Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

“PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI”

Oleh :

KELOMPOK 3

ASTRIA PUTRI NING HIDAYAH B1C121017

DESTY WARDANI B1C121019

DEWI RIZKI ALAM B1C121020

DWI ADELIA PUTRI B1C121021

FAIZAH SYAWALIA HUDZAIFAH RISALDY B1C121022

FIRDA AYU DWIHASTUTI B1C121024

FIRMAN B1C121025

ISMAIL UMAR B1C121036

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmatNya
penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul "Perilaku Kelompok Dalam Organisasi”
ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun oleh penulis dengan tujuan memberikan informasi kepada
pembaca tentang informasi perilaku organisasi dan kami berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,maka
dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kala semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Kendari, 1 Oktober 2022

Penulis,

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

2.1 DEFINISI PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI ....... 2

2.2 KLASIFIKASI KELOMPOK ............................................................. 4

2.3 TEORI-TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK ............................. 5

2.4 EFEKTIFITAS KELOMPOK ............................................................ 6

2.5 DASAR EFEKTIFITAS KELOMPOK .............................................. 6

2.6 MANFAAT PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI..... 7

2.7 CIRI-CIRI KELOMPOK .................................................................... 7

2.8 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRESTASI KELOMPOK ................................................................... 9

2.9 PEMBANGUNAN TIM LEWAT PRAKTIK TEAM BUILDING .... 10

2.10 CONTOH KASUS PERILAKU KELOMPOK ................................. 11

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 12

3.1 KESIMPULAN ................................................................................... 12

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Apabila berbicara tentang perilaku organisasi, berarti juga membahas tentang perilaku
manusia. Manusia aalah pendukung utama setiap oerganisasi apapun bentuknya. Perilaku
manusia yang berada dalam suatu kelompok atau organisasi adalah awal dari perilaku
organisasi itu. Perilaku manusia yang terdapat di dalam organisasi berasal dari dua sumber,
yaitu perilaku individu dan perilaku kelompok. Perilaku kelompok tersebut berasal dari
perilaku individu-individu yang berkumpul menjadi sebuah kelompok.

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa dipisahkan dari kelompok. Kelompok
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas
kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Pada
umumnya, manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil mempunyai
kecenderungan yang kuat untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu.
Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, seringnya berjumpa, adanya
kesamaan, kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain, sehingga mulailah
mereka berkelompok dalam organisasi.

Dalam suatu organisasi bisa terdapat beberapa macam kelompok yang terbentuk
melalui suatu proses tertentu. Kelompok mempunyai status dan norma yang memengaruhi
perannya. Kelompok juga dapat berbeda menurut besaran dan kohesivitasnya. Maka dalam
makalah ini akan dibahas mengenai perilaku kelompok dalam organisasi. Adapun sub materi
yang akan di bahas yaitu:

1. Definisi perilaku kelompok dalam organisasi.

2. Apa sajakah klasifikasi perilaku kelompok.

3. Apa saja teori-teori perilaku kelompok.

4. Bagaimana efektivitas sebuah kelompok .

5. Apa manfaat perilaku kelompok dalam organisasi.

6. Ciri-ciri kelompok.

7. Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi kelompok.

8. Pembantukan team building.

9. Bagaimana contoh kasus tentang perilaku kelompok.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI


2.1.1. Definisi Perilaku

Secara etimologi, perilaku dalam bahasa inggris berarti “behavior”. Sedangkan


secara terminologi, perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Menurut Toha,
perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Suatu perilaku dapat diobservasi ketika perilaku itu dapat dilihat dan terukur serta
dapat dihitung dalam kaitan dengan frekuensi dan atau jangka waktu. Jadi, perilaku
adalah aktifitas individu atau manusia sebagai reaksi terhadap lingkungannya yang
dapat diamati.

