KELOMPOK 7
KELAS 1C
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Faktor,
Menciptakan dan Mengelola Kelompok Kerja”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Manajemen. Namun, selain itu makalah ini juga
memiliki tujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi kami yang menyusunnya
dan para pembaca.
Kemudian tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Rio Trisasmita S.E, M.A. Selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen
yang telah mempercayakan tugas ini kepada kami.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan
menjadi panduan yang berguna dalam menciptakan dan mengelola kelompok kerja yang
sukses. Walaupun dalam penyusuan makalah ini kami telah berupaya untuk menyusun
dengan sebaik-baiknya, tetapi kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan
kami menyadari sepenuhnya di dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini untuk untuk menjadi lebih baik lagi.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Pengertian Kelompok Kerja........................................................................................4
2.4 Tantangan yang dihadapi dalam Mengelola Kelompok Kerja pada Masa Ini............9
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah kelompok, group, dan team sering digunakan
untuk mengganti satu sama lain. Namun, pada pembahasan organizational behavior
(Robbins dan Judge, 2017), definisi kelompok dibedakan menjadi group dan team. Setiap
kelompok adalah group, namun group belum tentu sebuah team.
Menciptakan dan mengelola kelompok kerja yang efektif adalah proses yang
kompleks dan memerlukan banyak usaha. Ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menciptakan kelompok kerja yang efektif. Faktor-faktor ini
mencakup banyak hal, seperti interaksi antar anggota kelompok, peran pemimpin,
komunikasi, perbedaan individu, dan tujuan dan visi bersama. Semua faktor ini sangat
penting untuk membentuk dinamika kelompok kerja dan hasil yang dicapai oleh
kelompok tersebut.
Makalah ini akan menggali lebih dalam faktor utama yang menentukan kepuasan
kelompok kerja dan apa saja tantangan dalam mengelola kelompok kerja serta
memberikan wawasan tentang strategi dan teknik yang dapat digunakan untuk
menciptakan dan mengelola kelompok kerja yang efektif. Dengan pemahaman yang
mendalam tentang faktor-faktor ini, diharapkan pembaca dapat mengoptimalkan kinerja
kelompok kerja mereka, mencapai tujuan bersama, serta berkontribusi pada kesuksesan
organisasi secara keseluruhan.
2
4. Apa tantangan dalam mengelola kelompok kerja?
5. Bagaimana bentuk karakterisik kelompok kerja yang efektif?
6. Bagaimana membangun kelompok kerja yang efektif?
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Sisi Persepsi
Kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang saling berinteraksi
satu sama lain, dimana masing masing anggota menerima kesan atau persepsi dari
anggota lain.
b. Sisi Organisasi
Kelompok adalah suatu sistem teroganisasi yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang saling berhubungan dengan sistem menunjukkan beberapa fungsi,
mempunyai standar dari peran hubungan di antara anggota.
c. Sisi Motivasi
Kelompok dipandang sebagai sekelomppok individu yang keberadaanya sebagai
suatu kumpulan yang menghargai individu.
d. Sisi Interaksi
Menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah interaksi dalam bentuk
interdependensi.
Dari beberapa pandangan tersebut, Gibson meyimpulkan bahwa yang disebut
kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan kinerja satu anggota
dipengaruhi oleh perilaku dan prestasi anggota lainnya.
Dipandang dari proses kemunculannya, kelompok dapat terbentuk karena tindakan
manajerial dan karena adanya keinginan individu. Manager menciptakan kelompok kerja
untuk melaksanakan pekerjaan dan tugas yang diberikan. Kelompok juga berfungsi dan
berinteraksi dengan kelompok lain, masing-masing mengembangkan satu set
karakteristik yang unik termasuk struktur, kepaduan peran, norma-norma dan proses.
