Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


( ASURANSI )
DOSEN PENGAJAR : Sulvariany Taburaka, S.E., M.Si.

OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS A
DEWI RISKI ALAM B1C121020
DWI ADELIA B1C121021
FIRDA AYU DWIHASTUTI B1C121024
FIRMAN B1C121025
FITRA RAHMIANA B1C121026
FITRIA DESY SAPUTRI B1C121027
ISMAIL UMAR B1C121036

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam tak lupa kita haturkan kepada nabi besar Muhammad saw. Yang telah membawa kita
menuju zaman yang penuh akan ilmu seperti saat ini. Tidak lupa juga saya ucapkan banyak
terimakasih kepada Dosen pemangku matakuliah Sistem Informasi Manajemen dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam makalah ini, akan membahas beberapa hal tentang Asuransi. Dengan
membaca makalah ini semoga teman-teman dapat lebih memahami tentang Asuransi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Pada
kesempatan ini pula, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak, khususnya teman-
teman yang memberikan saran-sarannya yang sangat berharga.

Kendari, 16 Oktober 2022

Penulis,

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 1

1.3 TUJUAN .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3

2.1 PENGERTIAN ASURANSI .......................................................................... 3

2.2 FUNGSI DAN TUJUAN ASURANSI ........................................................... 4

2.3 PRINSIP DALAM ASURANSI ..................................................................... 5

2.4 POLIS DAN PREMI ASURANSI ................................................................. 7

2.5 DARI ASURANSI SYARIAH ....................................................................... 7

2.6 PERBEDAAN ANTARA ASURANSI KONVENSIONAL

DAN ASURANSI SYARIAH ........................................................................ 8

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 11

3.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 12

ii
BAB II

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai


perananyang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang
diberikankepada masyarakat dalam mengatasi resiko yang akan terjadi di masa yang akan
datang.Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan
nonasuransi.

Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi. Secara rasional,
para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi.
Padatingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk
mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota
keluarga yangmenghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.

Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup


pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an. Dipertegas
lagidengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang
UsahaPerasuransian. Diharapkan dengan semakin berkembangnya industri asuransi di
indonesia,maka akan semakin berkembang pula pertumbuhan ekonomi indonesia dari tahun
ketahunakan semakin meningkat, Pada era globalisasi seperti ini kebutuhan masyarakat akan
asuransisemakin meningkat oleh karena itu pertumbuhan atau perkembangan industri asurasi
diindonesia semakin dan akan terus meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari asuransi?


2. Apa saja fungsi dan tujuan asuransi?
3. Apa saja prinsip dalam asuransi?
4. Apa yang dimaksud dengan polis dan premi asuransi?
5. Apa pengertian dari asuransi syariah?
6. Perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah?

1
1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang asuransi dan
manfaatnya. Juga untuk mengetahui tentang prinsip-prinsip asuransi dan peraturan
asuransiyang berlaku di Indonesia. Sama hal-nya seperti bank, asuransi juga memiliki
asuransi syariah. Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian asuransi syariah dan
perbedaanya dengan asuransi konvensional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau
bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa,
properti,kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang
tidakdapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit,
dimanamelibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai
ganti polisyang menjamin perlindungan tersebut.

Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah


Perjanjiandengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima
premiuntuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau
kehilangankeuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu
Evenemen (peristiwatidak pasti).

Menurut Ketentuan Undang– undang No.2 tahun 1992 tertanggal 11 Pebruari 1992
tentang Usaha Perasuransian (“UU Asuransi”), Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan
dirikepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian
kepadatertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
atautanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung
yangtimbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
yangdidasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk


perjanjiandimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata, namun
dengankarakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-untungan
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata.

Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan


perusahaannonasuransi seperti kegiatan Underwriting-akutaria, klaim, dan reasuransi-
retrosesi. Penjaminan (underwriting) adalah Proses penaksiran/penilaian dan penggolongan

3
derajad risiko yang terkait pada calon tertanggung, serta pembuatan keputusan
untukmenerima atau menolak risiko tersebut.

Aktuaria (actuarial) adalah Fungsi pada suatu perusahaan asuransi yang menerapkan
prinsip-prinsip matematika pada asuransi, termasuk mengkalkulasi/ memperhitungkan
daftarharga premi serta memastikan kesehatan perusahaan dari segi keuangan.

Klaim adalah beban yang menjadi kewajiban perusahaan asuransi terhadap pemegang
polis sehubungan dengan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan
konsumen(pemegang polis) akibat terjadi peristiwa yang di asuransikan atau yang jatuh
tempo.

Reasuransi adalah pihak yang menerima pertanggungan ulang dari suatu penutupan
asuransi. Retrosesi adalah Pelimpahan risiko dari perusahaan reasuransi kepada
perusahaanreasuransi lain.

2.2 Fungsi dan Tujuan Asuransi

Fungsi Utama (Primer)

a. Pengalihan Resiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian (chance
ofloss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau beberapa
penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian (uncertainty) yang
berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga,
akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti (certainty) merubah kerugian
menjadi ganti rugiatau santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.
b. Penghimpun Dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan
dibayarkankepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut
berupa premi atau biaya ber- asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada
penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkemang, yang kelak
akan akan dipergunakan untukmembayar kerugian yang mungkin akan diderita salah
seorang tertanggung.

4
c. Premi Seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan oleh
masing-masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko
yangdialihkannya kepada penanggung (equitable premium). Dan besar kecilnya premi
yang harusdibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip premi (rate of
premium) dikalikandengan Nilai Pertanggungan

Tujuan Asuransi

Adapun tujuan asuransi adalah sebagai berikut :

 Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu


pihak.
 Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanandan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan
banyak tenaga, waktu dan biaya.
 Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang
jumlahnyatertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul
yang jumlahnyatidak tentu dan tidak pasti.
 Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
 Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan
dikembalikandalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi
jiwa.

2.3 Prinsip Dasar Asuransi

Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu insurable
interest, utmostgood faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution.

1. Insurable interest Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu
hubungan keuangan antara tertanggungdengan yang diasuransikan dan diakui secara
hukum. Jadi, anda dikatakan memiliki kepentingan atas obyekyang diasuransikan
apabila Anda menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang

5
menimbulkankerugian atau kerusakan atas obyek tersebut.Kepentingan keuangan ini
memungkinkan Anda mengasuransikan harta benda atau kepentingan anda.Apabila
terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa Anda tidak
memiliki kepentingankeuangan atas obyek tersebut, maka Anda tidak berhak
menerima ganti rugi.
2. Utmost Good Faith Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang materialmengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik
diminta maupun tidak. Artinya si penanggung harus denganjujur menerangkan dengan
jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat dan kondisi dari asuransi dan sitertanggung
juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan
yangdipertanggungkan.Intinya Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya
dan dengan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan obyek
yang diasuransikan. Prinsip inipun menjelaskan risiko-risiko yangdijamin maupun
yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta
teliti.
3. Proximate Cause Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatuakibat tanpa adanya intervensi suatu yang diawali
dan secara aktif oleh sumber yang baru dan independen.Jadi apabila kepentingan yang
diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicarisebab-
sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa
terputus sehingga padaakhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut. Suatu
prinsip yang digunakan untuk mencari penyebabkerugian yang aktif dan efisien
adalah: "Unbroken Chain of Events" yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwayang
tidak terputus.
4. Indemnity Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanyamenempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia
miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHDpasal 252, 253 dan dipertegas
dalam pasal 278).
5. Subrogation Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung
setelah klaim dibayar. Prinsipsubrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-Undang
Hukum Dagang, yang berbunyi: "Apabila seorangpenanggung telah membayar ganti
rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan
menggantikankedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga
yang telah menimbulkan kerugian padatertanggung".
6
6. Contribution Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang
sama-sama menanggung, tetapitidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung
untuk ikut memberikan indemnity. Anda dapat sajamengasuransikan harta benda yang
sama pada beberapa perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atasobyek yang
diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.

2.4 Polis Asuransi

Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara
tertulisdalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat-syarat khusus
dan janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak
(penanggungdan tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian polis
asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian asuransi.Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak
mendapatkan kekuatansecara hukum.

Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi
jiwaharus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:

a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransib.


b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketigac.
c. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikand.
d. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan)e.
e. Bahaya-bahaya/ evenemen yang ditanggung oleh penanggung.
f. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggungg.
g. Premi asuransih.
h. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala janji-janji
khusus yang diadakanantara para pihak.

2.5 Pengertian Asuransi Syariah

Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk saling
melindungi dantolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset
dan atau tabarru' yangmemberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko/ bahaya
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.

7
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/
pesertamendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan
untukmembayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/ anggota/
peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaanasuransi
serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/ dilimpahkan kepada perusahaan.

Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolong
menolongatau saling membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi ta'awun
prinsipdasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk
menjalinkebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta.

Asuransi syariah memiliki landasan filosofi yang berbeda dengan


asuransikonvensional, yaitu mencari ridha Allah untuk kebaikan dunia dan akhirat. Asuransi
syariahmemiliki karakteristik tertentu. Karakteristik itu pada gilirannya bisa membedakan
dirinyadengan asuransi konvensional.Di antara karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama : akad yang dilakukan adalah akad at-Takafuli.

Kedua : selain tabungan, peserta juga dibuatkan tabungan derma.

Ketiga : merealisir prinsip bagi hasil.

Secara structural, landasan operasional asuransi syariah di Indonesia masih


menginduk pada peraturan yang mengatur usaha perasuransian secara umum (konvensional).
Baru ada peraturan yang secara tegas menjelaskan asuransi syariah pada Surat Keputusan
Direktur jendral Lembaga Keuangan No. Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan
PembatasanInvestasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem
Syariah.

2.6 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah

Secara garis besar, misi utama asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan misi
social. Sedangkan dalam asuransi syariah misi yang di emban adalah misi aqi’dan, misi
ibadah, misi ekonomi dan misi pemberdayaan umat.

8
Dalam asuransi syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi
untukmengawasi pelaksanaa operasional perusahaan agar terbebas dari praktik-praktik yang
bertentangan dengan prinsip syariah. Dan dalam asuransi konvensional tidak ada dewan
pengawas sehingga dalam praktiknya tidak diawasi dan kemungkinan pelaksanaannya
tidaksesuai dengan kaidah syariah.

Akad yang ada dalam asuransi konvensional didasarkan pada jual-beli sedangkan
akaddalam asuransi syariah didasarkan pada tolong-menolong.

Invenstasi dana dalam asuransi konvensional bebas tetapi masih dalam batas-batas
perundang-undangan dan tidak dibatasi oleh halal-haramnya objek atau system
yangdigunakan. Beda halnya dengan investasi dana asuransi syariah. Investasi dilakukan
dengan batas perundang-undangan, sepanjang tidak bertenangan dengan prinsip syariah.
Bebas daririba dan tenpat investasi yang terlarang.

Selain itu, dana yang terkumpul dari premi peserta asuransi konvensional
seluruhnyamenjadi milik perusahaan dan perusahaan bebas menginvestasikan dana tersebut
kemanasaja. Sedangkan dana yang terkumpul dari peserta asuransi syariah dalam bentuk
iuran ataukontribusi sepenuhnya milik peserta. Perusahaan hanya berperan sebagai pemegang
amanahdalam mengelola dana tersebut.

Tidak ada pemisahan dana dalam asuransi konvensional. Pada beberapa produk
tertentudapat mengakibatkan dana hangus. Dalam asuransi syariah ada pemisahan dana yaitu
dana ta’barru, derma dan dana peserta sehingga tidak mengenal dana hangus.

Adanya transfer of risk dalam asuransi konvensional atau terjadinya transfer resiko
darinasabah keped menanggung (perusahaan). Lain halnya dalam asuransi syariah
yangmengenal adanya sharing of risk yang berarti terjadinya proses saling menanggung
antarasatu peserta dengan peserta lain.

Sumber dana klaim dalam asuransi konvensional dari rekening perusahaan.


Perusahaanakan menanggung resiko dari peserta asuransi. Ini terjadi karena segala resiko
sudahditransfer dari nasabah ke perusahaan. Sumber dana klaim dalam asuransi syariah
darirekening ta’barru, yaitu peserta saling menanggung. Jika salah satu peserta mengalami
musibah, maka peserta lain akan ikut menanggung resiko.

9
Dalam asuransi konvensional. Seluruh keuntungan yang didapat adalah milik
perusahaan. Sedangan dalam asuransi syariah keuntungan tidak sepenuhnya milik
perusahaantetapi dibagi antara peserta dan perusahaan. Sesuai dengan prinsip bagi hasil.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau


pertanggunganadalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkndiri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantiankepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yangdiharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
dideritatertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yangdipertanggungkan.

Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan


perusahaannonasuransi seperti kegiatan Underwriting- akutaria, klaim, dan

Reasuransi- retrosesi.

Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara
laindapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan
manfaatyang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit,
sebagaitabungan dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat
membantumeningkatkan kegiatan usaha.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/deviazhar/9-perbedaan-asursyariah-dan-konvensional
http://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/dsar-dasar-hukum-asuransi/

http://nunite.blogspot.com/2013/03/pengetahuan-dasar-tentang-asuransi.html
http://jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/27/makalah-tentang-asuransi/

http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-asuransi-umum-tujuan.html

http://makalahmajannaii.blogspot.com/2013/02/makalah-asuransi-syariah.html
http://www.tugu.com/understanding-insurance/principles-of-insurance.html

http://shandy07.files.wordpress.com/2011/12/makalah-asuransi.docx

http://asuransibinagriya.blogspot.com/2011/11/disamping-sebagai-bentuk-pengendalian.html

12

Anda mungkin juga menyukai