PENGORGANISASIAN
Disusun oleh :
Kelompok 9
Kelas Manajemen B1
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan keharidat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul “Menciptakan dan Mengelola Tim”
dengan tepat waktu. Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Drs. Ida Bagus Badjra, M.M serta untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana
menciptakan dan mengelola tim secara efektif bagi para pembaca dan penulis.
Selama proses pembuatan paper ini, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kami ucapkan terima kasih kepada
bapak Drs. Ida Bagus Badjra, M.M selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kami. Tak
lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan paper ini.
Kami menyadari bahwa paper ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala saran
dan kritik sangat dibutuhkan untuk perbaikan kedepannya sehingga nantinya dapat
memberikan hasil yang lebih baik lagi. Kami juga ucapkan terima kasih kepada para pembaca
yang telah meluangkan waktu untuk membaca paper ini.
Penulis
2
ABSTRAK
Tim kerja adalah kelompok dimana para anggotanya bekerja secara intensif untuk
mencapai tujuan bersama yang spesifik, dengan menggunakan sinergi positif mereka,
akuntabilitas individu dan kelompok serta keahlian pelengkap. (Robbins. 2016). Menciptakan
dan mengelola tim yang efektif adalah suatu hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Untuk
menciptakan hingga mengelola tim agar tim menjadi efektif, maka setiap orang yang berada
dalam tim tersebut harus mengetahui dan memahami dengan jelas apa tujuan dan harapan dari
dibentuknya tim kerja, peran khusus apa yang harus mereka lakukan, sekaligus memberi
kesempatan para anggota tim mencurahkan ide-ide untuk mencapai sasaran, bertanggungjawab
atas hasil tim tersebut. Ada beberapa komponen penting untuk menciptakan tim yang efektif,
yaitu rancangan kerja, komposisi suatu tim, sumber daya anggota tim dan pengaruh internal
maupun eksternal lainnya yang membuat tim menjadi efektif.
3
DAFTAR ISI
4
BAB I PENDAHULUAN
Dalam kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak
terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerjasama pada kerja tim adalah
munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam
kerja tim. Terdapat 4 jenis tim kerja yang paling umum ditemukan, yaitu tim pemecahan
masalah, tim kerja swakelola, tim kerja lintas fungsional, dan tim maya. Untuk mencapai tim
kerja yang efektif harus memenuhi karakteristik berikut ini : tujuan yang jelas, keterampilan
yang relevan, rasa saling percaya, komitmen bersama, komunikasi yang baik, keterampilan
negosiasi, kepemimpinan yang sesuai, serta dukungan internal dan eksternal. Seorang manajer
juga harus bisa menghadapi tantangan – tantangan yang mungkin saja terjadi pada saat masa
kini. Diharapkan keterampilan yang dimiliki oleh seorang manajer dapat menciptakan tim yang
efektif dari sebelumnya.
5
9. Apa definisi perubahan dan pengembangan organisasi?
10. Apa saja faktor perubahan organisasi?
11. Langkah-langkah apa yang ditempuh dalam mewujudkan perubahan organisasi?
12. Apa yang dimaksud perencanaan strategi dan pengembangan organisasi?
13. Bagaimana implikasi manajerial pada perubahan dan pengembangan organisasi?
6
10. Mengetahui faktor perubahan organisasi
11. Mengetahui langkah- langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi
12. Menambah pengetahuan tentang perencanaan strategi dan pengembangan organisasi
13. Memahami implikasi manajerial pada perubahan dan pengembangan organisasi
7
BAB II PEMBAHASAN
8
B. Tahapan Perkembangan Kelompok
Suatu kelompok dapat berkembang melalui lima tahapan. Kelima tahapan
tersebut antara lain pembentukan (forming), pancaroba/keributan (storming),
penormaan (norming), pelaksanaan (performing), dan penundaan (adjourning).
Tahap Pembentukan
Tahap pembentukan memiliki dua fase. Fase pertama, terjadi ketika orang-orang
mulai bergabung ke dalam kelompok. Dalam kelompok formal, orang-orang
bergabung karena adanya tugas tertentu. Setelah bergabung, fase kedua pun
dimulai, mulai mendefinisikan tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok.
