Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah perilaku keorganisasian

Dosen Pengampu :

Ika Niswati Budiarti S.Psi, M.M

Disusun Oleh :

Ryska Mardhiyani Iqlima 202241012

Faiz Ripadilah 202241011

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KALTARA

2023
KATA PENGANTAR

Atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayah, serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

tentang Dasar-Dasar Perilaku Kelompok. Makalah ini kami susun untuk

melengkapi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi dengan ibu Ika Niswatin

Budiarti S. Psi, M.M Dalam menyajikan Makalah ini kami sengaja menjelaskan

secara praktis dan pokok-pokoknya saja, namun demikian pembahasannya

diusahakan cukup mendalam.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat kekurangan. Seiring

perkembangan zaman globalisasi ini. Seperti pepatah mengatakan yang tidak

pernah usang “Tiada gading yang tak retak”, oleh karna itu kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat kami terima.

Harapan kami, kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pihak-

pihak yang memerluhkan. Terima kasih kami sampaikan kepada pihak pihak turut

serta dalam mendukung pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat. Amin.

Tanjung Selor, April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah........................................................................................1

Rumusan Masalah.................................................................................................2

Tujuan....................................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

Pengertian Kelompok............................................................................................3

Klasifikasi Kelompok............................................................................................4

Alasan Bergabung Dengan Kolompok..................................................................5

Struktur Kelompok................................................................................................7

Bagaimana Pengambilan Keputusan Dalam Kelompok........................................11

Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok..........................................................13

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................................15

Saran......................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

iii
1.1 Latar Belakang

Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap

manusia dalam berbagai kegiatan apapun manusia akan terlibat dalam

aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari

kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak ditemui kelompok-

kelompok seperti ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi

anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat

kercenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok – kelompok

tertentu. Di mulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan,

kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa dan berapakali adanya

kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain,

dan mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.

Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap hari

manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok

merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Hal ini akan saling bersinergi

manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain dalam membentuk satu

capaian yang di inginkan bersama. Kelompok dapat mengubah motivasi

individu atau kebutuhan, dan bisa mempengaruhi prilaku individu dalam

satu kondisi organisasi. Perilaku organisasi adalah lebih dari sekedar

kumpulan logika dari perilaku individu. Juga prilaku kelompok yang juga

berinteraksi dan aktivitas dalam kelompok.

iv
1.2 Rumusan Masalah.

1.2.1 Apa Pengertian Kelompok?

1.2.2 Apa Saja Klasifikasi Kelompok?

1.2.3 Apa Alasan Bergabung Dengan Kelompok?

1.2.4 Faktor Apa Saja Penentu Keberhasilan Dalam Kelompok?

1.2.5 Apa Saja Struktur Dalam Kelompok?

1.2.6 Teknik Apa Saja Yang Digunakan Dalam Pengambilan Keputusan

Kelompok?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui Pengertian Kelompok.

1.3.2 Mengetahui Klasifikasi Kelompok.

1.3.3 Mengetahui Alasan bergabung dengan Kelompok.

1.3.4 Mengetahui Faktor Penentu Keberhasilan.

1.3.5 Mengetahui Struktur Kelompok.

1.3.6 Mengetahui Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelompok

Pengertian Kelompok menurut beberapa ahli, diantaranya:

2.1.1 Menurut Schermerhorn, Kelompok adalah Suatu kumpulan dua atau

lebih orang-orang yang bekerja dengan yang lainnya secara teratur

untuk mencapai satu atau lebih tujuan umum

2.1.2 Menurut Greenberg dan Baron, kelompok adalah Sekumpulan dua

individu atau lebih yang saling berinteraksi dengan pola hubungan

yang tetap dan saling berbagi tujuan, dan menganggap mereka

sebagai suatu kelompok

2.1.3 Menurut Kreitner dan Kinicki, kelompok adalah Sekumpulan orang

dengan keahlian yang beragam, dimana mereka sepakat dalam suatu

kegunanaan, tujuan dan pendekatan.

2.1.4 Menurut Robbin, kelompok adalah Dua atau lebih individu yang

berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk

mencapai sasaran tertentu.