2.1.2. Definisi Kelompok

Menurut Robbins (2009: 356) menyatakan bahwa kelompok (group)


didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung,
bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Muzafer Sherif, kelompok adalah kesatuan yang terdiri dari dua
atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan
teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan
norma-norma tertentu.

Sementara Gibson (1995) memandang kelompok dari empat kelompok prespektif,


diantaranya :

1. Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang
saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota menerima
kesan atau persepsi dari anggota lain.

2. Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang terdiri dari
dua atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem menunjukkan
beberapa fungsi, mempunyai standar dari peran hubungan di antara anggota.

3. Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu yang


keberadaannya sebagai suatu kumpulam yang menghargai individu.

4. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah interaksi
dalam bentuk interpedensi.

Dari beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut


kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu
anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
2
2.1.3. Definisi Organisasi

Secara etimologi, organisasi dalam bahasa inggris diartikan dengan


“organization”. Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat yang mendefinisikan
mengenai organisasi.

Ø Menurut James D. Mooney yang dikutip oleh Wursanto, organisasi diartikan


sebagai bentuk dari setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Ø Menurut Alo Liliweri, organisasi adalah bentuk kerjasama yang sistematik antara
sejumlah orang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan bersama

Ø Menurut Greenberg dan Baron yang dikutui oleh Wibowo, organisasi adalah
sistem sosial yang terstruktur terdiri dari kelompok dan individu bekerja bersama
untuk mencapai beberapa sasaran yang disepakati.

Dari difinisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu


bentuk kerjasama antara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama
yang telah disepakati.

2.1.4. Definisi Perilaku Kelompok dalam Organisasi

Dari pengertian perilaku dan pengertian kelompok diatas dapat disimpulkan


bahwa perilaku kelompok adalah aktifitas yang dapat diamati dari dua atau lebih
manusia atau individu yang berinteraksi dan berkumpul untuk mencapai tujuan
tertentu.

Manusia sebagai individu mempunyai watak, temperamen, sifat, dan


kepribadian yang berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota
suatu kelompok, maka sifat, watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut dibawa
masuk ke dalam kelompok. Dalam hal demikian maka akan terbentuk perilaku yang
ada mulanya berorientasi kepada perilaku individu harus diarahkan dan dikendalikan
ke arah perilaku yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti perilaku individu harus
diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai tujuan organisasi sehingga
dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi perilaku
organisasi.

Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menginvestigasi dampak


perilaku dari individu, kelompok, dan struktur dalam organisasi dengan maksud
menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi.

Jadi, perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktifitas yang dilakukan dua atau
lebih individu yang berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi tertentu yang telah disepakati.

3
2.2. KLASIFIKASI KELOMPOK
Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau
sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi
formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan
organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di dalam
organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut berhubungan dengan
norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan lewat struktur formal
organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok formal dan informal.

1. Kelompok Formal

Kelompok formal yaitu kelompok-kelompok yang didefinisikan oleh struktur


organisasi, dengann penentuan tugas berdasarkan penunjukan penugasan kerja.
Kebutuhan dan proses organisasi menimbulkan formulasi tipe – tipe kelompok yang
berbeda–beda. Khususnya ada dua tipe kelompok formal, di antaranya :

a. Kelompok Komando (Command Group)

Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok terdiri dari


bawahan yang melapor langsung kepada seorang supervisor tertentu. Hubungan
wewenang antara manajer departemen dengan supervisor, atau antara seorang
perawat senior dan bawahannya, merupakan kelompok komado.

b. Kelompok Tugas (Task Group)

Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja – sama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya, kegiatan para
karyawan administrasi dalam perusahaan asuransi pada waktu orang
mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang harus dilaksanakan.

2. Kelompok Informal

Kelompok informal yaitu perhimpunan yang tidak terstruktur secara formal


maupun secara organisasional. Dengan perkataan lain, kelompok informal tidak
muncul karena dibentuk dengan sengaja, tetapi muncul secara wajar.

