Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“BISNIS ASURANSI”
Mata Kuliah: Analisis Lingkungan Bisnis
Dosen Pengajar: Lili Safrida S.E., M.Si., Ak.

Oleh Kelompok 9:
Dinda Meityawan 1910313420011
Kartika Alfauzawati 1910313420008
Rabiatul Adawiyah 1910313420009
Rizka Melyani 1910313420006

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1-AKUNTANSI (REGULER-B)
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Bisnis Asuransi”.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada:
1. Ibu Lili Safrida S.E., M.Si., Ak. selaku dosen mata kuliah Analisis Lingkungan Bisnis
yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan,
pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
2. Keluarga besar yang telah memberikan dorongan serta pengertian yang besar kepada
kami.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Analisis
Lingkungan Bisnis.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amin.

Banjarmasin, 06 Maret 2020

Kelompok 9
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2

1.3 Tujuan......................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................. 3

2.1 Pengertian Asuransi .................................................................... 3

2.2 Manfaat dan Keuntungan Asuransi .............................................. 5

2.3 Fungsi dan Tujuan Asuransi ........................................................ 6

2.4 Prinsip Asuransi .......................................................................... 8

2.5 Jenis-Jenis Asuransi .................................................................... 10

2.6 Polis dan Premi Asuransi............................................................. 12

2.6.1 Polis Asuransi ................................................................. 12

2.6.2 Premi Asuransi ................................................................ 13

2.7 Jenis-Jenis Risiko Asuransi ......................................................... 15

2.8 Pengertian Asuransi Syariah........................................................ 17

2.9 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah............. 18

2.10 Analisis SWOT Asuransi Syariah................................................ 20

ii
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 23

3.1 Kesimpulan ................................................................................. 23

3.2 Saran ........................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai

peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa

yang diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi resiko yang akan terjadi di masa

yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan

perusahaan nonasuransi.

Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi. Secara

rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang

dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan

untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu

anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.

Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang

cukup pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an. Dipertegas

lagi dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992

Tentang Usaha Perasuransian. Diharapkan dengan semakin berkembangnya industri

asuransi di indonesia, maka akan semakin berkembang pula pertumbuhan ekonomi

indonesia dari tahun ketahun akan semakin meningkat, Pada era globalisasi seperti ini

kebutuhan masyarakat akan asuransi semakin meningkat oleh karena itu pertumbuhan

atau perkembangan industri asurasi di indonesia semakin dan akan terus meningkat.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Apa pengertian asuransi?

b. Apa saja manfaat dan keuntungan asuransi?

c. Apa saja fungsi dan tujuan asuransi?

d. Apa saja prinsip dalam asuransi?

e. Apa saja jenis-jenis asuransi?

f. Apa yang dimaksud dengan polis dan premi asuransi?

g. Apa saja jenis-jenis risiko asuransi?

h. Apa pengertian asuransi syariah?

i. Apa perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah?

j. Bagaimana analisis SWOT tentang asuransi syariah?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Memahami pengertian dari asuransi?

b. Mengetahui manfaat dan keuntungan dari asuransi?

c. Mengetahui fungsi dan tujuan asuransi?

d. Mengetahui prinsip dalam asuransi?

e. Mengetahui jenis-jenis asuransi?

f. Memahami maksud dari polis dan premi asuransi?

g. Mengetahui jenis-jenis risiko asuransi?

h. Memahami pengertian asuransi syariah?

i. Memahami Perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah?

j. Memahami analisa SWOT tentang asuransi syariah?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau

bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa,

properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian

yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau

sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu

sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.

Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah

Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan

atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari

suatu evenemen(peristiwa tidak pasti).

Menurut Ketentuan Undang–undang No.2 tahun 1992 tertanggal 11 Pebruari 1992

tentang Usaha Perasuransian (“UU Asuransi”), Asuransi atau pertanggungan adalah

perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri

kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian

kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan

diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang

yang dipertanggungkan.

3
4

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk

perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata,

namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-

untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata.

Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan

nonasuransi seperti kegiatan Underwriting – akutaria, klaim, dan reasuransi –

retrosesi. Penjaminan (underwriting) adalah Proses penaksiran/penilaian dan

penggolongan derajad risiko yang terkait pada calon tertanggung, serta pembuatan

keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut.

Aktuaria (actuarial) adalah Fungsi pada suatu perusahaan asuransi yang

menerapkan prinsip-prinsip matematika pada asuransi, termasuk

mengkalkulasi/memperhitungkan daftar harga premi serta memastikan kesehatan

perusahaan dari segi keuangan.