2.1.5 Menurut Gibson, kelompok adalah Dua atau lebih karyawan yang

berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa sehinga perilaku dan

atau prestasi anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi

anggota lain.

vi
2.2 Klasifikasi Kelompok

Kelompok dapat dibedakan ke dalam berbagai macam, tergantung pada

sudut, pensifatan, tugas, atau pandangan:

2.2.1 Kelompok formal (formal group), adalah kelompok yang sengaja

dibentuk dengan keputusan manager melalui bagan organisasi untuk

menyelesaikan suatu keputusan manager melalui bagan organisasi

untuk menyelesaikan suatu tugas secara efisien dan efektif.

2.2.2 Kelompok informal (informal group), adalah kelompok yang tidak

dibentuk secara formal melalui struktur organisasi, yang muncul

karena adanya kebutuhan akan kontak sosial.

2.2.3 Kelompok komando (command group), adalah bagian dari

kelompok formal. Kelompok komando memiliki definisi yaitu

kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan melaksanakan

tugas-tugas rutin organisasi.

2.2.4 Kelompok tugas (task group), adalah suatu kelompok yang bekerja

sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu.

Kelompok tugas juga termasuk bagian dari kelompok komando.

2.2.5 Kelompok persahabatan, merupakan bagian dari kelompok informal.

Kelompok ini terbentuk karena adanya kesamaan-kesamaan tentang

suatu hal.

2.2.6 Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi untuk

mencapai sasaran yang sama. Kelompok ini juga termasuk kedalam

kelompok informal.

vii
2.2.7 Kelompok bagian (department group), kelompok yang merupakan

bagian dari suatu organisasi.

2.3 Alasan Bergabung Dengan Kelompok

Terdapat beberapa alasan mengapa seseorang lebih memilih bekerjasama

dengan kelompok dari pada kerja sendiri. Diantaranya adalah:

2.3.1 Rasa aman

Salah satu alasan mengapa seseorang menjadi anggota suatu

kelompok adalah untuk mendapatkan rasa aman dari ancaman.

Orang yang tergabung dalam suatu kelompok posisinya akan lebih

kuat dari pada sendirian. Selain itu, mereka juga akan terhindar dari

perlakuan-perlakuan yang kurang menguntungkan dari orang lain

terutama pimpinan. Pemimpin organisasi tentu memperhatikan lebih

serius suara-suara yang disampaikan oleh kelompok daripada

disampaikan secara perorangan.

2.3.2 Status

Dengan bergabung dalam suatu kelompok seseorang

merasakan adanya pengakuan dari lingkungannya bahwa bisa

memiliki status tertentu sesuai dengan status yang disandang oleh

kelompoknya.

2.3.3 Harga Diri

Seseorang bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan

status atau harga dirinya. Dengan bergabung dalam kelompok

tersebut maka anggota-anggotanya akan merasa harga diri dan

viii
statusnya menjadi semakin tinggi di masyarakat meskipun belum

tentu masyarakat menilainya seperti itu

2.3.4 Afiliasi

Interaksi secara formal yang terjadi dalam organisasi tidak

dapat dilakukan secara intens atau erat karena kesibukan masing-

masing dalam melaksanakan tugasnya. Dengan menjadi anggota

suatu kelompok maka interaksi yang terjadi dapat lebih erat, lebih

bersahabat dan akrab.

2.3.5 Kekuatan

Bagi seseorang yang ingin menggunakan pengaruhnya

terhadap orang lain, kelompok memberikan kekuatan tanpa

wewenang formal dari organisasi. Sebagai pemimpin kelompok

seseorang dapat mempengaruhi anggota kelompoknya. Bagi yang

memiliki kebutuhan akan kekuasaan, kelompok merupakan wadah

untuk pemenuhannya. Selain itu kekuatan yang tidak dapat dicapai

secara individu dapat tercapai dengan adanya kelompok.

2.3.6 Pencapaian Tujuan

Orang-orang yang bekerjasama dalam suatu kelompok karena

mereka membutuhkan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan-

tujuan yang penting. Secara fisik da mental intelektual dengan

bekerjasama dalam wadah kelompok tujuan-tujuan tersebut akan

lebih mudah tercapai. Secara fisik tenaga yang terhimpun oleh

kelompok lebih besar dan secara mental intelektual ide, gagasan

ix
maupun pendapat akan lebih berkualitas dan memberikan

kontribusinya terhadap keberhasilan kelompok.

