Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk
memenuhi kebutuhan. Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan
dengan era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen, konsumen
adalah bagian terpenting dari perusahaan. Konsumen lebih penting dari pada kekasih (istri atau
pacar), orang bisa hidup tanpa kekasih tetapi perusahaan tidak bisa hidup tanpa konsumen. Oleh
karena itu perusahaan perlu mengerti bagaimana konsumenya berperilaku. Pada dasarnya
perilaku konsumen merupakan tindakan atau perilaku, termasuk di dalamnya aspek-aspek yang
mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan produk
(barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya.
Konsep perilaku konsumen merupakan abstraksi dan penyederhanaan dari proses dan cara
konsumen sebagai individu dalam membuat keputusan. Konsep ini tentu saja tidak dapat
menangkap seluruh proses pengambilan keputusan seorang konsumen dalam dunia yang
sebenarnya. Perilaku dan proses pengambilan keputusan seorang konsumen sangat rumit serta
melibatkan banyak factor dan kondisi yang tidak dapat dimasukkan seluruhnya kedalam model
ini. Tugas-tugas manajerial akan menjadi sangat mudah jika perilaku konsumen tidak rumit dan
seterusnya karena tugasnya mudah, maka gaji seorang manajer tentunya juga akan rendah. Oleh
karena itu seorang manajer yang memahami perilaku individu dengan baik akan mendapat nilai
tinggi di pasar dan juga akan berhasil dalam mengelola suatu bisnis.
Konsumen adalah seseorang yang membeli barang dan jasa dari perusahaan walaupun
mereka sendiri mungkin tidak memakai produk atau jasa tersebut.ketika seorang ayah membayar
uang pangkal untuk sebuah kelompok bermain anak (play group), tidak berarti bahwa dia akan
ikut bermain di kelompok bermain di kelompok bermain tersebut. Dia membayar uang pangkal
tersebut untuk anaknya yang masih balita. Jadi disini harus dibedakan antara pihak yang
memakai suatu barang atau jasa. Seorang manajer dalam memahami perilaku konsumen,
tentunya harus memberikan perhatian pada pihak yang membeli bukan pihak yang memakai.
Kebutuhan seorang konsumen senantiasa terus bertambah dan dengan variasi yang terus
berkembang baik dalam bentuk fisik, kualitas maupun atribut yang diinginkan pada suatu produk
atau jasa. Tetapi, disisi lain, seorang konsumen menghadapi kendala berupa kendala hukum,
kendala waktu, kendala fisik, kendala budaya, kendala psikologis dan tentu saja kendala
anggaran.kendala-kendala itulah yang menghambat seorang tidak bisa mengkomsumsi semua
barang yang diinginkan
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada maka penulis dapat merumuskan
beberapa permasalahan, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep perilaku konsumen?
2. Fator- faktor yang apa saja mempengaruhi perilaku konsumen?
3. Apa yang dimaksud dengan Kendala anggaran?
4. Apa yang dimaksud dengan Kurva Indiferen?
1
5. Apa yang dimaksud Keseimbangan konsumen?
1.3.. Tujuan
1. Untuk mengatahui konsep perilaku konsumen?
2. Untuk mengatahui factor-faktor perilaku konsumen?
3. Untuk mengatahui kendala anggaran ?
4. Untuk mengatahui Kurva Indiferen?
5. Untuk mengatahui keseimbangan konsumen?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1.Pengertian Konsumen
Konsumen (sebagai alih bahasa dari consumen), secara harfiah berarti" seseorang yang
membeli barang atau menggunakan jasa''; atau ''seseorang atau sesuatu perusahaan yang membeli
barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu'' juga ''sesuatu atau seseorang yang menggunakan
suatu persediaan atau sejumlah barang", ada pula yang memberikan arti lain yaitu konsumen
adalah ''setiap orang yang menggunakan barang atau jasa dalam berbagai perundang-undangan
negara”(Sri Handayani,2012: 2).
Sejalan dengan Sri Handayani, Az. Nasution (dalam Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2009:
25) juga menjelaskan beberapa batasan tentang konsumen, yakni:
 Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk
tujuan tertentu;
 Konsumen antara adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/jasa untuk
digunakan dengan tujuan membuat barang/jasa lain atau untuk diperdagangkan (tujuan
komersial);
 Konsumen akhir adalah setiap orang alami yang mendapat dan menggunakan barang
dan/atau jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya pribadi, keluarga dan atau
rumah tangga dan tidak untuk diperdagangkan kembali (nonkomersial).
Sedangkan dalam Pasal 1 angka 2 UUPK pengertian konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan”.Menurut Dewi (2013:1), konsumen adalah seseorang yang
menggunakan produk dan atau jasa yang dipasarkan. Sedangkan kepuasan konsumen adalah
sejauh mana harapan para pembelian seorang konsumen dipenuhi atau bahkan dilebihi oleh
sebuah produk. Jika harapan konsumen tersebut dipenuhi maka ia akan merasa puas, dan jika
melebihi harapan konsumen, maka konsumen akan merasa senang.. Pada intinya pengertian dari
konsumen adalah setiap orang yang memakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat
dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maupun untuk berbagai kepentingan tanpa
memperdagangkannya kembali.

