Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN

PENGORGANISASIAN

MENCIPTAKAN DAN MENGELOLA TIM

Disusun oleh :

Kelompok 9

Christine Natalie Raka Sareng 2107531192

Ni Putu Diah Pranaya Kusuma Putri 2107531201

Kelas Manajemen B1

Dosen Pengampu : Drs. Ida Bagus Badjra, M.M

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan keharidat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul “Menciptakan dan Mengelola Tim”
dengan tepat waktu. Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Drs. Ida Bagus Badjra, M.M serta untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana
menciptakan dan mengelola tim secara efektif bagi para pembaca dan penulis.

Selama proses pembuatan paper ini, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kami ucapkan terima kasih kepada
bapak Drs. Ida Bagus Badjra, M.M selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kami. Tak
lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan paper ini.

Kami menyadari bahwa paper ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala saran
dan kritik sangat dibutuhkan untuk perbaikan kedepannya sehingga nantinya dapat
memberikan hasil yang lebih baik lagi. Kami juga ucapkan terima kasih kepada para pembaca
yang telah meluangkan waktu untuk membaca paper ini.

Denpasar, 23 Maret 2022

Penulis

2
ABSTRAK

Tim kerja adalah kelompok dimana para anggotanya bekerja secara intensif untuk
mencapai tujuan bersama yang spesifik, dengan menggunakan sinergi positif mereka,
akuntabilitas individu dan kelompok serta keahlian pelengkap. (Robbins. 2016). Menciptakan
dan mengelola tim yang efektif adalah suatu hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Untuk
menciptakan hingga mengelola tim agar tim menjadi efektif, maka setiap orang yang berada
dalam tim tersebut harus mengetahui dan memahami dengan jelas apa tujuan dan harapan dari
dibentuknya tim kerja, peran khusus apa yang harus mereka lakukan, sekaligus memberi
kesempatan para anggota tim mencurahkan ide-ide untuk mencapai sasaran, bertanggungjawab
atas hasil tim tersebut. Ada beberapa komponen penting untuk menciptakan tim yang efektif,
yaitu rancangan kerja, komposisi suatu tim, sumber daya anggota tim dan pengaruh internal
maupun eksternal lainnya yang membuat tim menjadi efektif.

Kata Kunci : Tim Kerja yang Efektif, Kelompok, Tujuan Tim

3
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 5


1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................................. 6
1.4 Manfaat Pe mbahasan ............................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 8
2.1 Menciptakan dan Mengelola Tim ............................................................................ 8
2.1.1 Kelompok dan Perkembangan Kelompok....................................................... 8
2.1.2 Kinerja dan Kepuasan Kelompok Kerja ....................................................... 10
2.1.3 Mengubah Kelompok Menjadi Tim Efektif .................................................. 12
2.1.4 Tantangan Masa Kini dalam Mengelola Tim ............................................... 15
2.2 Perubahan dan Penge mbangan Organisasi .......................................................... 16
2.2.1 Pengertian Pe rubahan dan Pengembangan Organisasi ............................... 16
2.2.2 Langkah-langkah Perubahan Organisasi ...................................................... 17
2.2.3 Perencanaan Strategi dan Pengembangan Organisasi................................. 18
2.2.4 Implikasi Manaje rial Pada Perubahan dan Penge mbangan Organisasi.... 20
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 21
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 21

4
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kerja.
Kerjasama dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas
bagi individu-individu yang tergabung dalam tim kerja. Tanpa adanya kerjasama yang baik,
maka tidak akan memunculkan ide-ide cemerlang. Kerjasama akan menyatukan kekuatan ide-
ide yang akan mengantarkan pada kesuksesan. Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang
atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Setiap tim
maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerja sama yang dibangun dengan kesadaran
pencapaian prestasi dan kinerja.

Dalam kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak
terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerjasama pada kerja tim adalah
munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam
kerja tim. Terdapat 4 jenis tim kerja yang paling umum ditemukan, yaitu tim pemecahan
masalah, tim kerja swakelola, tim kerja lintas fungsional, dan tim maya. Untuk mencapai tim
kerja yang efektif harus memenuhi karakteristik berikut ini : tujuan yang jelas, keterampilan
yang relevan, rasa saling percaya, komitmen bersama, komunikasi yang baik, keterampilan
negosiasi, kepemimpinan yang sesuai, serta dukungan internal dan eksternal. Seorang manajer
juga harus bisa menghadapi tantangan – tantangan yang mungkin saja terjadi pada saat masa
kini. Diharapkan keterampilan yang dimiliki oleh seorang manajer dapat menciptakan tim yang
efektif dari sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah


Melihat latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah dalam pembahasan
materi ini yaitu :
1. Apa itu kelompok?
2. Apa saja tahapan perkembangan kelompok?
3. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi kinerja dan kepuasan kelompok?
4. Apa itu tim kerja?
5. Apa perbedaan antara kelompok dengan tim kerja?
6. Apa saja jenis – jenis tim kerja?
7. Bagaimana cara menciptakan dan mengelola tim yang efektif?
8. Tantangan apa saja yang dihadapi dalam mengelola tim pada masa kini?