Kelompok juga menciptakan sendiri budaya mereka. Akibatnya, kelompok akan bekerja
sama atau bersaing dengan kelompok lain dan persaingan antara kelompok dapat
memicu adanya konflik
4
2.2 Tahapan Perkembangan Kelompok
Dalam prosesnya tim akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam
mencapai tujuan bersama. Bruce W. Tuckman mengembangkan teori mengenai stages
of group development (Tuckman dan Jensen, 1977). Beliau berpendapat bahwa tim
mengalami lima tahap utama, yaitu : pembentukan (forming), perdebatan (storming),
penyepakatan (norming), penunjukkan kinerja (performing) dan transformasi
(adjourning).
a) Pembentukan (forming). Ini adalah tahap awal dalam kehidupan sebuah tim di mana
setiap orang menyatakan keinginan mereka untuk membentuk sebuah tim dan mulai
setuju tentang tujuan apa yang ingin dicapai bersama.
b) Perdebatan (storming). Pada tahap ini semua orang sangat bersemangat untuk
memberikan kontribusi dan berkontribusi pada kesuksesan tim karena antusiasme dan
semangat tim meningkat. Silang pendapat dan konflik sangat mungkin dan sering
terjadi. Banyak ide dan pemikiran yang berkembang, sehingga jika tidak dikelola
dengan baik, akan menyebabkan perpecahan dan gagal mencapai tujuan tim. Agar tim
dapat bekerja dengan baik, tiga hal penting yang perlu diperhatikan adalah
keterbukaan (openness), kesetaraan (equality), dan saling menghargai (mutual
respect).
c) Penyepakatan (norming). Setelah beberapa konflik atau bahkan perselisihan, tim
mulai menyadari bahwa harus ada tindakan dan bahwa situasi destruktif tidak bisa
dibiarkan berlarut-larut. Untuk mencapai tujuan bersama, perlu dibuat kesepakatan
yang dikenal sebagai code of conduct. Code of conduct bertujuan untuk memastikan
bahwa setiap anggota tim dapat berpartisipasi dan berkontribusi dengan cara yang
paling efektif.
d) Penunjukkan kinerja (performing). Dengan norma-norma yang telah disepakati inilah
akhirnya team mulai mendapatkan kesamaan pemahaman (common language)
tentang banyak hal, terutama tentang tantangan apa yang dihadapi dan peran apa yang
harus dimainkan untuk menjawab tantangan tersebut.
e) Transformasi (adjourning). Ujung dari tahapan performing adalah tercapainya tujuan
bersama dan mendapatkan hasil yang diinginkan untuk setiap anggota tim.
Keberadaan tim dan spirit of teamwork pun berangsur-angsur menurun. Oleh karena
itu, jika tim ingin dipertanyakan keberadaannya, mereka harus berubah dengan
5
membangun cita-cita bersama yang lebih besar untuk semua anggota tim atau bahkan
anggota baru.
6
Orang menyesuaikan diri pada suatu kelompok agar dapat diterima oleh
kelompok tersebut.
4) Sistem status
Pemeringkatan kedudukan atau nilai prestise bagi anggota kelompok berfungsi
untuk mengakui kontribusi individu terhadap kelompok dan menjadi motivator
perilaku.
• Status dianggap informal berdasarkan kategori seperti tingkat pendidikan,
usia, keterampilan atau pengalaman.
• Status juga dapat dianggap formal, misalnya ruang kantor yang lebih
nyaman bagi pegawai kelas bawah, keanggotaan dalam kelompok tertentu,
dan lain-lain.
5) Ukuran kelompok
• Kelompok kecil
Menyelesaikan tugas lebih cepat dibandingkan kelompok besar dan
menggunakan fakta dengan lebih efektif.
• Kelompok besar
Memecahkan masalah lebih baik daripada kelompok kecil dan menemukan
kebenaran dengan lebih efektif
• Kemalasan sosial
Kecenderungan seseorang untuk mengerahkan lebih sedikit usaha ketika
bekerja dalam kelompok dibandingkan ketika bekerja sendiri.
6) Solidaritas kelompok
Anggota peduli terhadap kelompok dan berbagi peran dalam mencapai tujuan
kelompok. Tim dengan tingkat solidaritas tim yang tinggi akan lebih produktif
dan efektif dalam mengelola tugas dan mencapai tujuan tim dibandingkan tim
dengan tingkat solidaritas tim yang rendah.
