Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FINAL PERILAKU ORGANISASI

CONTOH KASUS PERILAKU ORGANISASI DAN PENYELESAINNYA

Oleh:

HIKMATUL MUTMAINNA 02220160123

FAKULTAS EKONOMI

MANAJEMEN

2019-2020
Study Kasus dari Perusahaan PT. Light Instrumenindo Jakarta

Perusahaan jasa konstruksi dalam pembangunan nasional sangat berperan khususnya

dalam pembangunan fisik. Dimana dalam menjalankan kegiatannya sering menghadapi kendala,

baik internal maupun eksternal, sehingga diperlukan suatu organisasi yang efektif dan sistem

manajemen yang balk agar mampu mengatasi kendala tersebut dan proyek selesai pada waktunya

dengan kualitas pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kerja sama tim merupakan senjata yang ampuh dalam upaya meningkatkan produktivitas

dan efektivitas organisasi. Dengan adanya pembinaan atau pengembangan tim diharapkan terjadi

komunikasi, kerja sama, dan kekompakan satuan-satuan kerja dalam organisasi sehingga satuan-

satuan kerja tersebut menjadi semakin produktif dan efektif.

Tim proyek di PT. Light Instrumenindo Jakarta dibentuk oleh pimpinan perusahaan

dengan tujuan menyelesaikan suatu proyek berdasarkan persyaratan tertentu. Dimana seluruh

anggota organisasi dan pemimpinnya merupakan bagian dari sumber daya manusia perusahaan

yang secara formal membentuk tim kerja, yang terdiri dari anggota dengan perilaku tertentu.

Perilaku anggota tim akan membentuk karakteristik tim yang akan menentukan efektivitas

organisasi melalui efektivitas internal tim, yaitu suatu proses yang berhubungan dengan suasana

kerja dalam tim. Dengan suasana kerja yang sesuai dengan harapan anggota tim akan

meningkatkan kemampuan dalam pencapaian sasaran organisasi

1
Penyelesaian :

Dalam memahami perilaku kelompok dan memahami kerjasama pembaca harus memahami

beberapa faktor yang mendasari seperti :

A. Pengertian Tim Kerja.

Banyak pengertian/definisi tentang Tim Kerja yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :

1. Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih

tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy2008:406). Hal ini

memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada

kinerja per individu disuatu organsasi.

2. Allen (2004:21) pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitive, dan

senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam tim dengan

sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang

terkoordinasi.Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang

lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Penggunaan tim secara ekstensif

menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang

lebih besar tanpa peningkatan masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja

individu jika tugas yang harus dilakukan menuntut keterampilan ganda.

2
3. Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang

berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah tugas

yang spesifik (Daft, 2003:171).

4. Katzenbach dan Smith, mendefinisikan team sebagai sekelompok kecil orang dengan

keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk maksud bersama.

5. Sedangkan menurut Hunsaker, 2001, Tim ialah kelompok dengan keterampilan yang

saling melengkapi dan berkomitmen untuk mecapai tujuan bersama secara efektif dan

efisien.

B. Klasifikasi kelompok kerja.

Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan

mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen.

Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki

interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.

Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau

lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung bersama-sama untuk mencapai

sasaran. Suatu kelompok kerja adalah kelompok yang terutama berinteraksi untuk berbagi

informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang

tanggung jawabnya.

3
Kelompok kerja tidak perlu untuk melakukan kerja kolektif yang menuntut upaya

gabungan. Jadi kinerja mereka sekedar jumlah kinerja sumbangan individual dari tiap anggota

kelompok. Tidak ada sinergi positif yang akan menciptakan suatu tingkat keseluruhan kinerja

yang lebih besar daripada jumlah masukan.

Jenis – jenis Kelompok:

Ada beberapa pandangan yang dipakai untuk membedakan jenis – jenis kelompok kerja.