5
9. Apa definisi perubahan dan pengembangan organisasi?
10. Apa saja faktor perubahan organisasi?
11. Langkah-langkah apa yang ditempuh dalam mewujudkan perubahan organisasi?
12. Apa yang dimaksud perencanaan strategi dan pengembangan organisasi?
13. Bagaimana implikasi manajerial pada perubahan dan pengembangan organisasi?

1.3 Tujuan Pembahasan


Melihat dari rumusan permasalahan diatas, adapun tujuan dari pembahasan materi
tersebut antara lain :
1. Untuk menambah pemahaman tentang pengertian kelompok.
2. Untuk mengetahui tahapan perkembangan kelompok.
3. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja dan kepuasan kelompok.
4. Untuk menambah pemahaman tentang pengertian tim kerja.
5. Untuk menambah pemahaman perbedaan antara kelompok dengan tim kerja.
6. Untuk mengetahui jenis – jenis tim kerja.
7. Untuk menambah pemahaman cara menciptakan dan mengelola tim yang efektif.
8. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam mengelola tim pada masa kini.
9. Untuk mengetahui apa itu perubahan dan pengembangan organisasi.
10. Untuk mengetahui faktor perubahan organisasi
11. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi
12. Untuk menambah pengetahuan tentang perencanaan strategi dan pengembangan
organisasi
13. Untuk memahami implikasi manajerial pada perubahan dan pengembangan organisasi

1.4 Manfaat Pembahasan


1. Menambah pemahaman pembaca tentang pengertian kelompok.
2. Mengetahui tahapan perkembangan kelompok.
3. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja dan kepuasan kelompok.
4. Menambah pemahaman pembaca tentang pengertian tim kerja.
5. Menambah pemahaman pembaca tentang perbedaan antara kelompok dengan tim kerja.
6. Mengetahui jenis – jenis tim kerja.
7. Menambah pemahaman pembaca tentang cara menciptakan dan mengelola tim yang
efektif.
8. Mengetahui tantangan yang dihadapi dalam mengelola tim pada masa kini.
9. Mengetahui perubahan dan pengembangan organisasi.

6
10. Mengetahui faktor perubahan organisasi
11. Mengetahui langkah- langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi
12. Menambah pengetahuan tentang perencanaan strategi dan pengembangan organisasi
13. Memahami implikasi manajerial pada perubahan dan pengembangan organisasi

7
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Menciptakan dan Mengelola Tim


2.1.1 Kelompok dan Perkembangan Kelompok
A. Definisi Kelompok
Suatu kelompok dapat didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang
berinteraksi dan saling bergantung yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Kelompok dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
 Kelompok Formal
Kelompok formal merukapan kelompok kerja yang terbatas pada satu organisasi
dan memiliki rancangan penugasan kerja serta tugas – tugas spesifik yang
ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi. Contohnya kelompok perintah,
kelompok tugas, tim lintas fungsional, dan tim swakelola.
 Kelompok Perintah
Kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan terdiri dari individu
yang melaporkan langsung kepada manajer bersangkutan.
 Kelompok Tugas
Kelompok yang terdiri dari individu yang terhimpun bersama untuk
menyelesaikan tugas tertemu keberadaan mereka sering kali bersifat tempore
karena begitu jugasnya rampung, kelompok ini pun bubar.
 Tim Lintas Fungsional
Kelompok yang menghimpun wawasan dan kemampuan para individu dari
berbagai bidang kerja atau kelompok yang para anggotanya telah terlatih
menjalankan tugas masing- masing.
 Tim Swakelola
Kelompok yang pada dasarnya independen dan yang selain tugasnya sendiri,
mengemban tanggung jawab manajerial, seperti perekrutan perencanaan dan
perjadwalan, serta evaluasi kinerja.
 Kelompok Informal
Kelompok informal merupakan kelompok sosial. Kelompok ini biasanya
terbentuk di tempat kerja dan cenderung berdasarkan pertemanan serta minat
yang sama. Sebagai contoh, lima karyawan dari berbagai departemen yang sering
makan siang bersama merupakan kelompok informal.

8
B. Tahapan Perkembangan Kelompok
Suatu kelompok dapat berkembang melalui lima tahapan. Kelima tahapan
tersebut antara lain pembentukan (forming), pancaroba/keributan (storming),
penormaan (norming), pelaksanaan (performing), dan penundaan (adjourning).

