Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan
kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Perilaku Kelompok dan Team Work” tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami
dan umumnya bagi pembaca.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

A. Latar Belakang............................................................................................

B. Rumusan Masalah ......................................................................................

C. Tujuan.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

A. Definisi Teamwork....................................................................................
B. Manfaat dan Fungsi Teamwork.................................................................
C. Jenis Teamwork.........................................................................................
D. Perbedaan team kerja dan kelompok kerja................................................
E. Tipe-tipe team work ................................................................................
F. Model efektifitas Teamwork......................................................................
G. Peranan Tim Kerja ................................................................................
H. Tahap Perkembangan Teamwork..............................................................
I. Dimensi dari teamkerja..............................................................................
J. Komponen untuk menciptakan team yang efektif......................................
K. Mengubah individu menjadi pemain team..................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................

3.1 Kesimpulan ................................................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain. Meskipun hidup
berkecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik yang cukup, ia akan selalu
membutuhkan lingkungan dimana dia bisa berbagi, saling memberi support dan bergotong
royong. Manusia tidak hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, atau hiburanatau
kesenian, tetapi juga kebersamaan. Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup lebih
terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan
dengan kebersamaan hidup akan lebih berfaidah.
Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku
dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap,
maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan
membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik
perlu ditumbuhkan sikap positif di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling
mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada
anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan pencapaian yang
diperoleh dari setiap anggota tim.
Sebuah teamwork akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab
itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab
dalam keorganisasian. Makalah ini akan membahas definisi teamwork, manfaat dan fungsi
teamwork, jenis teamwork, perbedaan tim kerja dan kelompok kerja, peranan tim kerja, tahap
perkembangan teamwork, dan dimensi dalam tim kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi teamwork ?
2. Apa saja jenis teamwork ?
3. Apa manfaat dan fungsi teamwork ?
4. Apa perbedaan tim kerja dan kelompok kerja ?
5. Apa saja peranan tim kerja
6. Bagaimana tahap perkembangan teamwork ?
7. Apa saja dimensi dalam tim kerja ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi teamwork.
2. Mengetahui jenis teamwork.
3. Mengetahui fungsi dan manfaat teamwork
4. Mengetahui perbedaan tim kerja dan kelompok kerja.
5. Mengetahui peranan tim kerja.
6. Mengetahui tahap perkembangan teamwork.
7. Mengetahui dimensi dalam tim kerja.
8. Mengetahui komponen untukmenciptakan team yang efektif
9. Mengetahui cara mengubah individu menjadi pemain tim
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Teamwork
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim
merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta
berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai
tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork merupakan
peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan
tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang
paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan
menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli
dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang
dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari
teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi
perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu.
Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal
dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh
karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas
segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama lain, setia
kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling menyukai dan berusaha
keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan
interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya
keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta
dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan, selain itu ketrampilan
dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan
nilai tambah yang membuat teamwork lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang
individu yang brilian sekalipun.
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme
kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu
sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum
tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola secara
otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok.
Beberapa isu di dalam tim :
1. Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian team.
2. Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja
atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di
dalam team, dan lain-lain
Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :
1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam
pelaksanaanya.
2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya
mengandalkan keputusan dari satu orang saja

B. Manfaat dan Fungsi Teamwork


Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah sikap, perilaku
dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Selain itu,
bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan , merundingkan dan
bernegoisasi.
1. Manfaat Bekerja Dalam Tim
a) Bagi Organisasi Tim
(1) Meningkatkan produktivitas kerja.
(2) Meningkatkan kualitas kerja.
(3) Meningkatkan mentalitas kerja.
(4) Meningkatkan kemajuan organisasi.
b) Bagi Anggota Tim
(1) Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.
(2) Sebagai media aktualisasi diri.
(3) Stres atau beban kerja berkurang.
2. Tujuan Bekerja Dalam Tim
a) Kesatuan Tujuan
Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.
b) Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat dan tepat tanpa
pemborosan dan kecerobohan.
c) Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang memadai,
memiliki komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang baik, memiliki kemampuan
bernegoisasi, dan memiliki kemampuan yang tepat.