Orang mengenal dua macam kelompok informal khusus diantaranya:

a. Kelompok Kepentingan (Interest Group)

Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando atau
kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai sesuatu
sasaran bersama. Para karyawan yang bersama – sama bergabung dalam
kelompok untuk membentuk front yang terpadu menghadapi manajemen untuk
mendapatkan manfaat yang lebih banyak dan pelayan wanita yang
mengumpulkan uang persen mereka merupakan contoh dari kelompok
kepentingan. Perlu diketahui juga tujuan kelompok semacam itu tidak
4
berhubungan dengan tujuan organisasi, tetapi tujuan itu bersifat khusus bagi tiap
– tiap kelompok.

b. Kelompok Persahabatan (Friendship Group)

Banyak kelompok dibentuk karena para anggotanya mempunyai sesuatu


kesamaan, misalnya usia, kepercayaan politis, atau latar belakang etnis.
Kelompok persahabatan ini seringkali melebarkan interaksi dan komunikasi
mereka sampai pada kegiatan diluar pekerjaan.

Jika Pola gabungan karyawan dicatat, maka akan segera menjadi jelas bahwa
mereka termasuk dalam berbagai macam kelompok yang sering bersamaan.
Maka diadakan perbedaan diantara dua klasifikasi kelompok yang luar:
kelompok formal dan informal. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa
kelompok formal (kelompok komando dan kelompok tugas) dibentuk oleh
organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai tujuan, sedangkan
kelompok informal (kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan) adalah
penting untuk keperluan mereka sendiri (artinya, mereka memenuhi kebutuhan
pokok akan berkelompok).

2.3. TEORI-TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK


1. Teori Kedekatan (Propinquity), menjelaskan tentang adanya situasi diantara orang-
orang tertentu. Arti teori kedekatan ini adalah seseorang berhubungan dengan orang
lain karena kedekatan ruang dan daerah (spatial and geographical proximity)

2. Teori George Homans, menjelaskan tentang semakin banyak aktivitas dilakukan


seseorang dengan orang lain (shared), semakin beraneka interaksi semakin kuat
tumbuhnya sentimen, semakin banyak interkasi semakin banyak kemungkinan
aktivitas dan sentimen banyak pada orang lain, semakin banyak aktivitas dan
sentimen ditularkan semakin banyak interkasi

3. Teori Keseimbangan (a balance theory of group formation) seseorang tertarik pada


yang lain karena kesamaan sikap (nilai sikap yang sama: agama, politik, gaya hidup,
perkawinan, pekerjaan, otoritas)

4. Teori Alasan praktis (Practicalities of group formation) alasan ekonomi, keamanan,


alasan sosial. Sedangkan fase pembentukan kelompok pada dasarnya merupakan
suatu rangkaian proses yang dinamis terdiri dari Forming (pembentukan), Storming
(merebut hati), Norming (pengaturan norma), Performing (melaksanakan),
Adjourning (pengakhiran)

Kelompok Dipandang dari Segi Organisasi

Para ahli sosiologi melihat kelompok terutama dari karakteristik keorganisasian. Salah
satu definisi semacam itu adalah berikut ini:

5
Kelompok adalah suatu sistem yang terorganisasi yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut
melakukan fungsi tertentu, mempunyai serangkaian peran hubungan antara para
anggotanya dan mempunyai serangkaian norma yang mengatur fungsi kelompok dari
tiap-tiap anggotanya. Definisi ini menekankan beberapa ciri penting dari kelompok,
seperti peran dan norma.