 Tahap Pembentukan
Tahap pembentukan memiliki dua fase. Fase pertama, terjadi ketika orang-orang
mulai bergabung ke dalam kelompok. Dalam kelompok formal, orang-orang
bergabung karena adanya tugas tertentu. Setelah bergabung, fase kedua pun
dimulai, mulai mendefinisikan tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok.
Fase ini melibatkan banyak ketidakpastian karena para anggota "masih mencoba
coba untuk menentukan perilaku seperti apa yang bisa diterima. Tahapan ini
selesai ketika para anggota mulai berpikir bahwa mereka adalah bagian dari
kelompok.
 Tahap Pancaroba/Keributan
Tahap pancaroba/keributan dinamakan demikian karena adanya konflik antar
kelompok yang terjadi akibat perselisihan siapa yang berhak mengontrol
kelompok dan apa yang harus dilakukan kelompok ini. Ketika tahapan ini
selesai, terbentuklah hierarki kepemimpinan yang relatif jelas dan adanya
kesepakatan mengenai arah kelompok tersebut.
 Tahap Penormaan
Tahap penormaan merupakan tahap di mana hubungan akrab mulai terjalin dan
kelompok mulai menyatu. Rasa identitas dan persahabatan yang kuat dalam
kelompok kini semakin kuat. Tahap im selesai ketika struktur kelompok mulai
solid dan kelompok tersebut telah menerima serangkaian ekspektasi (atau
norma) yang terkait dengan perilaku anggotanya.
 Tahap Pelaksanaan
Tahap keempat dari perkembangan kelompok adalah tahap pelaksanaan.
Struktur kelompok telah ditetapkan dan diterima anggota kelompok. Energi
mereka telah beralih dan saling mengenal dan memahami menjadi suatu
penyelesaian tugas dalam kelompok. Ini merupakan tahap terakhir dari
perkembangan kelompok kerja yang permanen.

9
 Tahap Penundaan
Akan tetapi, untuk kelompok yang bersifat temporer, seperti tim proyek, satuan
tugas, atau kelompok sejenis yang memiliki tugas yang terbatas-tahapan
finalnya adalah tahap penundaan. Pada tahap ini, kelompok bersiap-stap
membubarkan diri. Perhatian kelompok difokuskan pada penyelesaian kegiatan
ketimbang pelaksanaan tugas. Anggota kelompok bereaksi dengan berbagai
cara. Sebagian bersuka cita dengan pencapaian kelompok. Sebagian lagi ada
yang benedih karena hilangnya rasa keakraban dan persahabatan.
2.1.2 Kinerja dan Kepuasan Kelompok Kerja
Faktor – faktor utama yang mempengaruhi kinerja dan kepuasan kelompok kerja
diantaranya :
A. Kondisi Eksternal yang Dibebankan Terhadap Kelompok
Suatu kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang dibebankan
kepadanya. Kondisi-kondisi tersebut meliputi strategi organisasi, hubungan wewenang,
regulasi dan aturan formal, ketersediaan sumber daya, kriteria pemilihan karyawan,
budaya dan sistem manajemen kinerja, serta tata letak fisik tempat kerja kelompok
tersebut. Sebagai contoh, sebagian kelompok memiliki peralatan dan perlengkapan
yang modern serta berkualitas tinggi untuk menunaikan tugas-tugasnya, sedangkan
yang lam tidak. Atau organisasi mungkin mengejar strategi penghematan biaya atau
perbaikan kualitas, yang akan mempengaruhi apa yang dilakukan kelompok dan cara
kelompok melakukannya.
B. Sumber Daya Anggota Kelompok
Potensi kinerja suatu kelompok bergantung pada sejumlah besar sumber daya
yang disumbangkan setiap individu kepada kelompoknya. Sumber daya ini mencakup
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, serta kepribadian, dan semua hal tersebut
sangat menentukan tugas apa yang bisa diemban para anggota dan seefektif apa mereka
dalam mengerjakannya Keterampilan interpersonal terutama manajemen konflik dan
resolusinya, pemecahan masalah secara kolaboratif, dan komunikasi selalu dibutuhkan
bagi kelompok kerja agar berjalan baik. Kepribadian juga mempengaruhi kinerja
kelompok karena sangat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan anggota
kelompok lain. Riset telah menunjukkan bahwa kepribadian yang dipandang positif
dalam kebudayaan kita (supel, mandiri, dan indenden) cenderung berkorelasi positif
dengan produktivitas dan semangat kerja kelompok. Sebaliknya. karakteristik