C. Jenis Teamwork
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:
1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari
struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan
beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.
3. Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari
tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal
untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh orang pekerja
dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah
produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas karyawan yang
dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan
cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
D. Perbedaan Antara Kelompok dan Tim
Sebuah TIM adalah sekelompok kecil orang dengan keterampilan dan kemampuan
yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk tujuan bersama dan saling bertanggung
jawab. Kekuatan suatu tim, terletak pada kesamaan tujuan dan saling keterkaitan antar
personal. Dalam membentuk sebuah tim, kita berpandangan pada keterampilan masing-
masing anggota, untuk melengkapi satu sama lain. Misalnya dalam tim produksi film, ada
anggota yang berperan sebagai sutradara, juru rekam, tata rias, penulis naskah, editor dan lain
sebagainya. Setiap anggota tim memiliki fungsi dan peranannya masing-masing.

Sedangkan grup dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang memilki kesamaan
dan saling melengkapi dan berkomitmen untuk mencapai tujuan yang diarahkan pemimpin
dan bersedia untuk dimintai pertanggung jawaban oleh pemimpin. Kekuatan grup terletak
pada kesungguhan anggotanya untuk mengikuti komando atau arahan dari pemimpin.
Pembentukan sebuah grup akan terasa lebih mudah dari pada membentuk sebuah tim. Kita
ambil contoh, misalkan di dalam suatu ruangan, ruang kelas atau ruang kerja, ada banyak
orang dengan berbagai latar belakang. Dari orang-orang tersebut kita bisa membentuk suatu
grup, bisa berdasarkan usia, jenis kelamin, bidang keahlian, dan faktor-faktor kesamaan
lainnya.
Jadi, kesimpulan yang mungkin bisa kita ambil yaitu, sebuah tim merupakan
sekelompok orang yang terorganisir, setiap anggotanya memiliki peran khusus dan saling
bertanggung jawab, memiliki keterampilan dan saling melengkapi serta berkomitmen untuk
mencapai tujuan bersama. Sedangkan grup adalah sekelompok orang dengan suatu kesamaan,
cenderung tidak saling mempengaruhi anggota satu sama lain, berkomitmen mencapai tujuan
bersama dengan berpedoman pada komando pemimpin.

E. Tipe-tipe Team
1. Problem solving teams
Sebuah tim yang dibentuik untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul
dalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah
mengidentifikasikan berbagai masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkan
masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota tim biasanya
berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih sepuluh orang yang
melakukan pertemuan rutin setiap minggu.
2. Self managed work teams
Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas dengan
memberikan kewenangan pada kelompok untuk mengatur kerja mereka, misalnya
menjadwal kerja, menentukan metode kerja, mengawasi anggota, memberi reward
dan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanya berasal
dari satu departemen yang melakukan tugas yang sama.
3. Cross functional teams
Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya
pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi.
Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian dan
orientasi yang berbeda yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
4. Virtual team
Tim-tim yang telah dibahas melakukan pertemuan face-to-face. Tim Virtual
menggunakan teknologi komputer guna menghubungkan orang-orang yang terpisah
secara fisik guna mencapai sasaran bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang
saling bekerjasama lewat metode online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara
bahkan benua.
Tim Virtual dapat melakukan lebih banyak hal ketimbang tim-tim lainnya,
terutama dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan perampungan
pekerjaan. Mereka terdiri atas para anggota dari organisasi yang sama ataupun
hubungan anggota organ dengan para pekerja dari organisasi lain
semisal supplier ataupun partner perusahaan.
F. Model Efektifitas Team Work
Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil – hasil produktif dan kepuasan pribadi.
Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan pribadi para
anggotanya dan kemudian mempertahankan keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil
produktif berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan oleh
tujuan – tujuan tim. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas tim yaitu konteks
organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan system penghargaan. Karakter tim
yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi tim. Karakteristik – karakteristik tim ini
mempengaruhi proses internal tim, yang kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para
pemimpin harus memahami dan mengatur tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan,
norma – norma, dan konflik supaya dapat membangun tim yang efektif. Berikut adalah ciri-
ciri tim yang efektif :
1. Tujuan yang sama
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang didayung
akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang mendayung ke
arah yang berbeda, berlawanan, ataupun tidak mendayung sama sekali karena bingung ke
arah mana harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota
tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke arah
mana harus mendayung.
2. Antusiasme yang tinggi
Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme yang
tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan: anggota
tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk
menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka
berikan juga bisa optimal.
3. Peran dan tanggung jawab yang jelas
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang mendayung.
Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena tidak
ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap
anggota tim harus mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas.
Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk
menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Komunikasi yang efektif


Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim.
Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa
yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung
kepada mereka dan berikan informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa
tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas, jangan
berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara
melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk tujuan monitoring
(misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya: apakah ada
kesalahan yang perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).
5. Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik
ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola
dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek
yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang
memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah tujuan. Jika terjadi konflik, jangan
didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi
seperti kanker yang menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera
dikendalikan.
6. Shared power
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri,
atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada
ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi,
tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan
”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-
masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya
tujuan bersama.
7. Keahlian
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis suara saja:
sopran saja, tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan monoton.
Bandingkan dengan paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang
berbeda (sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan lebih
harmonis.
Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan
berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan.
Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi
lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga
bisa saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap
anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik,
atau telah memberikan kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi.
Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa
menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak
harus diberikan dalam bentuk uang. ”Saya sangat menghargai ketulusan Anda membantu
pelanggan memilih produk kita yang paling tepat untuknya,” merupakan satu bentuk apresiasi
sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa diberikan,
misalnya: promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata keluarga yang dengan
menggunakan fasilitas transportasi dan vila perusahaan, beasiswa bagi anak). Sikap dan
pikiran positif. Dengan menggunakan kacamata hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih
redup. Dengan menggunakan kacamata kehijauan, dunia pun terlihat bernuansa hijau.
Demikian pula dengan ”kacamata” sikap dan pikiran yang positif, dunia di sekitar Anda akan
terlihat positif. Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena kesulitan bukanlah
masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani. Sikap dan pikiran yang
positif merupakan modal utama sebuah tim.
8. Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika
mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang
dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa
membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki.
Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang
lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset pelanggan, riset
karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan yang masuk, atau sekedar
polling pendapat pada saat meeting.
G. Peranan Tim Kerja
Peranan tim secara umum yaitu menggunakan kemampuan dan keahlian unik mereka
yang bebas dari berbagai pembelajaran akademis (misalnya kemampuan mengkoordinasi,
kreatifitas, komunikatif). Sembilan peran tim yang harus dipenuhi yaitu:
1. Pencipta-pembaharu (creator-inovator)
Orang yang mempunyai imajinatif tinggi baik dalam memprakarsai gagasan atau konsep,
dengan ciri tidak tergantung, suka bekerja sendiri, cara dan gaya kerja tersendiri, pengaturan
waktu menurut selera mereka sendiri.
2. Penjelajah-promotor (Explorer-promoter)
Orang dalam kelompok ini senang mengambil gagasan baru dan memperjuangkan kasus,
menemukan sumberdaya untuk mempromosikan gagasannya. Kelemahan orang dalam
kelompok ini: tidak selalu sabar dalam mengendalikan ketrampilan untuk memastikan
gagasan ditindaklanjuti secara rinci.
3. Penilai-pengembang (assessor-developer)
Individu dalam kelompok ini mempunyai ketrampilan analisis yang kuat, paling baik
jika mereka diberi kesempatan untuk mengevaluasi dan menganalisis sebelum diambil suatu
keputusan.
4. Pendorong-pengorganisasi (Thruster-organizer)
Individu dalam kelompok ini suka menyusun prosedur operasi untuk mengubah gagasan
menjadi kenyataan dan menyelesaikan urusan, mereka menentukan tujuan, menegakan
rencana, mengorganisasi orang, dan menegakan sistem untuk menjamin dipatuhinya batas
waktu (deadlines).
5. Penyimpul-penghasil (Concluder-producer)
Individu dalam kelompok ini peduli akan hasil, peran mereka memfokuskan pada
diataatinya batas waktu dan memastikan bahwa semua komitmen ditindak lanjuti. Mereka
bangga akan hasil keluaran secara teratur dan sesuai standar.
6. Pengawas-pemeriksa (controller-Inspector)
Individu dalam kelompok ini sangat mempedulikan penegakan dan mempedulikan
penegakan dan memperkuat aturan dan prosedur. Mereka menguji rincian dan memastikan
agar menghindari ketidaktepatan, mereka mengecek semua fakta dan angka, mereka
menginginkan semua hal lengkap dan sempurna.
7. Pemerkuat-penasehat (upholder-maintainer)
Pemerkuat-pemelihara penting, karena memberi kemamntapan Tim. mereka akan
membela dan bertempur demi tim melawan orang luar.
8. Pelapor-penasehat (reporter-adviser)
Individu dalam kelompok ini mendengarkan dengan baik, dan cenderung tdak
menekankan titik pandangnya kepada orang lain. Mereka cenderung mendapatkan informasi
sebelum mengambil keputusan.
9. Penaut (linker)
Peran ini tumpang tindih dengan yang lain, peran ini dapat dimainkan oleh peran-peran
sebelumnya. Penaut mencoba memahami semua pandangan, mereka sebagai koordinator dan
integrator, mereka tidak menyukai ekstriman, mereka mencoba membina kerja sama di antara
semua anggota tim, mereka memadukan sumbangan anggota tim dan aktivitas meskipun
mungkin ada perbedaan.

