Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

PERMASALAHAN DALAM KEPEMIMPINAN DAN SOLUSINYA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VI

TRI ANITA ROHANI NST (8226121005)


ULI ARTHA APRILIA SINURAT (8226121006)
YASHA AGATHA (8226121010)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
Nya penulis bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan.

Didalam Tugas ini terdapat banyak kekuranagan, untuk itu penulis ingin
mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran akan penulis terima
sebagai suatu masukan yang baik untuk kami di kedepannya. Tidak lupa penulis sampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini, mudah-mudahan semua bantuannya di berikan balasan yang
terbaik oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk itu, sekali lagi penulis ucapkan maaf yang sebesar-besarnya, mudah-mudahan
tugas ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, Maret 2023

Penulis

Kelompok VI

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
A. Pengertian Kepemimpinan ............................................................................5
B. Pengertian Organisasi ....................................................................................6
C. Kepemimpinan dalam Organisasi ..................................................................6
D. Permasalahan Umum Kepemimpinan ...........................................................7
E. Identifikasi Permasalahan ..............................................................................9
F. Solusi dan Pembahasan Permasalahan ..........................................................11

BAB III PENUTUP ...............................................................................................15


A. Kesimpulan.....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang (pemimpin atau
leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu orang yang di pimpin atau pengikut-
pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana di kehendaki
oleh pemimpin tersebut.
Kepemimpinan merupakan masalah yang penting bagi suatu kelompok atau
organisasi kelembagaan. Hal ini dikarenakan pemimpin merupakan salah satu faktor
yang sangat berpengaruh bagi keberhasilan suatu organisasi atau lembaga tersebut
mencapai tujuan. Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik untuk
dikaji dan diteliti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena yang
sedikit dipahami. Fenomena kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah masalah
menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan bernegara. Dalam dunia
bisnis, kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya organisasi dan
kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting
dalam sebuah organisasi sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian
misi, visi dan tujuan suatu organisasi.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dan
perekonomian Indonesia yang kurang stabil, hal ini bisa saja menjadi sumber, kendala
organisasi namun bisa juga menjadi sumber keuntungan organisasi. Kepemimpinan
yang efektif bisa membantu organisasi untuk bisa bertahan dalam situasi
ketidakpastian di masa datang. Seorang pemimpin yang efektif harus tanggap
terhadap perubahan, mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan sumber daya
manusianya sehingga mampu memaksimalkan kinerja organisasi dan memecahkan
masalah dengan tepat. Pemimpin yang efektif sanggup mempengaruhi para
pengikutnya untuk mempunyai optimisme yang lebih besar, rasa percaya diri, serta
komitmen kepada tujuan dan misi organisasi. Hal ini membawa konsekuensi bahwa
setiap pemimpin berkewajiban untuk memberikan perhatian sungguh-sungguh dalam

3
membina, menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi karyawan di
lingkungannya agar dapat mewujudkan stabilitas organisasi dan peningkatan
produktivitas yang berorientasi pada tujuan organisasi.
Kepemimpinan yang efektif dalam mengelola sumber daya manusia dalam
suatu unit kerja akan berpengaruh pada perilaku kerja yang diindikasikan dengan
peningkatan kepuasan kerja individu dan produktivitas kerja unit itu sendiri, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Seorang
pemimpin juga harus mampu menciptakan komitmen organisasi pada karyawannya
dengan menanamkan visi, misi, dan tujuan dengan baik untuk membangun loyalitas
dan kepercayaan dari karyawannya. Mengingat pentingnya masalah tersebut, maka
penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut makalah yang berjudul “Permasalahan
dalam Kepemimpinan dan Solusinya”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa itu Kepemimpinan?
2. Apa itu organisasi?
3. Bagaimana kepemimpinan dalam organisasi?
4. Apa saja permasalahan umum dalam kepemimpinan?
5. Bagaimana solusi dari permasalahan kepemimpinan tersebut?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui apa itu organisasi
3. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan dalam organisasi
4. Untuk mengetahui permasalahan umum dalam kepemimpinan
5. Untuk mengetahui solusi dari permasalahan kepemimpinan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Robins (1995) merumuskan kepemimpinan sebagai suatu kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan
tertentu yang mereka inginkan bersama. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah
kemampuan mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan kelompok tersebut.
Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai
kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba
mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi
kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur yang sama.
Sarros dan Butchatsky (1996), “leadership is defined as the purposeful
behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the
benefit of individual as well as the organization or common good”. Menurut definisi
tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan
tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan
bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Anderson (1988), “leadership means using power to influence the
thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance”.
Menurut Taryaman (2016:7) secara umum dapat dikatakan bahwa
“Kepemimpinan adalah suatu ilmu dan seni untuk mempengaruhi orang lain atau
sekelompok individu untuk saling bekerja sama, tidak saling menjatuhkan dalam
rangka mencapai tujuan organisasi”.
Menurut Sutrisno (2014 : 213) “Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan
seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing,
memengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang
diharapkan”.
Menurut Vincent Gaspersz dalam Mallapiseng (2015 : 16) mengemukakan
bahwa “Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang atau sekelompok orang (tim)
lain, menginspirasikan, memotivasi, dan mengarahkan aktivitas mereka untuk
mencapai sasaran dan tujuan”.
Berdasarkan pengertian kepemimpinan menurut para ahli, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan proses kegiatan seseorang untuk