7) Pengambilan keputusan
Adapun keunggulan dan kekurangan yang dimiliki keputusan kelompok
terhadap keputusan individu, yaitu :
• Menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap
• Menghasilkan alternatif yang beragam
• Membuat solusi menjadi semakin diterima
• Meningkatkan legitimasi sebuah keputusan kekurangan
• Memakan banyak waktu
7
• Dominasi suara minoritas
• Tekanan untuk Conform
• Tanggung jawab yang ambigu
8) Manajemen konflik
Konflik merupakan perbedaan yang tidak bisa diterima yang menghasilkan
gangguan atau penolakan. Ada tiga pandangan yang berkembang terkait dengan
konflik yaitu:
• Konflik dari sudut pandang tradisional
Menyatakan bahwa konflik manapun harus dihindari.
• Konflik dari sudut pandang hubungan manusia
Menyatakan bahwa konflik merupakan hal yang alami yang tak terhindarkan
dalam kelompok apapun serta tidak harus dipandang secara negatif, tetapi
bisa berpotensi menjadi pendorong positif bagi kinerja kelompok.
• Konflik dari sudut pandang interaksionis
Menganggap bahwa konflik tidak hanya menjadi dorongan positif bagi
kelompok, tetapi juga sebagian konflik justru harus terjadi dalam suatu
kelompok agar bisa bekerja efektif.
• Kategori konflik
1) Konflik fungsional yang mendukung tujuan tim dan meningkatkan kinerja
2) Konflik disfungsional menghalangi kelompok untuk memenuhi
kebutuhan mereka
• Tipe konflik
1) Konflik antara konten konflik tugas dan pekerjaan
2) Konflik hubungan konflik yang timbul dari hubungan interpersonal
3) Proses konflik, konflik mengenai cara menyesaikan suatu tugas
• Teknik untuk mengelola konflik
a. Penghindaran (avoiding)
Menangani konflik dengan menarik atau menekannya.
b. Pengakomodisian (accomodiating)
Menangani konflik dengan mendahulukan kebutuhan dan kekhawatiran
orang lain diatas kebutuhan dan kepentingan diri sendiri.
c. Pemaksaan (forcing)
Menangani konflik dengan memuaskan kebutuhan pribadi dengan
mengorbankan orang lain.
8
d. Kompromi (compromising)
Menangani transaksi dimana kedua belah pihak mengorbankan sesuatu
yang berharga.
2.4 Tantangan yang Dihadapi dalam Mengelola Kelompok Kerja pada Masa Ini
Sebagai seorang pemimpin pasti dalam mengelola kelompok kerja mempunyai
tantangan itu sendiri, tantangan yang dihadapi terutama terkait dengan pengelolaan tim
global dan pemahaman tentang jaringan organisasi.
a) Mengelola Tim Global
Karakterisik organisasi pada saat ini ada dua : mereka bersifat global dan tim semakin
banyak melakukan pekerjaan. Kedua aspek ini menunjukan bahwa setiap manajer
cenderung untuk mengelola tim global. Dalam mengelola tim global pasti ada
kekurangan dan kelebihannya. Menggunakan model grup sebagai kerangka kerja, kita
dapat melihat beberapa masalah terkait dengan pengelolaan tim global.
1. Sumber daya anggota kelompok dalam tim global
Karena karakteristik budaya yang berbeda yang diwakili oleh setiap anggota
tim global, memahami hubungan antara kinerja kelompok dan sumber daya
kelompok menjadi lebih sulit di organisasi global. Selain mengenal
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan kepribadian setiap anggota tim,
manajer juga harus akrab dan memahami dengan jelas karakteristik budaya
kelompok yang mereka kelola.
