Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN KEUANGAN 2

SEWA GUNA USAHA (LEASING)


PENDANAAN JANGKA MENENGAH

OLEH
NATALIA FRANSISCA DEKAGO
(B1C121053)
KELAS A

Dosen Pengampuh : Tuti Dharmawati, SE, (Akt).,M.Si.


R$
Sewa Guna Usaha (Leasing)

Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan


No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna
Usaha: Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa
guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk digunakan oleh lessee selama
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang
disepakati.

Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sewa guna usaha merupakan
suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa. Objek sewa guna usaha adalah barang modal
dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan harga berdasarkan nilai sisa.

Dalam setiap transaksi leasing di dalamnya selalu melibatkan 3 pihak utama,


yaitu:
a. Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha atau di dalam hal ini pihak yang
memiliki hak kepemilikan atas barang

b. Lessee adalah peruahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki hak opsi
pada akhir perjanjian

c. Supplier adalah pihak penjual barang yang disewagunausahakan.


MEKANISME DALAM LEASING

1 Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan pada
pihak lesse dalam bentuk modal.

2 Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk
barang modal dari lessor.

3 Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang
untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.

4. Bank. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditor tidak terlibat
secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang peranan dalam
hal penyediaan dana kepada lessor, terutama dalam mekanisme leverage lease di mana
sumber dana pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank.
Keterangan :
Lessor
(9) 1. Lessee menghubungi supliers untuk
(8)
(4) (7) menentukan jenis barang,spec, harga, waktu
(3) (5) pengiriman dan jaminan purna jual atas
(2)
barang yang dilessee
(6) 2. Lessee melakukan negoisasi dengan lessor
Lessee Supliers tentang kebutuhan pembiayaan
(1) 3. Lessor mengirim “letter of offer” atau
committmen letter kepada lessee
4. Penandatanganan kontrak leasing

5. Pengiriman order beli kepada Suppliers


6.Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan
7. Penyerahan dokumen oleh suppliers
8. Pembayaran oleh lessor kepada suppliers
9. Pembayaran sewa (leasse payment) secara berkala
PENGGOLONGAN PERUSAHAAN LEASING

Independen leasing company

$R
Captive Lessor

Lease Broker atau Packager


PROSES DAN MEKANISME TRANSAKSI
LEASING
Leasing pada prinsipnya merupakan industri
multidisiplin yang meliputi antara lain bidang
perpajakan, keuangan dan konsep akuntansi. Dari
defenisi leasing yang telah dibahas pada awal bab ini
dapat disimpulkan bahwa leasing mengandung arti
suatu perjanjian antara pemilik barang (lessor) dengan
pemakai barang (lessee).
Tehnik Pembiayaan Leasing
1. Finance Lease
Lessor yang membiayai dan sebagai pemilik barang modal
Lesee membayar sewa (lease payment) secara berkala. Sewa terdiri atas biaya perolehan
barang dan biaya lainnya serta spread yang diinginkan (full pay out lease)
Lessor tidak dapat membatal kontrak secara sepihak sebelum kontrak berakhir
(uncancelable)
Lessee memiliki hak opsi untuk membeli barang sesuai dengan nilai sisa (residual value

Bentuk Transaksi Finance Lease :


● Direct financial lease
●Sale and Lease Back
● Syndicate Lease
●Leverage Lease
● Vendor Program
●Cross Border Lease
2. Operating Lease
Lessor sebagai pemilik barang menangung risiko ekonomis dan pemeliharaan barang
Lessor menanggung biaya pelaksanaan sewa, asuransi, pajak maupun biaya
pemeliharaan
Lessee membayar sejumlah sewa yang tidak mencakup biaya perolehan barang dan
biaya lainnya serta spread (non fullpay out lease)
·Lessee membayar sejumlah sewa yang tidak mencakup biaya perolehan barang dan
biaya lainnya serta spread (non fullpay out lease)
·Lessor hanya mengharapkan keun- tungan dari penjualan barang yang disewakan dan
hasil sewa lainnya
·Lessee pada akhir kontrak mengembalikan barang (tidak memiliki hak opsi untuk
membeli barang)
·Lessor dapat membatalkan kontrak secara sepihak (cancelable)
Metode Pembayaran Sewa
$
R

●Payment in Advances
Pembayaran sewa untuk pertama kalinya dilakukan
dimuka, yaitu pada tanggal kontrak ditandatangan
●Payment in Arrears
Pembayaran sewa untuk pertama kalinya dilakukan
dibelakang, yaitu pada akhir periode angsuran (akhir
bulan, triwulan atau tahun)
Faktor Penetapan Sewa
¨ Nilai barang
¨ Simpanan Jaminan (security deposit)
¨ Nilai sisa (residual value)
¨ Jangka waktu
¨ Tingkat Bunga

Kelebihan Leasing Seb. Sumber Dana :