5
menggerakkan orang lain dengan cara memimpin serta mempengaruhi orang lain
untuk bekerja sama dan tidak saling menjatuhkan satu sama lain agar tujuan
organisasi dapat tercapai.

B. Pengertian Organisasi
Menurut Dalas S Beach dalam Burhanuddin, organisasi adalah suatu sistem,
mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, di
dalamnya orang-orang bekerja dan berhubungan satu sama lain dengan suatu cara
yang terkoordinasi dan kooperatif guna mencapai tujuan tujuan yang telah ditetapkan
(Burhanudin 1994: 192).
Menurut Bedjo Siswanto, organisasi adalah sekelompok orang yang saling
berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama (Siswanto,1990:
74). Menurut Didin Hafidhuddin, organisasi yaitu pertama, organisasi sebagai wadah
atau tempat, dan kedua, pengertian organisasi sebagai proses yang dilakukan bersama-
sama, dengan landasan yang sama, dan juga dengan cara-cara yang sama
(Hafidhuddin, 2003: 27).
Berdasarkan pengertian organisasi menurut para ahli, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa organisasi merupakan adalah sebuah wadah untuk sekumpulan
orang yang bekerja sama secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau
terkendali untuk mencapai tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada di dalamnya.

C. Kepemimpinan dalam Organisasi


Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebuah proses dimana seorang
pemimpin mempengaruhi dan memberikan contoh kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Pemimpin yang baik bukan dilihat dari seberapa banyak
orang yang menjadi pengikutnya, bukan juga dilihat dari seberapa lama ia memimpin.
Pemimpin yang baik dilihat dari seberapa banyak ia mampu menciptakan sosok
pemimpin yang baru.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin,
bukan dari kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka
jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri
sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah
diri sendiri.

6
Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk
memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi
omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Mengubah orang lain tanpa
merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan
diri.
Pemimpin organisasi yang jelas mengkomunikasikan misi, visi dan kebijakan
organisasi membangun semangat karyawan, memastikan operasi bisnis yang efisien,
membantu karyawan tumbuh secara profesional dan berkontribusi secara positif
terhadap misi organisasi.
Seorang pemimpin juga harus memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu, hanya
dengan begitu dia bisa memimpin orang lain. Dia harus berkomitmen didepan pribadi
dan profesional, dan harus bertanggung jawab. Dia harus menjadi penutup tuntutan
bagi orang lain, dan menjadi contoh bagi mereka.
Seorang pemimpin harus meningkatkan semangat karyawan atau
bawahannya.dia harus memotivasi mereka dengan baik sehingga mereka
berkomitmen untuk organisasi. Pemimpin juga harus akrab dengan karyawan,
memiliki kepedulian terhadap mereka dan mendorong mereka mengambil inisiatif. Itu
akan menghasilkan karyawan yang lebih efisien dan efektif dan memastikan
keberhasilan organisasi. Pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi
anggota kelompok atau organisasi guna mendorong kelompok atau organisasi tersebut
mencapai tujuan-tujuan.