2.2. Konsep Perilaku Konsumen


Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam memproduksi dan
menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa. Untuk memahami masyarakat dalam pembelian
barang-barang tersebut dibutuhkan studi tersendiri. Perusahaan pun berkepentingan dengan
hampir setiap kegiatan manusia dalam sistem ini, karena perilaku konsumen merupakan bagian
dari kegiatan manusia. Sehingga bila membicarakan perilaku konsumen itu berarti
membicarakan kegiatan manusia, hanya dalam lingkup yang lebih terbatas.
Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000: 10) : Perilaku konsumen (consumer behavior)
adalah sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting

3
dalam perilaku konsumen yaitu: proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua
ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan
jasa-jasa ekonomis. Sedangkan menurut Saladin dan Oesman (2002: 2) : Perilaku konsumen
(consumer behavior) adalah aktivitas langsung terlibat dalam memperoleh dan menggunakan
barang-barang ataupun jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Jadi, perilaku konsumen merupakan
aktivitas manusia yang meliputi : kegiatan mencari, membeli, menggunakan,mengevaluasi dan
menilai tingkat kepuasan, sehingga akhirnya menjurus pada citra.
Menurut Engel dkk (2002: 4) Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan individu yang
secara langsung terlibat dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa
ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-
tindakan tersebut Perilaku konsumen adalah dinamis, artinya konsumen bergerak sepanjang
waktu. Implikasinya adalah generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka
waktu, produk, dan konsumen tertentu. Dalam strategi pemasaran berarti strategi yang sama
dapat memberikan hasil yang berbeda, untuk situasi yang berbeda. Strategi yang berhasil untuk
titik tertentu dapat saja gagal pada titik yang lain.
Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh (afeksi) dan (kognisi), perilaku
dan kejadian di sekitar. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran
kita harus memahami apa yang dipikirkan (kognisi) apa yang dirasakan (afeksi) dan apa yang
mereka lakukan serta kejadian sekitar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang
dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam perilaku konsumen terdapat dua hal pokok yaitu : a. Tindakan individu
untuk menilai, mendapatkan, menggunakan, mengevaluasi serta menghabiskan suatu barang atau
jasa untuk memuaskan kebutuhan. b. Proses pengambilan keputusan.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga hal yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan, dan
pengaruh individu serta proses psikologis. Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000: 16)
perilaku konsumen dipengaruhi tiga faktor yaitu :
a. Faktor-faktor eksternal yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial dan referensi serta
keluarga
b. Faktor individual atau internal yang menentukan perilaku
c. Proses pengambilan keputusan oleh individu. Berdasarkan uraian di atas maka perilaku
konsumen dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan individu untuk
mendapatkan suatu barang dan jasa serta keputusannya untuk melakukan pembelian dan
menggunakan suatu barang dan jasa.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Konsep Perilaku Konsumen