H. Tahap Perkembangan Teamwork


Ada empat tahap perkembangan tim, yaitu :
1. Undevelopment
Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu
organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :
a) Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak bersepakat tentang
bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain dalam rapat atau pertemuan
lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan bukan diskusi. Gagasan yang sebenarnya
bersifat membangun, tidak mereka utarakan. Mereka tidakut jika ‘gagasan itu’ akan
mengganggu keseimbangan organisasi.
b) Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk
membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang sibuk
dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua keputusan.
Sehingga roda organisasi menggelinding sesuai aturan dan prosedur dari atasannya. Perlu
diketahui disini bahwa banyak tim yang tidak efektif menunjukkan ciri-ciri di atas, dan
biasanya terjadi jika atasan memiliki kearifan, energi dan waktu untuk membuat semua
keputusan. Ini bukan kerjasama kelompok yang benar, karena dengan cara ini kekuatan yang
ada didalam tim tidak dimanfaatkan sehingga lebih terpusat pada pemimpinnya.
2. Experimenting
Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau ulang
metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim berkemauan
untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi berbagai
kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal.
Pada tahap perkembangan ini, bahwa berbagai masalah dihadapi dan dibahas secara
lebih terbuka serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang lebih luas sebelum
membuat suatu keputusan. Contohnya yaitu, suatu permasalahan pribadi dibicarakan secara
terbuka, perasaan individu dipertimbangkan dan diselesaikan sampai tuntas.
Pada tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih terbuka dan mempunyai potensi
untuk menjadi lebih efektif, masih kurang untuk disebut sebagai tim yang efektif yang
menghasilkan keuntungan.
3. Consolidating
Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai memiliki
kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya. Biasanya tim
akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode. Aturan dan cara kerja yang
kaku diubah dengan aturan baru yang disepakati bersama, dimana setiap anggota memiliki
peran agar tujuan dapat dicapai. Walau hubungan antar pribadi telah mejadi lebih erat,
mereka sadar akan pentingnya aturan-aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
Bukti nyata dari tahap ini adalah cara untuk mencapai suatu keputusan, yaitu adanya
kejelasan tujuan dari aktivitas atau tugas, adanya penetapan sasaran, pengumpulan informasi
yang dibutuhkan, adanya kemauan memikirkan kemungkinan yang ada pada tim, adanya
perencanaan rinci mengenai apa yang harus dilakukan, kemauan meninjau kembali hasil kerja
dan menggunakannya sebagai dasar untuk memperbaiki cara kerja di masa yang akan datang.
Hubungan antar pribadi yang lebih baik pada tahap 2 ini tetap dipertahankan, tetetapi mereka
membangun aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
4. Mature
Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi terbentuknya
suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan hubungan pribadi pada
tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3 merupakan modal dasar bagi
terbentuknya tim yang benar-benar matang.
Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan memiliki prosedur
kerja yang berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir untuk mempertahankan posisi mereka. Tim
mengenali tipe kepemimpinan yang dibutuhkan saling percaya, jujur, terbuka dan pemimpin
mengenali kebutuhan untuk melibatkan anggotanya.
Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi maupun review
berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup tim. Tim akan selalu bersedia untuk
membantu tim lain yang mengalami kesulitan maupun yang belum sampai ke tahap mereka.
Tetetapi lebih dari itu, tim ini adalah tempat yang menyenangkan dan membawa hasil.
I. Dimensi Dalam Tim Kerja
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas yang harus
diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi bagaimana para anggotanya
merasakan tim sebagai sebuah unit sosial. Tugas yang harus diemban tim yaitu menjalankan
seluruh program pelayanan yang sesuai dengan aturan organisasi yang baik, di mana dalam
setiap tugas kerja selalu ada tujuan, strategi, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Semua
akan efektif jika dikerjakan dalam sebuah tim kerja. Tetetapi tim kerja merupakan satu unit
sosial yang mempengaruhi kerja tim. Dengan perkataan lain, di dalam tim terdapat interaksi
sosial yang unik dan kompak.
Tim terdiri atas kumpulan individu yang memiliki perbedaan emosi, sosial, dan
berbagai kebutuhan manusia, yang membuat tim secara keseluruhan dapat membantu atau
bahkan membuat frustrasi. Hal ini disebabkan tim bukan saja berkumpul dan menjalankan
tugas organisasi, tetetapi ada yang penting dan perlu mendapatkan perhatian, yakni relasi
sosial dalam kebersamaan mereka sebagai sebuah tim kerja. Relasi antarpribadi yang akrab
dan terbuka untuk bekerja dengan satu hati, satu pikiran dan satu kehendak, akan menolong
tim kerja berjalan dengan efektif. Empat dimensi tim yang efektif :

1. Dimensi Personal
a. Tim yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b. Segenap tim saling menularkan anthusiasme.
c. Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.
2. Dimensi Relational
a. Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
b. Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi mencapai tujuan
bersama.
c. Mereka memanage konfliks secara bijak.
3. Dimensi Strategis
a. Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju bersama.
b. Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran yang jelas.
4. Dimensi Proses
a. Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b. Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota tim.