2.4. EFEKTIFITAS KELOMPOK


Suatu kelompok yang efektif adalah satu pencapaian tingkat tinggi dari
pemeliharaan kedua tugas sumber daya manusia dari waktu kewaktu. Dalam banyak hal
pelaksanaan tugas, suatu kelompok yang efektif mencapai tujuan kinerja dalam
pengetian standar tepat waktu dan hasil pekerjaannya berkualitas tinggi. Dalam banyak
hal pemeliharaan sumber daya manusia, kelompok yang efektif adalah satu angotanya
cukup dipenuhi dengan tugasnya, pemenuhan, dan hubungan antar pribadi bekerja baik
bersama-sama pada suatu dasar yang berkesinambungan. Karena sebuah kelompok
kerjapermanen dalam hal ini anggotanya bekerja bersama-sama untuk satu kelompok
kerja temporer, ini berarti anggotanya bekerja bersama-sama untuk jangka waktu yang
telah ditugaskan kepadanya.

2.5. DASAR EFEKTIFITAS KELOMPOK


Efektivitas mengenai beberapa kelompok ditentukan atas sebagian masukan,
makin baik masukan kelompok, makin baik kesempatan untuk efektivitas kelompok.
Jika masukan kelompok memuaskan semuanya, kelompok mempunyai suatu dasar
yang kuat dalam pencapaian efektifitas. Tetapi, jika sebagian dari input tidak
memuaskan, usaha pencapaian efektivitas akan mengalami kekurangan dan masalah
karateristik keanggotaan, dan ukuran kelompok yang akan mempengaruhi hasil dari
operasi kelompok.

Hal-hal lain untuk pengaturan yang terbaik dalam suatu kelompok meliputi:

1) Tujuan yang menekankan pemenuhan kelompok

2) Penghargaan yang mengenali pemenuhan kelompok

3) Sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi tujuan

4) Teknologi yang diperlukan untuk memenuhi tujuan

5) Pengaturan mengenai ruang yang mendorong kerjasama kelompok

6) Kultur yang membuat kerjasama sekelompok suatu nilai penting

7) Struktur yang mendukung kerjasama kelompok.

6
2.6. MANFAAT PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
Berbagai kelompok bekerja dalam suatu organisasi sebagai kesatuan-kesatuan
yang jelas. Kelompok-kelompok itu mungkin merupakan kelompok-kelompok
fungsional (misalnya orang-orang produksi, orang-orang pemasaran, para peneliti dan
sebagainya), atau mungkin kelompok-kelompok vertikal (misalnya para kepala sekolah
dan para guru, para manajer senior, para pekerja dan sebgainya). Berbagai kelompok
dalam organisasi bekerja bersama-sama. mereka memikul tanggungjawab bersama dan
menangani masalah-masalah dalam bidang mereka sendiri demi tercapainya tujuan
organisasi.

Menurut Wursanto, manfaat yang didapat dengan adanya suatu kelompok antara lain:

1) Kelompok dapat memberikan rasa aman bagi seseorang (sense of security) karena
merasa mempunyai perlindungan

2) Kelompok dapat mengatasi berbagai macam persoalan baik yang menyangkut


bidang ekonomi, polituk, hukum, dan sebagainya

3) Kelompok dapat memberikan martabat (prestige), status sosial (social standing),


dan pengakuan

4) Kelompok dapat memberikan dorongan dan semangat (motivasi)

5) Kelompok dapat memberikan kepuasan, baik kepuasan yang bersifat jasmani,


kepuasan psikologis maupun kepuasan sosial

6) Kelompok dapat memberikan bantuan seseorang yang dalam kesulitan

2.7. CIRI-CIRI KELOMPOK


Untuk memahami perilaku kelompok, kita perlu mengetahui ciri-ciri umum kelompok,
mulai dari urutan berikut ini.

1. Struktur

Dalam setiap kelompok berkembang beberapa tipe struktur; para anggota kelompok
dibedakan atas dasar faktor-faktor seperti keahlian, kekuasaan, status dan sifat
agresif. Tiap anggota menduduki posisi tertentu dalam kelompok. Pola hubungan
antara posisi ini merupakan struktur kelompok.