Konsep perilaku konsumen merupakan abstraksi dan penyederhanaan dari proses dan
cara konsumen sebagai individu dalam membuat keputusan. Konsep ini tentu saja tidak dapat
menangkap seluruh proses pengambilan keputusan seorang konsumen dalam dunia yang
sebenarnya. Perilaku dan proses pengambilan keputusan seorang konsumen sangat rumit serta
melibatkan banyak factor dan kondisi yang tidak dapat dimasukkan seluruhnya kedalam model
ini. Tugas-tugas manajerial akan menjadi sangat mudah jika perilaku konsumen tidak rumit dan
seterusnya karena tugasnya mudah, maka gaji seorang manajer tentunya juga akan rendah. Oleh
karena itu seorang manajer yang memahami perilaku individu dengan baik akan mendapat nilai
tinggi di pasar dan juga akan berhasil dalam mengelola suatu bisnis
3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Dalam melakukan pembelian setiap konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berbeda baik mengenai produk atau jasa yang dibeli maupun pada saat pembelianya. Setiap
faktor yang melatarbelakangi keputusan pembelian konsumen menyebabkan adanya perbedaan
prilaku konsumen khususnya keputusan pembelian konsumen. Untuk itu analisa mengenai
faktor-faktor tersebut layak dilakukan karena menyangkut perilaku konsumen khususnya dalam
pengambilan keputusan pembelian.
Faktor-faktor yang menpengaruhi prilaku konsumen di bedakan menjadi dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri konsumen yang
mempunyai pengaruh sangat penting terhadap proses pengambilan keputusan konsumen.
Faktor internal yang mempengaruhi prilaku konsumen meliputi motivasi, persepsi, sikap,
kepribadian, dan belajar.
b. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu yang bukan merupakan
alasan bagi seseorang untuk tidak dapat berdiri sendiri, manusia selalu berinteraksi
dengan lingkungannya sehingga prilakunya juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Faktor ekstenal yang mempengaruhi prilaku konsumen meliputi budaya, keluarga,
kelompok referensi, kelas sosial dan situasi. Berdasarkan faktor eksternal diatas ada lima
faktor eksternal yaitu (budaya, keluarga, kelompok referensi, kelas sosial dan situasi).
3.3. Kendala Anggaran
Kendala anggaran membatasi perilaku komsumsi konsumen, sehingga konsumen
terpaksa harus memilik produk-produk yang masih bisa dijangkau dengan anggaran yang
dimiliki. Seorang konsumen yang hanya mempunyai anggaran Rp 15.000 sekali makan tentunya
tidak bisa makan direstoran dengan menu Rp 50.000, kecuali ada temannya yang mengtraktir
atau dia harus berhutang dulu. Dalam hal ini, dua kemungkinan yang terakhir diabaikan dahulu.
Jadi seorang konsumen dianggap hanya dapat memanfaatkan anggaran yang benar-benar
dimiliki.
Untuk lebih mendapatkan gambaran yang lengkap tentang bagaimana anggaran
membatasi perilaku konsumsi konsumen, notasi-notasi dan peraga-peraga berikut akan sangat

5
membantu. Untuk penyederhanaan dimisalkan seorang konsumen anggaran sebesar A.
konsumen tersebut mengkonsumsi dua produk T dan U, dengan harga masing-masing 𝑃𝑇 dan 𝑃𝑈
. Konsumsi seorang konsumen untuk produk T dan U dapat melebihi anggaran yang
dimiliki.Hal ini dapat di tuliskan dengan persamaan :
𝑃𝑇 T+𝑃𝑈 U≤A