J. Empat Komponen Penting Untuk Menciptakan Team Yang Efektif


1. Rancangan Pekerjaan
Keefektifan tim membutuhkan kerjasama dan menempatkan tanggung jawab bersama
untuk melaksanakan tugas penting. Kelompok rancangan kerja meliputi variabel-variabel
seperti kebebasan dan otonomi, keuntungan pada kegunaan keahlian berbeda dan talenta,
kemampuan untuk menyelesaikan dan mengidentifikasi semua tugas atau produk, dan bekerja
dalam tugas atau proyek yang berpengaruh secara substansial dengan yang lain. Rancangan
kerja ini menggambarkan motivasi karena meningkatkan rasa tanggung jawab anggota dan
pemilik pada pekerjaan dan karena membuat pekerjaan lebih menarik untuk dikerjakan.
contoh: sebuah perusahaan menerapkan progam kerja yang harus dilaksanakan oleh semua
pegawainya. Setiap lini departemen memiliki masing masing program kerja yang berbeda.
Misalnya, departemen HRD (Human Resource Development) akan memiliki program kerja
menjaring tenaga kerja andal untuk tahun berikutnya, mencari tambahan karyawan pada
periode selanjutnya, atau program kerja HRD Departemen bisa juga berisi tentang jadwal
pelatihan karyawan. Setiap program yang sudah mendapatkan program kerja, baik program
kerja minggua, program kerja bulanan, atau program kerja tahunan harus melaksanakannya
dengan maksimal. Umumnya didalam sebuah program kerja berisi target dan waktu
pengerjaan suatu pekerjaan serta kapan pekerjaan tersebut harus dilaporkan ke atasan.
Memakai dan melaksanakan sebuah program kerja akan memberikan efektivitas dalam
pekerjaan. Anda akan lebih terarah dalam bekerja karena mengetahui target dan waktu
pekerjaan yang harus dilakukan. Tak ada lagi istilah keteteran bekerja karena deadline yang
mendesak

2. Konteks
Tiga faktor kontekstual yang muncul paling signifikan sehubungan dengan kinerja tim
adalah adanya sumber daya yang mencukupi, kepemimpinan yang efektif, dan evaluasi
kinerja dan sistem reward yang mencerminkan kontribusi tim.
a. Sumber daya mencukupi.
Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai untuk melaksanakan semua
pekerjaan dalam mencapai tujuan. Hal ini meliputi pengaruh seperti informasi yang tepat
waktu, teknologi, ketersediaan staf, dorongan dan asisten administrasi.

b. Kepemimpinan dan Struktur.


Anggota tim harus sependapat mengenai siapa melakukan apa dan memastikan bahwa
semua anggota menyumbang secara sama dalam berbagi beban kerja. Disamping itu tim
perlu menetapkan bagimana jadwal ditentukan, keterampilan apa yang diperlukan untuk
dikembangkan, bagimana kelompok akan memecahkan konflik, dan bagaimana kelompok
akan mengambil dan memodifikasi keputusan. Menyepakati mengenai hal-hal yang spesifik
dari kerja dan bagimana hal itu cocok dalam memadukan keterampilan-keterampilan
individual menuntut kepemimpinan dan struktur.
c. Evaluasi Kinerja dan Sistem Reward
Secara tradisional, evaluasi berorientasi individu dan sistem reward harus dimodifikasi guna
merefleksikan kinerja tim. Evaluasi kinerja individu seperti upaya resmi per jam, insentif
individu, dan sejenisnya tidak konsisten dengan perkembangan kinerja tinggi yang
ditunjukkan tim. Jadi, selaku tambahan guna pengevaluasian dan mereward pekerja bagi
kontribusi individualnya didalam tim, manajemen harus mempertimbangkan appraisal
berdasar kelompok, pembagian keuntungan, perolehan saham, insentif kelompok, dan
modifikasi sistem lainnya yang akan menguatkan upaya dan komitmen tim.