10
kepribadian negatif, seperti otoriter, dominan, dan melanggar aturan, cenderung
berkorelasi negatif dengan produktivitas dan semangat kerja.
C. Struktur Kelompok
Tim kerja bukanlah kerumunan orang yang tidak terorganisasi. Tim kerja
memiliki struktur internal yang membentuk perilaku para anggotanya dan dapat
mempengaruhi kinerja kelompok itu sendiri. Struktur ini mencakup peran, norma,
kesesuaian, sistem status, ukuran kelompok, dan kesatuan kelompok.
1. Peran: pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mengemban suatu posisi
tertentu dalam unit sosial yang membantu kelompok dalam menyelesaikan tugas
atau menjaga tingkat kepuasan anggota kelompok.
2. Norma: standar atau ekspektasi yang diterima dan dibagi oleh anggota kelompok.
Norma menjabarkan hal-hal seperti tingkat output, absen, ketepatan waktu, dan
kadar bersosialisasi dalam kerja.
3. Kesesuaian: kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dirinya dengan kelompok
agar dapat diterima oleh kelompok tersebut.
4. Sistem Status: suatu posisi, peringkat atau nilai prestise untuk anggota kelompok
yang berfungsi sebagai pengakuan atas kontribusi individu untuk kelompok dan
sebagai motivator perilaku.
5. Ukuran Kelompok: dalam sebuah kelompok, ukuran kelompok merupakan hal
yang harus diperhatikan. Ukuran kelompok ini dapat dibagi menjadi beberapa
ukuran, diantaranya :
a. Small Groups: menyelesaikan tugas lebih cepat daripada larger group dan
lebih efektif dalam menggunakan fakta.
b. Large Groups: memecahkan masalah lebih baik daripada small groups dan
lebih efektif dalam mencari fakta.
c. Social Loafing: kecenderungan seseorang untuk tidak berupaya maksimal
ketika bekerja secara kelompok dibanding individual.
6. Kesatuan Kelompok: anggota tertarik pada kelompok dan saling berbagi peran
dalam mencapai tujuan kelompok. Kelompok yang tingkat kesatuan kelompoknya
tinggi akan lebih produktif dan lebih efektif dalam menangani tugas dan mencapai
tujuan kelompok daripada kelompok yang tingkat kesatuan kelompoknya rendah.
D. Proses Kelompok
Dalam proses ini terdapat dua proses kelompok yang penting, yaitu :
1. Pengambilan Keputusan Kelompok

11
Merupakan sebuah hasil dari pemecahan masalah, jawaban dari suatu
pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan pemilihan dari salah satu
alternative dari alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari proses
pemikiran tentang masalah atau problema yang dihadapi dalam sebuah kelompok.
Salah satu keunggulan dari keputusan kelompok adalah dalam keputusan
kelompok menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap. Dan salah
satu kekurangan dari keputusan kelompok adalah keputusan kelompok ini
memakan waktu dalam mencari solusi daripada keputusan secara individu.
2. Manajemen Konflik
Konflik merupakan perbedaan yang tidak bisa diterima yang menghasilkan
gangguan atau penolakan. Ada tiga pandangan yang berkembang terkait dengan
konflik, yaitu:
1) Konflik dari sudut pandang tradisional: menyatakan bahwa konflik manapun
harus dihindari.
2) Konflik dari sudut pandang hubungan manusia: menyatakan bahwa konflik
merupakan hal yang alami yang tak terhindarkan dalam kelompok apapun
serta tidak harus dipandang secara negatif, tetapi bisa berpotensi menjadi
pendorong positif bagi kinerja kelompok.
3) Konflik dari sudut pandang interaksiois: menganggap bahwa konflik tidak
hanya menjadi dorongan positif bagi kelompok, tetapi juga sebagian konflik
justru harus terjadi dalam suatu kelompok agar bisa berkinerja efektif.
E. Tugas Kelompok
Dampak dari proses kelompok terhadap kinerja kelompok dan kepuasan
anggota dimodifikasi oleh tugas kelompok yang sedang digarap. Tugas kelompok bisa
sederhana maupun kompleks. Tugas kelompok sederhana cenderung bersifat rutin dan
terstandarisasi. Sementara itu, tugas kelompok kompleks cenderung asing atau tidak
rutin. Kompleksitas dan interdependensi tugas membutuhkan:
- Komunikasi yang efektif: pembicaraan antara anggota kelompok
- Konflik yang terkontrol: interaksi diantara anggota kelompok

2.1.3 Mengubah Kelompok Menjadi Tim Efektif


A. Pengertian Tim Kerja
Tim Kerja merupakan kelompok dimana para anggotanya bekerja secara
intensif untuk mencapai tujuan bersama yang spesifik, dengan menggunakan sinergi

12
positif mereka, akuntabilitas individu dan kelompok, serta keahlian pelengkap. Tim
kerja berbeda dari kelompok kerja dan memiliki sifatnya tersendiri.
B. Perbedaan Antara Tim Kerja dengan Kelompok Kerja