2.4 Struktur Kelompok

Kelompok kerja bukanlah gerombolan yang tidak terorganisasi.

Mereka mempunyai struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan

memungkinkan untuk menjelaskan dan meramalkan sebagian besar perilaku

individu di dalam kelompok maupun kinerja kelompok itu sendiri.

2.4.1 Kepemimpinan Formal

Orang ini umumnya mempunyai jabatan seperti misalnya

manajer unit, manajer bagian, penyelia, mandor, pimpinan proyek,

kepala satuan tugas, ataupun ketua komite. Pemimpin ini dapat

memainkan peranan penting dalam keberhasilan kelompok.

2.4.2 Peran

Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari

seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial tertentu.

Pemahaman perilaku peran secara dramatis akan disederhanakan jika

masing-masing dari kita memilih satu peran dan memainkannya

secara teratur dan konsisten.

a) Identitas peran. Ada sikap dan perilaku aktual tertentu yang

konsisten dengan peran dan menciptakan identitas peran. Orang

mempunyai kemampuan untuk dengan cepat beralih peran bila

mereka menyadari bahwa situasi dan tuntutannya jelas-jelas

membutuhkan perubahan besar.

x
b) Persepsi Peran. Pandangan seseorang mengenai bagaimana

seseorang seharusnya bertindak dalam situasi tertentu disebut

persepsi peran. Berdasarkan penafsiran atas bagaimana kita

meyakini bagaimana seharusnya perilaku kita, kita terlibat ke

dalam tipe-tipe perilaku tertentu.

c) Pengharapan Peran. Pengharapan peran didefinisikan sebagai

bagaimana orang lain meyakini apa seharusnya tindakan anda

dalam situasi tertentu. Bagaimana anda berprilaku, sebagian

besar ditentukan oleh peran yang didefinisikan dalam konteks

tindakan anda.

d) Konflik Peran. Bila individu dihadapkan pada pengharapan

peran yang berlainan, akibatnya adalah konflik peran. Konflik

ini muncul bila individu menemukan bahwa patuh pada tuntutan

satu peran menyebabkan dirinya kesulitan mematuhi tuntutan

peran lain. Dalam keadaaan ekstrem, itu akan mencakup situasi

di mana dua atau lebih pengharapan peran saling berlawanan.

2.4.3 Norma

Semua kelompok telah menegakkan norma, yaitu standar

perilaku yang dapat diterima yang digunakan bersama oleh anggota

kelompok. Norma ini memberitahu para anggota apa yang

seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan pada situasi dan kondisi

tertentu. Dari titik pandang individu, norma itu mengatakan apa yang

diharapkan dari anda dalam situasi tertentu. Bila disepakati dan

diterima oleh kelompok, norma bertindak sebagai alat untuk

xi
mempengaruhi perilaku anggota kelompok dengan pengawasan

eksternal yang minimal. Norma berbada di antara kelompok-

kelompok, komunitas dan masyarakat, tetapi semuanya mempunyai

norma.

2.4.4 Status

Yaitu posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang

diberikan ke kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain.

a) Status dan Norma. Telah ditunjukkan bahwa status mempunyai

beberapa pengaruh yang menarik terhadap kekuatan norma dan

tekanan untuk penyesuaian. Orang-orang berstatus-tinggi juga

lebih mampu bertahan terhadap tekanan konformitas dari rekan

sekerja mereka dibandingkan dengan status lebih-rendah.

Individu yang dinilai tinggi oleh kelompok kerja tetapi tidak

banyak memerlukan atau mempedulikan imbalan sosial yang

diberikan oleh kelompok secara khusus akan mampu

memperhatikan secara minimal norma-norma konformitas.

b) Kesetaraan Status. Penting bagi anggota kelompok untuk

meyakini bahwa hierarki status itu setara. Jika dipersepsikan

adanya kesetaraan, terciptalah ketidakseimbangan yang terjadi

dalam berbagai jenis perilaku korektif.

c) Status dan Budaya. Pentingnya status bervariasi di antara

berbagai budaya. Prancis misalnya, sangat sadar status. Selain itu,

negara-negara berlainan mengenai kriteria yang menciptakan

status. Pesannya di sini adalah untuk memastikan bahwa anda

xii
memahami siapa dan apa yang menentukan status bila

berinteraksi dengan orang dari budaya yang berbeda dari budaya

anda.