3. Komposisi
Kategori ini terdiri atas variabel-variabel yang berhubungan tentang bagaimana tim
harus dibentuk melalui:
a. Kemampuan anggota
Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut tiga tipe keterampilan yang berbeda.
Pertama, tim perlu orang-orang dengan keahlian teknis. Kedua, perlu orang dengan
keterampilan pemecah masalah dan pengambilan keputusan agar mampu mengidentifikasi
masalah, membangkitkan alternatif , mengevaluasi alternatif, dan membuat pilihan yang
kompeten. Ketiga, tim memerlukan orang dengan keterampilan mendengarkan dengan baik,
umpan balik, penyelesaian konflik, dan keterampilan antar pribadi lainnya.
b. Personalitas
Personalitas mempengaruhi individu dalam perilaku. Macam-macam karakter personal
dalam tim akan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan. Kepribadian dan karakter
yang berbeda akan menimbulkan cara pendekatan yang berbeda dalam kelompok.
c. Mengalokasikan peran dan menggalakkan keanekaragaman
Mempunyai kebutuhan berbeda, dan orang hendaknya diseleksi untuk sebuah tim
berdasarkan pada kepribadian dan pilihan kesukaan mereka. Tim yang berkinerja tinggi
benar-benar mencocokkan orang dengan berbagai peran. Terdapat sembilan peran potensial
dalam tim yaitu ; penghubung, pencipta, promosi, penaksir, pengorganisasi, penghasil,
pengontrol, pemelihara, dan penasehat. Tim kerja yang berhasil adalah tim yang memiliki
orang-orang untuk mengisi semua peran dan menyeleksi orang-orang untuk bermain dalam
peran-peran ini berdasarkan pada keterampilan dan pilihan meraka.
Pengalokasian peran dan keragaman, yaitu tim harus memiliki 9 peran, yaitu:
1) creator-inovator – menginisiatif gagasan kreatif;
2) explorer-promoter – juara gagasan setelah dimulai;
3) assessor-developer – menganalisa pilihan keputusan;
4) thruster-organizer – menyediakan struktur;
5) concluder-producer – menyediakan arah dan mengikutinya;
6) controller-inspector – memeriksa rincian;
7) upholder-maintainer – bertarung di pertempuran luar;
8) reporter-adviser – menjadi informasi seluas-luasnya; dan
9) linker – mengkoordinir dan mengintegrasikan.

d. Fleksibilitas anggota
Tim terdiri atas individu-individu fleksibel yang anggotanya dapat saling melengkapi
tugas satu sama lain. Ini nyata berguna bagi suatu tim karena secara signifikan mampu
meningkatkan adaptabilitas dan membuatnya luwes di mata para anggotanya. Jadi, pemilihan