Klaim adalah beban yang menjadi kewajiban perusahaan asuransi terhadap

pemegang polis sehubungan dengan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi

dengan konsumen (pemegang polis) akibat terjadi peristiwa yang di asuransikan atau

yang jatuh tempo.

Reasuransi adalah pihak yang menerima pertanggungan ulang dari suatu

penutupan asuransi. Retrosesi adalah Pelimpahan risiko dari perusahaan reasuransi

kepada perusahaan reasuransi lain.


5

2.2 Manfaat dan Keuntungan Asuransi

Manfaat akuntansi:

a) Rasa aman dan perlindungan

Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari

resiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau keruguan tersebut

benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar

nilai polis yang ditentukan.

b) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Prinsip keadilan diperhitungkan untuk menentukan nilai pertanggungan dan

premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan

memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh dalam asuransi tersebut. Untuk

mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi

yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai pertanggungan

semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh tertanggung.

c) Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit

Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi yang dibayarkan

setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak penanggung

juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai

dewngan perjanjian dari kedu belah pihak).

d) Alat penyebaran risiko

Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga

pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai

pertanggungan.
6

e) Membantu meningkatkan kegiatan usaha

Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan resiko kerugian

yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakan

dan lain sebagainya).

Keuntungan asuransi untuk masing-masing pihak adalah sebagai berikut :

a) Bagi Perusahaan Asuransi

1) Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah

2) Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain

3) Keuntungan dari hasil bunga dari investasi disurat-surat berharga

b) Bagi Nasabah

1) Memberikan rasa aman

2) Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali

3) Terhindar dari resiko kerugian tau kehilangan

4) Memperoleh pengahsilan dimasa yang kan datang

5) Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.

2.3 Fungsi dan Tujuan Asuransi

Fungsi utama (Primer):

a) Pengalihan Resiko

Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko /kerugian

(chance of loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau

beberapa penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian

(uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu

peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti
7

(certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan syarat

pembayaran premi.

b) Penghimpun Dana

Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan

dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut

berupa premi atau biaya ber- asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada

penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkemang, yang

kelak akan akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang mungkin akan

diderita salah seorang tertanggung.

c) Premi Seimbang

Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan

oleh masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan

resiko yang dialihkannya kepada penanggung (equitable premium). Dan besar

kecilnya premi yang harus dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip

premi (rate of premium) dikalikan dengan Nilai Pertanggungan.

Adapun tujuan asuransi adalah sebagai berikut :

a) Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu

pihak.

b) Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan

dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga,

waktu dan biaya

c) Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya

tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang

jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti


8

d) Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan

perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.

e) Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan

dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi

jiwa.

2.4 Prinsip Asuransi

Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu:

a) Insurable interest

Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan

keuangan antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

Jadi, anda dikatakan memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila

Anda menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan

kerugian atau kerusakan atas obyek tersebut.

Kepentingan keuangan ini memungkinkan Anda mengasuransikan harta benda

atau kepentingan anda. Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan

terbukti bahwa Anda tidak memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut,

maka Anda tidak berhak menerima ganti rugi.

b) Utmost Good Faith

Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap,

semua fakta yang material mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta

maupun tidak. Artinya si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas

segala sesuatu tentang luasnya syarat dan kondisi dari asuransi dan si tertanggung
9

juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan

yang dipertanggungkan.

Intinya Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan dengan teliti

mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang

diasuransikan. Prinsip inipun menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun yang

dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti.

c) Proximate Cause

Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang

menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang diawali dan secara

aktif oleh sumber yang baru dan independen. Jadi apabila kepentingan yang

diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicari

sebab-sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa

tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut.

Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan

efisien adalah: "Unbroken Chain of Events" yaitu suatu rangkaian mata rantai

peristiwa yang tidak terputus.

d) Indemnity

Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi

finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia

miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas

dalam pasal 278).

e) Subrogation

Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah

klaim dibayar. Prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-Undang
10

Hukum Dagang, yang berbunyi: "Apabila seorang penanggung telah membayar ganti

rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikan

kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah

menimbulkan kerugian pada tertanggung".

f) Contribution

Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama

menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut

memberikan indemnity. Anda dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama

pada beberapa perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas obyek yang

diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.