¨ Pembiayaan penuh, dapat sampai 100% (full pay out)
¨ Lebih Fleksibel, jumlah sewa dapat disesuaikan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh obyek
leasing
¨ Sumber Dana Alternatif, terlepas dari credit line yang ada dari phak lain
¨ Off Balance Sheet, tidak ada keharusan mencatat dalam Neraca
¨ Arus Dana, yaitu dengan adanya keluwesan pengaturan pembayaran
¨ Proteksi Inflasi, karena sewa tetap
¨ Perlindungan atas kemajuan teknologi, terhindar dari risiko barang yang out of date
¨ Sumber pelunasan kewajiban berasal dari modal kerja oleh adanya barang yang di lease
¨ Kapitalisasi Biaya, adanya biaya tambahan lain dapat dikapitalisasi
¨ Risiko Keuangan, dapat diatas dengan operating lease yang berjangka waktu relatif singkat
¨ Kemudahan Penyusunan Anggaran, a.l karena jumlah sewa yang tetap dan pembayaran
secara berkala
¨ Pembiayaan Proyek Skala Besar, dapat diatasi melalui Leasing
¨ Meningkatkan Debt Capacity, perolehan obyek leasing tidak otomatis menaikkan debt to
equity ratio

F PERBEDAAN PEMBIAYAAN LEASING DENGAN PEMBIAYAAN LAINNYA


Pembiayaan melalui perusahaan leasing memiliki beberapa perbedaan pokok dengan
metode pembiayaan yang diberikan melalui lembaga-lembaga keuangan lain misalnya
bank atau dengan teknik-teknik pembiayaan lain seperti sewa menyewa dan sewa beli.
SUMBER DANA JANGKA
PENDEK

Dana yang digunakan oleh perusahaan dapat berasal dari sumber dana
jangka pendek, dana jangka menengah dan dana jangka panjang, jika
dilihat dari jangka waktu penggunaannya.
Sumber dana jangka menengah pada umumnya adalah sumber dana
atau pendanaan yangmempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun
dan kurang dari sepuluh tahun
Jenis-Jenis Pendanaan Jangka
Menengah
Jenis sumber dana jangka menengah pada umumnya ada tiga macam
yaitu

● Tern loan
Tern loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang

dari sepuluh tahun.


● Equipment Loan
Equipment loan adalah pendanaan atau pembiayaan yang dipergunakan
untuk pengadaan perlengkapan baru.
● Leasing
Leasing atau sewa guna usaha adalah persetujuan atas dasar kontrak di
mana pemilik dari aktiva atau pihak yang menyewakan aktiva (lessor)
menginginkan pihak lain atau penyewa (lessee) untuk menggunakan jasa
dari aktiva tersebut selama periode tertentu.
Jenis – Jenis Pendanaan Jangka
Menengah
Ada tiga bentuk leasing, yaitu:
● Sale and leaseback
Pada sale and leaseback, perusahaan yang memiliki aktiva menjual
aktiva tersebut kepada perusahaan lain dan sekaligus dibuat perjanjian
untuk menyewa kembali aktiva tersebut untuk periode tertentu.

● Operating Lease
Operating lease atau service lease memberikan service atau pelayanan
baik mengenai bidang finansial maupun mengenai pemeliharaannya.

● Financial Lease
Financial lease atau capital lease berbeda dengan operating lease,
yaitu lessor tidak menanggung biaya perawatan,perjanjian kontrak
leasing tidak dapat dibatalkan (notcancelable), dan leasing diangsur
secara penuh.
Contoh 2.
PT. “A” sebagai lessor, mengadakan perjanjian kontrak leasing dengan PT. “B”. Dalam
kontrak
tersebut PT. “A” sepakat membeli sebuah mesin seharga Rp. 100.000.000,- dan
menyewakan
kembali kepada PT. “B” untuk waktu 5 tahun. Nilai sisa (salvage value) mesin pada
akhir tahun
kontrak adalah sebesar Rp. 10.000.000,-. Jika PT. “A” (lessor) menginginkan
pendapatan sebesar
10% dari leasing tersebut, berapa lessee (PT. B) harus mengangsur pembayaran aktiva
tersebut
kepada lessor?
Dari soal di atas, misalnya sewa tahunan = X, maka:
Harga beli = PV dari sewa 4 - PV dari nilai sisa

Harga beli = (I.F) X + PV dari nilai sisa


I.F adalah interest factor dari investasi yang bersangkutan. Istilah interest factor sama
dengan
istilah discount rate. Nilai interest factor ini terdapat dalam tabel PV dari anuitas. Dari
contoh
PT “A” di atas maka I.F untuk bunga 10% sampai tahun ke-5 adalah 3,7908
(dibulatkan menjadi
3,791). Sedangkan untuk PV dari nilai sisa digunakan tabel PV untuk bunga 10% pada
Harga beli = (I.F) X + PV dari nilai sisa
100.000.000 = 3,79 IX + (0,621) ( 10.000.000)
3,791 X = Rp. 100.000.000 - Rp 6.210.000
X = Rp. 93.790.000 / 3,791
X = Rp. 24.740.174,09 (dibulatkan menjadi Rp. 24.740.174,-)
Jadi angsuran per tahun yang dilakukan lessee kepada lessor
sebesar Rp. 24.740.174,-

C. Biaya Efektif Term Loan


Term loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh
tahun. Term loan pada umumnya dibayar kembali dengan angsuran tetap selama periode
tertentu, misalnya setiap bulan, kuartal atau setiap tahun. Term loan ini biasanya disediakan
oleh bank komersial atau bank dagang, perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga
pembiayaan pemerintah, dan suplier perlengkapan.
Biaya Efektif Equipment
Financing
Equipment Financing adalah pendanaan atau pembiayaan yang dipergunakan
untuk pengadaan peralatan baru yang mudah diperjualbelikan. Peminjam
biasanya menanggung beban lebih tinggi dari harga perlengkapan tersebut
dan selisih antara harga peralatan dengan bebantotal merupakan margin of
safety bagi kreditur.
R$

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai