Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK


Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah perilaku keorganisasian

Dosen pengampu :
Ika Niswati Budiarti S.Psi, M.M
Disusun Oleh :
Ryska Mardhiyani Iqlima 202241012
Faiz Ripadilah 202241011
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KALTARA
KATA PENGANTAR

Atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Dasar-Dasar Perilaku Kelompok. Makalah ini kami susun untuk
melengkapi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi dengan ibu Ika Niswatin
Budiarti S.Psi, M.M Dalam menyajikan Makalah ini kami sengaja menjelaskan
secara praktis dan pokok-pokoknya saja, namun demikian pembahasannya
diusahakan cukup mendalam.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat kekurangan. Seiring
perkembangan zaman globalisasi ini. Seperti pepatah mengatakan yang tidak
pernah usang “Tiada gading yang tak retak”, oleh karna itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami terima.
Harapan kami, kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pihak-
pihak yang memerluhkan. Terima kasih kami sampaikan kepada pihak pihak turut
serta dalam mendukung pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Amin.

Tanjung Selor, April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelompok........................................................................ 3
2.2 Klasifikasi Kelompok........................................................................ 4
2.3 Sifat-sifat Kelompok......................................................................... 7
2.4 Alasan Bergabung Dengan Kolompok............................................. 8
2.5 Tahap-tahap Perkembangan Kelompok............................................ 9
2.6 Faktor Penentu Keberhasilan............................................................ 12
2.7 Struktur Kelompok........................................................................... 14
2.8 Bagaimana Pengambilan Keputusan Dalam Kelompok.................... 17
2.9 Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok...................................... 18
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 21
3.2 Saran ................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia dalam


berbagai kegiatan apapun manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok.
Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi.
Dalam organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok seperti ini.
Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi
besar atau kecil adalah sangat kuat kercenderungannya untuk mencari
keakraban dalam kelompok – kelompok tertentu. Di mulai dari adanya
kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya
berjumpa dan berapakali adanya kesamaan kesenangan bersama, maka
timbullah kedekatan satu sama lain, dan mulailah mereka berkelompok dalam
organisasi tertentu.
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia
akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan
bagian dari kehidupan organisasi. Hal ini akan saling
bersinergi manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain dalam
membentuk satu capaian yang di inginkan bersama.
Kelompok dapat mengubah motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa
mempengaruhi prilaku individu dalam satu kondisi organisasi. Perilaku
organisasi adalah lebih dari sekedar kumpulan logika dari perilaku individu.
Juga prilaku kelompok yang juga berinteraksi dan aktivitas dalam kelompok.
1.2 Rumusan Masalah.

s1. Apa Pengertian Kelompok?


2. Apa Saja Klasifikasi Kelompok?
3. Apa Saja Sifat-Sifat Kelompok?
4. Apa Alasan Bergabung Dengan Kelompok?
5. Tahap-Tahap Apa Saja Yang Mempengarui Perkembangan Kelompok?
6. Faktor Apa Saja Penentu Keberhasilan Dalam Kelompok?
7. Apa Saja Struktur Dalam Kelompok?
8. Teknik Apa Saja Yang Digunakan Dalam Pengambilan Keputusan
Kelompok?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Kelompok.
2. Mengetahui Klasifikasi Kelompok.
3. Mengetahui Sifat-Sifat Kelompok.
4. Mengetahui Alasan Bergabung Dengan Kelompok.
5. Mengetahui Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok.
6. Mengetahui Faktor Penentu Keberhasilan.
7. Mengetahui Struktur Kelompok.
8. Mengetahui Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelompok

Pengertian Kelompok menurut beberapa ahli, diantaranya:


a. Menurut Schermerhorn, Kelompok adalah Suatu kumpulan dua atau lebih orang-
orang yang bekerja dengan yang lainnya secara teratur untuk mencapai satu atau
lebih tujuan umum
b. Menurut Greenberg dan Baron, kelompok adalah Sekumpulan dua individu atau
lebih yang saling berinteraksi dengan pola hubungan yang tetap dan saling
berbagi tujuan, dan menganggap mereka sebagai suatu kelompok
c. Menurut Kreitner dan Kinicki, kelompok adalah Sekumpulan orang dengan
keahlian yang beragam, dimana mereka sepakat dalam suatu kegunanaan, tujuan
dan pendekatan.
d. Menurut Robbin, kelompok adalah Dua atau lebih individu yang berinteraksi dan
saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu.
e. Menurut Gibson, kelompok adalah Dua atau lebih karyawan yang berinteraksi
satu sama lain sedemikian rupa sehinga perilaku dan atau prestasi anggota
dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota lain.
2.2 Klasifikasi Kelompok

