Oleh :
KELOMPOK 3
FIRMAN B1C121025
JURUSAN AKUNTANSI
UIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmatNya
penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul "Perilaku Kelompok Dalam Organisasi”
ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun oleh penulis dengan tujuan memberikan informasi kepada
pembaca tentang informasi perilaku organisasi dan kami berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,maka
dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kala semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Penulis,
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Apabila berbicara tentang perilaku organisasi, berarti juga membahas tentang perilaku
manusia. Manusia aalah pendukung utama setiap oerganisasi apapun bentuknya. Perilaku
manusia yang berada dalam suatu kelompok atau organisasi adalah awal dari perilaku
organisasi itu. Perilaku manusia yang terdapat di dalam organisasi berasal dari dua sumber,
yaitu perilaku individu dan perilaku kelompok. Perilaku kelompok tersebut berasal dari
perilaku individu-individu yang berkumpul menjadi sebuah kelompok.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa dipisahkan dari kelompok. Kelompok
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas
kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Pada
umumnya, manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil mempunyai
kecenderungan yang kuat untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu.
Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, seringnya berjumpa, adanya
kesamaan, kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain, sehingga mulailah
mereka berkelompok dalam organisasi.
Dalam suatu organisasi bisa terdapat beberapa macam kelompok yang terbentuk
melalui suatu proses tertentu. Kelompok mempunyai status dan norma yang memengaruhi
perannya. Kelompok juga dapat berbeda menurut besaran dan kohesivitasnya. Maka dalam
makalah ini akan dibahas mengenai perilaku kelompok dalam organisasi. Adapun sub materi
yang akan di bahas yaitu:
6. Ciri-ciri kelompok.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Muzafer Sherif, kelompok adalah kesatuan yang terdiri dari dua
atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan
teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan
norma-norma tertentu.
1. Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang
saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota menerima
kesan atau persepsi dari anggota lain.
2. Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang terdiri dari
dua atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem menunjukkan
beberapa fungsi, mempunyai standar dari peran hubungan di antara anggota.
4. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah interaksi
dalam bentuk interpedensi.
Ø Menurut Alo Liliweri, organisasi adalah bentuk kerjasama yang sistematik antara
sejumlah orang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan bersama
Ø Menurut Greenberg dan Baron yang dikutui oleh Wibowo, organisasi adalah
sistem sosial yang terstruktur terdiri dari kelompok dan individu bekerja bersama
untuk mencapai beberapa sasaran yang disepakati.
Jadi, perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktifitas yang dilakukan dua atau
lebih individu yang berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi tertentu yang telah disepakati.
3
2.2. KLASIFIKASI KELOMPOK
Kelompok-kelompok di dalam organisasi secara sengaja direncanakan atau
sengaja dibiarkan terbentuk oleh manajemen selaku bagian dari struktur organisasi
formal. Kendati begitu, kelompok juga kerap muncul melalui proses sosial dan
organisasi informal. Organisasi informal muncul lewat interaksi antar pekerja di dalam
organisasi dan perkembangan kelompok jika interaksi tersebut berhubungan dengan
norma perilaku mereka sendiri, kendati tidak digariskan lewat struktur formal
organisasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok formal dan informal.
1. Kelompok Formal
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja – sama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya, kegiatan para
karyawan administrasi dalam perusahaan asuransi pada waktu orang
mengajukan tuntutan kecelakaan, merupakan tugas yang harus dilaksanakan.
2. Kelompok Informal
Orang yang mungkin tidak merupakan anggota dari kelompok komando atau
kelompok tugas yang sama, mungkin bergabung untuk mencapai sesuatu
sasaran bersama. Para karyawan yang bersama – sama bergabung dalam
kelompok untuk membentuk front yang terpadu menghadapi manajemen untuk
mendapatkan manfaat yang lebih banyak dan pelayan wanita yang
mengumpulkan uang persen mereka merupakan contoh dari kelompok
kepentingan. Perlu diketahui juga tujuan kelompok semacam itu tidak
4
berhubungan dengan tujuan organisasi, tetapi tujuan itu bersifat khusus bagi tiap
– tiap kelompok.
Jika Pola gabungan karyawan dicatat, maka akan segera menjadi jelas bahwa
mereka termasuk dalam berbagai macam kelompok yang sering bersamaan.
Maka diadakan perbedaan diantara dua klasifikasi kelompok yang luar:
kelompok formal dan informal. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa
kelompok formal (kelompok komando dan kelompok tugas) dibentuk oleh
organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai tujuan, sedangkan
kelompok informal (kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan) adalah
penting untuk keperluan mereka sendiri (artinya, mereka memenuhi kebutuhan
pokok akan berkelompok).
Para ahli sosiologi melihat kelompok terutama dari karakteristik keorganisasian. Salah
satu definisi semacam itu adalah berikut ini:
5
Kelompok adalah suatu sistem yang terorganisasi yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut
melakukan fungsi tertentu, mempunyai serangkaian peran hubungan antara para
anggotanya dan mempunyai serangkaian norma yang mengatur fungsi kelompok dari
tiap-tiap anggotanya. Definisi ini menekankan beberapa ciri penting dari kelompok,
seperti peran dan norma.
Hal-hal lain untuk pengaturan yang terbaik dalam suatu kelompok meliputi:
6
2.6. MANFAAT PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
Berbagai kelompok bekerja dalam suatu organisasi sebagai kesatuan-kesatuan
yang jelas. Kelompok-kelompok itu mungkin merupakan kelompok-kelompok
fungsional (misalnya orang-orang produksi, orang-orang pemasaran, para peneliti dan
sebagainya), atau mungkin kelompok-kelompok vertikal (misalnya para kepala sekolah
dan para guru, para manajer senior, para pekerja dan sebgainya). Berbagai kelompok
dalam organisasi bekerja bersama-sama. mereka memikul tanggungjawab bersama dan
menangani masalah-masalah dalam bidang mereka sendiri demi tercapainya tujuan
organisasi.
Menurut Wursanto, manfaat yang didapat dengan adanya suatu kelompok antara lain:
1) Kelompok dapat memberikan rasa aman bagi seseorang (sense of security) karena
merasa mempunyai perlindungan
1. Struktur
Dalam setiap kelompok berkembang beberapa tipe struktur; para anggota kelompok
dibedakan atas dasar faktor-faktor seperti keahlian, kekuasaan, status dan sifat
agresif. Tiap anggota menduduki posisi tertentu dalam kelompok. Pola hubungan
antara posisi ini merupakan struktur kelompok.
2. Hirarki Status
Istilah status sangat mirip dengan posisi, sehingga kedua istilah itu sering
digunakan dalam arti yang merupakan konsekuensi dari karakteristik tertentu yang
membedakan posisi yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan status memiliki
pengaruh yang sangat besar atas pola dan isi komunikasi yang cenderung lebih
7
bersifat positif daripada yang diprakarsai oleh orang-orang yang berstatus tinggi
terhadap orang-orang yang berstatus lebih rendah.
3. Peran
Setiap posisi dalam kelompok mempunyai peran yang saling berhubungan, yang
terdiri dari perilaku yang diharapkan dari mereka yang menduduki posisi tersebut.
Perilaku yang diharapkan umumnya sudah disetujui tidak hanya oleh mereka yang
menduduki posisi tersebut, tetapi juga oleh anggota lain dalam kelompok itu.
Norma adalah standar yang diterima oleh anggota kelompok yang mempunyai
karakteristik tertentu atau suatu peraturan yang tidak tertulis. Pertama, norma hanya
dibentuk sehubungan dengan hal-hal yang penting bagi kelompok. Jika dapat
membantu anggota lain dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas
merupakan hal yang paling penting, maka akan berkembanglah suatu norma. Kedua,
norma diterima dalam berbagai macam tingkat oleh para anggota kelompok, ada
beberapa norma diterima oleh para anggota secara lengkap, sedangkan norma lain
hanya diterima sebagian. Dapat dikatakan bahwa norma merupakan kesepakatan
yang menjadi aturan yang tidak tertulis, tetapi tersirat dan dipahami sesama anggota
kelompok
5. Kepemimpinan
6. Kesatupaduan
Kesatupaduan dipandang sebagai suatu kekuatan yang memaksa para anggota untuk
tetap berada dalam satu kelompok. Dengan kekuatan yang terpadu dari masing-
masing anggota kelompok akan merupakan efek berganda dari potensi yang ada
(multiplier effect).