Tim Kerja Kelompok Kerja


Peran kepemimpinan dibagi Satu pemimpin bertanggungjawab penuh
Akuntabel bagi individu dan tim Akuntabel hanya terhadap individu
Tim menciptakan tujuan yang spesifik Tujuannya sama dengan tujuan organisasi
Pekerjaan diselesaikan secara selektif Pekerjaan diselesaikan secara individu
Rapat dengan pembahasan terbuka dan Rapat dengan efisien, tidak ada diskusi
pemecahan masalah secara kolaboratif terbuka atau kolaboratif
Kinerja di ukur secara tidak langsung
Kinerja diukur langsung dengan
menurut pengaruh individu terhadap
mengevaluasi output kerja kolektif
anggota lain
Pekerjaan diputuskan dan diselesaikan
Pekerjaan diputuskan oleh pemimpin
bersama

C. Jenis – Jenis Tim Kerja


Terdapat 4 jenis tim kerja yang paling umum ditemukan, yaitu tim pemecahan
masalah, tim kerja swakelola, tim kerja lintas fungsional, dan tim maya.
1. Tim Pemecahan Masalah
Tim dari departemen atau bidang fungsional yang sama terlibat dalam upaya
memperbaiki kegiatan kerja atau memecahkan suatu masalah tertentu. Para
anggota saling berbagi gagasan atau menawarkan saran tentang bagaimana proses
kerja dan metodenya bisa ditingkatkan. Akan tetapi, tim ini jarang sekali
diberikan wewenang untuk menerapkan undakan yang mereka sarankan.
2. Tim Kerja Swakelola
Suatu kelompok karyawan formal yang beroperasi tanpa manajer dan
bertanggung jawab atas suatu proses kerja atau segmen secara menyeluruh. Tim
kerja swakelola bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan dan
mengelola dirinya sendiri, yang biasanya meliputi perencanaan dan penjadwalan
kerja pemberian tugas kepada anggota, mengendalikan kecepatan kerja secara
kolckuf, membuat keputusan operasional, dan mengambil tindakan atas suatu
masalah.

13
3. Tim Kerja Lintas Fungsional
Kelompok yang menghimpun wawasan dan kemampuan para individu dari
berbagai bidang kerja atau kelompok yang para anggotanya telah terlatih
menjalankan tugas masing- masing.
4. Tim Maya
Tim yang menggunakan teknologi untuk menghubungkan anggota tim yang
terpisah jauh dalam rangka mencapai tujuan bersama. Tim maya juga bisa
melakukan segala hal yang didiskusikan tim lain, mulai dari pembagian
informasi, pengambilan keputusan, dan penyelesaian tugas. Namun, tim ini jarang
melakukan interaksi diskusi langsung. Itulah tim maya cenderung lebih
berorientasi tugas terutama jika anggota tim belum pernah bertatap muka sama
sekali.
D. Menciptakan Tim Kerja yang Efektif
Untuk mencapai tim kerja yang efektif harus memenuhi karakteristik berikut :
1. Tujuan Yang Jelas
Tim berkinerja tinggi memiliki pemahaman yang jelas mengenai tujuan yang
akan dicapai.
2. Keterampilan Yang Relevan
Individu harus memiliki kemampuan teknis dan interpersonal agar bisa mencapai
tujuan yang diinginkan.
3. Rasa Saling Percaya
Tim yang efektif harus mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada para
anggotanya.
4. Komitmen Bersama
Suatu tim yang efektif memperlihatkan loyalitas dan dedikasi yang tinggi
terhadap tim serta bersedia melakukan apapun demi keberhasilan tim.
5. Komunikasi yang baik
Tim yang efektif memiliki karakteristik komunikasi yang baik antara anggota
yang satu dengan yang lainnya.
6. Kemampuan Bernegosiasi
Tim yang efektif selalu melakukan penyesuaian terhadap siapapun yang
melakukannya.

14
7. Kepemimpinan Yang Sesuai
Seorang pemimpin harus bisa memotivasi pengikutnya dalam situasi sesulit
apapun.
8. Dukungan Internal dan Eksternal
Secara internal tim harus memiliki infrastruktur yang mapan dan secara eksternal
manager harus menyediakan tim sumberdaya untuk menyelesaikan sebuah tugas.

2.1.4 Tantangan Masa Kini dalam Mengelola Tim

Pergeseran paradigma dari bekerja sendiri ke bekerja dalam tim membuat para
karyawan bekerja sama dengan orang lain, berbagi informasi, menghadapi perbedaan dan
mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan tim. Manajer bisa membangun tim
yang efektif dengan memahami hal – hal apa saja yang mempengaruhi kinerja dan
kepuasan. Akan tetapi, manager juga menghadapi masa kini dalam mengelola tim
terutama yang terkait dengan pengelolaan global dan pemahaman tentang jaringan sosial
organisasi.