D. Permasalahan Umum Kepemimpinan


Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Persepsi Kepemimpinan oleh
Karyawan Menurut Lord & Maher (Nye &Simonetta, 1996, dalam Muh Su’ud, 2000),
seseorang menjadi pemimpin karena dipersepsikan pihak lain sebagai pemimpin.
Pemimpin adalah obyek persepsi, apakah akan dipersepsi sebagai orang yang
kredibel, juga tergantung pada pelaku persepsi (perceiver) dalam menyeleksi,
mengorganisasikan, dan menafsirkan informasi yang diterimanya.
Penjelasan yang lebih spesifik tentang gaya kepemimpinan dikemukakan oleh
Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2001), yaitu pola perilaku yang diperlihatkan
oleh orang itu pada saat mempengaruhi aktivitas orang lain seperti yang dipersepsikan
orang lain. Gaya kepemimpinan yang dimaksudkan dalam pengertian ini merupakan
persepsi orang lain, pengikut atau bawahan yang akan dipengaruhi perilakunya dan

7
bukannya persepsi pemimpin itu sendiri. Segala sesuatu yang dikatakan, dilakukan
dan segala perasaan yang ditunjukkan adalah diamati oleh orang lain dan memiliki
pengaruh terhadap organisasi. Para pemimpin mewarisi tanggung jawab untuk
memberi teladan perilaku yang diinginkan bukan hanya untuk memberi manfaat bagi
organisasi, tetapi juga bagi manfaat orangorang yang mereka bimbing.
Di sepanjang sejarah, model-model memiliki pengaruh yang penting terhadap
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Seperti yang terbukti benar pada seluruh
agama dan pemerintahan yang sukses; para pemimpin memodelkan standar, iklim dan
ekspektasi bagi organisasi.
Dengan demikian, kredibilitas pemimpin mempunyai peranan penting, karena
bawahan atau pengikut akan bersedia menerima kepemimpinan seseorang setelah
mempunyai persepsi bahwa pemimpin organisasi kredibel, kemudian baru mengikuti
langkah-langkah pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi. Persepsi dari para
karyawan digunakan untuk mengevaluasi kinerja kepemimpinan dan untuk
menunjukkan kelemahan dan area-area perbaikan. Mengingat bahwa karyawan
merupakan satu dari publik terpenting sistem organisasi, penelitian yang berlangsung
tentang pandangan mereka menyangkut kepemimpinan dianggap sangat penting
(Menon, 2002)
Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan, Komitmen dan Kinerja
Karyawan Seperti yang telah dikemukakan oleh Porter dan Miles (dalam Stoner dan
Freeman, 1989) bahwa ada 3 hal yang mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu
motivasi, kemampuan dan persepsi peran. Timpe (1999) juga menyatakan bahwa
yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang karyawan adalah perilaku manajemen
dan desain jabatan. Jadi kalau seseorang karyawan memiliki persepsi yang positif
tentang karir masa depannya yang merupakan salah satu kebijakan dari pihak
manajemen, maka ia akan memiliki kinerja yang positif pula (dalam Rahayu, 2001)
Studi yang dilakukan Redmond et.al (1993), melaporkan bahwa kreativitas
pekerja meningkat jika pemimpin menerima dan menunjukkan penghargaan terhadap
perbedaan kognitif dan ketidaksesuaian. Demikian juga apabila para pemimpin
memiliki dorongan motivasi yang kuat terhadap tugas-tugas kreatif karyawan yang
pada akhirnya mempengaruhi kinerja pekerja itu sendiri (dalam Tierney, et.al, 1999).
Untuk mempertimbangkan interaksi antara para pemimpin dan pekerja, kinerja yang
tinggi akan menjadi satu kesatuan dalam kontribusi yang tergantung pada kedua belah
pihak. (Le Pine, Hollenbeck, Ilgen&Hedlund, 1997 dalam Tierney, et.al, 1999)

8
E. Identifikasi Permasalahan
1) Permasalahan Hubungan antara Gaya Partisipatif, Orientasi Prestasi dengan
Kinerja Karyawan
Gaya partisipatif dan orientasi prestasi berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat
ditingkatkan apabila gaya partisipatif dan orientasi prestasi terus ditingkatkan.
Variabel gaya partisipatif dan orientasi prestasi merupakan variabel yang memiliki
pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa gaya partisipatif dan orientasi prestasi sangat mempengaruhi
kinerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini memperkuat hasil penelitian
empiris dari Griffin (1980), Mc Nesse-Smith (1996) dan Alimuddin (2001) yang
menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya partisipatif dan
orientasi prestasi dengan kinerja karyawan.
Hubungan antara Gaya Direktif dengan Kinerja Karyawan Pengujian hipotesis
ini terbukti bahwa gaya direktif berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan
apabila gaya direktif dijaga. Variabel gaya direktif merupakan variabel yang
memiliki pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa gaya direktif sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil
Pengujian hipotesis ini memperkuat hasil penelitian empiris dari Griffin (1980),
Mc Nesse-Smith (1996) dan Alimuddin (2002) yang menyatakan adanya korelasi
positif antara sikap pimpinan gaya direktif dengan kinerja karyawan.
Hubungan antara Gaya Supportif dengan Kinerja Karyawan Pengujian
hipotesis ini terbukti bahwa gaya supportif berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat
ditingkatkan apabila gaya supportif terus dijaga dan ditingkatkan. Variabel gaya
supportif merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam
hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya
supportif sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini
memperkuat hasil penelitian empiris Griffin (1980) dan Mc Nesse-Smith (1996)
yang menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan dan perilaku
kepemimpinan dengan kinerja karyawan.

