PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk
memenuhi kebutuhan. Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan
dengan era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen, konsumen
adalah bagian terpenting dari perusahaan. Konsumen lebih penting dari pada kekasih (istri atau
pacar), orang bisa hidup tanpa kekasih tetapi perusahaan tidak bisa hidup tanpa konsumen. Oleh
karena itu perusahaan perlu mengerti bagaimana konsumenya berperilaku. Pada dasarnya
perilaku konsumen merupakan tindakan atau perilaku, termasuk di dalamnya aspek-aspek yang
mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan produk
(barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya.
Konsep perilaku konsumen merupakan abstraksi dan penyederhanaan dari proses dan cara
konsumen sebagai individu dalam membuat keputusan. Konsep ini tentu saja tidak dapat
menangkap seluruh proses pengambilan keputusan seorang konsumen dalam dunia yang
sebenarnya. Perilaku dan proses pengambilan keputusan seorang konsumen sangat rumit serta
melibatkan banyak factor dan kondisi yang tidak dapat dimasukkan seluruhnya kedalam model
ini. Tugas-tugas manajerial akan menjadi sangat mudah jika perilaku konsumen tidak rumit dan
seterusnya karena tugasnya mudah, maka gaji seorang manajer tentunya juga akan rendah. Oleh
karena itu seorang manajer yang memahami perilaku individu dengan baik akan mendapat nilai
tinggi di pasar dan juga akan berhasil dalam mengelola suatu bisnis.
Konsumen adalah seseorang yang membeli barang dan jasa dari perusahaan walaupun
mereka sendiri mungkin tidak memakai produk atau jasa tersebut.ketika seorang ayah membayar
uang pangkal untuk sebuah kelompok bermain anak (play group), tidak berarti bahwa dia akan
ikut bermain di kelompok bermain di kelompok bermain tersebut. Dia membayar uang pangkal
tersebut untuk anaknya yang masih balita. Jadi disini harus dibedakan antara pihak yang
memakai suatu barang atau jasa. Seorang manajer dalam memahami perilaku konsumen,
tentunya harus memberikan perhatian pada pihak yang membeli bukan pihak yang memakai.
Kebutuhan seorang konsumen senantiasa terus bertambah dan dengan variasi yang terus
berkembang baik dalam bentuk fisik, kualitas maupun atribut yang diinginkan pada suatu produk
atau jasa. Tetapi, disisi lain, seorang konsumen menghadapi kendala berupa kendala hukum,
kendala waktu, kendala fisik, kendala budaya, kendala psikologis dan tentu saja kendala
anggaran.kendala-kendala itulah yang menghambat seorang tidak bisa mengkomsumsi semua
barang yang diinginkan
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada maka penulis dapat merumuskan
beberapa permasalahan, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep perilaku konsumen?
2. Fator- faktor yang apa saja mempengaruhi perilaku konsumen?
3. Apa yang dimaksud dengan Kendala anggaran?
4. Apa yang dimaksud dengan Kurva Indiferen?
1
5. Apa yang dimaksud Keseimbangan konsumen?
1.3.. Tujuan
1. Untuk mengatahui konsep perilaku konsumen?
2. Untuk mengatahui factor-faktor perilaku konsumen?
3. Untuk mengatahui kendala anggaran ?
4. Untuk mengatahui Kurva Indiferen?
5. Untuk mengatahui keseimbangan konsumen?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.Pengertian Konsumen
Konsumen (sebagai alih bahasa dari consumen), secara harfiah berarti" seseorang yang
membeli barang atau menggunakan jasa''; atau ''seseorang atau sesuatu perusahaan yang membeli
barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu'' juga ''sesuatu atau seseorang yang menggunakan
suatu persediaan atau sejumlah barang", ada pula yang memberikan arti lain yaitu konsumen
adalah ''setiap orang yang menggunakan barang atau jasa dalam berbagai perundang-undangan
negara”(Sri Handayani,2012: 2).
Sejalan dengan Sri Handayani, Az. Nasution (dalam Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2009:
25) juga menjelaskan beberapa batasan tentang konsumen, yakni:
Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk
tujuan tertentu;
Konsumen antara adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/jasa untuk
digunakan dengan tujuan membuat barang/jasa lain atau untuk diperdagangkan (tujuan
komersial);
Konsumen akhir adalah setiap orang alami yang mendapat dan menggunakan barang
dan/atau jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya pribadi, keluarga dan atau
rumah tangga dan tidak untuk diperdagangkan kembali (nonkomersial).