Fase ini melibatkan banyak ketidakpastian karena para anggota "masih mencoba
coba untuk menentukan perilaku seperti apa yang bisa diterima. Tahapan ini
selesai ketika para anggota mulai berpikir bahwa mereka adalah bagian dari
kelompok.
Tahap Pancaroba/Keributan
Tahap pancaroba/keributan dinamakan demikian karena adanya konflik antar
kelompok yang terjadi akibat perselisihan siapa yang berhak mengontrol
kelompok dan apa yang harus dilakukan kelompok ini. Ketika tahapan ini
selesai, terbentuklah hierarki kepemimpinan yang relatif jelas dan adanya
kesepakatan mengenai arah kelompok tersebut.
Tahap Penormaan
Tahap penormaan merupakan tahap di mana hubungan akrab mulai terjalin dan
kelompok mulai menyatu. Rasa identitas dan persahabatan yang kuat dalam
kelompok kini semakin kuat. Tahap im selesai ketika struktur kelompok mulai
solid dan kelompok tersebut telah menerima serangkaian ekspektasi (atau
norma) yang terkait dengan perilaku anggotanya.
Tahap Pelaksanaan
Tahap keempat dari perkembangan kelompok adalah tahap pelaksanaan.
Struktur kelompok telah ditetapkan dan diterima anggota kelompok. Energi
mereka telah beralih dan saling mengenal dan memahami menjadi suatu
penyelesaian tugas dalam kelompok. Ini merupakan tahap terakhir dari
perkembangan kelompok kerja yang permanen.
9
Tahap Penundaan
Akan tetapi, untuk kelompok yang bersifat temporer, seperti tim proyek, satuan
tugas, atau kelompok sejenis yang memiliki tugas yang terbatas-tahapan
finalnya adalah tahap penundaan. Pada tahap ini, kelompok bersiap-stap
membubarkan diri. Perhatian kelompok difokuskan pada penyelesaian kegiatan
ketimbang pelaksanaan tugas. Anggota kelompok bereaksi dengan berbagai
cara. Sebagian bersuka cita dengan pencapaian kelompok. Sebagian lagi ada
yang benedih karena hilangnya rasa keakraban dan persahabatan.
2.1.2 Kinerja dan Kepuasan Kelompok Kerja
Faktor – faktor utama yang mempengaruhi kinerja dan kepuasan kelompok kerja
diantaranya :
A. Kondisi Eksternal yang Dibebankan Terhadap Kelompok
Suatu kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang dibebankan
kepadanya. Kondisi-kondisi tersebut meliputi strategi organisasi, hubungan wewenang,
regulasi dan aturan formal, ketersediaan sumber daya, kriteria pemilihan karyawan,
budaya dan sistem manajemen kinerja, serta tata letak fisik tempat kerja kelompok
tersebut. Sebagai contoh, sebagian kelompok memiliki peralatan dan perlengkapan
yang modern serta berkualitas tinggi untuk menunaikan tugas-tugasnya, sedangkan
yang lam tidak. Atau organisasi mungkin mengejar strategi penghematan biaya atau
perbaikan kualitas, yang akan mempengaruhi apa yang dilakukan kelompok dan cara
kelompok melakukannya.
B. Sumber Daya Anggota Kelompok
Potensi kinerja suatu kelompok bergantung pada sejumlah besar sumber daya
yang disumbangkan setiap individu kepada kelompoknya. Sumber daya ini mencakup
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, serta kepribadian, dan semua hal tersebut
sangat menentukan tugas apa yang bisa diemban para anggota dan seefektif apa mereka
dalam mengerjakannya Keterampilan interpersonal terutama manajemen konflik dan
resolusinya, pemecahan masalah secara kolaboratif, dan komunikasi selalu dibutuhkan
bagi kelompok kerja agar berjalan baik. Kepribadian juga mempengaruhi kinerja
kelompok karena sangat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan anggota
kelompok lain. Riset telah menunjukkan bahwa kepribadian yang dipandang positif
dalam kebudayaan kita (supel, mandiri, dan indenden) cenderung berkorelasi positif
dengan produktivitas dan semangat kerja kelompok. Sebaliknya. karakteristik
10
kepribadian negatif, seperti otoriter, dominan, dan melanggar aturan, cenderung
berkorelasi negatif dengan produktivitas dan semangat kerja.