9
2) Permasalahan Hubungan Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan
Hubungan antara Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan Pengujian
hipotesis ini terbukti bahwa gaya pengasuh berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat
ditingkatkan apabila gaya pengasuh terus dijaga dan ditingkatkan. Variabel gaya
pengasuh merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam
hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya
pengasuh sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini
memperkuat hasil penelitian empiris dari Griffin (1980) dan Mc Nesse-Smith
(1996) yang menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya
pengasuh dengan kinerja karyawan.

3) Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja


Karyawan.
Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi secara simultan berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Budaya terlahir dari pemimpinnya
dan pemimpin mencerminkan budaya organisasinya. Ibarat dua sisi mata uang
dalam satu koin. Setiap pemimpin memiliki perangai yang berbeda-beda yang
nantinya akan menciptakan budaya yang mencerminkan kepribadiannya. Senada
dengan apa yang terjadi di semua tempat. Dimana pemimpinnya menjunjung
tinggi nilai-nilai kedisiplinan sehingga mampu menjadikan dirinya sebagai
changeagent untuk mempengaruhi karyawan dalam meningkatkan kedisiplinan
yakni penegakan hukuman disiplin karyawan melalui budaya birokrasi.
Disamping itu pemimpin sangat dekat dengan para karyawan, turut
menciptakan suasana yang nyaman dan akrab dalam bekerja sehingga karyawan
menjadikan dirinya teladan dalam membangun budaya suportif yang tercermin
dari rasa kekeluargaan yang cukup solid. Tak hanya menjadi change agent dan
teladan dalam membangun budaya birokratif dan suportif. Menjadi Pilot Project
dalam pengembangan diri melalui sharing knowledge, berbagi pengalaman
pekerjaan, sehingga mampu mendorong para karyawan untuk lebih meningkatkan
potensi yang mereka miliki. Hal ini dicerminkan melalui budaya inovatif.

10
4) Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan.
Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang
yang ada di dalam organisasi.Dibudaya organisasi sangat dijunjung tinggi. Budaya
organisasi sudah tertanam, bahkan mendarah daging pada para karyawan,
walaupun telah munculnya sebuah budaya yang bisa dikatan budaya yang masih
baru yaitu budaya transparansi atau peningkatan citra. Walaupun mereka fokus
pada budaya transparansi, namun mereka tetap mempertahankan keunggulan
kompetitif mereka melalui eksistensi dengan budaya yang lama.
Budaya organisasi mampu menggerakkan nurani dan pikiran untuk melakukan
sesuatu menjadi lebih baik. Budaya Birokrasi dicerminkan melalui penegakan
hukuman disiplin karyawan, pembagian tugas dilakukan secara merata, yang
sesuai dengan standar dan kompetensi karyawan. Salah satu contoh, rata-rata
karyawan menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan, itu terjadi
karena sudah menjadi budaya organisasi. Sehingga budaya tersebut mampu
menjadi motivator dalam diri para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.
Budaya Inovatif diwujudkan dengan pemberian kesempatan kepada karyawan
untuk berkarya dan mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan formal
maupun informal. Didukung dengan Budaya Suportif melalui membangun
komunikasi yang baik antar sesama karyawan, dan adanya rasa kekeluargaan.

F. Solusi dan Pembahasan Permasalahan


1) Cara Pemimpin
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan
yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang
pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam
menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan

11
pimpinan itu sendiri dan pimpinan/pemimpin perlu membuka komunikasi dua
arah (two way communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam
meningkatkan motivasi kerjanya. Dalam dunia jasa konstruksi kepemimpinan
yang baik mana kala seorang pemimpin dapat menjalankan atau memotifasi
rekan-rekan ataupun karyawannya untuk lebih baik lagi dan untuk itu semua di
butuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa:
a. Percaya sama orang lain
b. Keseimbangan dalam kehidupan
c. Melihat hidup sebagai tantangan
d. Sinergi
e. Dll