8
2.8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI KELOMPOK
Menurut Gito Sudarmo (2000:66) prestasi kelompok dapat dipengaruhi oleh dua hal
yakni faktor eksternal dan faktor internal.
1. Faktor Eksternal
d) Proses Seleksi, Proses seleksi menjadi faktor penting dalam menjaring orang-
orang yang berkualitas. Dan hal ini pula akan dapat mempengaruhi perilaku
dan prestasi kelompok
g) Lingkungan Fisik, Ruangan yang tetata dengan baik, suhu udara dan lain-lain
akan mempengaruhi perilaku kelompok.
2. Faktor Internal
Walaupun aktivitas team building ini populer, tapi keberhasilannya sering jadi
tanda tanya ini. Kini banyak alternatif aktivitas luar ruang yang khusus untuk
pengembangan tim. Ada permainan paint ball, mengarungi arung jeram, camping
bersama. Apakah pendekatan seperti itu efektif? Banyak yang meragukannya, karena
hal itu hanya dianggap cocok untuk solusi umum atas masalah tim yang umum. Yang
lebih tepat pendekatannya adalah menganalisis kesehatan tim dan memilih intervensi
team building yang tepat yang mengatasi kelemahan. Masalah lainnya, team building
tidak bisa dengan intervensi satu kesempatan (one-shot) saja, tapi merupakan upaya
berkesinambungan. Jadi tidak hanya dibentuk dengan program 2 atau 3 hari saja.
Team building terjadi pada pekerjaan, bukan masalah tantangan di taman atau di
tempat-tempat bermain outdoor. Ia harus merefleksikan pengalaman kerja dan
bereksperimen dengan konsep dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk
pengembangan tim.
10
Keterpaduan dalam kerjasama antra kelompok dalam organisasi tidak
mungkin didapatkan apabila tidak ada keterpaduan individu-individu dalam sebuah
kelompok. Tidak hanya ketepaduan antara individu dalam kelompok tersebut, tetapi
harus ada komitmen yang sama antar anggota kelompok. Disini adalah point utama
yang menyebabkan konflik dalam studi kasus diatas. Masalah pemukulan yang
dilakukan oleh dosen (seorang individu bagian dari kelompok dosen) terhadap
seorang mahasiswa (Seorang individu yang merupakan bagian dari kelompok
mahasiswa). Ini disebut juga konflik antar individu yang ada dalam sebuah organisasi.
Menurut Kast (2000), konflik antar individu dalam organisasi disebabkan oleh
perbedaan peranan dan kepribadian. Jelas bahwa antara dosen dan mahasiswa
mempunyai peran yang berbeda. Dosen mempunyai peranan untuk mengajar dan
mendidik mahasisawa, sedangkan mahasiswa mempunyai peranan untuk menghargai
dosen dan partisipatif aktif dalam perkulihan. Perbedaan peranan tersebut memang
sudah diatur oleh organisasi agar spesialisasi dalam sebuah kelompok dapat
membantu untuk melakukan tugasnya dengan efektif dan efisien.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Manusia sebagai individu mempunyai watak, temperamen, sifat, dan
kepribadian yang berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota
suatu kelompok, maka sifat, watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut dibawa
masuk ke dalam kelompok. Dalam hal demikian maka akan terbentuk perilaku yang
ada mulanya berorientasi kepada perilaku individu harus diarahkan dan dikendalikan
ke arah perilaku yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti perilaku individu harus
diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai tujuan organisasi sehingga
dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi perilaku
organisasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Implementasi.Bogor:In Media
13