C. Struktur Kelompok
Tim kerja bukanlah kerumunan orang yang tidak terorganisasi. Tim kerja
memiliki struktur internal yang membentuk perilaku para anggotanya dan dapat
mempengaruhi kinerja kelompok itu sendiri. Struktur ini mencakup peran, norma,
kesesuaian, sistem status, ukuran kelompok, dan kesatuan kelompok.
1. Peran: pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mengemban suatu posisi
tertentu dalam unit sosial yang membantu kelompok dalam menyelesaikan tugas
atau menjaga tingkat kepuasan anggota kelompok.
2. Norma: standar atau ekspektasi yang diterima dan dibagi oleh anggota kelompok.
Norma menjabarkan hal-hal seperti tingkat output, absen, ketepatan waktu, dan
kadar bersosialisasi dalam kerja.
3. Kesesuaian: kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dirinya dengan kelompok
agar dapat diterima oleh kelompok tersebut.
4. Sistem Status: suatu posisi, peringkat atau nilai prestise untuk anggota kelompok
yang berfungsi sebagai pengakuan atas kontribusi individu untuk kelompok dan
sebagai motivator perilaku.
5. Ukuran Kelompok: dalam sebuah kelompok, ukuran kelompok merupakan hal
yang harus diperhatikan. Ukuran kelompok ini dapat dibagi menjadi beberapa
ukuran, diantaranya :
a. Small Groups: menyelesaikan tugas lebih cepat daripada larger group dan
lebih efektif dalam menggunakan fakta.
b. Large Groups: memecahkan masalah lebih baik daripada small groups dan
lebih efektif dalam mencari fakta.
c. Social Loafing: kecenderungan seseorang untuk tidak berupaya maksimal
ketika bekerja secara kelompok dibanding individual.
6. Kesatuan Kelompok: anggota tertarik pada kelompok dan saling berbagi peran
dalam mencapai tujuan kelompok. Kelompok yang tingkat kesatuan kelompoknya
tinggi akan lebih produktif dan lebih efektif dalam menangani tugas dan mencapai
tujuan kelompok daripada kelompok yang tingkat kesatuan kelompoknya rendah.
D. Proses Kelompok
Dalam proses ini terdapat dua proses kelompok yang penting, yaitu :
1. Pengambilan Keputusan Kelompok
11
Merupakan sebuah hasil dari pemecahan masalah, jawaban dari suatu
pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan pemilihan dari salah satu
alternative dari alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari proses
pemikiran tentang masalah atau problema yang dihadapi dalam sebuah kelompok.
Salah satu keunggulan dari keputusan kelompok adalah dalam keputusan
kelompok menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap. Dan salah
satu kekurangan dari keputusan kelompok adalah keputusan kelompok ini
memakan waktu dalam mencari solusi daripada keputusan secara individu.
2. Manajemen Konflik
Konflik merupakan perbedaan yang tidak bisa diterima yang menghasilkan
gangguan atau penolakan. Ada tiga pandangan yang berkembang terkait dengan
konflik, yaitu:
1) Konflik dari sudut pandang tradisional: menyatakan bahwa konflik manapun
harus dihindari.
2) Konflik dari sudut pandang hubungan manusia: menyatakan bahwa konflik
merupakan hal yang alami yang tak terhindarkan dalam kelompok apapun
serta tidak harus dipandang secara negatif, tetapi bisa berpotensi menjadi
pendorong positif bagi kinerja kelompok.
3) Konflik dari sudut pandang interaksiois: menganggap bahwa konflik tidak
hanya menjadi dorongan positif bagi kelompok, tetapi juga sebagian konflik
justru harus terjadi dalam suatu kelompok agar bisa berkinerja efektif.
