Anda di halaman 1dari 14

PERBEDAAN ANTARA TIM DAN KELOMPOK,TIM

PEMECAHAN MASALAH,TIM YANG EFEKTIF,FAKTOR-


FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN TIM DAN MENGUBAH
INDIVIDU MENJADI PEMAIN
Dosen Pengampu :
Juliani M.Si.S.E

Oleh kelompok 6 :
Albert Oscar Jonathan ( 2022107183 )
Andrian ( 2022107185 )
M-1

Program Studi Manajemen


Fakultas Ilmu Sosial & Humaniora
Universitas IBBI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Perbedaan antara
tim dan kelompok,tim pemecahan masalah,tim yang efektif,faktor-faktor
pendukung keberhasilan tim dan mengubah individu menjadi pemain ”
ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat waktu dan kini tengah berada
di depan pembaca sekalian.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan
wawasan kepada pembaca, terkhusus yang berada ruang lingkup
Indonesia.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang saya
miliki.Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Namun
penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam isi maupun teknis penulisannya. Oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya
pandangan pikiran, berupa kritik dan saran dari berbagai pihak demi
kesempurnaan penulisan ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Sekian dan
terimakasih.

Medan,3 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….. ii
BAB I………………………………………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Masalah…………………………………………………………………… 2
BAB II………………………………………………………………………………………… 3
2.1 Perbedaan Tim dan Kelompok……………………………………….. 3
2.2 Tim Pemecahan Masalah…………………………………………………. 4
2.3 Tim yang Efektif……………………………………………………………… 4
2.4 Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Tim Dan Mengubah individu menjadi
pemain………………………………………………. 7
BAB III………………………………………………………………………………………… 10
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 11

ii
BAB I
1.1Latar Belakang Masalah

Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau group
didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan
bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja
(work group) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi terutama
untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu satu
sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing. Kelompok kerja tidak
memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat di dalam kerja kolektif yang
memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim. Akibatnya, kinerja mereka
sekadar kumpulan kontribusi parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak
ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar
ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja
mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individual
mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas
input para individunya.

Kegunaan tim menjadi hal pokok dalam perusahaan bisnis modern. Pada


kenyataanya, terdapat beberapa hal yang lebih berbahaya dibandingkan “tidak
menjadi seorang pemain tim”. Tim – tim yang efektif memiliki karakteristik
umum seperti sumber daya yang memadai, kepemimpinan yang efektif, iklim
kepercayaan, evaluasi kinerja, serta sistem pemberian imbalan yang
mencerminkan kontribusi tim. Mereka juga memiliki para individu dengan
keahlian teknis. Tim efektif cenderung berukuran kecil dengan latar belakang
yang beragam. Para anggotanya meyakini kemampuan tim dan berkomitmen pada
rencana dan tujuan umum, mental model yang dibagkan secara akurat mengenai
apa yang harus diselesaikan, berbagai tujuan tim secara spesiifik,
mempertahankan level konflik yang dapat dikelola, dan memperlihatkan derajat
kemalasan sosial yang minimal . Organisasi pun memeberikan imbalan atas
pencapaian individu.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis menentukan perumusan masalah pada


makalah ini sebagai berikut:
1. Apa perbedaan antara tim dan kelompok ?
2. Apa itu tim pemecahan masalah ?
3. Apa itu tim yang efektif ?
4. Faktor penentu keberhasilan tim dan bagaimana mengubah individu menjadi
pemain ?

1.3Tujuan Masalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
yang diberikan oleh Dosen pengampu pada mata kuliah Perilaku Organisasi
Selain itu, tujuan makalah ini adalah mengetahui jawaban pada perumusan
masalah yang telah ditentukan diatas. Dengan adanya pembahasan tentang
Perbedaan antara tim dan kelompok,tim pemecah masalah,tim yang efektif,
faktor penentu keberhasilan tim, dan mengubah individu menjadi pemain
diharapakan dapat memahami dan menambah pengetahuan mahasiswa tentang
mananjemen risiko, sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
maupun dalam lingkungan organisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PERBEDAAN ANTARA KELOMPOK DAN TIM


 BERDASARKAN PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM
Secara umum, tim diartikan sebagai sekelompok individu yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kelompok adalah sekumpulan individu
yang saling berinteraksi dan berkomunikasi.