Kelompok dapat dibedakan ke dalam berbagai macam, tergantung pada


sudut, pensifatan, tugas, atau pandangan:
1. Kelompok formal (formal group), adalah kelompok yang sengaja dibentuk
dengan keputusan manager melalui bagan organisasi untuk menyelesaikan suatu
keputusan manager melalui bagan organisasi untuk menyelesaikan suatu tugas
secara efisien dan efektif.
2. Kelompok informal (informal group), adalah kelompok yang tidak dibentuk
secara formal melalui struktur organisasi, yang muncul karena adanya kebutuhan
akan kontak sosial.
3. Kelompok komando (command group), adalah bagian dari kelompok formal.
Kelompok komando memiliki definisi yaitu kelompok yang ditentukan oleh
bagan organisasi dan melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi.
4. Kelompok tugas (task group), adalah suatu kelompok yang bekerja sama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Kelompok tugas juga termasuk
bagian dari kelompok komando.
5. Kelompok persahabatan, merupakan bagian dari kelompok informal. Kelompok
ini terbentuk karena adanya kesamaan-kesamaan tentang suatu hal.
6. Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi untuk mencapai
sasaran yang sama. Kelompok ini juga termasuk kedalam kelompok informal.
7. Kelompok bagian (department group), kelompok yang merupakan bagian dari
suatu organisasi.
A. Kelompok Formal
Kelompok formal ada dalam setiap organisasi. Kelompok formal (formal
group) adalah suatu sub unit organisasi yang resmi yang didirikan dengan
anggaran dasar organisasi atau dengan surat keputusan manajer. Contoh kelompok
formal: kelompok kerja, panitia, departemen kecil, dan tim proyek. Tujuan
kelompok formal: peraturan-peraturan, keanggotaan, pemilihan pemimpin
biasanya ditentukan oleh organisasi dalam ketentuan-ketentuan atau perintah
organisasi ini.
Kelompok formal dibedakan menjadi dua yaitu kelompok komando
(command group) dan kelompok tugas (task group). Di perguruan tinggi
misalnya, biro-biro, fakultas-fakultas dan unit-unit lainnya yang ada di lingkungan
suatu perguruan tinggi atau departemen yang ada dalam perusahaan.
Anggota kelompok tugas biasanya berasal dari berbagai unit dalam
organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan akan keterampilan dan keahlian
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas atau proyek tersebut. Panitia
penerimaan mahasiswa baru, panitia ujian semester, panitia wisuda, dan lain-lain
yang dilakukan oleh perguruan tinggi atau satuan tugas yang dibentuk oleh
manajer perusahaan untuk mengendalikan/menurunkan biaya operasional sebesar
10% misalnya contoh dari kelompok tugas.

B. Kelompok Informal
Kelompok informal (informal group) juga dapat ditemukan dalam setiap
organisasi. Kelompok-kelompok ini berkembang menyimpang dari rancangan
organisasi yang ditetapkan secara resmi dan kelompok informal hidup sebagai
subkultur yang relatif berkuasa atau dominan dalam organisasi. Ada kelompok
informal yang terdiri dari para manajer disamping kelompok-kelompok informal
yang terdiri dari para pekerja non-pengawas.
Kelompok informal dibedakan menjadi dua yaitu kelompok persahabatan
dan kelompok kepentingan. Kelompok persahabatan terbentuk karena adanya
kesamaan-kesamaan tentang suatu hal, seperti kesamaan hobi, status perkawinan,
jenis kelamin, latar belakang, pandangan politik dan lain sebagainya.
2.3 Sifat-Sifat Kelompok