2.5 Jenis-Jenis Asuransi

Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia dewasa ini jika dilihat dari berbagai

segi adalah sebagai berikut:

a) Dilihat dari segi fungsinya

1) Asuransi kerugian (non life insurance)

Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam UUD Nomor 2 Tahun

1992 tentang usaha asuransi menjelaskan pada asuransi kerugian menjalankan

usaha memberikan jasa untuk menanggulangi suatu risiko atas kerugian,

kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga dari suatu

peristiwa yang tidak pasti. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi sebagai berikut:

o Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran seperti

kebakaran, petir, ledakan dan kejatuhan pesawat.


11

o Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan (marine insurance)

penanggung atau perusahan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami

tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan pada saat

pelayaran.

o Asuransi aneka yaitu jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan

ke dalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan. Seperti asuransi

kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian uang dalam

pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan dan sebagainya.

2) Asuransi jiwa (life insurance)

Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi

dalam penaggulangan risiko yang dikaitkan dngan jiwa atau meninggalnya

seorang yang dipertanggungkan. Seperti kematian, mengalami cacat, pemutusan

hubungan kerja, dan pengangguran.

Jenis-jenis asuransi jiwa meliputi asuransi berjangka (Term insurance),

asuransi tabungan (Endoument insurance), asuransi seumur hidup (Whole life

insurance), Anuity contract insurance(anuitas).

3) Reasuransi (reinsurance)

Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam

pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi

kerugian. Fungsi reasuransi adalah:

o Meningkatkan kapasitas akseptasi

o Alat penyebaran risiko

o Meningkatkan stabilitas usaha

o Meningkatkan kepercayaan
12

b) Dilihat dari segi kepemilikannya

Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi

tersebut, baik asuransi kerugian, asuransi jiwa ataupun reasuransi.

a) Asuransi milik pemerintah

Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar atau bahkan 100

persen oleh pemerintah Indonesia.

b) Asuransi milik swasta nasional

Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta

nasional, sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham, maka memiliki

suara terbanyak dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

c) Asuransi milik perusahaan asing

Perusahaan asuransi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanyalah

merupakan cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannyapun dimiliki oleh

100 persen oleh pihak asing.

d) Asuransi milik campuran

Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara swasta

nasional dengan pihak asing.

2.6 Polis dan Premi Asuransi

2.6.1 Polis Asuransi

Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis

dalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat-syarat khusus dan

janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak

(penanggung dan tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian polis
13

asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan

perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak

mendapatkan kekuatan secara hukum.

Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa

harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:

a) Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi

b) Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga

c) Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan

d) Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan)

e) Bahaya-bahaya/evenemen yang ditanggung oleh penanggung

f) Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung

g) Premi asuransi

h) Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala janji-

janji khusus yang diadakan antara para pihak.

2.6.2 Premi Asuransi

Premi asuransi adalah iuran yang harus dibayar setiap bulan (atau setiap tahun)

sesuai dengan kewajiban nasabah asuransi (sebagai tertanggung) atas keikutsertaan

program asuransi. Ada juga beberapa orang yang menyebut premi asuransi dengan

menggunakan istilah premium. Besaran premi asuransi yang harus dibayarkan, pasti

ditulis dalam dokumen polis asuransi. Premi asuransi digunakan untuk membayar biaya-

biaya asuransi (cost of insurance).

Besaran premi asuransi ditentukan atau diukur dari tingkat risiko yang ditanggung

perusahaan asuransi. Semakin besar risiko yang ditanggung pastinya premi asuransi yang

harus dibayarkan menjadi semakin mahal. Contoh:


14

a) Orang yang merokok akan membayar premi asuransi kesehatan dan asuransi jiwa

lebih mahal dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.

b) Orang yang obesitas akan membayar premi asuransi kesehatan dan asuransi jiwa

lebih mahal dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal.

c) Orang yang pekerjaannya berisiko tinggi (misal: petinju, pembersih dengan

gondola), memiliki premi asuransi jiwa lebih tinggi dibandingkan pekerja kantor.

d) Orang-orang yang sudah memiliki penyakit bawaan, memiliki premi asuransi jiwa

yang lebih mahal dibandingkan dengan orang yang masih sehat.

e) Orang yang memiliki hobi ekstrem seperti panjat tebing, sky diving atau bela diri,

biasanya memiliki premi asuransi jiwa yang lebih mahal dibandingkan dengan orang

yang tidak memiliki hobi ekstrem.

