Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan
kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Perilaku Kelompok dan Team Work” tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami
dan umumnya bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Daftar Isi...........................................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................
A. Definisi Teamwork....................................................................................
B. Manfaat dan Fungsi Teamwork.................................................................
C. Jenis Teamwork.........................................................................................
D. Perbedaan team kerja dan kelompok kerja................................................
E. Tipe-tipe team work ................................................................................
F. Model efektifitas Teamwork......................................................................
G. Peranan Tim Kerja ................................................................................
H. Tahap Perkembangan Teamwork..............................................................
I. Dimensi dari teamkerja..............................................................................
J. Komponen untuk menciptakan team yang efektif......................................
K. Mengubah individu menjadi pemain team..................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain. Meskipun hidup
berkecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik yang cukup, ia akan selalu
membutuhkan lingkungan dimana dia bisa berbagi, saling memberi support dan bergotong
royong. Manusia tidak hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, atau hiburanatau
kesenian, tetapi juga kebersamaan. Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup lebih
terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan
dengan kebersamaan hidup akan lebih berfaidah.
Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku
dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap,
maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan
membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik
perlu ditumbuhkan sikap positif di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling
mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada
anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan pencapaian yang
diperoleh dari setiap anggota tim.
Sebuah teamwork akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab
itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab
dalam keorganisasian. Makalah ini akan membahas definisi teamwork, manfaat dan fungsi
teamwork, jenis teamwork, perbedaan tim kerja dan kelompok kerja, peranan tim kerja, tahap
perkembangan teamwork, dan dimensi dalam tim kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi teamwork ?
2. Apa saja jenis teamwork ?
3. Apa manfaat dan fungsi teamwork ?
4. Apa perbedaan tim kerja dan kelompok kerja ?
5. Apa saja peranan tim kerja
6. Bagaimana tahap perkembangan teamwork ?
7. Apa saja dimensi dalam tim kerja ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi teamwork.
2. Mengetahui jenis teamwork.
3. Mengetahui fungsi dan manfaat teamwork
4. Mengetahui perbedaan tim kerja dan kelompok kerja.
5. Mengetahui peranan tim kerja.
6. Mengetahui tahap perkembangan teamwork.
7. Mengetahui dimensi dalam tim kerja.
8. Mengetahui komponen untukmenciptakan team yang efektif
9. Mengetahui cara mengubah individu menjadi pemain tim
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Teamwork
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim
merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta
berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai
tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork merupakan
peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan
tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang
paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan
menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli
dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang
dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari
teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi
perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu.
Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal
dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh
karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas
segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama lain, setia
kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling menyukai dan berusaha
keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan
interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya
keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta
dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan, selain itu ketrampilan
dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan
nilai tambah yang membuat teamwork lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang
individu yang brilian sekalipun.
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme
kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu
sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum
tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola secara
otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok.
Beberapa isu di dalam tim :
1. Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian team.
2. Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja
atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di
dalam team, dan lain-lain
Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :
1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam
pelaksanaanya.
2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya
mengandalkan keputusan dari satu orang saja
C. Jenis Teamwork
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:
1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari
struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan
beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.
3. Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari
tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal
untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh orang pekerja
dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah
produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas karyawan yang
dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan
cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
D. Perbedaan Antara Kelompok dan Tim
Sebuah TIM adalah sekelompok kecil orang dengan keterampilan dan kemampuan
yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk tujuan bersama dan saling bertanggung
jawab. Kekuatan suatu tim, terletak pada kesamaan tujuan dan saling keterkaitan antar
personal. Dalam membentuk sebuah tim, kita berpandangan pada keterampilan masing-
masing anggota, untuk melengkapi satu sama lain. Misalnya dalam tim produksi film, ada
anggota yang berperan sebagai sutradara, juru rekam, tata rias, penulis naskah, editor dan lain
sebagainya. Setiap anggota tim memiliki fungsi dan peranannya masing-masing.