2. Struktur kelompok
Kesesuaian, status, kemalasan sosial, dan kesatuan adalah beberapa area
struktural yang membedakan dalam pengelolan tim global. Kesatuan
merupakan unsur struktural kelompok dimana manajer bisa menghadapi suatu
masalah yang khas. Dalam kelompok yang kohesif, para anggota bersatu dan
“bertindak atas nama kelompok”. Hubungan pertemanan dalam kelompok
tersebut begitu akrab dan identitas kelompoknya sangat tinggi. Akan tetapi,
dalam tim global kesatuan kelompok sering kali sulit dicapai karena tingginya
tingkat “ketidakpercayaan, miskomunikasi dan stress”
3. Proses kelompok
Proses yang digunakan tim global untuk melakukan pekerjaannya bisa amat
menantang bagi manajer. Misalnya, masalah komunikasi sering kali muncul
9
karena tidak semua anggota tim mengerti bahasa kerja tim. Hal ini dapat
menyebabkan ketidakaturan, kesalahpahaman dan inefisiensi.
b) Membangun Keterampilan Tim
Membangun tim yang efektif dan melakukan upaya untuk membangun tim kerja
merupakan tanggung jawab penting manajer. Misalnya, dengan melakukan pelatihan
dan melihat keterampilan tim dalam dua siklus latihan, dapat ditemukan bahwa
individu-individu itu belajar bagaimana berkolaborasi dengan lebih baik. Namun,
jika upaya membangun tim tidak berhasil, maka lebih baik menempatkan orang-
orang itu di posisi untuk menyelesaikan tugas mereka secara individu.
c) Memahami Jaringan Sosial
Karena hubungan sosial informal kelompok dapat membantu atau menghalangi
produktivitas, manajer harus memahami jaringan sosial dan hubungan sosial
kelompok. Sebagai contoh, riset tentang jaringan sosial menunjukkan bahwa ketika
orang-orang menunjukkan bantuan untuk menyelesaikan pekerjaan, mereka memilih
rekan kerja yang lebih ramah ketimbang orang yang lebih mampu. Tujuan lainnya
yang dilakukan baru-baru ini atas studi tim menunjukkan bahwa tim dengan tingkat
keterkaitan antarpribadi yang tinggi benar-benar mencapai tujuan dengan lebih baik
dan lebih berkomitmen untuk bersama.
10
c. Komunikasi terbuka. Membuat anggota tim merasa bebas untuk mengekspresikan
perasaan mereka mengenai pelaksanaan tugas atau operasi tim sehingga agenda
tersembunyi (komunikasi di luar rapat) dapat dikurangi.
d. Kejelasan peran dan tugas kerja. Peran dan tugas setiap anggota tim harus benar
benar jelas sehingga dalam pelaksanaannya pun dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila tugas seseorang jelas, pembagian pekerjaan dapat didistribusikan kepada
anggota tim.
e. Berbagi kepemimpinan. Meskipun tim memiliki pemimpin formal, praktik
kepemimpinan berubah-ubah tergantung pada posisi dan situasi. Kepemimpinan
memerlukan perilaku yang tepat dan kemampuan untuk membangun kebiasaan yang
baik.
f. Penilaian diri dilakukan secara berkala. Ada saatnya bagi tim untuk memeriksa
seberapa baik mereka bekerja dan menemukan gangguan yang dapat mengganggu
kinerja mereka.
11
ketersediaan sumber daya saat ini (logistics) dan kemampuan masing-masing anggota.
Mereka menguasai perkembangan berbagai aspek, tetapi seringkali tidak detail.
Cukup cermat saat membuat keputusan dan memperhatikan resiko dan ketidakpastian
yang mungkin muncul.
(3) Pengendali (controller) untuk memastikan bahwa kualitas hasil pekerjaan terjaga
dengan menyinkronkan rencana yang dibuat dengan operasi di lapangan, memiliki
kekuatan utama berupa kemampuan investigasi dalam menemukan penyimpangan
atau kesalahan. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat atau membaca berbagai
hubungan antara berbagai data, fakta, dan fenomena yang terjadi selama aktivitas
operasional. Mereka sangat teliti dan kritis dalam melihat berbagai hal. Mereka tegas,
mudah ingat, dan tidak mudah mengalah. Mereka merasa nyaman berada di posisi
yang berbeda dari pendapat umum.