Sedangkan dalam Pasal 1 angka 2 UUPK pengertian konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan”.Menurut Dewi (2013:1), konsumen adalah seseorang yang
menggunakan produk dan atau jasa yang dipasarkan. Sedangkan kepuasan konsumen adalah
sejauh mana harapan para pembelian seorang konsumen dipenuhi atau bahkan dilebihi oleh
sebuah produk. Jika harapan konsumen tersebut dipenuhi maka ia akan merasa puas, dan jika
melebihi harapan konsumen, maka konsumen akan merasa senang.. Pada intinya pengertian dari
konsumen adalah setiap orang yang memakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat
dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maupun untuk berbagai kepentingan tanpa
memperdagangkannya kembali.
3
dalam perilaku konsumen yaitu: proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua
ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan
jasa-jasa ekonomis. Sedangkan menurut Saladin dan Oesman (2002: 2) : Perilaku konsumen
(consumer behavior) adalah aktivitas langsung terlibat dalam memperoleh dan menggunakan
barang-barang ataupun jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Jadi, perilaku konsumen merupakan
aktivitas manusia yang meliputi : kegiatan mencari, membeli, menggunakan,mengevaluasi dan
menilai tingkat kepuasan, sehingga akhirnya menjurus pada citra.
Menurut Engel dkk (2002: 4) Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan individu yang
secara langsung terlibat dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa
ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-
tindakan tersebut Perilaku konsumen adalah dinamis, artinya konsumen bergerak sepanjang
waktu. Implikasinya adalah generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka
waktu, produk, dan konsumen tertentu. Dalam strategi pemasaran berarti strategi yang sama
dapat memberikan hasil yang berbeda, untuk situasi yang berbeda. Strategi yang berhasil untuk
titik tertentu dapat saja gagal pada titik yang lain.
Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh (afeksi) dan (kognisi), perilaku
dan kejadian di sekitar. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran
kita harus memahami apa yang dipikirkan (kognisi) apa yang dirasakan (afeksi) dan apa yang
mereka lakukan serta kejadian sekitar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang
dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam perilaku konsumen terdapat dua hal pokok yaitu : a. Tindakan individu
untuk menilai, mendapatkan, menggunakan, mengevaluasi serta menghabiskan suatu barang atau
jasa untuk memuaskan kebutuhan. b. Proses pengambilan keputusan.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga hal yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan, dan
pengaruh individu serta proses psikologis. Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000: 16)
perilaku konsumen dipengaruhi tiga faktor yaitu :
a. Faktor-faktor eksternal yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial dan referensi serta
keluarga
b. Faktor individual atau internal yang menentukan perilaku
c. Proses pengambilan keputusan oleh individu. Berdasarkan uraian di atas maka perilaku
konsumen dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan individu untuk
mendapatkan suatu barang dan jasa serta keputusannya untuk melakukan pembelian dan
menggunakan suatu barang dan jasa.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
membantu. Untuk penyederhanaan dimisalkan seorang konsumen anggaran sebesar A.
konsumen tersebut mengkonsumsi dua produk T dan U, dengan harga masing-masing 𝑃𝑇 dan 𝑃𝑈
. Konsumsi seorang konsumen untuk produk T dan U dapat melebihi anggaran yang
dimiliki.Hal ini dapat di tuliskan dengan persamaan :
𝑃𝑇 T+𝑃𝑈 U≤A
Dengan demikian, garis anggaran dapat diartikan sebagai semua kombinasi produk T dan
U yang menghabiskan seluruh anggaran yang tersedia. Sekarang garis anggaran diatas dapat
diperagakan dengan produk T pada sumbu horizontal dan produk U pada sumbu vertical. Akan
tetapi persamaan diatas harus diubah dulu ke dalam bentuk U=f(T). jika kedua ruas dikalikan
dengan 1/𝑃𝑈 , maka akan didapat:
𝑃𝑇 A A 𝑃𝑇
𝑃𝑈 T+U= 𝑃𝑈 atau U= 𝑃𝑈 𝑃𝑈 T
Garis anggaran ini ditunjukkan pada parage 5.1, dengan U sebagai fungsi linier terhadap
T, intersep sebesar A/𝑃𝑈 dan kemiringannya adalah-𝑃𝑇 /𝑃𝑈 . Daerah dibawa garis anggaran,
menunjukkan kombinasi produk T dan U yang dapat diraih oleh seorang konsumen, seperti titik
V. berbagai kombinasi T dan U diatas garis anggaran menunjukan kombinasi yang tidak bisa
diraih oleh konsumen dengan anggaran yang tersedia, misalnya titik W.