Perhitungan premi asuransi untuk asuransi umum, seperti asuransi rumah dan

asuransi kendaraan tentunya menggunakan prinsip yang sama. Semakin besar risiko,

maka semakin tinggi juga biaya premi asuransi yang harus dibayar.

a) Cuti Premi adalah fitur yang memperbolehkan nasabah untuk berhenti membayar

premi, sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Fitur cuti premi pasti ditulis

dalam dokumen polis asuransi. Apa yang terjadi jika nasabah asuransi tidak

membayar premi asuransi?

1) Perlindungan atau proteksi asuransi akan hilang (disebut juga polis lapse).

2) Pengajuan klaim akan ditolak.

b) Rider pembebasan premi (waiver of premium & payor benefit) adalah asuransi

tambahan yang memberikan manfaat pembebasan pembayaran premi akibat adanya

penyakit kritis atau cacat total yang dialami pemegang polis.


15

2.7 Jenis-Jenis Risiko Asuransi

Pengertian risiko secara umum adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan yang menimbulkan kerugian. Sedangkan risiko dalam industri perasuransian

diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian financial atau keungkinan terjadi kerugian.

Dalam pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi, besar

kecilnya suatu resio merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi asuransi yang

harus dibayar.

Dalam praktiknya risiko-risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha

pertanggungan asuransi adalah sebagai berikut:

a) Risiko murni

Adalah suatu risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan

kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga

memberikan keuntungan.

b) Risiko spekulatif

Adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu

kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dan kemungkinan untuk mendapatkan

kerugian.

c) Risiko individu

Adalah risiko yang dihadapi dalam kegiatan hidup sehari-hari. Risiko individu

dapat dipilah menjadi 3 jenis:

1) Risiko pribadi (personal risk)

Adalah risiko yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memperoleh

manfaat ekonomi.
16

2) Risiko harta (property risk)

Adalah risiko bahwa harta yang kita miliki rusak, hilang atau dicuri.

3) Risiko tanggung gugat (liability risk)

Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat

kerugian atau lukannya pihak lain.

Sedangkan dalam menangani risiko tersebut minimal ada lima cara yang dapat

dilakukan, antara lain:

a) Menghindari risiko (risk avoidance)

Orang yang bersangkutan perlu mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul

dari aktivitas yang akan dilakukan.

b) Mengurangi risiko (risk reduction)

Mengurangi risiko berarti mengambil tindakan yang bersifat meminimalisasi

kemungkinan terjadinya risiko kerugian.

c) Menahan risiko (risk retention)

Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko

tersebut dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang

kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha menahan risiko ini.

d) Membagi risiko (risk sharing)

Membagi risiko berarti melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.

e) Mentransfer risiko (risk transfering)

Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu

memikul beban risiko.


17

2.8 Pengertian Asuransi Syariah

Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk

saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam

bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi

risiko/bahaya tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.

Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/anggota/peserta

mendonasikan/menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan

untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian

partisipan/anggota/peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan

operasional perusahaan asuransi serta investasi dari dana-dana/kontribusi yang

diterima/dilimpahkan kepada perusahaan.

Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolong

menolong atau saling membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi

ta'awun prinsip dasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama

manusia untuk menjalin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta.

Asuransi syariah memiliki landasan filosofi yang berbeda dengan asuransi

konvensional, yaitu mencari ridha Allah untuk kebaikan dunia dan akhirat. Asuransi

syariah memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik itu pada gilirannya bisa

membedakan dirinya dengan asuransi konvensional. Di antara karakteristik tersebut

adalah sebagai berikut:

o Pertama : akad yang dilakukan adalah akad at-Takafuli.

o Kedua : selain tabungan, peserta juga dibuatkan tabungan derma.

o Ketiga : merealisir prinsip bagi hasil.


18

Secara struktural, landasan operasional asuransi syariah di Indonesia masih

menginduk pada peraturan yang mengatur usaha perasuransian secara umum

(konvensional). Baru ada peraturan yang secara tegas menjelaskan asuransi syariah pada

Surat Keputusan Direktur jendral Lembaga Keuangan No. Kep. 4499/LK/2000 tentang

Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan

Reasuransi dengan Sistem Syariah.

2.9 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah

Asuransi konvensional Asuransi syariah

Misi yang di emban adalah misi aqi’dan,


Misi utama asuransi konvensional
misi ibadah, misi ekonomi dan misi
adalah misi ekonomi dan misi sosial.
pemberdayaan umat.