2. Hirarki Status

Istilah status sangat mirip dengan posisi, sehingga kedua istilah itu sering
digunakan dalam arti yang merupakan konsekuensi dari karakteristik tertentu yang
membedakan posisi yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan status memiliki
pengaruh yang sangat besar atas pola dan isi komunikasi yang cenderung lebih

7
bersifat positif daripada yang diprakarsai oleh orang-orang yang berstatus tinggi
terhadap orang-orang yang berstatus lebih rendah.

3. Peran

Setiap posisi dalam kelompok mempunyai peran yang saling berhubungan, yang
terdiri dari perilaku yang diharapkan dari mereka yang menduduki posisi tersebut.
Perilaku yang diharapkan umumnya sudah disetujui tidak hanya oleh mereka yang
menduduki posisi tersebut, tetapi juga oleh anggota lain dalam kelompok itu.

4. Norma atau Peraturan

Norma adalah standar yang diterima oleh anggota kelompok yang mempunyai
karakteristik tertentu atau suatu peraturan yang tidak tertulis. Pertama, norma hanya
dibentuk sehubungan dengan hal-hal yang penting bagi kelompok. Jika dapat
membantu anggota lain dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas
merupakan hal yang paling penting, maka akan berkembanglah suatu norma. Kedua,
norma diterima dalam berbagai macam tingkat oleh para anggota kelompok, ada
beberapa norma diterima oleh para anggota secara lengkap, sedangkan norma lain
hanya diterima sebagian. Dapat dikatakan bahwa norma merupakan kesepakatan
yang menjadi aturan yang tidak tertulis, tetapi tersirat dan dipahami sesama anggota
kelompok

5. Kepemimpinan

Peran kepemimpinan dalam kelompok merupakan suatu karakteristik penting dalam


kelompok. Dalam kelompok formal, pemimpin dapat menjalankan kekuasaannya
secara resmi. Dalam kelompok informal pemimpin dianggap sebagai orang yang
berwibawa dan dihormati karena dianggap dapat membantu kelompok mencapai
tujuannya, sebagai fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik di antara kelompok
dan anggotanya. Pemimpin informal seringkali dapat berganti-ganti karena situasi
yang berbeda-beda, juga karena alasan kaderisasi (senoritymenghargai juniority),
sehingga kesinambungan kepemimpinan dapat berjalan terus.

6. Kesatupaduan

Kesatupaduan dipandang sebagai suatu kekuatan yang memaksa para anggota untuk
tetap berada dalam satu kelompok. Dengan kekuatan yang terpadu dari masing-
masing anggota kelompok akan merupakan efek berganda dari potensi yang ada
(multiplier effect).

8
2.8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI KELOMPOK
Menurut Gito Sudarmo (2000:66) prestasi kelompok dapat dipengaruhi oleh dua hal
yakni faktor eksternal dan faktor internal.

1. Faktor Eksternal

a) Strategi organisasi, setiap organisasi mempunyai strategi. Setiap strategi


yang ditetapkan oleh organisasi akan mempengaruhi perilaku kelompok
dalam organisasi tersebut.

b) Struktur wewenang, setiap organisasi memiliki struktur wewenang kepada


siapa seseorang melapor, siapa yang membuat keputusan. Struktur ini
menentukan dimana posisi suatu kelompok tertentu dalam hirarkhi organisasi.

c) Peraturan, semakin banyak peraturan formal yang ditetapkan oleh organisasi


pada semua pekerjanya, maka perilaku kelompok akan semakin konsisten dan
dapat diramalkan. - Sumber-Sumber Organisasi, besar kecilnya sumberdaya
yang ada dalam organisasi yang diberikan kepada 52 anggotanya hal ini akan
mempengaruhi perilaku prestasi kelompo

d) Proses Seleksi, Proses seleksi menjadi faktor penting dalam menjaring orang-
orang yang berkualitas. Dan hal ini pula akan dapat mempengaruhi perilaku
dan prestasi kelompok

e) Penilaian Prestasi dan Sisitem Imbalan, adanya sistem imbalan yang


mengkaitkannya dengan prestasi dari kelompok kerja akan mempengaruhi
perilaku kelompok tersebut.

f) Budaya Organisasi, setiap organisasi memiliki kebiasaankebiasaan yang


tidak tertulis yang mentukan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan
oleh pekerja

g) Lingkungan Fisik, Ruangan yang tetata dengan baik, suhu udara dan lain-lain
akan mempengaruhi perilaku kelompok.