Sedangkan grup dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang memilki kesamaan
dan saling melengkapi dan berkomitmen untuk mencapai tujuan yang diarahkan pemimpin
dan bersedia untuk dimintai pertanggung jawaban oleh pemimpin. Kekuatan grup terletak
pada kesungguhan anggotanya untuk mengikuti komando atau arahan dari pemimpin.
Pembentukan sebuah grup akan terasa lebih mudah dari pada membentuk sebuah tim. Kita
ambil contoh, misalkan di dalam suatu ruangan, ruang kelas atau ruang kerja, ada banyak
orang dengan berbagai latar belakang. Dari orang-orang tersebut kita bisa membentuk suatu
grup, bisa berdasarkan usia, jenis kelamin, bidang keahlian, dan faktor-faktor kesamaan
lainnya.
Jadi, kesimpulan yang mungkin bisa kita ambil yaitu, sebuah tim merupakan
sekelompok orang yang terorganisir, setiap anggotanya memiliki peran khusus dan saling
bertanggung jawab, memiliki keterampilan dan saling melengkapi serta berkomitmen untuk
mencapai tujuan bersama. Sedangkan grup adalah sekelompok orang dengan suatu kesamaan,
cenderung tidak saling mempengaruhi anggota satu sama lain, berkomitmen mencapai tujuan
bersama dengan berpedoman pada komando pemimpin.
E. Tipe-tipe Team
1. Problem solving teams
Sebuah tim yang dibentuik untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul
dalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah
mengidentifikasikan berbagai masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkan
masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota tim biasanya
berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih sepuluh orang yang
melakukan pertemuan rutin setiap minggu.
2. Self managed work teams
Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas dengan
memberikan kewenangan pada kelompok untuk mengatur kerja mereka, misalnya
menjadwal kerja, menentukan metode kerja, mengawasi anggota, memberi reward
dan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanya berasal
dari satu departemen yang melakukan tugas yang sama.
3. Cross functional teams
Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya
pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi.
Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian dan
orientasi yang berbeda yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
4. Virtual team
Tim-tim yang telah dibahas melakukan pertemuan face-to-face. Tim Virtual
menggunakan teknologi komputer guna menghubungkan orang-orang yang terpisah
secara fisik guna mencapai sasaran bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang
saling bekerjasama lewat metode online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara
bahkan benua.
Tim Virtual dapat melakukan lebih banyak hal ketimbang tim-tim lainnya,
terutama dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan perampungan
pekerjaan. Mereka terdiri atas para anggota dari organisasi yang sama ataupun
hubungan anggota organ dengan para pekerja dari organisasi lain
semisal supplier ataupun partner perusahaan.
F. Model Efektifitas Team Work
Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil – hasil produktif dan kepuasan pribadi.
Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan pribadi para
anggotanya dan kemudian mempertahankan keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil
produktif berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan oleh
tujuan – tujuan tim. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas tim yaitu konteks
organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan system penghargaan. Karakter tim
yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi tim. Karakteristik – karakteristik tim ini
mempengaruhi proses internal tim, yang kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para
pemimpin harus memahami dan mengatur tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan,
norma – norma, dan konflik supaya dapat membangun tim yang efektif. Berikut adalah ciri-
ciri tim yang efektif :
1. Tujuan yang sama
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang didayung
akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang mendayung ke
arah yang berbeda, berlawanan, ataupun tidak mendayung sama sekali karena bingung ke
arah mana harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota
tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke arah
mana harus mendayung.
2. Antusiasme yang tinggi
Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme yang
tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan: anggota
tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk
menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka
berikan juga bisa optimal.
3. Peran dan tanggung jawab yang jelas
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang mendayung.
Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena tidak
ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap
anggota tim harus mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas.
Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk
menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
1. Dimensi Personal
a. Tim yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b. Segenap tim saling menularkan anthusiasme.
c. Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.