Pertidaksamaan di atas menunjukkan pilihan tersedia bagi seorang konsumen (Kombinasi


produk T dan U) dengan anggaran yang dimiliki.Pengeluaran seorang kunsumen untuk produk T
dan pengeluaran untuk produk U tidak boleh melebihi anggarannya .Seorang konsumen
menghabiskan seluruh anggarannya untuk membelih barang T dan U ,Maka pertidaaksamaan di
atas menjadi persamaa, yang disebut persamaan garis anggaran, yaitu:
𝑃𝑇 T+𝑃𝑈 U=A

Dengan demikian, garis anggaran dapat diartikan sebagai semua kombinasi produk T dan
U yang menghabiskan seluruh anggaran yang tersedia. Sekarang garis anggaran diatas dapat
diperagakan dengan produk T pada sumbu horizontal dan produk U pada sumbu vertical. Akan
tetapi persamaan diatas harus diubah dulu ke dalam bentuk U=f(T). jika kedua ruas dikalikan
dengan 1/𝑃𝑈 , maka akan didapat:

𝑃𝑇 A A 𝑃𝑇
𝑃𝑈 T+U= 𝑃𝑈 atau U= 𝑃𝑈 𝑃𝑈 T

Garis anggaran ini ditunjukkan pada parage 5.1, dengan U sebagai fungsi linier terhadap
T, intersep sebesar A/𝑃𝑈 dan kemiringannya adalah-𝑃𝑇 /𝑃𝑈 . Daerah dibawa garis anggaran,
menunjukkan kombinasi produk T dan U yang dapat diraih oleh seorang konsumen, seperti titik
V. berbagai kombinasi T dan U diatas garis anggaran menunjukan kombinasi yang tidak bisa
diraih oleh konsumen dengan anggaran yang tersedia, misalnya titik W.
Jika seorang konsumen menghabiskan seluruh anggarannyauntuk produk T, maka jumlah
maksimum T yang dapat dibeli adalah : T=

A/𝑃𝑈 W
U= A 𝑃𝑟
‘ V 𝑃𝑢 𝑃𝑢
Pilihan tersedia
0 A/𝑃𝑇
Perage5-1. Garis anggaran dan pilihan tersedia
A/𝑃𝑇 ,dan ini menjadi titik potong garis anggaran dengan sumbu horisontal . Jika konsumen
ini,menghabiskan seluruh anggarannya untuk produk U,maka jumlah maksimun U yang dapat
dibeli adalah U=A/𝑃𝑈 ,dan ini menjadi titik potong garis anggaran dengan sumbu vertikal
.kemiringan garis angagaran - 𝑃𝑇 /𝑃𝑢 menunjukkan tingkat subtitusi pasar (TSP) antara produk T
dan produk U.
Tingkat subtitusi pasar menunjukkan tingkat pertukaran antara produk pada harga pasar
yang terjadi .Untuk menunjukkan bagai mana tingkat subsitusi pasar antara produk T dan U
dapat diikuti ilustrasi berikut: dimisalkan seorang konsumen mempunyai anggaran A sebesar

6
3000,sedangkan harga pasar untuk T dan U masing-masing 15dan 20.jumlah maksimun U yang
dapat dibeli oleh konsumen pada kondisi ini adalah 3000/20=150. Sedangkan jumlah maksimun
T yang dapat dibeli adalah 3000/15=200. Kemiringan dari garis anggaranya adalah - 𝑃𝑇 /𝑃𝑈 = -
15/20 = -3/4. Hal ini ditunjukkan oleh peraga 5-2.
Anggaplah posisi awal komsumen dititik P, yaitu membeli 90 unit U dan 80 unit. Jika
konsumen beralih ke titik Q, maka kombinasinya menjadi 120 unit U dan 40 unit T . Akibat
perubahan ini, konsumen harus mengurangi 40 unit ( 80-40) konsumsi T agar bisa menambah
konsumsi U sebanyak 30 satuan. Untuk tiga unit tambahan produk U, konsumen harus
mengurangi konsumsi T sebanyak 4 unit. Dengan demi- kian tingkat subtitusi pasarnya adalah
= (120-90) / (40-80)= -3/4 ’ yaitu sama dengan kemiringan dari garis anggaran .