 BERDASARKAN KARAKTERISTIK KELOMPOK DAN TIM


A. KELOMPOK
 Masing-masing anggota menganggap bahwa hubungan mereka di dalam
kelompok tersebut hanya sebatas hubungan administrative.
 Masing-masing anggota hanya memikirkan dirinya sendiri
 Masing-masing anggota diberi pekerjaan, bukan dimintai pendapatnya
 Masing-masing anggota diberi pekerjaan, bukan dimintai pendapatnya
 Masing-masing anggota memiliki kehati-hatian dalam menyampaikan
pendapatnya
 Kesempatan untuk mengembangkan keterampilan cukup terbatas
 Masing-masing anggota kurang memahami cara menyelesaikan konflik

B. TIM
 Masing-masing anggota sadar dengan adanya sikap saling ketergantungan
di antara mereka
 Masing-masing anggota merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya
karena mempunyai target yang sama untuk dicapai
 Masing-masing anggota berkontribusi terhadap keberhasilan organisasi
 Masing-masing anggota diharapkan memiliki sikap saling mempercayai dan
didorong untuk bisa menyampaikan pendapatnya secara terbuka
 Komunikasi di antara anggota terjadi dengan tulus
 Masing-masing anggota diharapkan mengembangkan keterampilan yang
dimiliki sebagai kontribusi terhadap organisasi
 Masing-masing anggota menyadari bahwa konflik di dalam tim adalah
sesuatu yang wajar
 Masing-masing anggota berperan aktif dalam pengambilan keputusan di
dalam tim

3
2. TIM PEMECAHAN MASALAH
Tim Pemecah Masalah (Problem Solving Team) ini mulai populer sejak tahun 1980-
an. Bentuk tim awalnya serupa satu sama lain. Mereka umumnya terdiri atas 5 hingga
12 pekerja yang dibayar per jam dari departemen yang sama yang saling bertemu
sekian jam setiap minggu untuk membahas peningkatan kualitas, efisiensi, dan
lingkungan kerja.
Dalam tim jenis ini, para anggota saling berbagi gagasan dan menawarkan saran
seputar proses dan metode kerja, seperti apa yang perlu dilakukan agar produktivitas
dapat ditingkatkan. Jarangkali tim-tim ini diberikan otoritas untuk secara unilateral
(sendirinya) menerapkan saran mereka ke dalam tindakan.Satu hal yang dikenal
sebagai bentuk Tim Problem-Solving adalah Lingkaran Kualitas. Ini merupakan tim
kerja terdiri atas gabungan 8 hingga 10 pekerja dan supervisor yang saling berbagi
gagasan wilayah kewenangan dan bertemu secara teratur guna mendiskusikan
masalah kualitas pekerjaan mereka, menyelidiki sebab-sebab masalah, dan
merekomendasikan penyelesaian.

3. TIM EFEKTIF
A. Pengertian Tim Efektif
Konsep tim efektif dalam pelayanan, A team is a small number of people with
complementary skills who are committed to a common purpose, performance
goals, and approach for which they are mutually accountable. (Katzenbach and
Smith, 1993). Secara singkat, dapat kita ambil pengertian dari tim adalah
sekumpulan orang yang memiliki keterampilan yang saling melengkapi dan
memiliki komitmen untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan suatu proses
kerja bersama dimana mereka saling bertanggung jawab satu sama lain.
Jika dikaitkan dengan kata efektif, maka tim efektif dapat diartikan sebagai tim
yang berhasil mencapai tujuannya (teams that are able to achieve their purpose).
Dalam sebuah tim efektif, seluruh komponen tim bekerja dengan sungguh-
sungguh sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing yang ditujukan
semata-mata untuk meraih tujuan tim, yang merupakan tujuan bersama. Rasa
memiliki/taking ownership terhadap tujuan tim harus tertanam pada setiap
anggota sehingga lahirlah apa yang disebut sebagai tanggung jawab dan kerelaan
untuk berkorban dalam mencapai tujuan bersama tersebut. Pentingya keberadaan
tim efektif adalah mempercepat tercapainya tujuan, menambah kreativitas dalam
penyelesaian masalah dan meningkatnya kualitas penyelesaian masalah.