Gaya kepemimpinan yang efektif terdiri atas tiga jenis, yaitu :

a. Eksekutif.
Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas pekerjaan
dan hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai motivator yang
baik dan mau menetapkan produktivitas yang tinggi.
b. Pencinta Pengembangan (Developer).
Pada gaya ini lebih mempunyai perhatian yang penuh terhadap hubungan
kerja, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan adalah minim.
c. Otokratis yang baik.
Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang maksimum terhadap
pekerjaan (tugas-tugas) dan perhatian terhadap hubungan kerja yang
minimum sekali, tetapi tetap berusaha agar menjaga perasaan bawahannya.
Sedangkan gaya-gaya kepemimpinan yang perlu di hindari adalah :
d. Pencinta Kompromi (Compromiser).
Gaya Kompromi ini menitikberatkan perhatian kepada tugas dan hubungan
kerja berdasarkan situasi yang kompromi
e. Missionari
Manajer seperti ini menilai keharmonisan sebagai suatu tujuan, dalam arti
memberikan perhatian yang besar dan maksimum pada orang-orang dan
hubungan kerja tetapi sedikit perhatian terhadap tugas dan perilaku yang
tidak sesuai.
f. Otokrat

12
Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak terhadap
tugas dan sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan perilaku yang
tidak sesuai.
g. Lari dari tugas (Deserter)
Manajer yang memiliki gaya kepemipinan seperti ini sama sekali tidak
memberikan perhatian, baik kepada tugas maupun hubung kerja.
2) Membangun Sifat Kepemimpinan DalamPermasalahan Hubungan Gaya Pengasuh
dengan Kinerja Karyawan
Belajar Siap Dipimpin Dalam hal kepemimpinan, dunia ini hanya memberikan
dua pilihan antara anda dipimpin atau memimpin sesuai dengan kapabilitas,
kualitas, dan kekuatan anda. Kekacauan akan segera terjadi ketika anda dipimpin
tetapi melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan pemimpin atausebaliknya.
Untuk menjadi pemimpin, maka anda harus mengawalinya dengan kesiapan untuk
mau dipimpin. Dalam organisasi, bawahan yang tidak siap dipimpin akan
kehilangan kesempatan emas untuk mempelajari bagaimana kelak ia akan menjadi
seorang pemimpin. Seluruh waktu dan energinya dihabiskan hanya untuk
menciptakan reaksi-reaksi sesaat yang sia-sia.
Di bidang politik seringkali terjadi kepemimpinan yang diraih dengan cara
yang melupakan proses kesiapan dipimpin akan berakhir dengan cara yang sama
dengan ketika ia mendapatkannya. Sebelum anda memimpin orang lain, maka
wujud dari kesiapan untuk dipimpin adalah begaimana memimpin diri anda
(Personal Mastery). Wilayah yang harus anda kuasai adalah self-understanding
(pemahaman diri) dan self-management (pengelolaan diri) yang meliputi
perangkat nilai hidup, tujuan hidup, misi hidup anda. Kedua kemampuan tersebut
akan mengantarkan anda menuju pola kehidupan beradab dan efektif.
Dengan kata lain, self-understanding dan self-management pada saat anda
dipimpin akan menciptakan tradisi hidup sehat di mana fokus adalah tujuan akhir,
bukan lagi egoisme posisi jangka pendek tetapi realisasi misi. Jika tujuan akhir
anda adalah kemajuan dan kebahagian, maka tinggalkan tradisi "Ngerumpi"
tentang begitu jelasnya kesalahan hidup yang dilakukan oleh pemimpin anda
sehingga akan menjadikan anda kabur melihat sesuatu yang perlu anda lengkapi
untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin.

