moral yang
melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien.
Prinsip ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau
“above all do no harm”,
4. Prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan
fairness dan keadilan dalam mendistribusikan sumberdaya
(distributive justice).
 
Kesimpulan
 Segala perilaku dan sikap Tenaga medis/kesehatan
atau apapun profesinya dalam hal komunikasi
menyikapi sesuatu atau menghadapi pasien dalam hal
ini masyarakat, diatur melalui kode etik atau atau
aturan yang berlaku.
 Dilema yang dihadapi dalam situasi dan kondisi
apapun di suatu lingkungan tertentu mempunyai
dampak positif maupun negatif bagi tenaga
medis/kesehatan
REFERENSI
 Prinsip-prinsip Etika dan Hukum dalam Profesi Kedokteran, Taufik Suryadi,Tim
Bioetika dan Humaniora FK Unsyiah Banda Aceh, Disampaikan pada Pertemuan
Nasional V JBHKI dan Workshop III Pendidikan Bioetika dan Medikolegal di Medan,
14-17 Desember 2009.
 Tinjauan Etis Rangkap Profesi Dokter-Pengacara, Kepala Editor Frans Santosa,
Editor Agus PurwadiantoPrijo SidipratomoAnna Rozaliyani Manajer Jurnal Pukovisa
Prawiroharjo. Jurnal etika kedokteran indonesia, vol 1 no. 1 oktober 2017.
 Sebuah Kajian Etik : Bolehkah Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Melakukan
Tindakan Sesar Berdasarkan Permintaan Pasien Tanpa Indikasi Obstektrik yang
Nyata?
 Dokter Beriklan: Sebuah Tinjauan Menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI) Tahun 2012.
 Tinjauan Etika: Dokter sebagai Eksekutor Hukuman Pidana yang Menyebabkan
Kematian,Kecacatan, atau Gangguan Kesehatan,
 Tinjauan Etik Regulasi Jam Kerja Dokter di Indonesia, Jurnal etika kedokteran
indonesia, vol 1 no. 1 oktober 2017.
 Tinjauan Etika Penggunaan Media Sosial oleh Dokter.
 Dilema Etik dalam Merawat Pasien Terlantar yang Menjelang Ajal di IGD, Maria
Imaculata Ose, Fakultas Ilmu Kesehatan, Jurusan Keperawatan, Universitas Borneo
Tarakan, Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017

Anda mungkin juga menyukai