Duncan yang dikutip oleh Adam I. Indrawijaya (1999) membedakan berdasarkan apakah

kelompok itu bersifat formal ataupun informal, berdasarkan keanggotaan, kesukaan, serta

berdasarkan besarnya. Berikut akan memakai pendapatnya Ducan dalam membedakan jenis –

jenis kelompok itu yang uraiannya adalah sebagai berikut .

Kelompok formal dan kelompok informal

1. Kelompok formal , kelompok terbentuk dan berlangsung berdasarkan ketentuan resmi,

seperti struktur organisasi dan penugasan organisasi.

Maka di sini ada :

 Kelompok Komando : manajer dengan bawahannya

 Kelompok Tugas, mereka bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan.

 Kelompok Informal, kelompok yang tidak terstuktur dan ditetapkan secara organisasi yang

muncul sebagai respon terhadap kebutuhan akan kontak sosial.

Maka akan ada :

4
 Kelompok minat / kepentingan, mereka bekerjasama untuk mencapai suatu sasaran

khusus yang menjadi kepedulian dari setiap orang di antara mereka.

 Kelompok persahabatan, bergabungkarena satu karakteristik / lebih.

2. Kelompok berdasarkan keanggotaan dan berdasarkan kesukaan

 Kelompok berdasarkan keanggotaan, merupakan kelompok yang lahir atas dasar ketentuan

formal atau karena seseorang telah memenuhi ketentuan formal.

 Kelompok berdasarkan kesukaan, adalah kelompok dimana perasaan para anggotanya begitu

terikatkepadaketentuan dan kepentingan kelompok.

3. Kelompok berdasarkan jumlah/besarnya anggota

 Kelompok 2 orang (diad)

 Kelompok 3 orang (triad)

 Kelompok yang terdiri atas lebih dari 3 orang

Tahap – tahap Pertumbuhan Kelompok

1. Menurut B.W Truckman dan M.AC Jensen dalam Robbins dan Coulter (2004) dengan model

5 tahapan.

a. Pembentukan (formin) adalah fase awal yang dicirikan dengan ketidakpastian tujuan ,

struktur dan kepemimpinan kelompok.

b. Badai (stroming) adalah tahapan kedua yang dicirikan oleh banyaknya konflik dalam

kelompok.

5
c. Penormalan (norming) adalah tahapan ketiga yang dicirikan adanya hubungan yang akrab

dan suasana keterpaduan/kekohesifan dalam kelompok.

d. Pelaksanaan (performing) adalah tahapan keempat , dimana kelompok telah berfungsi dan

diterima anggota.

e. Pembubaran (adjourning) adalah tahapan terakhir untuk kelompok yang sifatnya sementara

yang dicirikan oleh adanya kepedulian untuk menuntaskan kegiatan – kegiatan penutupan

bukanya melaksanakan tugas / pekerjaan

C. Alasan Individu Bergabung Dalam Suatu Kelompok


Menurut Umar Nimran (1999), karena hal – hal berikut :

1. Rasa aman

2. Status dan harga diri

3. Interaksi dan afiliasi

4. Kekuatan

5. Pencapaian tujuan

Menurut Gibson (1996), Karena hal – hal seperti berikut :

1. Kebutuhan keamanan

2. Kebutuhan sosial

3. Kebutuhan harga diri

4. Kedekatan dan daya tarik

5. Tujuan kelompok

6. Ekonomi.

6
Faktor eksternal yang menentukan prestasi kelompok:

Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) adalah sebagai berikut :

1. Strategi organisasi-visi, misi, tujuan organisasi akan mempengaruhi perilaku kelompok yang

ada.

2. Struktur otoritas/wewenang menyangkut penempatan suatu kelompok dalam hirarki

organisasi

3. Peraturan formal yang membakukan perilaku karyawan.

4. Sumberdaya organisasi

5. Proses seleksi SDM

6. Penilaian prestasi dan sistem imbalan

7. Budaya organisasi

8. Lingkungan fisik tempat kerja

Struktur Kelompok:

1. Kepemimpinan Formal

Setiap kelompok kerja pasti punya pimpinan yang sah/formal yang akan berperan penting dalam

mempengaruhi perilaku anggota kelompok demi keberhasilan kelompok.