E. Tugas Kelompok
Dampak dari proses kelompok terhadap kinerja kelompok dan kepuasan
anggota dimodifikasi oleh tugas kelompok yang sedang digarap. Tugas kelompok bisa
sederhana maupun kompleks. Tugas kelompok sederhana cenderung bersifat rutin dan
terstandarisasi. Sementara itu, tugas kelompok kompleks cenderung asing atau tidak
rutin. Kompleksitas dan interdependensi tugas membutuhkan:
- Komunikasi yang efektif: pembicaraan antara anggota kelompok
- Konflik yang terkontrol: interaksi diantara anggota kelompok
12
positif mereka, akuntabilitas individu dan kelompok, serta keahlian pelengkap. Tim
kerja berbeda dari kelompok kerja dan memiliki sifatnya tersendiri.
B. Perbedaan Antara Tim Kerja dengan Kelompok Kerja
13
3. Tim Kerja Lintas Fungsional
Kelompok yang menghimpun wawasan dan kemampuan para individu dari
berbagai bidang kerja atau kelompok yang para anggotanya telah terlatih
menjalankan tugas masing- masing.
4. Tim Maya
Tim yang menggunakan teknologi untuk menghubungkan anggota tim yang
terpisah jauh dalam rangka mencapai tujuan bersama. Tim maya juga bisa
melakukan segala hal yang didiskusikan tim lain, mulai dari pembagian
informasi, pengambilan keputusan, dan penyelesaian tugas. Namun, tim ini jarang
melakukan interaksi diskusi langsung. Itulah tim maya cenderung lebih
berorientasi tugas terutama jika anggota tim belum pernah bertatap muka sama
sekali.
D. Menciptakan Tim Kerja yang Efektif
Untuk mencapai tim kerja yang efektif harus memenuhi karakteristik berikut :
1. Tujuan Yang Jelas
Tim berkinerja tinggi memiliki pemahaman yang jelas mengenai tujuan yang
akan dicapai.
2. Keterampilan Yang Relevan
Individu harus memiliki kemampuan teknis dan interpersonal agar bisa mencapai
tujuan yang diinginkan.
3. Rasa Saling Percaya
Tim yang efektif harus mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada para
anggotanya.
4. Komitmen Bersama
Suatu tim yang efektif memperlihatkan loyalitas dan dedikasi yang tinggi
terhadap tim serta bersedia melakukan apapun demi keberhasilan tim.
5. Komunikasi yang baik
Tim yang efektif memiliki karakteristik komunikasi yang baik antara anggota
yang satu dengan yang lainnya.
6. Kemampuan Bernegosiasi
Tim yang efektif selalu melakukan penyesuaian terhadap siapapun yang
melakukannya.
14
7. Kepemimpinan Yang Sesuai
Seorang pemimpin harus bisa memotivasi pengikutnya dalam situasi sesulit
apapun.
8. Dukungan Internal dan Eksternal
Secara internal tim harus memiliki infrastruktur yang mapan dan secara eksternal
manager harus menyediakan tim sumberdaya untuk menyelesaikan sebuah tugas.
Pergeseran paradigma dari bekerja sendiri ke bekerja dalam tim membuat para
karyawan bekerja sama dengan orang lain, berbagi informasi, menghadapi perbedaan dan
mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan tim. Manajer bisa membangun tim
yang efektif dengan memahami hal – hal apa saja yang mempengaruhi kinerja dan
kepuasan. Akan tetapi, manager juga menghadapi masa kini dalam mengelola tim
terutama yang terkait dengan pengelolaan global dan pemahaman tentang jaringan sosial
organisasi.
15
2.2 Perubahan dan Pengembangan Organisasi
2.2.1 Pengertian Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Perubahan organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan, yang selama
ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi,
dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini telah berlaku dalam
organisasi tersebut. Perubahan organisasi juga adalah bentuk upaya dari anggota organisasi
tersebut dalam bekerja sama, untuk mencapai tujuan dengan melakukan perubahan-
perubahan organisasi dalam berbagai aspek, atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai
upaya penyesuaian dengan perkembangan zaman agar tujuan organisasi dapat tercapai dan
bertahan dalam perubahan dunia.