Menurut Gibson tidak ada definisi umum yang diterimah mengenai


keberadaan kelompok.
1. Kelompok dari sisi persepsi adalah bahwa kumpula individu dianggap sebagai
suatu kelompok, apabila terjadi interaksi satu dengan yang lain dalam satu
pertemuan, yang masing-masing anggota menerima persepsi dari anggota lain
yang berbeda.
2. Kelompok dari sisi organisasi adalah karasteristik kelompok penting seperti peran
dan norma.
3. Kelompok dari sisi motivasi adalah kelompok yang gagal dari membantu
anggotanya dalam memuaskan kebutuhan mereka akan menganggu semangat
mereka.
4. Kelompok dari sisi interaksi adalah interaksi dalam bentuk interpedensi adalah
mengelompokan, pandangan ini menitik beratkan pada interaksi interpersonal.
Keempat pandangan di atas penting, karena merupakan ciri utama dari
suatu kelompok. Apabila satu kelompok berada dalam satu organisasi, makan
anggotanya akan termotivasi bergabung merasakan bahwa kelompok merupakan
suatu kesatuan unit orang yang berinteraksi, berkontribusi dalam berbagai jumlah
proses kelompok, dan mencapai kesepakatan atau tidak melalui berbagai interaksi.
2.4 Alasan Bergabung Dengan Kelompok

Terdapat beberapa alasan mengapa seseorang lebih memilih bekerjasama


dengan kelompok dari pada kerja sendiri. Diantaranya adalah:
1. Rasa aman
Salah satu alasan mengapa seseorang menjadi anggota suatu kelompok adalah
untuk mendapatkan rasa aman dari ancaman. Orang yang tergabung dalam
suatu kelompok posisinya akan lebih kuat dari pada sendirian. Selain itu,
mereka juga akan terhindar dari perlakuan-perlakuan yang kurang
menguntungkan dari orang lain terutama pimpinan. Pemimpin organisasi
tentu memperhatikan lebih serius suara-suara yang disampaikan oleh
kelompok daripada disampaikan secara perorangan.
2. Status
Dengan bergabung dalam suatu kelompok seseorang merasakan adanya
pengakuan dari lingkungannya bahwa isa memiliki status tertentu sesuai
dengan status yang disandang oleh kelompoknya.
3. Harga Diri
Seseorang bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan status atau harga
dirinya. Dengan bergabung dalam kelompok tersebut maka anggota-
anggotanya akan merasa harga diri dan statusnya menjadi semakin tinggi di
masyarakat meskipun belum tentu masyarakat menilainya seperti itu
4. Afiliasi
Interaksi secara formal yang terjadi dalam organisasi tidak dapat dilakukan
secara intens atau erat karena kesibukan masing-masing dalam melaksanakan
tugasnya. Dengan menjadi anggota suatu kelompok maka interaksi yang
terjadi dapat lebih erat, lebih bersahabat dan akrab.
5. Kekuatan
Bagi seseorang yang ingin menggunakan pengaruhnya terhadap orang lain,
kelompok memberikan kekuatan tanpa wewenang formal dari organisasi.
Sebagai pemimpin kelompok seseorang dapat mempengaruhi anggota
kelompoknya. Bagi yang memiliki kebutuhan akan kekuasaan, kelompok
merupakan wadah untuk pemenuhannya. Selain itu kekuatan yang tidak dapat
dicapai secara individu dapat tercapai dengan adanya kelompok.
6. Pencapaian Tujuan
Orang-orang yang bekerjasama dalam suatu kelompok karena mereka
membutuhkan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan yang penting.
Secara fisik da mental intelektual dengan bekerjasama dalam wadah
kelompok tujuan-tujuan tersebut akan lebih mudah tercapai. Secara fisik
tenaga yang terhimpun oleh kelompok lebih besar dan secara mental
intelektual ide, gagasan maupun pendapat akan lebih berkualitas dan
memberikan kontribusinya terhadap keberhasilan kelompok.
Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok

Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam


evolusi mereka. Kita menyebut model ini model lima tahap perkembangan
kelompok. Meskipun riset mengindikasikan bahwa tidak semua kelompok
mengikuti pola ini, model tersebut adalah sebuah kerangka kerja yang
berguna untuk memahami perkembangan kelompok. Dalam bagian ini, kita
mendeskripsikan model umum yang terdiri atas lima tahap tersebut dan
sebuah model alternatid untuk kelompok – kelompok sementara dengan
tenggar waktu.
Seperti diperlihatkan pada gambar model lima tahap perkembangan
kelompok (five – stage – group – development – model) menyebutkan
karakteristik perkembangan kelompok dalam lima tahap yang berbeda
pembentukan, timbulnya konflik, normalisasi, hasil berupa kinerja, dan
pembubarannya?
1) Tahap Pembentukan (forming)
Memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan
kepemimpinan kelmpok tersebut. Para anggotanya “menguji kedalam air”
untuk menentukan jenis – jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap ini
selesai ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian
dari kelompok.
2) Tahap Timbulnya Konflik (Strorming)
Satu dari konflik intrakelompok. Para anggotanya menerima keberadaan
kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan – batasan yang
diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu. Lebih jauh lagi,
terdapat konflik atas siapa yang akan mengendalikan kelompok tersebut.
Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah hierarki yang relatif kelas atas
kepemimpinan dalam kelompok tersebut.
3) Tahap Normalisasi
Tahap ketiga ini adalah tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan
kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terdapat
sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap
normalisasi (norming stage) ini selesai ketika struktur kelompok tersebut
menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi
definisi yang benar atas perilaku anggota.
4) Tahap Performing (Berkinerja)
Pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima. Energi
kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi
mengerjakan tugas yang ada.
5) Tahap Adjourning Stage (Pembubaran)
Untuk kelompok – kelompok kerja yang permanen, berkinerja adalah tahap
terakhir dalam perkembangan mereka. Tetapi, untuk komisi, tim, angkatan
tugas sementara, dan kelompok - kelompok kerja yang mempunyai tugas
yang terbatas untuk dilakukan, terdapat tahap pembubaran. Dalam tahap ini,
kelompok tersebut mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas
yang tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya,
perhatian diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas – aktivitas.
2.6 Faktor Penentu Keberhasilan