Jika seorang konsumen menghabiskan seluruh anggarannyauntuk produk T, maka jumlah
maksimum T yang dapat dibeli adalah : T=
A/𝑃𝑈 W
U= A 𝑃𝑟
‘ V 𝑃𝑢 𝑃𝑢
Pilihan tersedia
0 A/𝑃𝑇
Perage5-1. Garis anggaran dan pilihan tersedia
A/𝑃𝑇 ,dan ini menjadi titik potong garis anggaran dengan sumbu horisontal . Jika konsumen
ini,menghabiskan seluruh anggarannya untuk produk U,maka jumlah maksimun U yang dapat
dibeli adalah U=A/𝑃𝑈 ,dan ini menjadi titik potong garis anggaran dengan sumbu vertikal
.kemiringan garis angagaran - 𝑃𝑇 /𝑃𝑢 menunjukkan tingkat subtitusi pasar (TSP) antara produk T
dan produk U.
Tingkat subtitusi pasar menunjukkan tingkat pertukaran antara produk pada harga pasar
yang terjadi .Untuk menunjukkan bagai mana tingkat subsitusi pasar antara produk T dan U
dapat diikuti ilustrasi berikut: dimisalkan seorang konsumen mempunyai anggaran A sebesar
6
3000,sedangkan harga pasar untuk T dan U masing-masing 15dan 20.jumlah maksimun U yang
dapat dibeli oleh konsumen pada kondisi ini adalah 3000/20=150. Sedangkan jumlah maksimun
T yang dapat dibeli adalah 3000/15=200. Kemiringan dari garis anggaranya adalah - 𝑃𝑇 /𝑃𝑈 = -
15/20 = -3/4. Hal ini ditunjukkan oleh peraga 5-2.
Anggaplah posisi awal komsumen dititik P, yaitu membeli 90 unit U dan 80 unit. Jika
konsumen beralih ke titik Q, maka kombinasinya menjadi 120 unit U dan 40 unit T . Akibat
perubahan ini, konsumen harus mengurangi 40 unit ( 80-40) konsumsi T agar bisa menambah
konsumsi U sebanyak 30 satuan. Untuk tiga unit tambahan produk U, konsumen harus
mengurangi konsumsi T sebanyak 4 unit. Dengan demi- kian tingkat subtitusi pasarnya adalah
= (120-90) / (40-80)= -3/4 ’ yaitu sama dengan kemiringan dari garis anggaran .
150
120 Q garis anggara
90 P
0 40 80 200 T
Peraga 5-2. Garis Anggaran
Telaah Manajer 5-1.Pilihan Tersedia
Peragakan pilihan yang tersedia bagi seorang konsumen yang mempunyai anggaran 2000 dan
mengkonsumsi dua produk T dan U dengan harga masing-masing 50 dan 100.Berapakah tingkat
subtitusi pasar antara T dan U?
Persamaan garis anggarannya adalah :
U=A 𝑃𝑟 T U =20-1/2 T
𝑃𝑢 𝑃𝑢 U
20 Pilihan tersedia
TSP=1/2
0 40 T
Perage 5-3 Pilihan Tersedia
7
𝑃𝑇2 ).Sedangkan jumlah maksimum produk U yang dapat di beli oleh konsumen tidak berubah
karena harga U tidak berubah.Jadi penurunan harga T akan memutar garis anggaran keluar
seperti yang ditunjukkan pada perage 5-4.
U
Kenaikan harga T
Penurunan harga T
20 L=20-2D
4
L=20- D
5
0 10 25 D
Perage 5-5. Perubahan harga
TSP=-4/5 artinya pada harga pasar yang terjadi untuk satu unit L dapat dipertukarkan dengan
5/4=1 ¼ unit D.