Perubahan pasti akan dilakukan oleh tiap organisasi dalam upaya menjaga
eksistensinya di tengah perubahan zaman. Dalam istilah perubahan organisasi, dikenal
istilah change intervention yaitu sebuah rancangan aksi atau tindakan untuk membuat
inovasi dan merubah sesuatu menjadi berbeda. Selain itu ada juga istilah change agent yaitu
individu atau kelompok yang bertindak sebagai katalis atau seseorang yang bertanggung
jawab untuk melakukan manajemen dan prosedur kerja dalam organisasi, agar dapat
mencapai tujuan organisasi.
16
Perkembangan suatu organisasi dapat dijadikan parameter bagi organisasi tersebut,
apakah organisasi tersebut dapat tetap eksis dan mengayomi masyarakat organisasi tersebut
dalam menghadapi perkembangan zaman. Jika suatu organisasi sudah tidak bisa mengayomi
atau gagal mencapai tujuan masyarakat organisasi tersebut, maka organisasi tersebut telah
gagal dalam perkembangannya.
17
negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan
dan kemajuan organisasi. Sedangkan dampak yang positif apabila perubahan itu
dapat memperlancar kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau
dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru.
b. Mengadakan identifikasi
Organisasi harus mengidentifikasi dampak dari perubahan yang terjadi
dalam organisasi tersebut. Setiap faktor yang menyebabkan perubahan
organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat
dipecahkan dengan tepat.
c. Menetapkan perubahan
Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi
harus yakin bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik untuk
meningkatkan kemampuan organisasi maupun untuk mempertahankan
eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
d. Menentukan strategi
Apabila pimpinan organisasi telah yakin bahwa perubahan benar-benar
harus dilakukan, maka harus segera disusun strategi-strategi untuk
mewujudkannya.
e. Melakukan evaluasi
Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu menghasilkan
dampak positif atau negatif terhadap organisasi, maka perlu dilakukan penilaian.
Jika hasil perubahan sesuai dengan harapan, berarti perubahan yang dilakukan
memberikan dampak positif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti
memberikan dampak negatif.
18
dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan
organisasi saat ini dianalisa, barulah rencana dapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap ini memerlukan informasi
terutama keuangan dan data statistik yang didapat melalui komunikasi dalam
organisasi.
- Tahap 3: Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala
kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi
untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena
itu, perlu diketahui faktor-faktor lingkungan interen dan eksteren yang dapat
membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan
masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah, dan
kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah
bagian penting dari proses perencanaan.
- Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan adalah
pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian
alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik diantara berbagai
alternatif yang ada.
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk
menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (modal dan sumber daya manusia) untuk
mencapai suatu strategi. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam
proses ini, antara lain SWOT Analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats), PEST Analysis (Political, Economic, Social, and Technological), atau
STEER Analysis (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, and
Regulatory).
Perencanaan Strategis adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk
mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan,
sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan
organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju lima sampai sepuluh
tahun ke depan ( Kerzner, 2001 ).
19
2.2.4 Implikasi Manajerial Pada Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Dalam konteks manajerial sebuah organisasi atau perusahaan memang memerlukan
perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan bisa menjadi tolak ukur kemajuan dari suatu
organisasi/ perusahaan. Salah satu bentuk perubahan yang dapat memajukan sebuah
organisasi adalah pembaruan proses bisnis secara terencana. Hal lain yang menjadi fokus
dalam perubahan suatu perusahaan/ organisasi adalah mengenai bagaimana perusahaan/
organisasi dapat melakukan evaluasi terhadap hasil dari perubahan yang mereka lakukan.
Perubahan yang terjadi tak lepas dari peranan pemimpin yang bertugas sebagai pengambil
keputusan.
Berkembang adalah sebuah tuntutan yang harus dilakukan agar dapat tetap hidup.
Proses perkembangan selalu berimplikasi bahwa telah terjadi perubahan. Perubahan
adalah keniscayaan, sebagai sebuah konsekuensi dari perkembangan. Perkembangan dapat
berjalan ke arah positif maupun kearah negatif. Perkembangan ke arah positif dapat
memberikan kekuatan bagi manusia atau organisasi, untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungan. Di sisi laian, perkembangan kearah negatif akan mengakibatkan kemunduran
dan bahkan kematian bagi suatu organisasi. Pengembangan yang didesain, tentu akan
menghasilkan peluang lebih besar menuju ke arah positif.