Faktor-faktor yang menyebabkan suatu kelompok lebih sukses dari


kelompok lain adalah karena kemampuan anggota kelompok, ukuran kelompok,
tingkat konflik, dan tekanan internal pada anggota untuk menyesuaikan diri pada
norma kelompok. Setiap kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan
kondisi internalnya.
a) Kondisi eksternal pada kelompok
Semua kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang
dipaksakan dari luar. Kondisi eksternal ini mencakup:
 Strategi Organisasi
Strategi keseluruhan organisasi yang meliputi tujuan-tujuan organisasi dan
cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh manajemen puncak.
 Struktur Otoritas
Ketentuan mengenai otoritas yang dimiliki oleh setiap bagian / setiap
individu dalam suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memiliki
otoritas yang berbeda-beda, seperti: siapa melapor kepada siapa, siapa yang
mengambil keputusan, atau keputusan apakah yang pengambilannya diberikan
kepada individu atau kelompok.
 Peraturan formal
Oraganisasi menciptakan aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain
untuk membakukan perilaku karyawan. Hal ini dilakukan untuk membuat
konsistensi perilaku karyawan dan bisa diprediksikan apa yang akan dilakukan
kelompok kerja karyawan tersebut.
 Sumber Daya Organisasional
Merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah, peralatan yang
dialokasikan oleh organisasi pada kelompok. Sumber daya organisasional
berpengaruh terhadap perilaku organisasi.
 Proses Seleksi Personil
Kriteria-kriteria tertentu yang digunakan dalam proses merekrut karyawan
yang akan menentukan siapa yang akan ditempatkan ke dalam suatu kelompok
kerja.
 Evaluasi Kinerja dan Sistem Ganjaran (imbalan)
Proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota kelompok setelah
dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan system ganjaran (imbalan) akan hasil
evaluasi tersebut.
 Budaya Organisasi
Merupakan standar perilaku untuk karyawan mengenai perilaku yang
dapat diterima dengan baik atau yang tidak dapat diterima, seperti cara
berpakaian, peraturan organisasi, perilaku jujur, integritas, dan semacamnya.
 Tataran Fisik Kerja
Tataran fisik kerja yang dipaksakan ke kelompok oleh pihak-pihak
eksternal mempunyai landasan kerja yang penting bagi perilaku kelompok kerja.
Seperti arsitek yang menentukan tata letak ruang kerja untuk mengurangi
gangguan suara dan sebagainya
b) Sumber Daya Anggota Kelompok
Ada dua sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota
individu, yaitu:
 Kemampuan
Ada hubungan antara kemampuan intelektual (pengetahuan) dan
keterampilan dengan relevansi terhadap tugas terhadap kinerja kelompok.
 Karakteristik Kepribadian
Ada hubungan antara karakteristik kepribadian yang positif dalam budaya
terhadap produktivitas, semangat, dan kekohesifan kelompok.
2.7 Struktur Kelompok
Kelompok kerja bukanlah gerombolan yang tidak terorganisasi. Mereka
mempunyai struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan memungkinkan
untuk menjelaskan dan meramalkan sebagian besar perilaku individu di dalam
kelompok maupun kinerja kelompok itu sendiri.
1. Kepemimpinan Formal
Orang ini umumnya mempunyai jabatan seperti misalnya manajer unit,
manajer bagian, penyelia, mandor, pimpinan proyek, kepala satuan tugas, ataupun
ketua komite. Pemimpin ini dapat memainkan peranan penting dalam
keberhasilan kelompok.
2. Peran
Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari seseorang
yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial tertentu. Pemahaman perilaku
peran secara dramatis akan disederhanakan jika masing-masing dari kita memilih
satu peran dan memainkannya secara teratur dan konsisten.
 Identitas peran. Ada sikap dan perilaku aktual tertentu yang konsisten dengan
peran dan menciptakan identitas peran. Orang mempunyai kemampuan untuk
dengan cepat beralih peran bila mereka menyadari bahwa situasi dan tuntutannya
jelas-jelas membutuhkan perubahan besar.
 Persepsi Peran. Pandangan seseorang mengenai bagaimana seseorang seharusnya
bertindak dalam situasi tertentu disebut persepsi peran. Berdasarkan penafsiran
atas bagaimana kita meyakini bagaimana seharusnya perilaku kita, kita terlibat ke
dalam tipe-tipe perilaku tertentu.
 Pengharapan Peran. Pengharapan peran didefinisikan sebagai bagaimana orang lain
meyakini apa seharusnya tindakan anda dalam situasi tertentu. Bagaimana anda
berprilaku, sebagian besar ditentukan oleh peran yang didefinisikan dalam
konteks tindakan anda.
 Konflik Peran. Bila individu dihadapkan pada pengharapan peran yang berlainan,
akibatnya adalah konflik peran. Konflik ini muncul bila individu menemukan
bahwa patuh pada tuntutan satu peran menyebabkan dirinya kesulitan mematuhi
tuntutan peran lain. Dalam keadaaan ekstrem, itu akan mencakup situasi di mana
dua atau lebih pengharapan peran saling berlawanan.
3. Norma
Semua kelompok telah menegakkan norma, yaitu standar perilaku yang
dapat diterima yang digunakan bersama oleh anggota kelompok. Norma ini
memberitahu para anggota apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan
pada situasi dan kondisi tertentu. Dari titik pandang individu, norma itu
mengatakan apa yang diharapkan dari anda dalam situasi tertentu. Bila disepakati
dan diterima oleh kelompok, norma bertindak sebagai alat untuk mempengaruhi
perilaku anggota kelompok dengan pengawasan eksternal yang minimal. Norma
berbada di antara kelompok-kelompok, komunitas dan masyarakat, tetapi
semuanya mempunyai norma.
4. Status
Yaitu posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan
ke kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain.
 Status dan Norma. Telah ditunjukkan bahwa status mempunyai beberapa
pengaruh yang menarik terhadap kekuatan norma dan tekanan untuk penyesuaian.
Orang-orang berstatus-tinggi juga lebih mampu bertahan terhadap tekanan