2.4.5 Ukuran

Apakah ukuran kelompok mempengaruhi perilaku keseluruhan

kelompok itu? Jawaban atas pertanyaan itu adalah “Ya” definitif,

tetapi efeknya bergantung pada variabel bergantung mana yang anda

perhatikan.

Bukti-bukti misalnya menunjukkan, misalnya, bahwa

kelompok kecil lebih cepat menyelesaikan tugas daripada kelompok

besar. Tetapi jika kelompok itu bekerja dalam pemecahan

masalah, kelompok besar secara konsisten mendapat nilai yang lebih

baik daripada kelompok yang kecil.

2.4.6 Komposisi.

Kebanyakan kegiatan kelompok menuntut aneka ragam

keterampilan dan pengetahuan. Dengan adanya tuntutan ini, bisa

disimpulkan bahwa kelompok heterogen-kelompok yang terbentuk

dari individu-individu yang tidak mirip-akan lebih besar

kemungkinannya untuk mempunyai kemampuan dari informasi yang

beraneka dan seharusnya lebih efektif.

2.4.7 Kepaduan.

Kelompok – kelompok itu berbeda menurut kepaduan

[cohesiveness] mereka, yakni sejauh mana para anggota tertarik satu

sama lain dan termotivasi untuk tetap di dalam kelompok. Studu-

xiii
studi secara konsisten memperlihatkan bahwa hubungan kepaduan

dan produktivitas tergantung pada norma-norma yang berkaitan

dengan kinerja yang dibangun oleh kelompok.

2.5 Bagaimana Pengambilan Keputusan Dalam Kelompok

Hal-hal berikut ini berhubungan dengan proses kelompok saat

membuat keputusan tak terprogram, yaitu:

2.5.1 Penetapan tujuan: kelompok lebih unggul dibandingkan individu

sebab kelompok memiliki pengetahuan lebih banyak dibandingkan

individu.

2.5.2 Identifikasi alternatif: usaha individu sebagai bagian dari anggota

kelompok akan merangsang pencarian lebih luas diberbagai area

fungsional di organisasi.

2.5.3 Evaluasi alternatif: pertimbangan kolektif dari kelompok dengan

berbagai sudut pandang lebih unggul dibanding individu.

2.5.4 Memilih alternatif: interaksi kelompok dan pencapaian konsensus

biasanya menghasilkan penerimaan resiko lebih besar dibanding

individu. Keputusan kelompok juga biasanya lebih dapat diterima

sebagai hasil dari partisipasi bersama.

2.5.5 Implementasi keputusan: dibuat oleh kelompok atau tidak,

penyelesaian biasanya dilakukan oleh seorang saja manajer. Individu

bertanggungjawab untuk implementasi keputusan kelompok.

Menurut Mansoer (1989:69) ada beberapa kelebihan keputusan

kelompok dibandingkan dengan keputusan individual, antara lain:

xiv
a) Informasi yang lengkap lebih mungkin diadakan. Dalam kelompok

terhimpun banyak pengalaman dan pandangan daripada seorang.

b) Banyak alternatif yang muncul, karena kelompok mempunyai informasi

banyak dalam jumlah dan ragamnya dan dapat mengidentifikasi lebih

banyak kemungkinan. Lebih-lebih lagi kelompok itu terdiri atas

berbagai keahlian dan latar belakang pengalaman.

c) Keputusan kelompok lebih berterima. Hal ini disebabkan karena

keputusan kelompok lebih menelaah banyak pandangan dan pendapat,

sehingga keputusannya lebih besar kemungkinan mendapat persetujuan

lebih dari banyak orang.

d) Meningkatkan kesempatan terlaksananya hak orang banyak. Keputusan

kelompok lebih sesuai dengan hak demokrasi. Mengingat banyak

kesempatan oleh manajer untuk mengambil keputusan sendiri, maka

mengambil kebijaksanaan untuk memberi kesempatan kepada orang

lain yang ahli untuk turut mengambil kebagian dalam pengambilan

keputusan, adalah merupakan upaya meningkatkan legistimasi orang

lain.