B. Tahapan Membangun Tim Efektif


Bagaimana landasan pengembangan tahapannya? Bila kita melakukan aksi
perubahan pelayanan atau di area kantor yang diinginkan,maka tahapan
membangun tim efektif menurut Bruce Tuckman, antara lain:

4
1. Forming (Tahap Pembentukan Tim)

Tahap awal adalah pembentukan tim, dalam tahap ini komposisi tim ditentukan
siapa pemimpin, anggota, dan penyelaras. Setelah komposisi tim terbentuk,
selanjutnya mempelajari peluang, tantangan, dan tujuan akhir (goals).
Fungsi masing-masing anggota tim mulai memitigasi sesuai tugasnya, semakin
lengkap mitigasi semakin bagus kerja tim. Disini peran pemimpin sebagai coach
sangat penting, pemimpin harus bisa menyikapi perbedaan pandangan dari
anggota tim dengan sedikit perintah namun tepat dan efektif.
Tugas utama dari pemimpin tim adalah memfasilitasi hubungan (facilitation
contact) antar para pihak yang masuk menjadi anggota tim. Kemampuan ini
membutuhkan keterampilan berkomunikasi dan memfasilitasi komunikasi antar
pihak.

2. Storming (Tahap Penentuan Aspirasi)


Pemimpin harus bersikap independen terhadap perbedaan pendapat anggota tim.
Perbedaan bisa menjadi sebuah kekuatan bagi sebuah tim apabila bisa
dikelola dengan baik.
Tugas utama dari pemimpin tim adalah mengelola konflik yang mungkin terjadi.
Diskusi dan negosiasi akan sangat membantu pada tahapan ini. Oleh karena itu,
kemampuan dalam mengelola konflik serta mengelola kepercayaan dari pihak
yang berkolaborasi dalam sebuah tim sangat dibutuhkan.

3. Norming (Tahap Penentuan Aturan):


Adanya perbedaan pendapat, karakter dan persaingan dari masing-masing
anggota tim diperlukan aturan atau tata tertib yang jelas, sehingga perbedaan dan
persaingan menjadikan anggota tim lebih solid karena memiliki satu tujuan yang
sama.
Semua tujuan bersama dan kesepakatan berbagi peran (coordinative action)
telah terjalin. Pada tahap ini hal terpenting yang harus dilakukan oleh pemimpin
kolaborasi adalah mempertahankan saling kepercayaan antara pihak-pihak terkait
sehingga semua pihak dapat melakukan pekerjaan masing-masing dengan baik
dalam rangka mencapai tujuan bersama.

4. Performing (Tahap Pelaksanaan)


Pada tahap ini pada umumnya sudah didapatkan hasil dari pembentukan tim.
Namun bisa terjadi pula kembali pada tahap storming atau norming apabila ada
5
perubahan kepemimpinan karena masing-masing pimpinan bisa jadi mempunyai
perbedaan cara pandang. Hal terpenting yang dilakukan oleh pemimpin
kolaborasi adalah memberikan dukungan (facilitation of work) untuk semua
anggota tim agar melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, pada tahapan ini juga pemimpin tim harus terus
mempertahankan saling kepercayaan antar anggota tim dengan memfasilitasi
komunikasi yang baik diantara mereka (facilitation of contact).

5. Adjourning (Tahap Penghentian)


Ada beberapa perbedaan pandangan pada tahap ini. Sebagian berpandangan
perlu adanya penghentian (pembubaran) tim apabila tujuan dari pembentukan
sebuah tim sudah tercapai. Namun ada pula pendapat bahwa tidak perlu adanya
tahap adjourning karena begitu tujuan tercapai otomatis tim berhenti dengan
sendirinya.
Proses pembubaran tim ini menjadi perhatian juga, mengingat telah terbentuk
ikatan yang kuat di antara anggota. Pemimpin tim harus dengan baik menjalankan
tahapan ini, misal melakukan sesi pembubaran dengan memberikan apresiasi
terhadap seluruh tim atas pencapaian dan segala usaha yang telah dilakukan
bersama.