konformitas dari rekan sekerja mereka dibandingkan dengan status lebih-rendah.
Individu yang dinilai tinggi oleh kelompok kerja tetapi tidak banyak memerlukan
atau mempedulikan imbalan sosial yang diberikan oleh kelompok secara khusus
akan mampu memperhatikan secara minimal norma-norma konformitas.
 Kesetaraan Status. Penting bagi anggota kelompok untuk meyakini bahwa
hierarki status itu setara. Jika dipersepsikan adanya kesetaraan, terciptalah
ketidakseimbangan yang terjadi dalam berbagai jenis perilaku korektif.
 Status dan Budaya. Pentingnya status bervariasi di antara berbagai budaya.
Prancis misalnya, sangat sadar status. Selain itu, negara-negara berlainan
mengenai kriteria yang menciptakan status. Pesannya di sini adalah untuk
memastikan bahwa anda memahami siapa dan apa yang menentukan status bila
berinteraksi dengan orang dari budaya yang berbeda dari budaya anda.
5. Ukuran
Apakah ukuran kelompok mempengaruhi perilaku keseluruhan kelompok
itu? Jawaban atas pertanyaan itu adalah “Ya” definitif, tetapi efeknya bergantung
pada variabel bergantung mana yang anda perhatikan.
Bukti-bukti misalnya menunjukkan, misalnya, bahwa kelompok kecil
lebih cepat menyelesaikan tugas daripada kelompok besar. Tetapi jika kelompok
itu bekerja dalam pemecahan masalah, kelompok besar secara konsisten
mendapat nilai yang lebih baik daripada kelompok yang kecil.
6. Komposisi.
Kebanyakan kegiatan kelompok menuntut aneka ragam keterampilan dan
pengetahuan. Dengan adanya tuntutan ini, bisa disimpulkan bahwa kelompok
heterogen-kelompok yang terbentuk dari individu-individu yang tidak mirip-akan
lebih besar kemungkinannya untuk mempunyai kemampuan dari informasi yang
beraneka dan seharusnya lebih efektif.
7. Kepaduan.
Kelompok – kelompok itu berbeda menurut kepaduan [cohesiveness]
mereka, yakni sejauh mana para anggota tertarik satu sama lain dan termotivasi
untuk tetap di dalam kelompok. Studu-studi secara konsisten memperlihatkan
bahwa hubungan kepaduan dan produktivitas tergantung pada norma-norma yang
berkaitan dengan kinerja yang dibangun oleh kelompok.
2.8 Bagaimana Pengambilan Keputusan Dalam Kelompok
Hal-hal berikut ini berhubungan dengan proses kelompok saat membuat
keputusan tak terprogram, yaitu:
 Penetapan tujuan: kelompok lebih unggul dibandingkan individu sebab kelompok
memiliki pengetahuan lebih banyak dibandingkan individu.
 Identifikasi alternatif: usaha individu sebagai bagian dari anggota kelompok akan
merangsang pencarian lebih luas diberbagai area fungsional di organisasi.
 Evaluasi alternatif: pertimbangan kolektif dari kelompok dengan berbagai sudut
pandang lebih unggul dibanding individu.
 Memilih alternatif: interaksi kelompok dan pencapaian konsensus biasanya
menghasilkan penerimaan resiko lebih besar dibanding individu. Keputusan
kelompok juga biasanya lebih dapat diterima sebagai hasil dari partisipasi
bersama.
 Implementasi keputusan: dibuat oleh kelompok atau tidak, penyelesaian biasanya
dilakukan oleh seorang saja manajer. Individu bertanggungjawab untuk
implementasi keputusan kelompok.
Menurut Mansoer (1989:69) ada beberapa kelebihan keputusan kelompok
dibandingkan dengan keputusan individual, antara lain:
1. Informasi yang lengkap lebih mungkin diadakan. Dalam kelompok terhimpun
banyak pengalaman dan pandangan daripada seorang.
2. Banyak alternatif yang muncul, karena kelompok mempunyai informasi banyak
dalam jumlah dan ragamnya dan dapat mengidentifikasi lebih banyak
kemungkinan. Lebih-lebih lagi kelompok itu terdiri atas berbagai keahlian dan
latar belakang pengalaman.
3. Keputusan kelompok lebih berterima. Hal ini disebabkan karena keputusan
kelompok lebih menelaah banyak pandangan dan pendapat, sehingga
keputusannya lebih besar kemungkinan mendapat persetujuan lebih dari banyak
orang.
4. Meningkatkan kesempatan terlaksananya hak orang banyak. Keputusan kelompok
lebih sesuai dengan hak demokrasi. Mengingat banyak kesempatan oleh manajer
untuk mengambil keputusan sendiri, maka mengambil kebijaksanaan untuk
memberi kesempatan kepada orang lain yang ahli untuk turut mengambil
kebagian dalam pengambilan keputusan, adalah merupakan upaya meningkatkan
legistimasi orang lain.
Selain memiliki kelebihan, pengambilan keputusan secara kelompok juga
tidak lepas dari beberapa kelemahan, di antaranya adalah:
1. Memakan waktu. Keputusan kelompok diperoleh dari hasil diskusi yang panjang,
banyak waktu dipakai untuk rapat-rapat, sedangkan pengambilan keputusan
sendiri oleh manajer bisa diambil dalam waktu singkat, tepat pada saat
masalahnya timbul.
2. Dominasi minoritas. Tidak mungkin dalam satu kelompokterwakili semua
kepentingan dalam organissi dan seringkali hanya terdiri atas segelintir orang saja.
Kesempatan ini oleh para anggota kelompok sering digunakan untuk
memenangkan kepentingan orang-orangtertentu dalam organisasinya yang sengaja
atau tidak sengaja diwakilinya. Ada kecenderungan dia mendominasi kepentingan
orang terbanyak.
3. Tekanan untuk menyesuaikan. Dalam kelompok ada saja golongan yang
mempunyai pengaruh dan menekan kelompok untuk menyesuaikan diri dengan
kehendaknya.
4. Tanggung jawab tersamar. Pada keputusan individual jelas siapa yang
bertanggung jawab, tapi pada keputusan kelompok dari mereka (para anggota)
tidak bisa dimintai pertanggung jawaban perorangan. Tanggung jawab perorangan
luluh dalam tanggung jawab bersama.
2.9 Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok
1. Brainstorming: adalah teknik yang memacu kreativitas dengan
memunculkan ide melalui diskusi nonkritikal.
2. Delphi Process: Teknik yang memacu kreatifitas dengan menggunakan
berbagai pertimbangan ide untuk mencapai konsensus keputusan.
3. Nominal Grup Technique: Teknik yang memacu kreativitas dengan
mengarahkan orang pada pertemuan terstruktur memalui sedikit komunikasi
verbal