2. Faktor Internal

a) Kemampuan fisik. Jika kemampuan fisik prima maka kelompok cenderung


bekerja maksimal. Kemampuan fisik itu bisa yang melekat pada angota-
anggota kelompok, yang berwujud, misalnya fisiknya, maupun yang berupa
sarana atau prasarana yang dimiliki kelompok.
b) Kemampuan intelektual. Tingkat pengetahuan, kemauan, kemampuan
keterampilan dan kompetensi yang dimiliki oleh anggota kelompok
menentukan kemampuan kelompok untuk berprestasi atau sebaliknya.
c) Karakteristik kepribadian. Kepribadian sekelompok yang kondusif untuk
berprestasi misalnya terbuka, tahan terhadap kritik, inovatif, suka tantangan,
suka perubahan, senang bekerja sama, dll.
9
2.9 PEMBANGUNAN TIM LEWAT PRAKTIK TEAM BUILDING
Team building merupakan proses yang terdiri dari aktivitas formal yang
ditujukan untuk meningkatkan pengembangan dan berfungsinya kerja tim.

Intervensi dibutuhkan jika karyawan sudah turnover atau kehilangan fokus.


Intervensi bisa dalam bentuk mengklarifikasi lagi tujuan kinerja tim, meningkatkan
motivasi untuk mencapai saran, dan menjalankan mekanisme untuk memberikan
feedback secara sistematik pada kinerja tim. Juga meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah tim. Terus. juga mengklarifikasi dan merekonstruksi persepsi
anggota atas peran mereka dan harapan peran anggota ke anggota lain. Role-definition
juga membantu pengembangan model mental yang dianut-representasi common
internal seseorang atas situasi di luarnya, seperti bagaimana berinteraksi dengan klien,
me-maintain mesin dan terlibat di rapat. Studi menunjukkan bahwa proses tim dan
kinerja tergantung pada kesamaan mental model tim tentang bagaimana mereka
seharusnya bekerja sama (Mealiea & Baltazar, 2005).

Team building yang sering dilakukan adalah meningkatkan hubungan antar-


anggota tim. Aktivitas membantu saling belajar. Para karyawan dengan sengaja
membangun mekanisme di mana mereka saling berbagi, membangun pengetahuan.
Dalam praktik, ini bisa berbentu "task-enabling", yakni membantu sesama dengan
memudahkan pekerjaan mereka, memberikan sumber daya (waktu, tenaga uang, atau
pengeta huan) (Dutton, 2003). Bentuk lain adalah membangun rasa saling percaya dan
berusaha mengelola konflik.

Walaupun aktivitas team building ini populer, tapi keberhasilannya sering jadi
tanda tanya ini. Kini banyak alternatif aktivitas luar ruang yang khusus untuk
pengembangan tim. Ada permainan paint ball, mengarungi arung jeram, camping
bersama. Apakah pendekatan seperti itu efektif? Banyak yang meragukannya, karena
hal itu hanya dianggap cocok untuk solusi umum atas masalah tim yang umum. Yang
lebih tepat pendekatannya adalah menganalisis kesehatan tim dan memilih intervensi
team building yang tepat yang mengatasi kelemahan. Masalah lainnya, team building
tidak bisa dengan intervensi satu kesempatan (one-shot) saja, tapi merupakan upaya
berkesinambungan. Jadi tidak hanya dibentuk dengan program 2 atau 3 hari saja.
Team building terjadi pada pekerjaan, bukan masalah tantangan di taman atau di
tempat-tempat bermain outdoor. Ia harus merefleksikan pengalaman kerja dan
bereksperimen dengan konsep dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk
pengembangan tim.