150
120 Q garis anggara
90 P

0 40 80 200 T
Peraga 5-2. Garis Anggaran
Telaah Manajer 5-1.Pilihan Tersedia
Peragakan pilihan yang tersedia bagi seorang konsumen yang mempunyai anggaran 2000 dan
mengkonsumsi dua produk T dan U dengan harga masing-masing 50 dan 100.Berapakah tingkat
subtitusi pasar antara T dan U?
Persamaan garis anggarannya adalah :
U=A 𝑃𝑟 T U =20-1/2 T
𝑃𝑢 𝑃𝑢 U

20 Pilihan tersedia
TSP=1/2

0 40 T
Perage 5-3 Pilihan Tersedia

3.3.1 Perubahan Harga Produk


Pilihan kombinasi produk yang tersedia bagi seorang konsumen ditentukan anggaran yang
dimiliki dan harga pasar dari produk.Jika variable-variabel ini berubah,maka pilihan tersedia
juga akan berubah.terdapat tiga kemungkinan perubahan: harga berubah dan pendapatan
tetap,pendapatan berubah dan harga-harga tetap atau pendapatan harga kedunya berubah. Peraga
5-4,menunjukkan kemungkinan yang pertama, perubahan harga produk,dengan pendapatan tetap.
Dimisalkan 𝑃𝑇 turun dari 𝑃𝑇1 menjadi 𝑃𝑇2 (𝑃𝑇2 <𝑃𝑇1 ),sedangkan 𝑃𝑈 tetap dan pendapatan
tetap.Dengan turunnya harga T maka kemiringan garis anggaran (𝑃𝑇 / 𝑃𝑈 )semakin kecil,sehingga
garis anggarannya semakin datar .Selanjutnya penurunan harga T membuat jumlah maksimum
produk T yang dapat di beli oleh konsumen semakin banyak (𝐴/𝑃𝑇1 < A /𝑃𝑇2 ,karena 𝑃𝑇1 >

7
𝑃𝑇2 ).Sedangkan jumlah maksimum produk U yang dapat di beli oleh konsumen tidak berubah
karena harga U tidak berubah.Jadi penurunan harga T akan memutar garis anggaran keluar
seperti yang ditunjukkan pada perage 5-4.
U

Kenaikan harga T

𝑃𝑇3 >𝑃𝑇1 >𝑃𝑇2

Penurunan harga T

0 A/𝑃𝑇3 A/𝑃𝑇1 A/𝑃𝑇2 T


Perage 5-4. Perubahan harga produk
Jika harga T meningkat menjadi 𝑃𝑇3 maka yang terjadi adalah sebaliknya
(𝑃𝑇3 >𝑃𝑇1 ).Jumlah maksimum produk T yang dapat di belioleh seorang konsumen akan
berkurang (A/𝑃𝑇1 >A/𝑃𝑇3 ,karena 𝑃𝑇1 <𝑃𝑇3 ).Dengan demikian garis anggarannya akan di berputar
ke dalam seperti yang di tunjukkan pada parage 5-4
Telaah manager 5-2Perubahan harga
Otonomi pendidikan telah membuat biaya kuliah di perguruan tinggi semakin mahal.Misalkan D
adalah jasa pendidikan dan L adalah konsumsi produk lain dan pendapatan di lambangkan
dengan P .Jika di ketahui P=100,𝑃𝐷 =4 dan 𝑃𝐿 = 5.
a. Gambarlah garis anggaran dan tentukan tingkat subsitusi pasar
b. Tunjukkan dengan grafik, apa yang terjadi dengan garis anggran jika 𝑃𝐷 meningkat
menjadi 10
c. Apa arti dari kemiringan yang ditunjjukkan oleh kedua garis anggran.?
Jawab:
4
a. Persamaan garis anggrannya adalah L=205D,TSP-nya=-4/5

b. Jika Pd meningkat menjadi 10 maka garis anggrannya L=20-2D,TSP-nya= -2

20 L=20-2D

4
L=20- D
5

0 10 25 D
Perage 5-5. Perubahan harga

TSP=-4/5 artinya pada harga pasar yang terjadi untuk satu unit L dapat dipertukarkan dengan
5/4=1 ¼ unit D.
TSP=-2 artinya bahwa pada harga pasar yang terjadi untuk satu unit L dapat dipertukarkan
dengan ½ unit D. Naiknya nilai tukar jasa pendidikan D terjadi karena naiknya harga jasa
pendidikan.
3.3.2. Perubahan pendapatan konsumen
Kemungkinan kedua yang dihadapi oleh seorang konsumen adalah terjadi perubahan
pendapatan dengan tingkat harga tetap. Pendapatan konsumen mula-mula adalah 𝐴1 .jika

8
pendapatan meningkat menjadi 𝐴2 ,sementara harga produk T dan U tetap, apakah yang akan
terjadi dengan garis anggran.? Jika harga produk T dan U tetap maka 𝑃𝑇 / 𝑃𝑈 yang menunjukkan
kemiringan garis anggaran juga tetap. Akan tetapi jumlah maksimum kedua produk yang dibeli
oleh konsumen akan meningkat karena naiknya tingkat pendapatan konsumen tersebut. Jika
pendapatan meningkat dari 𝐴1 ke 𝐴2 , garis anggaran akan bergeser kekanan sejajar dengan garis
anggaran mula-mula. Pergeseran kekanan menunjukkan semakin banyaknya pilihan yang terjadi
bagi konsumen karena semakin banyak produk yang dapat diraih oleh konsumen sebagai akibat
dari kenaikan pendapatan. Dan sebaliknya jika pendapatan konsumen menurut dari 𝐴1 𝑘𝑒 𝐴3
dengan harga tetap, maka garis anggaran konsumen akan bergeser kekiri sejajar dengan garis
anggaran mula-mula. Pergeseran kekiri menunjukkan semakin sedikitnya pilihan tersedia
seorang konsumen, karena semakin sedikit produk yang dapat diraih oleh konsumen tersebut.
U
𝐴2 Peningkatan pendapatan
𝑃𝑈

𝐴1/𝑃𝑈 𝐴3< 𝐴1< 𝐴2


𝐴3/𝑃𝑈 Penurun pendapatan

0 𝐴3⁄ 𝐴1⁄ 𝐴2⁄


𝑃𝑟 𝑃𝑟 𝑃𝑟
Perage 5-6 Perubahan pendapatan Menggeser Garis Anggaran
4.1. Pengertian Kurva Indiferen (Indifference Curve)
Kurva indiferen (indifference curve) adalah kurva yang menghubungkan titik-titik
kombinasi dari sejumlah barang tertentu yang dikonsumsi dan memberikan tingkat kepuasan
yang sama, atau keadaan di mana konsumen berada dalam keadaan indifferen dalam
mengkonsumsi berbagai jenis barang. Gambar di bawah ini menunjukkan
a) kurva indiferen konsumen dalam mengkonsumsi barang X dan Y, dan
b) sekumpulan kurva indiferen atau sering dinamakan peta indiferen (indifference map).
Sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang Y, sumbu horizontal menunjukkan jumlah
barang X, sedang I1, I2 dan I3 menunjukkan kurva indiferen kesatu, kedua, dan ketiga.
Penggunaan diagram dua dimensi ini adalah untuk memudahkan analisis, sedangkan untuk lebih
dari dua jenis barang dapat digunakan metode lain , seperti metode matematis atau
ekonometrika.

9
Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan maksimum,
yaitu mencapai kurva indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan yang tersedia. Jadi dalam
satu kurva indiferen, tingkat kepuasan yang diperoleh adalah sama. Perhatikan gambar (a),
konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva indiferen yang sama, berarti kepuasan
yang diperoleh juga sama. Pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dari titik A ke
titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya), berarti konsumen ingin
mendapatkan lebih banyak barang X untuk mendapatkan barang Y di mana tingkat kepuasan
konsumen tetap sama, atau sebaliknya perpindahan dari titik D ke titik C, perpindahan dari C ke
titik B dan sebagainya, berarti harus ada barang X yang dikorbankan untuk mendapatkan
tambahan barang Y.
Tingkat penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat penggantian barang X
dengan barang Y dinamakan tingkat penggantian subsitusi marginal (Marginal rate of
subsitustion), Yaitu berapa suatu barang yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang
lain. Gambar (b) adalah sekumpulan kurva indiferen atau dinamakan indiference map, makin
jauh dari titik origin berarti makin tinggi tingkat kepuasan yang diterima konsumen. Kurva
indiferen I3 > I2 > I1, ini berarti kepuasan pada kurva I3 lebih besar dari I2 dan I1, dan kepuasan
yang diterima konsumen di I2lebih besar dari kepuasan yang diterima konsumen pada kurva
indiferen I1.
Sifat-Sifat Kurva Indiferen (Indifference Curve)

Menurut Prof. Dr.Soeharno (2006:43-44) sifat-sifat Kurva Indiferen (Indifference Curve) dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1) Terdapat banyak kurva indiferen U1,U2,U3, …, Un. Susunan kurva indiferen disebut
peta indiferen.
2) Kurva indiferen yang letaknya lebih tinggi menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi.
3) Kurva indiferen mempunyai arah (slope) yang negatif. Apabila konsumen berkeinginan
untuk menambah konsumsi barang X maka konsumsi barang Y harus dikurangi untuk
mendapatkan kepuasan yang sama.
4) Dua kurva indiferen tidak berpotongan. Kurva indiferen yang tinggi menggambarkan
kepuasan yang lebih tinggi. Kalau dua kurva indiferen berpotongan misalnya di titik Z

10
maka berarti kombinasi barang X dan Y yang sama akan memberikan kepuasan yang
lebih tinggi.
5) Sesuai dengan sifat (3), kurva indiferen mencekung terhadap titik O.
6) Kemiringan (slope) kurva indiferensi menunjukkan Laju Substitusi Marginal (Marginal
Rate of Substitution = MRS).

Ciri-ciri kurva indiferen adalah sebagai berikut :


1) Kurva indiferen mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively slope), atau paling tidak
tak pernah mempunyai nilai kemiringan positif. Hal ini berarti bahwa bila konsumsi
suatu jenis barang ditambah maka konsumsi barang lain harus dikurangi. Bentuk ektrim
dari kurva indiferen adalah sejajar sumbu vertikal dan sejajar sumbu horizontal
2) Bentuk kurva indiferen cembung ke titik origin (titik O), hal ini menunjukkan derajat
pengantian barang yang semakin menurun. Derajat penggantian ini dugunakan untuk
mengetahui berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk menambah barang lain
agar kepuasan yang diterima tetap sama.
3) Kurva indiferen tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan maka tidak
konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas.
Penjelasan bahwa kurva indiferen tidak saling berpotongan dapat dijelaskan dengan
bantuan kurva berikut ini

Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada kurva indiferen yang sama akan memberikan
kepuasan yang sama. Berdasarkan gambar di atas menunjukkan kurva indiferen I1 berpotongan
dengan kurva indiferen I2 pada titik C. Kepuasan di titik A sama dengan kepuasan dititik C,
demikian juga kepuasan dititik B sama dengan kepuasan dititik C, sedangkan kepuasan dititik A
lebih besar dari dititik C karena kurva indiferen I2 lebih besar dari I1. Keadaan ini tidak mungkin
terjadi karena pada titik yang sama (titik C) kepuasan yang diterima konsumen berbeda.