Mengelola perubahan tidak boleh dianggap hal yang sepele dan harus secara cermat
dipertimbangkan ketika mendefinisikan, mengembangkan, melaksanakan, dan
mengevaluasi cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Manajemen perubahan adalah
sebuah proses yang panjang. Meskipun banyak perubahan dapat direncanakan dan
diantisipasi, seringkali perubahan juga membawa akibat dan implikasi yang tidak dapat
diantisipasi dan bahkan yang tidak diinginkan. Hal yang akan terjadi karena adanya
perubahan dan pengembangan organisasi adalah sebuah organisasi tersebut akan
mengalami peningkatan, baik dalam kinerja maupun hal lainnya, organisasi tersebut juga
akan menjadi lebih dinamis dan terus menerus berkembang.
20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok merupakan dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling
bergantung yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu Kelompok formal
merupakan kelompok kerja yang dibatasi oleh struktur organisasi dan telah merancang
penugasan kerja dan tugas – tugas spesifik yang ditunjukkan bagi pencapaian tujuan
organisasi Kelompok informal merupakan kelompok sosial. Tahap pembentukan dan
perkembangan kelompok terdiri atas dua fase bergabung dengan kelompok dan
mendefinisikan tujuan kelompok. struktur, dan kepemimpinan Komponen-komponen
utama yang menentukan kinerja dan kepuasan kelompok antara lain kondisi eksternal,
sumber daya anggota kelompok, struktur kelompok, proses kelompok dan tugas kelompok
Kondisi eksternal seperti ketersediaan sumber daya dan tujuan kelompok organisasi
mempengaruhi kelompok kerja Peran kelompok biasanya melibatkan penyelesaian
pekerjaan kelompok. Norma-norma kelompok menjadi pengaruh kuat terhadap kinerja
seseorang dan mendikte faktor – faktor seperti tingkat output kurjak kehadiran, dan
ketepatan waktu Pengambilan keputusan kelompok dan manajemen konflik merupakan
proses kelompok yang berperan penting dalam kinerja dan kepuasan.
Tim kerja berbeda dari kelompok kerja dan memiliki sifat-sifat sendiri Kelompok
karja terutama berinteraksi untuk berbagi informasi dan membuat keputusan dalam
membantu setiap anggotanya agar melakukan tugasnya secara lebih efisien dann efektif.
Tim kerja merupakan kelompok dimana para anggotanya bekerja secara intensif untuk
mencapai suatu tujuan bersama yang spesifik, dengan menggunakan sinergi positif,
akuntabilitas individu dan kelompok serta keterampilan pelengkap tantangan dalam
mengelola tim global dapat dilihat dari sumber daya anggota kelompok, terutama
karakteristik budaya yang beragam struktur kelompok, terutama kesesuaian, status,
kemalasan sosial, dan kesatuan kelompok proses kelompok, terutama komunikasi dan
manajemen konflik serta peran manajerdalam menjalankan semua hal ini. Manajer harus
memahami pola hubungan informal antara individu dalam satu kelompok karena
hubungan sosial informal bias membantu atau menghambat efektivitas kelompok.
Perubahan organisasi adalah bentuk upaya dari anggota organisasi tersebut dalam
bekerja sama, untuk mencapai tujuan dengan melakukan perubahan-perubahan organisasi
dalam berbagai aspek. Pengembangan organisasi adalah proses terencana untuk
mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang
21
selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh
seluruh anggota organisasi. Terdapat dua faktor perubahan organisasi yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Langkah-langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi antara
lain mengadakan pengkajian, mengadakan identifikasi, menetapkan perubahan,
menentukan strategi, melakukan evaluasi. Secara mendasar kegiatan perencanaan melalui
4 tahapan, yaitu menetapkan tujuan perencanaan, merumuskan keadaan saat ini,
mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, mengembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Perencanaan strategis adalah proses yang
dilakukan oleh suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil
keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (modal dan sumber daya manusia)
untuk mencapai suatu strategi.
22
DAFTAR PUSTAKA
23