(4) Penggerak (enabler) untuk memastikan bahwa tim memiliki sumber daya yang tepat
dalam jumlah dan kualitas untuk mendukung pelaksanaan tugas tim, memiliki
kekuatan utama berupa kemampuan menyakinkan orang lain sehingga mudah
mendapatkan dukungan dan sumber daya dari pihak lain di luar kelompok. Mereka
cenderung lebih komunikatif dan nyaman berinteraksi dengan beragam kalangan.
Mereka cenderung fleksibel dan bersedia untuk bernegosiasi. Mereka merasa tidak
nyaman bila berada dalam batasan peraturan yang ketat. Mereka membutuhkan ruang
dan wewenang untuk bertindak dan lebih berorientasi pada hasil daripada proses.
(5) Pelaksana (executor) untuk memastikan terselenggaranya aktivitas-aktivitas yang
relevan dengan tujuan dan strategi yang sudah ditetapkan oleh tim, memiliki kekuatan
utama berupa menguasai keahlian teknis (khusus) dengan baik. Mereka dapat bekerja
dengan hasil memuaskan walaupun dalam kondisi sulit ataupun dengan dukungan
terbatas. Mereka kaya akan pengalaman operasional sehingga cekatan dan terampil
dalam melakukan troubleshooting.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu. Tahap pembentukan perkembangan kelompok terdiri dari dua yaitu bergabung
dengan kelompok dan mendefinisikan tujuan kelompok, struktur, serta kepemimpinan.
Tahap pancaroba melibatkan konflik intrakelompok untuk siapa yang akan
mengendalikan kelompok dan tujuan dilakukan kelompok. Dalam tahap penormaan,
hubungan akrab dan kesatuan kelompok terbentuk ketika norma-norma telah ditetapkan.
Selama tahap pelaksanaan, anggota kelompok mulai mengerjakan tugas-tugas kelompok.
Pada tahap penundaann, kelompok bersiap-siap untuk membubarkan diri.
Tantangan dalam mengelola tim global dapat terlihat dari sumber daya anggota
kelompok, terutama karakteristik budaya yang beragam; struktur kelompok, terutama
status, kemalasan dan kesatuan kelompok; proses kelompok. Manajer harus memahami
pola hubungan informal antara individu dalam suatu kelompok karena informal seperti
ini bisa membantu hubungan atau menghambat efektivitas kelompok.
3.2 Saran
Berdasarkan pemahaman yang telah dibahas diharapkan agar pembaca dapat
memahami dan menerapkan apa saja yang perlu diperhatikan dalam mengelola kelompok
kerja untuk memastikan bahwa kelompok kerja dapat mencapai potensi penuh mereka,
berkontribusi pada keberhasilan organisasi, dan menciptakan lingkungan kerja yang produktif
dan menyenangkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Robbins Stephen P. & Coulter Mary (2010) Manajemen Jilid 1, Jakarta, Erlangga.
Faradiba, Y. (2013). Pengaruh Karakteristik Tim Dan Keadilan Kerja Terhadap Komitmen
Organisasi Pada Guru SMA Swasta Kota Bekasi. Jurnal Manajemen
Pendidikan, 4(1).
Nopriadi Saputra. (2020). Analisis Kelompok Kerja dalam Organisasi,
https://www.researchgate.net/publication/347134387_Analisis_Kelompok_Kerja_dala
m_Organisasi diakses pada Senin, 30 Oktober 2023 pukul 21.39 WIB
Kinerja dan kepuasan kelompok kerja
https://www.studocu.com/id/document/universitas-jenderal-soedirman/pengantar-ilmu-
ekonomi/kinerja-dan-kepuasan-kelompok-kerja/45189200 diakses pada Senin, 30
Oktober 2023 pukul 20.44 WIB
Bobby Sugara. (2021). Kinerja dan kepuasan kelompok kerja
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sumatera-utara/manajemen/bobby-sugara-
sitinjak-2005-02068-kinerja-dan-kepuasan-kelompok-kerja/20257219 diakses pada
Kamis, 26 Oktober 2023 pukul 19.30 WIB
14