2. Komposisi Tim yang Efektif


Komposisi tim yang efektif idealnya terdiri dari: pemimpin, pembentuk, pemikir,
pengevaluasi, penyelidik sumber daya, pekerja tim, dan penyelaras akhir.

3. Peran Kepemimpinan Dalam Membangun Tim
Pemimpin merupakan penggerak utama organisasi, otoritas organisasi berada di
tangan pemimpin. Pemimpin juga menjadi kunci keberhasilan dari suatu
organisasi. Proses pembentukan tim efektif sangat erat kaitannya dengan peran
hubungan yang melekat pada pemimpin, yaitu peran pemimpin dalam
pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja, pengelolaan tata kepegawaian yang
berguna untuk pencapaian tujuan organisasi, pembukaan, pembinaan dan
pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi serta perwakilan bagi
organisasinya. Keberhasilan tugas dalam tim akan tercapai jika setiap anggota tim
bersedia untuk bekerja dan memberikan yang terbaik untuk kesuksesan tim sesuai
tujuan pembentukan tim.

4.  Kolaborasi Tim Sukses dan Efektif
Menjadikan tim kerja yang sukses dan efektif adalah impian bagi setiap pemimpin
sukses. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam menggapai setiap visi dan tugas
6
organisasi. Maka dalam tim efektif perlu diperhatikan beberapa hal,yaitu sasaran
tim kerja Jelas, keterampilan anggota tim relevan, saling percaya (trust), komitmen
yang disatukan, komunikasi yang baik, keterampilan negosiasi, dan dukungan
internal dan eksternal.

4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN TIM DAN MENGUBAH


INDIVIDU MENJADI PEMAIN
A. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Tim
1. Komunikasi Yang Terjaga
Komunikasi menjadi landasan terciptanya hubungan kerja yang baik.
Komunikasi yang terjaga akan membuat hubungan jadi terbuka. Setiap
individu harus berusaha menjaga komunikasi dalam kondisi apapun.

Masing-masing orang harus belajar menjadi komunikator yang baik. Mau


mendengarkan dan juga memberikan masukan. Tidak boleh ada yang pasif
dan egois. Semuanya harus sama-sama terlibat dalam tim.

2. Saling Menghormati
Setiap orang dalam tim pasti punya kapasitas yang berbeda-beda. Walau
kemampuan kerja tak sama, tidak boleh ada yang merasa paling penting
dan meremehkan yang lain. Jika Anda ingin dihormati, maka Anda harus
menghormati orang lain juga. Tanamkan sikap saling menghormati supaya
hubungan kerja tetap harmonis.

3. Rasa Memiliki
Rasa saling memiliki akan menciptakan kerja sama tim yang solid. Setiap
orang jadi ingin berkontribusi sebaik mungkin. Ada komitmen di dalam diri
untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama.Rasa kekeluargaan juga
tertanam, sehingga setiap orang akan berinisiatif untuk saling membantu.
Tidak ada yang hanya fokus memikirkan kepentingan pribadi, tetapi lebih
mengutamakan kepentingan tim.

4. Kepercayaan
Membangun rasa percaya antar anggota tim kerja akan membuat hubungan
jadi lebih sehat. Tidak ada yang saling curiga, tapi setiap orang belajar
untuk mempercayai satu sama lain.
Dengan adanya kepercayaan, bekerja akan jadi lebih nyaman. Berikan
kesempatan setiap orang untuk menunjukkan kemampuannya, supaya tidak
ada yang merasa tersudutkan atau disepelekan.

5. Memahami Peran Masing-Masing


Setiap orang dalam tim kerja, memiliki peran masing-masing dan akan
menjalankan tanggung jawab yang berbeda. Namun, semuanya akan
berdampak pada pekerjaan anggota lain dan target dalam tim.
Untuk itu, setiap orang harus menyadari perannya dan melakukan yang
7
terbaik untuk setiap tugasnya. Jangan ada yang menunggu perintah baru
bekerja atau melalaikan tugasnya secara sengaja. Semuanya harus bekerja
secara profesional .