2. Dimensi Relational
a. Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
b. Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi mencapai tujuan
bersama.
c. Mereka memanage konfliks secara bijak.
3. Dimensi Strategis
a. Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju bersama.
b. Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran yang jelas.
4. Dimensi Proses
a. Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b. Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota tim.
2. Konteks
Tiga faktor kontekstual yang muncul paling signifikan sehubungan dengan kinerja tim
adalah adanya sumber daya yang mencukupi, kepemimpinan yang efektif, dan evaluasi
kinerja dan sistem reward yang mencerminkan kontribusi tim.
a. Sumber daya mencukupi.
Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai untuk melaksanakan semua
pekerjaan dalam mencapai tujuan. Hal ini meliputi pengaruh seperti informasi yang tepat
waktu, teknologi, ketersediaan staf, dorongan dan asisten administrasi.
3. Komposisi
Kategori ini terdiri atas variabel-variabel yang berhubungan tentang bagaimana tim
harus dibentuk melalui:
a. Kemampuan anggota
Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut tiga tipe keterampilan yang berbeda.
Pertama, tim perlu orang-orang dengan keahlian teknis. Kedua, perlu orang dengan
keterampilan pemecah masalah dan pengambilan keputusan agar mampu mengidentifikasi
masalah, membangkitkan alternatif , mengevaluasi alternatif, dan membuat pilihan yang
kompeten. Ketiga, tim memerlukan orang dengan keterampilan mendengarkan dengan baik,
umpan balik, penyelesaian konflik, dan keterampilan antar pribadi lainnya.
b. Personalitas
Personalitas mempengaruhi individu dalam perilaku. Macam-macam karakter personal
dalam tim akan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan. Kepribadian dan karakter
yang berbeda akan menimbulkan cara pendekatan yang berbeda dalam kelompok.
c. Mengalokasikan peran dan menggalakkan keanekaragaman
Mempunyai kebutuhan berbeda, dan orang hendaknya diseleksi untuk sebuah tim
berdasarkan pada kepribadian dan pilihan kesukaan mereka. Tim yang berkinerja tinggi
benar-benar mencocokkan orang dengan berbagai peran. Terdapat sembilan peran potensial
dalam tim yaitu ; penghubung, pencipta, promosi, penaksir, pengorganisasi, penghasil,
pengontrol, pemelihara, dan penasehat. Tim kerja yang berhasil adalah tim yang memiliki
orang-orang untuk mengisi semua peran dan menyeleksi orang-orang untuk bermain dalam
peran-peran ini berdasarkan pada keterampilan dan pilihan meraka.
Pengalokasian peran dan keragaman, yaitu tim harus memiliki 9 peran, yaitu:
1) creator-inovator – menginisiatif gagasan kreatif;
2) explorer-promoter – juara gagasan setelah dimulai;
3) assessor-developer – menganalisa pilihan keputusan;
4) thruster-organizer – menyediakan struktur;
5) concluder-producer – menyediakan arah dan mengikutinya;
6) controller-inspector – memeriksa rincian;
7) upholder-maintainer – bertarung di pertempuran luar;
8) reporter-adviser – menjadi informasi seluas-luasnya; dan
9) linker – mengkoordinir dan mengintegrasikan.
d. Fleksibilitas anggota
Tim terdiri atas individu-individu fleksibel yang anggotanya dapat saling melengkapi
tugas satu sama lain. Ini nyata berguna bagi suatu tim karena secara signifikan mampu
meningkatkan adaptabilitas dan membuatnya luwes di mata para anggotanya. Jadi, pemilihan
anggota dilancarkan atas mereka yang memiliki nilai fleksibilitas, yang lalu secara silang
melakukan lahihan untuk saling mengerjakan pekerjaan anggota lain.
e. Pilhan anggota
Tidak semua anggota merupakan pemain tim. berikan pilihan, beberapa pekerja akan
menyeleksi secara sendirinya keluar dari parstisipasi tim. kinerja tim yang tinggi seperti
menggabungkan orang yang senang bekerja sebagai bagian dalam tim.