TSP=-2 artinya bahwa pada harga pasar yang terjadi untuk satu unit L dapat dipertukarkan
dengan ½ unit D. Naiknya nilai tukar jasa pendidikan D terjadi karena naiknya harga jasa
pendidikan.
3.3.2. Perubahan pendapatan konsumen
Kemungkinan kedua yang dihadapi oleh seorang konsumen adalah terjadi perubahan
pendapatan dengan tingkat harga tetap. Pendapatan konsumen mula-mula adalah 𝐴1 .jika
8
pendapatan meningkat menjadi 𝐴2 ,sementara harga produk T dan U tetap, apakah yang akan
terjadi dengan garis anggran.? Jika harga produk T dan U tetap maka 𝑃𝑇 / 𝑃𝑈 yang menunjukkan
kemiringan garis anggaran juga tetap. Akan tetapi jumlah maksimum kedua produk yang dibeli
oleh konsumen akan meningkat karena naiknya tingkat pendapatan konsumen tersebut. Jika
pendapatan meningkat dari 𝐴1 ke 𝐴2 , garis anggaran akan bergeser kekanan sejajar dengan garis
anggaran mula-mula. Pergeseran kekanan menunjukkan semakin banyaknya pilihan yang terjadi
bagi konsumen karena semakin banyak produk yang dapat diraih oleh konsumen sebagai akibat
dari kenaikan pendapatan. Dan sebaliknya jika pendapatan konsumen menurut dari 𝐴1 𝑘𝑒 𝐴3
dengan harga tetap, maka garis anggaran konsumen akan bergeser kekiri sejajar dengan garis
anggaran mula-mula. Pergeseran kekiri menunjukkan semakin sedikitnya pilihan tersedia
seorang konsumen, karena semakin sedikit produk yang dapat diraih oleh konsumen tersebut.
U
𝐴2 Peningkatan pendapatan
𝑃𝑈
9
Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan maksimum,
yaitu mencapai kurva indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan yang tersedia. Jadi dalam
satu kurva indiferen, tingkat kepuasan yang diperoleh adalah sama. Perhatikan gambar (a),
konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva indiferen yang sama, berarti kepuasan
yang diperoleh juga sama. Pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dari titik A ke
titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya), berarti konsumen ingin
mendapatkan lebih banyak barang X untuk mendapatkan barang Y di mana tingkat kepuasan
konsumen tetap sama, atau sebaliknya perpindahan dari titik D ke titik C, perpindahan dari C ke
titik B dan sebagainya, berarti harus ada barang X yang dikorbankan untuk mendapatkan
tambahan barang Y.
Tingkat penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat penggantian barang X
dengan barang Y dinamakan tingkat penggantian subsitusi marginal (Marginal rate of
subsitustion), Yaitu berapa suatu barang yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang
lain. Gambar (b) adalah sekumpulan kurva indiferen atau dinamakan indiference map, makin
jauh dari titik origin berarti makin tinggi tingkat kepuasan yang diterima konsumen. Kurva
indiferen I3 > I2 > I1, ini berarti kepuasan pada kurva I3 lebih besar dari I2 dan I1, dan kepuasan
yang diterima konsumen di I2lebih besar dari kepuasan yang diterima konsumen pada kurva
indiferen I1.
Sifat-Sifat Kurva Indiferen (Indifference Curve)
Menurut Prof. Dr.Soeharno (2006:43-44) sifat-sifat Kurva Indiferen (Indifference Curve) dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Terdapat banyak kurva indiferen U1,U2,U3, …, Un. Susunan kurva indiferen disebut
peta indiferen.
2) Kurva indiferen yang letaknya lebih tinggi menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi.
3) Kurva indiferen mempunyai arah (slope) yang negatif. Apabila konsumen berkeinginan
untuk menambah konsumsi barang X maka konsumsi barang Y harus dikurangi untuk
mendapatkan kepuasan yang sama.
4) Dua kurva indiferen tidak berpotongan. Kurva indiferen yang tinggi menggambarkan
kepuasan yang lebih tinggi. Kalau dua kurva indiferen berpotongan misalnya di titik Z
10
maka berarti kombinasi barang X dan Y yang sama akan memberikan kepuasan yang
lebih tinggi.