2.10. CONTOH KASUS PERILAKU KELOMPOK


Kelompok didalam universitas yang terdiri dari dosen, mahasiswa, karyawan
dan para pemimpin kampus harus dapat saling bekerja sama untuk mewujudkan
tujuan organisasi. Organisasi akan cepat mencapai tujuanya apabila ada keterpaduan
antara tujuan kelompok tersebut dengan tujuan organisasi.

10
Keterpaduan dalam kerjasama antra kelompok dalam organisasi tidak
mungkin didapatkan apabila tidak ada keterpaduan individu-individu dalam sebuah
kelompok. Tidak hanya ketepaduan antara individu dalam kelompok tersebut, tetapi
harus ada komitmen yang sama antar anggota kelompok. Disini adalah point utama
yang menyebabkan konflik dalam studi kasus diatas. Masalah pemukulan yang
dilakukan oleh dosen (seorang individu bagian dari kelompok dosen) terhadap
seorang mahasiswa (Seorang individu yang merupakan bagian dari kelompok
mahasiswa). Ini disebut juga konflik antar individu yang ada dalam sebuah organisasi.
Menurut Kast (2000), konflik antar individu dalam organisasi disebabkan oleh
perbedaan peranan dan kepribadian. Jelas bahwa antara dosen dan mahasiswa
mempunyai peran yang berbeda. Dosen mempunyai peranan untuk mengajar dan
mendidik mahasisawa, sedangkan mahasiswa mempunyai peranan untuk menghargai
dosen dan partisipatif aktif dalam perkulihan. Perbedaan peranan tersebut memang
sudah diatur oleh organisasi agar spesialisasi dalam sebuah kelompok dapat
membantu untuk melakukan tugasnya dengan efektif dan efisien.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Manusia sebagai individu mempunyai watak, temperamen, sifat, dan
kepribadian yang berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota
suatu kelompok, maka sifat, watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut dibawa
masuk ke dalam kelompok. Dalam hal demikian maka akan terbentuk perilaku yang
ada mulanya berorientasi kepada perilaku individu harus diarahkan dan dikendalikan
ke arah perilaku yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti perilaku individu harus
diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai tujuan organisasi sehingga
dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi perilaku
organisasi.

Kelompok didalam universitas yang terdiri dari dosen, mahasiswa, karyawan


dan para pemimpin kampus harus dapat saling bekerja sama untuk mewujudkan
tujuan organisasi. Disini adalah point utama yang menyebabkan konflik dalam studi
kasus diatas. Masalah pemukulan yang dilakukan oleh dosen (seorang individu bagian
dari kelompok dosen) terhadap seorang mahasiswa (Seorang individu yang
merupakan bagian dari kelompok mahasiswa). Ini disebut juga konflik antar individu
yang ada dalam sebuah organisasi. Jelas bahwa antara dosen dan mahasiswa
mempunyai peran yang berbeda. Dosen mempunyai peranan untuk mengajar dan
mendidik mahasisawa, sedangkan mahasiswa mempunyai peranan untuk menghargai
dosen dan partisipatif aktif dalam perkulihan.

12
DAFTAR PUSTAKA

 Amir, M. Taufik.2017.Perilaku Organisasi.Jakarta:Prenadia Group.

 Syah, H. Lin Yan.2019.PERILAKU ORGANISASI Konsep dan

Implementasi.Bogor:In Media

 Supartha, Wayan Gede dan Desak Ketut Sintaasih.2017.Pengantar Perilaku

Organisasi Teori, Kasus, dan Aplikasi.Bali:CV Setia Bakti.

 Wijaya, H. Chandra.2017. Perilaku Organisasi.Medan: Lembaga Peduli

Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)

13

Anda mungkin juga menyukai