A. Mengelola Tim Global


Dalam mengelola tim global, harus memahami terlebih dahulu sumber daya
anggota kelompok dalam tim global dan struktur kelompok.
1) Sumber Daya Anggota Kelompok Dalam Tim Global
2) Struktur Kelompok
Seorang manajer harus lebih memperhatikan lagi struktur kelompok yang telah
dibuat sebelumnya. Mulai dari peran, norma, kesesuaian, sistem status, ukuran
kelompok, dan kesatuan kelompok. Apabila hal – hal tersebut sudah dilakukan
dengan baik, maka pengelolaan tim dapat berjalan secara efektif.
B. Membangun Keterampilan Tim
Agar dalam mengelola tim dapat berjalan dengan lancar harus dapat
membangun keterampilan dalam tim. Dalam membangun keterampilan tim, manajer
harus melihat bagaimana peran para anggotanya lebih dari sekedar menjadi pelatih,
dan mengembangkan anggota tim untuk menciptakan tim yang lebih berkomitmen,
kolaboratif, dan inklusif.
C. Memahami Jaringan Sosial
Manajer harus memahami jaringan sosial dan hubungan sosial dari kelompok
kerja, karena dapat membantu atau menghambat efektivitasnya.

15
2.2 Perubahan dan Pengembangan Organisasi
2.2.1 Pengertian Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Perubahan organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan, yang selama
ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi,
dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini telah berlaku dalam
organisasi tersebut. Perubahan organisasi juga adalah bentuk upaya dari anggota organisasi
tersebut dalam bekerja sama, untuk mencapai tujuan dengan melakukan perubahan-
perubahan organisasi dalam berbagai aspek, atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai
upaya penyesuaian dengan perkembangan zaman agar tujuan organisasi dapat tercapai dan
bertahan dalam perubahan dunia.

Perubahan pasti akan dilakukan oleh tiap organisasi dalam upaya menjaga
eksistensinya di tengah perubahan zaman. Dalam istilah perubahan organisasi, dikenal
istilah change intervention yaitu sebuah rancangan aksi atau tindakan untuk membuat
inovasi dan merubah sesuatu menjadi berbeda. Selain itu ada juga istilah change agent yaitu
individu atau kelompok yang bertindak sebagai katalis atau seseorang yang bertanggung
jawab untuk melakukan manajemen dan prosedur kerja dalam organisasi, agar dapat
mencapai tujuan organisasi.

Pengembangan organisasi adalah suatu pendekatan sistematik, terpadu, dan terencana


untuk meningkatkan efektifitas organisasi serta memecahkan masalah-masalah yang
merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan. Pengembangan organisasi adalah
proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang
dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Pengembangan organisasi merupakan
program yang berusahan meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan
mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan
keorganisasian.

Organisasi sangat memerlukan perkembangan karena organisasi yang berhasil adalah


yang menunjukkan perkembangan ke arah yang positif, sehingga anggota organisasi
tersebut dapat mencapai tujuannya. Perlu diingat bahwa dalam suatu perkembangan,
organisasi memerlukan penyesuaian sistem pada organisasi tersebut dalam mengikuti
perubahan zaman.

16
Perkembangan suatu organisasi dapat dijadikan parameter bagi organisasi tersebut,
apakah organisasi tersebut dapat tetap eksis dan mengayomi masyarakat organisasi tersebut
dalam menghadapi perkembangan zaman. Jika suatu organisasi sudah tidak bisa mengayomi
atau gagal mencapai tujuan masyarakat organisasi tersebut, maka organisasi tersebut telah
gagal dalam perkembangannya.

A. Faktor Perubahan Organisasi


a. Faktor internal
Merupakan keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi yang dapat
mempengaruhi organisasi dan kegiatannya. Proses kerjasama yang terdapat dalam
organisasi dapat menjadi penyebab perubahan. Masalah yang timbul dapat
menyangkut masalah sistem kerjasamanya atau menyangkut peralatan dan
perlengkapan yang digunakan. Sistem kerjasama yang terlalu birokratis dapat
menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien, hal ini adalah penyebab
perubahan dari dalam organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan
kegiatan organisasi. Contoh faktor internal perubahan yaitu perubahan tujuan,
perubahan wilayah operasi tujuan, dan perubahan volume kegiatan.
b. Faktor eksternal
Merupakan penyebab perubahan yang berasal dari luar organisasi yang dapat
mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Organisasi bersifat responsif
terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya, maka dari itu jarang sekali suatu
organisasi melakukan perubahan besar tanpa dorongan kuat dari lingkungannya
(eksternalnya), atau dengan kata lain perubahan yang besar terjadi karena
lingkungan menuntut seperti itu. Contoh faktor eksternal yang menyebabkan
perubahan organisasi yaitu perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan
pemerintah, sumber daya alam, dan faktor eksternal politik.