Selain memiliki kelebihan, pengambilan keputusan secara kelompok

juga tidak lepas dari beberapa kelemahan, di antaranya adalah:

a) Memakan waktu. Keputusan kelompok diperoleh dari hasil diskusi

yang panjang, banyak waktu dipakai untuk rapat-rapat, sedangkan

pengambilan keputusan sendiri oleh manajer bisa diambil dalam waktu

singkat, tepat pada saat masalahnya timbul.

xv
b) Dominasi minoritas. Tidak mungkin dalam satu kelompokterwakili

semua kepentingan dalam organissi dan seringkali hanya terdiri atas

segelintir orang saja. Kesempatan ini oleh para anggota kelompok

sering digunakan untuk memenangkan kepentingan orang-orangtertentu

dalam organisasinya yang sengaja atau tidak sengaja diwakilinya. Ada

kecenderungan dia mendominasi kepentingan orang terbanyak.

c) Tekanan untuk menyesuaikan. Dalam kelompok ada saja golongan

yang mempunyai pengaruh dan menekan kelompok untuk

menyesuaikan diri dengan kehendaknya.

d) Tanggung jawab tersamar. Pada keputusan individual jelas siapa yang

bertanggung jawab, tapi pada keputusan kelompok dari mereka (para

anggota) tidak bisa dimintai pertanggung jawaban perorangan.

Tanggung jawab perorangan luluh dalam tanggung jawab bersama.

2.6 Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok

a. Brainstorming: adalah teknik yang memacu kreativitas dengan

memunculkan ide melalui diskusi nonkritikal.

b. Delphi Process: Teknik yang memacu kreatifitas dengan menggunakan

berbagai pertimbangan ide untuk mencapai konsensus keputusan.

c. Nominal Grup Technique: Teknik yang memacu kreativitas dengan

mengarahkan orang pada pertemuan terstruktur memalui sedikit

komunikasi verbal

Dalam tugas kelompok, sumbangan setiap individu tidak nampak jelas

karena ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang

xvi
diperoleh oleh kelompok maksimal tetapi ada juga individu yang

menciptakan keluaran (ouput) lebih besar dari pada masukan (input).

2.6.1 Sinergi

Sinergi adalah tindakan dua atau lebih substansi yang menghasilkan

dampak atau efek yang berbeda dari penjumlahan masing-masing

substansi itu. Seperti: kemalasan social memperlihatkan sinergi yang

negative.

2.6.2 Efek Fasilitas Sosial

Efek fasilitas social mengacu pada kecenderungan membaik atau

memburuknya kinerja sebagai respons atas kehadiran orang lain.

xvii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku kelompok merupakan respon – respon anggota kelompok

terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika

sebuah kelompok memasuki dunia organisasi maka karateristik yang

dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaan

kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Banyak teori yang

mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya

kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja maupun

tempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis.

Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota

mempertimbangkan diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya

untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan

yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atas dukungan dalam

suatu periode waktu.

3.2 Saran

Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan

sebuah organisasi baik itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa

beradapsi dengan keadaan organisasi tersebut dan hanya mempertahankan

prilaku yang baik saja sewaktu berada dalam kelompok ke dalam organisasi.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Winahyuningsih,Panca. Perilaku Organisasi. 2017

http://anthoposthink02.blogspot.co.id/2014/02/makalah-prilaku-

organisasi.html. (22 Maret 2017)

https://prezi.com/w7ggvyyvxoqq/pondasi-perilaku-kelompok-dan-kerjasam-

tim-kerja/. (22 Maret 2017)

http://lukmancoroners.blogspot.co.id/2010/06/kelompok-dan-tim-kerja.html.

(25 Maret 2017)

http://hanifsky.blogspot.co.id/2012/04/alasan-alasan-terbentuknya-

suatu.html. (25 Maret 2017)

http://kulpulan-materi.blogspot.co.id/2013/01/tahap-tahap-perkembangan-

kelompok.html. (28 Maret 2017)

xix

Anda mungkin juga menyukai