5.1. Keseimbangan Konsumen


Keseimbangan konsumen merupakan suatu pencapaian kepuasan konsumen yang
maksimum yang menyebabkan konsumen tidak lagi berusaha untuk menentukan gabungan
barang lain yang akan digunakannya. Kurva keseimbangan konsumen merupakan kombinasai
dari 2 hal yang telah dijelaskan diatas, yaitu: Garis anggaran menunjukkan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat dicapai dengan tingkat pendapatan ynag tersedia dalam harga tertentu

11
Keseimbangan konsumen terjadi pada titik pertemuan antara garis konsumen dengan
kurva indeferensi. Jika melihat pada gambar diatas, titik keseimbangan konsumen terletak pada
titik pertemuan garis konsumen dengan kurva indeferensi yang kedua Pembahasan tentang
keseimbangan konsumen berkisar pada penggabungan tentang kemauan dan kemampuan
konsumen dengan tujuan usaha memaksimumkan daya guna /utilitas. Setiap konsumen dianggap
menghadapi berbagai kemungkinan kombinasi barang yang akan dikombinasinya, masing-
masing kombinasi tersebut memberikan kepadanya sejumlah daya guna yang berbeda-beda,
kombinasi barang yang mampu memberikan tingkat daya guna /kepuasan yang tertinggi akan
dipilih dan tidak akan dirubahnya lagi, maka saat itu konsumen berada dalam keseimbangan.
Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari
mengkonsumsi suatu barang keseimbangan konsumen akan muncul apabila seorang konsumer
telah membelanjakan seluruh pendapatan sama dengan pertambahan daya guna /utilitas per
rupiah dari masing-masing barang, atau MUx/Px = MUy/Py
a. Pengaruh Perubahan Pendapatan Konsumen
Income Consumption Curve (ICC), kombinasi produk yang dikonsumsi untuk memberikan
kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat pendapatan. Apabila
pendapatan konsumen berubah naik atau turun, sedangkan harga kedua barang tetap, maka
akan berakibat berubahnya jumlah barang yang diminta.
b. Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Keseimbangan Konsumen
Price Consumption Curve (PCC), merupakan kurve yang menunjukkan kombinasi barang
atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang memberikan kepuasan (utilitas) maksimum
kepada konsumen pada berbagai tingkat harga.
Perubahan salah satu harga barang, sementara pendapatan tetap, maka perubahan
tersebut akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta, dalam hal ini akan terlihat dengan
pergeseran garis belanja (budget line), ke kiri atau kekanan.

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Konsep perilaku konsumen merupakan abstraksi dan penyederhanaan dari proses dan
cara konsumen sebagai individu dalam membuat keputusan. Konsep ini tentu saja tidak dapat
menangkap seluruh proses pengambilan keputusan seorang konsumen dalam dunia yang
sebenarnya. Perilaku dan proses pengambilan keputusan seorang konsumen sangat rumit serta
melibatkan banyak factor dan kondisi yang tidak dapat dimasukkan seluruhnya kedalam model
ini. Tugas-tugas manajerial akan menjadi sangat mudah jika perilaku konsumen tidak rumit dan
seterusnya karena tugasnya mudah, maka gaji seorang manajer tentunya juga akan rendah. Oleh
karena itu seorang manajer yang memahami perilaku individu dengan baik akan mendapat nilai
tinggi di pasar dan juga akan berhasil dalam mengelola suatu bisnis

3.2. Saran

Kita harus memperhatikan kebutuhan konsumen karena apabila harapan konsumen


tersebut dipenuhi maka ia akan merasa puas, dan jika melebihi harapan konsumen, maka
konsumen akan merasa senang.

13
DAFTAR PUSTAKA
Celina Tri Siwi Kristiyanti. (2009). Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika.
https://hasanismail25.wordpress.com/2013/03/21/bab-3-4-perilaku-konsumen/
http://web-suplemen.ut.ac.id/espa4111/espa4111a/MENU2/kurva_indiferens1.htm
http://www.scribd.com/teori-perilaku-konsumen

14

Anda mungkin juga menyukai