5) Sesuai dengan sifat (3), kurva indiferen mencekung terhadap titik O.
6) Kemiringan (slope) kurva indiferensi menunjukkan Laju Substitusi Marginal (Marginal
Rate of Substitution = MRS).
Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada kurva indiferen yang sama akan memberikan
kepuasan yang sama. Berdasarkan gambar di atas menunjukkan kurva indiferen I1 berpotongan
dengan kurva indiferen I2 pada titik C. Kepuasan di titik A sama dengan kepuasan dititik C,
demikian juga kepuasan dititik B sama dengan kepuasan dititik C, sedangkan kepuasan dititik A
lebih besar dari dititik C karena kurva indiferen I2 lebih besar dari I1. Keadaan ini tidak mungkin
terjadi karena pada titik yang sama (titik C) kepuasan yang diterima konsumen berbeda.
11
Keseimbangan konsumen terjadi pada titik pertemuan antara garis konsumen dengan
kurva indeferensi. Jika melihat pada gambar diatas, titik keseimbangan konsumen terletak pada
titik pertemuan garis konsumen dengan kurva indeferensi yang kedua Pembahasan tentang
keseimbangan konsumen berkisar pada penggabungan tentang kemauan dan kemampuan
konsumen dengan tujuan usaha memaksimumkan daya guna /utilitas. Setiap konsumen dianggap
menghadapi berbagai kemungkinan kombinasi barang yang akan dikombinasinya, masing-
masing kombinasi tersebut memberikan kepadanya sejumlah daya guna yang berbeda-beda,
kombinasi barang yang mampu memberikan tingkat daya guna /kepuasan yang tertinggi akan
dipilih dan tidak akan dirubahnya lagi, maka saat itu konsumen berada dalam keseimbangan.
Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari
mengkonsumsi suatu barang keseimbangan konsumen akan muncul apabila seorang konsumer
telah membelanjakan seluruh pendapatan sama dengan pertambahan daya guna /utilitas per
rupiah dari masing-masing barang, atau MUx/Px = MUy/Py
a. Pengaruh Perubahan Pendapatan Konsumen
Income Consumption Curve (ICC), kombinasi produk yang dikonsumsi untuk memberikan
kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat pendapatan. Apabila
pendapatan konsumen berubah naik atau turun, sedangkan harga kedua barang tetap, maka
akan berakibat berubahnya jumlah barang yang diminta.
b. Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Keseimbangan Konsumen
Price Consumption Curve (PCC), merupakan kurve yang menunjukkan kombinasi barang
atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang memberikan kepuasan (utilitas) maksimum
kepada konsumen pada berbagai tingkat harga.
Perubahan salah satu harga barang, sementara pendapatan tetap, maka perubahan
tersebut akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta, dalam hal ini akan terlihat dengan
pergeseran garis belanja (budget line), ke kiri atau kekanan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konsep perilaku konsumen merupakan abstraksi dan penyederhanaan dari proses dan
cara konsumen sebagai individu dalam membuat keputusan. Konsep ini tentu saja tidak dapat
menangkap seluruh proses pengambilan keputusan seorang konsumen dalam dunia yang
sebenarnya. Perilaku dan proses pengambilan keputusan seorang konsumen sangat rumit serta
melibatkan banyak factor dan kondisi yang tidak dapat dimasukkan seluruhnya kedalam model
ini. Tugas-tugas manajerial akan menjadi sangat mudah jika perilaku konsumen tidak rumit dan
seterusnya karena tugasnya mudah, maka gaji seorang manajer tentunya juga akan rendah. Oleh
karena itu seorang manajer yang memahami perilaku individu dengan baik akan mendapat nilai
tinggi di pasar dan juga akan berhasil dalam mengelola suatu bisnis
3.2. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Celina Tri Siwi Kristiyanti. (2009). Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika.
https://hasanismail25.wordpress.com/2013/03/21/bab-3-4-perilaku-konsumen/
http://web-suplemen.ut.ac.id/espa4111/espa4111a/MENU2/kurva_indiferens1.htm
http://www.scribd.com/teori-perilaku-konsumen
14