2.2.2 Langkah-langkah Perubahan Organisasi


Langkah-langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi, antara lain:
a. Mengadakan pengkajian
Setiap organisasi tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh
perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi di luar
organisasi itu mencakup berbagai bidang, seperti bidang politik, ekonomi,
teknologi, hukum, dan sosial budaya. Perubahan tersebut mempunyai dampak
terhadap organisasi, baik dampak negatif maupun dampak positif. Dampak yang

17
negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan
dan kemajuan organisasi. Sedangkan dampak yang positif apabila perubahan itu
dapat memperlancar kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau
dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru.
b. Mengadakan identifikasi
Organisasi harus mengidentifikasi dampak dari perubahan yang terjadi
dalam organisasi tersebut. Setiap faktor yang menyebabkan perubahan
organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat
dipecahkan dengan tepat.
c. Menetapkan perubahan
Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi
harus yakin bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik untuk
meningkatkan kemampuan organisasi maupun untuk mempertahankan
eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
d. Menentukan strategi
Apabila pimpinan organisasi telah yakin bahwa perubahan benar-benar
harus dilakukan, maka harus segera disusun strategi-strategi untuk
mewujudkannya.
e. Melakukan evaluasi
Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu menghasilkan
dampak positif atau negatif terhadap organisasi, maka perlu dilakukan penilaian.
Jika hasil perubahan sesuai dengan harapan, berarti perubahan yang dilakukan
memberikan dampak positif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti
memberikan dampak negatif.

2.2.3 Perencanaan Strategi dan Pengembangan Organisasi


Secara mendasar kegiatan perencanaan melalui 4 tahapan berikut, yaitu:
- Tahap 1: Menetapkan tujuan perencanaan, dimulai dengan membuat
keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.
Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya
sumber dayanya secara tidak efektif.
- Tahap 2: Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi perusahaan
sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang
tersedia untuk pencapaian tujuan adalah hal yang sangat penting, karena tujuan

18
dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan
organisasi saat ini dianalisa, barulah rencana dapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap ini memerlukan informasi
terutama keuangan dan data statistik yang didapat melalui komunikasi dalam
organisasi.
- Tahap 3: Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala
kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi
untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena
itu, perlu diketahui faktor-faktor lingkungan interen dan eksteren yang dapat
membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan
masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah, dan
kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah
bagian penting dari proses perencanaan.
- Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan adalah
pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian
alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik diantara berbagai
alternatif yang ada.
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk
menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (modal dan sumber daya manusia) untuk
mencapai suatu strategi. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam
proses ini, antara lain SWOT Analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats), PEST Analysis (Political, Economic, Social, and Technological), atau
STEER Analysis (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, and
Regulatory).
Perencanaan Strategis adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk
mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan,
sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan
organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju lima sampai sepuluh
tahun ke depan ( Kerzner, 2001 ).

19
2.2.4 Implikasi Manajerial Pada Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Dalam konteks manajerial sebuah organisasi atau perusahaan memang memerlukan
perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan bisa menjadi tolak ukur kemajuan dari suatu
organisasi/ perusahaan. Salah satu bentuk perubahan yang dapat memajukan sebuah
organisasi adalah pembaruan proses bisnis secara terencana. Hal lain yang menjadi fokus
dalam perubahan suatu perusahaan/ organisasi adalah mengenai bagaimana perusahaan/
organisasi dapat melakukan evaluasi terhadap hasil dari perubahan yang mereka lakukan.
Perubahan yang terjadi tak lepas dari peranan pemimpin yang bertugas sebagai pengambil
keputusan.
Berkembang adalah sebuah tuntutan yang harus dilakukan agar dapat tetap hidup.
Proses perkembangan selalu berimplikasi bahwa telah terjadi perubahan. Perubahan
adalah keniscayaan, sebagai sebuah konsekuensi dari perkembangan. Perkembangan dapat
berjalan ke arah positif maupun kearah negatif. Perkembangan ke arah positif dapat
memberikan kekuatan bagi manusia atau organisasi, untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungan. Di sisi laian, perkembangan kearah negatif akan mengakibatkan kemunduran
dan bahkan kematian bagi suatu organisasi. Pengembangan yang didesain, tentu akan
menghasilkan peluang lebih besar menuju ke arah positif.
Mengelola perubahan tidak boleh dianggap hal yang sepele dan harus secara cermat
dipertimbangkan ketika mendefinisikan, mengembangkan, melaksanakan, dan
mengevaluasi cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Manajemen perubahan adalah
sebuah proses yang panjang. Meskipun banyak perubahan dapat direncanakan dan
diantisipasi, seringkali perubahan juga membawa akibat dan implikasi yang tidak dapat
diantisipasi dan bahkan yang tidak diinginkan. Hal yang akan terjadi karena adanya
perubahan dan pengembangan organisasi adalah sebuah organisasi tersebut akan
mengalami peningkatan, baik dalam kinerja maupun hal lainnya, organisasi tersebut juga
akan menjadi lebih dinamis dan terus menerus berkembang.