anggota dilancarkan atas mereka yang memiliki nilai fleksibilitas, yang lalu secara silang
melakukan lahihan untuk saling mengerjakan pekerjaan anggota lain.

e. Pilhan anggota
Tidak semua anggota merupakan pemain tim. berikan pilihan, beberapa pekerja akan
menyeleksi secara sendirinya keluar dari parstisipasi tim. kinerja tim yang tinggi seperti
menggabungkan orang yang senang bekerja sebagai bagian dalam tim.
4. Proses
Kategori terakhir berhubungan dengan efektivitas tim adalah variabel proses.
Variabel-variabel proses terdiri atas komitmen setiap anggota tim terhadap tujuan,
pembentukan sasaran tim secara khusus, efikasi tim, manajemen konflik yang terorganisasi
baik, serta pengurangan social loafing.
a. Tujuan Bersama. Tim yang efektif harus punya tujuan bersama sekaligus bermakna,
berfungsi sebagai arahan, momentum, dan komitmen di antara anggotanya. Tujuan ini
dapat diibaratkan sebuah visi. Ia lebih luas ketimbang sasaran tertentu saja.
b. Sasaran Spesifik. Tim yang sukses adalah yang mampu menerjemahkan tujuan bersama
mereka ke dalam sasaran kinerja yang realistik, spesifik, dan bermakna.
c. Efikasi Tim. Tim yang efektif punya kepercayaan diri. Mereka yakin mereka akan
berhasil. Hanyak sukses yang mampu melahirkan sukses. Tim yang telah sukses
meningkat keyakinan mereka untuk meraih sukses di masa datang. Kesuksesan akan
memotivasi mereka lebih keras lagi untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar.
d. Tingkat Konflik. Konflik dalam tim tidak selamanya buruk. Tim yang sama sekali tidak
pernah terlibat konflik akan mandek dan apatis. Jadi, konflik sebenarnya meningkatkan
efektivitas tim, kendati tidak semua konflik punya pengaruh positif. Konflik hubungan
yang berdasarkan ketidaknyamanan antar individu, ketegangan, dan permusuhan
terhadap orang lain selalu bersifat disfungsi, merugikan. Kendati begitu, pada tim yang
menunjukkan kegiatan nonrutin, ketidaksetujuan antar anggota seputar pekerjaan tidak
terlampau punya daya rusak tinggi.
e. Social Loafing. Individu dapat bersembunyi di dalam kelompok. Mereka dapat terlibat
dalam social loafing dalam upaya kelompok karena kontribusi individu tidak bisa
diidentifikasi secara mudah. Tim yang efektif menggarisbawahi kecenderungan ini
dengan menahan mereka yang akuntabel baik di tingkat individu ataupun tim.