13
3) Melatih Diri Sejak Dini Mampu Memimpin Dalam Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
Sebutan pemimpin terlepas dari perbedaan definisi, perbedaan status formal
dan non-formal, perbedaan strata atau job title-nya, mengarah pada satu
pemahaman sebagai sumber solusi suatu urusan. Jadi pemimpin adalah orang
yang isi pikirannya berupa solusi bukan masalah yang ia rasakan. Maka syarat
mutlak yang bersifat fundamental adalah memiliki paket keahlian dan paket
kekuatan. Paket keahlian merujuk pada kualitas personal yang sifatnya internal
mulai dari skill, knowledge, attitude, atau lainnya sedangkan paket kekuatan
merujuk pada power yang bisa berbentuk kekayaan, networking, atau mungkin
kekuatan fisik. Keahlian berguna untuk memimpin kelompok ahli sementara
kekuatan berguna untuk memimpin khalayak umum. Kedua paket tersebut yang
menjadikan pemimpin sebagai pemilik suatu urusan bukan lagi menjadi
bagiannya, mulai dari urusan pribadi, khalayak, system, atau kiblat hidup orang
banyak. Karena sebagai pemilik urusan, maka harga seorang pemimpin senilai
dengan harga jumlah orang - orang yang dipimpinnya. Satu Mahatma Gandhi atau
satu Soekarno nilainya sama dengan jutaan manusia yang mengkuasakan urusan
kehidupan kepadanya.
Di dunia ini tidak ditemukan calon pemimpin yang siap pakai. Tetapi bisa
diselesaikan dengan cara belajar mengembangkan diri. Pemimpin yang berhenti
mengembangkan keahlian dan kekuatannya maka akan muncul fenomena di mana
tantangan kepemimpinan lebih besar dari kapasitasnya sehingga akan cepat
sampai pada titik di mana ia harus di-disqualified-kan untuk segera diganti.
Ketika anda memimpin pahamilah isi pikiran anda ketika menjadi bawahan;
ketika anda menjadi atasan jangan lantas melupakan bagaimana anda dahulu
menjadi bawahan. Selain itu gunakan keahlian dan kekuatan yang masih relevan
untuk kondisi saat itu.

4) Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan


Hal ini juga berarti bahwa perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi kinerja. Hubungan yang akrab dan saling
tolong-menolong dengan teman sekerja serta dengan pemimpin adalah sangat
penting dan memiliki hubungan kuat dengan kinerja pegawa, semakin baik
pemimpin dalam membawahi karyawannya semakin nyaman dan puas juga para

14
karyawan dalam melakukan pekerjaanya, begitu pula sebaliknya kepuasan kerja
juga ditemukan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Semakin tinggi kepuasan kerja, semakin tinggi kinerja

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Kepemimpinan merupakan proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang
lain dengan cara memimpin serta mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama
dan tidak saling menjatuhkan satu sama lain agar tujuan organisasi dapat tercapai.
2) Organisasi merupakan adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja
sama secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk
mencapai tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di
dalamnya.
3) Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebuah proses dimana seorang pemimpin
mempengaruhi dan memberikan contoh kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
4) Ada beberapa permasalahan umum dalam kepemimpinan, yaitu:
- Permasalahan Hubungan antara Gaya Partisipatif, Orientasi Prestasi dengan
Kinerja Karyawan
- Permasalahan Hubungan Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan
- Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan.
- Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan.
5) Adapun solusi yang ditawarkan antara lain:
- Cara Pemimpin
- Membangun Sifat Kepemimpinan dalam Permasalahan Hubungan Gaya
Pengasuh dengan Kinerja Karyawan
- Melatih Diri Sejak Dini Mampu Memimpin Dalam Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
- Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan

B.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. C., & Gerbing, D. W. (1988). Structural equation modeling in practice: A


review and recommended two-step approach. Psychological Bulletin, 103(3), 411-
423.Batubara, Helmina.2013.Penentuan Harga Pokok Produksi Bedasarkan
Metode Full Costing pada Pembuatan Estalase Kaca dan Aluunium di UD Istana
Alumunium Manado, Jurnal EMBA,Vol.1 No.3:217-224 ISSN 2303-1174.

Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi,Manajemen dan Kepemimpinan Guru di


Indonesia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Edy Sutrisno. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Predana
Media Group.

Gaspersz, Vincent. (2011). Total Quality Management (untuk Praktisi Bisnis dan
Industri). Jakarta: Penebar Swadaya.

Hafidhuddin, Didin, dan Hendri Tanjung, Manajemen Syari’ah dalam Praktik, Jakarta:
Gema Insani Press, 2003.

Hammer, Michael. 1995. Rekayasa Ulang Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Robbins. S, 1996, Perilaku Organisasi, Konsep Kontroversi dan Aplikasi, Jilid1, edisi
bahasa Indonesia. PT Prenhallindo, Jakarta.

Sarros, J.C., & Butchatsky, O. (1996). Leadership. Australia’s Top CEOs: Finding Out
What Makes Them the Best. Harper Business. Sydney.

Siswanto, Bedjo. (1990). Manajemen Modern (Konsep dan Aplikasi). Sinar Baru,
Bandung

Stogdill, dkk. Hand Book Of Leadership, Coller Macmillan Publishers, London, 1974.

Taryaman, E. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV Budi Utama

17

Anda mungkin juga menyukai