20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok merupakan dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling
bergantung yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu Kelompok formal
merupakan kelompok kerja yang dibatasi oleh struktur organisasi dan telah merancang
penugasan kerja dan tugas – tugas spesifik yang ditunjukkan bagi pencapaian tujuan
organisasi Kelompok informal merupakan kelompok sosial. Tahap pembentukan dan
perkembangan kelompok terdiri atas dua fase bergabung dengan kelompok dan
mendefinisikan tujuan kelompok. struktur, dan kepemimpinan Komponen-komponen
utama yang menentukan kinerja dan kepuasan kelompok antara lain kondisi eksternal,
sumber daya anggota kelompok, struktur kelompok, proses kelompok dan tugas kelompok
Kondisi eksternal seperti ketersediaan sumber daya dan tujuan kelompok organisasi
mempengaruhi kelompok kerja Peran kelompok biasanya melibatkan penyelesaian
pekerjaan kelompok. Norma-norma kelompok menjadi pengaruh kuat terhadap kinerja
seseorang dan mendikte faktor – faktor seperti tingkat output kurjak kehadiran, dan
ketepatan waktu Pengambilan keputusan kelompok dan manajemen konflik merupakan
proses kelompok yang berperan penting dalam kinerja dan kepuasan.

Tim kerja berbeda dari kelompok kerja dan memiliki sifat-sifat sendiri Kelompok
karja terutama berinteraksi untuk berbagi informasi dan membuat keputusan dalam
membantu setiap anggotanya agar melakukan tugasnya secara lebih efisien dann efektif.
Tim kerja merupakan kelompok dimana para anggotanya bekerja secara intensif untuk
mencapai suatu tujuan bersama yang spesifik, dengan menggunakan sinergi positif,
akuntabilitas individu dan kelompok serta keterampilan pelengkap tantangan dalam
mengelola tim global dapat dilihat dari sumber daya anggota kelompok, terutama
karakteristik budaya yang beragam struktur kelompok, terutama kesesuaian, status,
kemalasan sosial, dan kesatuan kelompok proses kelompok, terutama komunikasi dan
manajemen konflik serta peran manajerdalam menjalankan semua hal ini. Manajer harus
memahami pola hubungan informal antara individu dalam satu kelompok karena
hubungan sosial informal bias membantu atau menghambat efektivitas kelompok.

Perubahan organisasi adalah bentuk upaya dari anggota organisasi tersebut dalam
bekerja sama, untuk mencapai tujuan dengan melakukan perubahan-perubahan organisasi
dalam berbagai aspek. Pengembangan organisasi adalah proses terencana untuk
mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang

21
selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh
seluruh anggota organisasi. Terdapat dua faktor perubahan organisasi yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Langkah-langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi antara
lain mengadakan pengkajian, mengadakan identifikasi, menetapkan perubahan,
menentukan strategi, melakukan evaluasi. Secara mendasar kegiatan perencanaan melalui
4 tahapan, yaitu menetapkan tujuan perencanaan, merumuskan keadaan saat ini,
mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, mengembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Perencanaan strategis adalah proses yang
dilakukan oleh suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil
keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (modal dan sumber daya manusia)
untuk mencapai suatu strategi.

Dalam konteks manajerial sebuah organisasi atau perusahaan memang


memerlukan perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi tak lepas dari
peranan pemimpin yang bertugas sebagai pengambil keputusan. Berkembang adalah
sebuah tuntutan yang harus dilakukan agar dapat tetap hidup. Proses perkembangan selalu
berimplikasi bahwa telah terjadi perubahan. Perubahan adalah keniscayaan, sebagai
sebuah konsekuensi dari perkembangan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, S.P. (2016). Manajemen, Edisi 13. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Pdfcoffee.com. “Pengorganisasian Menciptakan dan Mengelola Tim”. Diakses pada 23 Maret


2022, dari https://pdfcoffee.com/kelompok-9-bab-10-pengorganisasian-menciptakan-
dan-mengelola-tim-fix-pdf-free.html

23

Anda mungkin juga menyukai