K. Mengubah individu menjadi pemain Tim


Dengan mengubah sikap karyawan yang individual menjadi pemain tim maka akan
meningkatkan keefektivan pula terhadap tugas-tugas yang diberikan. Oleh karena itu perlu
dilakukan beberapa cara, yaitu :
1. Seleksi
Beberapa orang sudah mempunyai keterampilan-keterampilan antar personal untuk
menjadi pemain tim yang efektif. Ketika memperkerjakan anggota tim, selain keterampilan
teknis yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan, kita juga harus memperhatikan calon-calon
karyawan yang bisa memenuhi peran-peran tim mereka, begitu pula dengan berbagai
persyaratan teknis.

2. Pelatihan
Mengadakan pelatihan memungkinkan karyawan memperoleh kepuasan yang didapat
dari kerja sama tim. Pelatihan yag diberikan msalnya berhubungan dengan menigkatkan
keterampilan menyelesaikan masalah, komunikasi, negosiasi,serta menyelesaikan konflik.
Para karyawan juga diingatkan akan pentingnya rasa sabar karena tim membutuhkan waktu
lebih lama untuk membuat keputusan-keputusan bila dibandingkan para karyawan yang
bertindak sendirian.
3. Penghargaan
Penghargaan yang diberikan terhadap seseorang harus secara adil antara tujuan-tujuan
individu dan perilaku-perilaku tim. Promosi, kenaikan daji, dan berbagai bentuk penghargaan
lainnya harus diberikan kepada para individu demi keefektifan mereka sebagai anggota tim
kolabotatif. Selain itu jangan melupakan penghargaan intrinsik yang bisa didapat para
karyawan dari kerja sama tim.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

sebuah tim merupakan sekelompok orang yang terorganisir, setiap anggotanya


memiliki peran khusus dan saling bertanggung jawab, memiliki keterampilan dan saling
melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan grup adalah
sekelompok orang dengan suatu kesamaan, cenderung tidak saling mempengaruhi anggota
satu sama lain, berkomitmen mencapai tujuan bersama dengan berpedoman pada komando
pemimpin.Fungsi dari tim yaitu dapat merubah sikap, perilaku, dan nilai pribadi serta dapat
turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Sedangkan manfaat bekerja dalam tim yaitu
untuk pengambilan keputusan, merundingkan, dan bernegosiasi. Tujuan bekerja dalam tim
agar anggota memiliki visi dan misi yang sama dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan
secara efesiensi dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/07/01/team-team-work-excellence-
achieving-dan-moving-forward-468514.html

Robbins, Stephen P (2008), Organizational Behavior, Concept, and Application, 12th Edition,
Prentice Hall, USA.
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2013/01/tahap-tahap-perkembangan-kelompok.html
[Diakses 10 April 2013]
http://managementfile.com/journal.php?id=211&sub=journal&page=strategic [Diakses 10
April 2013]
http://ririndwi19.blogspot.com/2011/12/manfaat-dan-tujuan-bekerja-dalam-tim.html [Diakses
10 April 2013]
http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-organisasi.html [Diakses
10 April 2013]
http://www.leadership-park.com/new/more-about-u/tahap-tahap-perkembangan-tim.html
[Diakses 10 April 2013]

Anda mungkin juga menyukai