2. Peran

Seperangkat pola perilaku yang diharapkan dan yang dikaitkan pada seseorang yang menduduki

suatu posisi tertentu dalam satu unit organisasi. Semua anggota diharapkan dapat memainkan

sejumlah peran baik dalam kantor maupun diluar kantor. Misalnya disamping kepala bagian, bisa

menjadi juru bicara dan bisa berperan sebagai juru dakwah dan lain – lain.

7
3. Norma

Pedoman – pedoman yang diterima dan diikuti oleh anggota – anggota sebuah kelompok

(Robbins dan Coulter, 2004).

4. Status Kelompok

Posisi atau peringkatan yang didefinisikan sacara sosial yang diberikan kepada kelompok atau

anggota kelompok oleh orang lain.

5. Ukuran Kelompok

Kelompok besar sangat baik untuk memperoleh masukan yang beraneka. Kelompok kecil lebih

baik dalam melakukan suatu yang produktif dengan masukan tersebut.

6. Proses kelompok

Beberapa proses yang perlu dipahami diantaranya adalah seperti pola komunikasi, pengambilan

keputusan, perilaku pemimpin, dinamika kekuasaan dan konflik yang terjadi dalam kelompok.

8
D. Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok

Terdapat dua model perkembangan kelompok yaitu :

A. Model 5 tahap (five stage group developmnent) kelompok tidak selalu berproses dengan

jelas dari satu tahap ke tahap selanjutnya tahap-tahap tersebut yaitu :

1. Pembentukan (Forming stage).

Ciri-ciri :

 Banyak ketidakpastian.

 Anggota mulai menyesuaikan perilakunya, mengetes posisi mereka dan menanyakan hal-

hal kepada anggota lini.

 Keadaan kelompok mudah goyah, tetapi tetap pada aturan yang ditetapkan. Tahap ini

proses sebelum individu menganggap diri sebagai bagian dari kelompok.

2. Timbulnya konflik (storming stage)

Ciri-ciri :

· Ada konflik dalam kelompok, dimana terdapat penolakan terhadap batasan-batasan

yang ditetapkan kelompok (konflik intra kelompok maupun konflik kepemimpinan) Anggota

mulai berdebat, berargumen, mencoba-coba posisi. Hirarki kelompok mulai tampak

3. Normalisasi (Norming stage)

Ciri-ciri :

 Hubunngan dan kekohesivitas kelompok menjadi erat.

 Mulai berkerja efektif secara bersama-sama.

 Ada perasaan kebersamaan dan perasaan dalam suatu kelompok.

9
4. Berkinerja (performing stage)

Ciri-ciri :

 Berfungsinya kelompok.

 Struktur,hirarki dan norma kelompok sudah mapan.

 Kelompok sudah matang.

 Merupakan tahap akhir bagi keloompok kerja permanen.

5. Pembubaran (Adjourning stage)

Ciri-ciri :

 Penyelesaian aktivitas (bukan tugas).

 Kelompok siap-siap bubar.

10
Kesimpulan:

Definisi: Kelompok (Group) adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling

bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam definisi singkat, teamwork

merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri

dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim

justru merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk

mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap-sikap positif di antara anggota tim.

Antara lain kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik,

memberikan dukungan kepada anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap

kontribusi dan pencapaian yang diperoleh dari setiap anggota tim. Sebuah team work akan

menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya

kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.

Dalammemahamiperilakukelompokdanmemahamikerjasamapembacaharusmemahamibeberapafa

ktor yang mendasariseperti :

1.Pengertian Tim Kerja.

2.Klasifikasikelompokkerja.

3.Alasan Individu Bergabung Dalam Suatu Kelompok

4.Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok

11

Anda mungkin juga menyukai