4. Proses
Kategori terakhir berhubungan dengan efektivitas tim adalah variabel proses.
Variabel-variabel proses terdiri atas komitmen setiap anggota tim terhadap tujuan,
pembentukan sasaran tim secara khusus, efikasi tim, manajemen konflik yang terorganisasi
baik, serta pengurangan social loafing.
a. Tujuan Bersama. Tim yang efektif harus punya tujuan bersama sekaligus bermakna,
berfungsi sebagai arahan, momentum, dan komitmen di antara anggotanya. Tujuan ini
dapat diibaratkan sebuah visi. Ia lebih luas ketimbang sasaran tertentu saja.
b. Sasaran Spesifik. Tim yang sukses adalah yang mampu menerjemahkan tujuan bersama
mereka ke dalam sasaran kinerja yang realistik, spesifik, dan bermakna.
c. Efikasi Tim. Tim yang efektif punya kepercayaan diri. Mereka yakin mereka akan
berhasil. Hanyak sukses yang mampu melahirkan sukses. Tim yang telah sukses
meningkat keyakinan mereka untuk meraih sukses di masa datang. Kesuksesan akan
memotivasi mereka lebih keras lagi untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar.
d. Tingkat Konflik. Konflik dalam tim tidak selamanya buruk. Tim yang sama sekali tidak
pernah terlibat konflik akan mandek dan apatis. Jadi, konflik sebenarnya meningkatkan
efektivitas tim, kendati tidak semua konflik punya pengaruh positif. Konflik hubungan
yang berdasarkan ketidaknyamanan antar individu, ketegangan, dan permusuhan
terhadap orang lain selalu bersifat disfungsi, merugikan. Kendati begitu, pada tim yang
menunjukkan kegiatan nonrutin, ketidaksetujuan antar anggota seputar pekerjaan tidak
terlampau punya daya rusak tinggi.
e. Social Loafing. Individu dapat bersembunyi di dalam kelompok. Mereka dapat terlibat
dalam social loafing dalam upaya kelompok karena kontribusi individu tidak bisa
diidentifikasi secara mudah. Tim yang efektif menggarisbawahi kecenderungan ini
dengan menahan mereka yang akuntabel baik di tingkat individu ataupun tim.
2. Pelatihan
Mengadakan pelatihan memungkinkan karyawan memperoleh kepuasan yang didapat
dari kerja sama tim. Pelatihan yag diberikan msalnya berhubungan dengan menigkatkan
keterampilan menyelesaikan masalah, komunikasi, negosiasi,serta menyelesaikan konflik.
Para karyawan juga diingatkan akan pentingnya rasa sabar karena tim membutuhkan waktu
lebih lama untuk membuat keputusan-keputusan bila dibandingkan para karyawan yang
bertindak sendirian.
3. Penghargaan
Penghargaan yang diberikan terhadap seseorang harus secara adil antara tujuan-tujuan
individu dan perilaku-perilaku tim. Promosi, kenaikan daji, dan berbagai bentuk penghargaan
lainnya harus diberikan kepada para individu demi keefektifan mereka sebagai anggota tim
kolabotatif. Selain itu jangan melupakan penghargaan intrinsik yang bisa didapat para
karyawan dari kerja sama tim.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/07/01/team-team-work-excellence-
achieving-dan-moving-forward-468514.html
Robbins, Stephen P (2008), Organizational Behavior, Concept, and Application, 12th Edition,
Prentice Hall, USA.
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2013/01/tahap-tahap-perkembangan-kelompok.html
[Diakses 10 April 2013]
http://managementfile.com/journal.php?id=211&sub=journal&page=strategic [Diakses 10
April 2013]
http://ririndwi19.blogspot.com/2011/12/manfaat-dan-tujuan-bekerja-dalam-tim.html [Diakses
10 April 2013]
http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-organisasi.html [Diakses
10 April 2013]
http://www.leadership-park.com/new/more-about-u/tahap-tahap-perkembangan-tim.html
[Diakses 10 April 2013]