6. Kolaborasi
Anda mungkin bisa mencapai sesuatu seorang diri. Namun, jika Anda ingin
berjalan jauh dan mencapai hal yang besar, maka Anda membutuhkan
orang lain untuk membantu Anda. Itulah gunanya tim.
Bangun kolaborasi bersama. Memang setiap orang punya perannya
masing-masing. Namun, penting untuk memiliki sikap saling melengkapi.
Sehingga jika ada anggota yang sedang kesusahan, maka setiap orang
bersedia untuk membantu.

7. Tujuan Bersama
Meski setiap individu mungkin punya kepentingan lain dalam pekerjaan
atau kesibukan lain di luar pekerjaan, masing-masing harus belajar untuk
fokus pada tujuan bersama. Jangan ada yang melenceng dari jalur
pekerjaannya.
Untuk itu, selalu tekankan target bersama yang ingin dicapai. Hal-hal yang
bersifat privasi dan masalah dalam kelompok, jangan sampai menjadi
distraksi yang menghambat tercapainya tujuan.

B. Mengubah Individu Menjadi Pemain Tim


1. Tantangan
Penghalang besar dalam menggunakan tim kerja adalah penolakan individual.
Sukses seorang karyawan tidak lagi didefinisikan dalam kinerja individu.untuk
berkinerja baik sebagai anggota tim, individu-individu harus mampu
berkomunikasi secara terbuka dan jujur; menghadapi perbedaan-perbedaan
dan memecahkan konflik-konflik; serta menghaluskan tujuan pribadi untuk
kebaikan tim. Tantangan menciptakan pemain tim akan paling besar jika ;
budaya nasional sangat individualistik dan tim itu akan dimasukkan ke dalam
suatu organisasi yang mapan yang secara historis menghargai prestasi
individual.

2. Membentuk Pemain Tim


Berikut ini beberapa cara  yang dapat  dilakukan untuk mengubah individu
menjadi pemain tim :
 Seleksi
Beberapa orang telah memiliki keterampilan antar pribadi untuk menjadi
pemain tim yang  efektif. Ketika mempekerjakan anggota tim, disamping
keterampilan teknis yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan itu, harus
dipastikan pula bahwa calon dapat memenuhi peran tim mereka
maupun persyaratan teknis. Banyak calon yang melamar pekerjaan
tidak mempunyai keterampilan tim. Bila menghadapi calon semacam ini,
pada dasarnya para  manajer atau pimpinan mempunyai tiga pilihan :
1. Calon dapat menjalani pelatihan untuk membuat mereka menjadi
pemain tim.
2. Mentransfer individu itu ke unit lain didalam organisasi tanpa tim.
3. Tidak mempekerjakan calon itu.
8
 Pelatihan
Sebagian besar orang yang dibesarkan pada lingkungan yang
mementingkan prestasi individual dapat dilatih untuk menjadi pemaian
tim. Spesialis  pelatihan menjalankan latihan-latihan yang
memungkinkan karyawan untuk mengalami kepuasan yang dapat
diberikan oleh kerja tim.

 Ganjaran
Sistem ganjaran perlu diperbaiki untuk mendorong upaya kooperatif
bukannya kompetitif. Promosi, kenaikan upah dan bentuk-bentuk
pengakuan lain hendaknya diberikan kepada individu untuk keefektifan
mereka sebagai seorang anggota tim yang kolaboratif
9
BAB III

Kesimpulan

1. Tim diartikan sebagai sekelompok individu yang saling berinteraksi untuk


mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kelompok adalah sekumpulan individu
yang saling berinteraksi dan berkomunikasi.
2. Tim pemecah masalah ada guna mendiskusikan masalah kualitas pekerjaan
mereka, menyelidiki sebab-sebab masalah, dan merekomendasikan
penyelesaian.
3. Dalam sebuah tim efektif, seluruh komponen tim bekerja dengan sungguh-
sungguh sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing yang ditujukan
semata-mata untuk meraih tujuan tim, yang merupakan tujuan bersama
4. Komunikasi yang terjaga,saling menghormati,kepercayaan,dll menjadi faktor
penentu keberhasilan tim
10

DAFTAR PUSAKA

Artikel :

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/
https://www.selasar.com/
https://entrepreneurcamp.id/
http://pokelompokdelapan.blogspot.com/

11

Anda mungkin juga menyukai