Dalam tugas kelompok, sumbangan setiap individu tidak nampak jelas karena
ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh
kelompok maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran
(ouput) lebih besar dari pada masukan (input).
1. Sinergi
Sinergi adalah tindakan dua atau lebih substansi yang menghasilkan dampak
atau efek yang berbeda dari penjumlahan masing-masing substansi itu.
Seperti: kemalasan social memperlihatkan sinergi yang negative.
2. Efek Fasilitas Sosial
Efek fasilitas social mengacu pada kecenderungan membaik atau
memburuknya kinerja sebagai respons atas kehadiran orang lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perilaku kelompok merupakan respon – respon anggota kelompok terhadap
struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah
kelompok memasuki dunia organisasi maka karateristik yang dibawanya adalah
kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaan kebutuhan, dan pengalaman masa
lalunya. Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula
terbentuknya kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja
maupun tempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri
mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum,
dan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk
mengejar tujuannya atas dukungan dalam suatu periode waktu.

3.2 Saran
Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan sebuah
organisasi baik itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa beradapsi dengan
keadaan organisasi tersebut dan hanya mempertahankan prilaku yang baik saja
sewaktu berada dalam kelompok ke dalam organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Winahyuningsih,Panca. Perilaku Organisasi. 2017


http://anthoposthink02.blogspot.co.id/2014/02/makalah-prilaku-
organisasi.html. (22 Maret 2017)
https://prezi.com/w7ggvyyvxoqq/pondasi-perilaku-kelompok-dan-kerjasam-
tim-kerja/. (22 Maret 2017)
http://lukmancoroners.blogspot.co.id/2010/06/kelompok-dan-tim-kerja.html.
(25 Maret 2017)
http://hanifsky.blogspot.co.id/2012/04/alasan-alasan-terbentuknya-
suatu.html. (25 Maret 2017)
http://kulpulan-materi.blogspot.co.id/2013/01/tahap-tahap-perkembangan-
kelompok.html. (28 Maret 2017)

Anda mungkin juga menyukai