Terdapat dewan pengawas syariah yang


Tidak ada dewan pengawas sehingga
berfungsi untuk mengawasi pelaksanaa
dalam praktiknya tidak diawasi dan
operasional perusahaan agar terbebas dari
kemungkinan pelaksanaannya tidak
praktik-praktik yang bertentangan dengan
sesuai dengan kaidah syariah.
prinsip syariah.

Akad didasarkan pada jual-beli Akad didasarkan pada tolong-menolong.

Investasi dilakukan dengan batas


Invenstasi dana bebas tetapi masih
perundang-undangan, sepanjang tidak
dalam batas-batas perundang-undangan
bertenangan dengan prinsip syariah.
dan tidak dibatasi oleh halal-haramnya
Bebas dari riba dan tenpat investasi yang
objek atau sistem yang digunakan.
terlarang.
19

Dana yang terkumpul dari peserta


Dana yang terkumpul dari premi peserta
asuransi syariah dalam bentuk iuran atau
asuransi konvensional seluruhnya
kontribusi sepenuhnya milik peserta.
menjadi milik perusahaan dan
Perusahaan hanya berperan sebagai
perusahaan bebas menginvestasikan
pemegang amanah dalam mengelola dana
dana tersebut kemana saja.
tersebut.

Tidak ada pemisahan dana. Pada Ada pemisahan dana yaitu dana ta’barru,

beberapa produk tertentu dapat derma dan dana peserta sehingga tidak

mengakibatkan dana hangus. mengenal dana hangus.

Adanya transfer of risk atau terjadinya Adanya sharing of risk yang berarti

transfer resiko dari nasabah kepada terjadinya proses saling menanggung

menanggung (perusahaan). antara satu peserta dengan peserta lain.

Sumber dana klaim dari rekening


Sumber dana klaim dari rekening
perusahaan. Perusahaan akan
ta’barru, yaitu peserta saling
menanggung resiko dari peserta
menanggung. Jika salah satu peserta
asuransi. Ini terjadi karena segala resiko
mengalami musibah, maka peserta lain
sudah ditransfer dari nasabah ke
akan ikut menanggung resiko.
perusahaan.

Keuntungan tidak sepenuhnya milik

Seluruh keuntungan yang didapat adalah perusahaan tetapi dibagi antara peserta

milik perusahaan. dan perusahaan. Sesuai dengan prinsip

bagi hasil.
20

2.10 Analisis SWOT Asuransi Syariah

Beberapa referensi menyebutkan ada beberapa aspek yang dapat menjadi kekuatan

(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)

dalam memperluas jaringan bisnis asuransi syariah terutama di Indonesia, penjelasannya

adalah sebagai berikut:

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman


No
(Strengths) (Weaknesses) (Opportuniti) (Threats)
Dalam aspek legal, Keunggulan
sifat perjanjian yang Kompleksitas konsep
memenuhi syarat dalam sistem asuransi
Belum ada PP
syariah mampu administrasi syariah dapat
yang secara
1 memberi rasa aman syariah (misalnya memenuhi
khusus mengatur
kepaa peserta perhitungan bagi peningkatan
asuransi syariah.
asuransi syariah, hasil dan tingkat tuntutan rasa
selain unsur duniawi hasil investasi). keadilan dari
semata. masyarakat.
Meningkatnya
kesadaran Sarana investasi
Dalam hal
bermuamalah syariah yang ada
pemasaran, altern
sesuai syariah, sekarang belum
atif distributif
Produk asuransi tumbuh subur mendukung
2 relatif masih
bersifat transparan. khususnya secara optimal
terbatas
pada untuk
dibandingkan pola
masyarakat perkembangan
konvensional.
golongan asuransi syariah.
menengah.
Permodalan yang
terbatas akan Citra lembaga
memprngaruhi keuangan syariah
Tumbuhya
Sistem/teknologi masih belum
lembaga
pendukung mapan di mata
keuangan
Adanya unsur manajemen, Strate masyarakat,
3 syraiah (LKS)
dakwah. gi bisnis, dan padahal
lainnya seperti
Ketersediaan ekspektasi
perbankan dan
infrasturktur masyarakat
reksadana.
(internal, terhadap LKS
eksternal, custome sangat tinggi.
r support,dll).
21

Tenaga kerja
profesional/ sumber
daya manusia inti
yang kompeten dan
Jumlah
memilki integritas
penduduk
moral
beragama
dan ghirah Islam,
Islam di
yang berada dalam
Indonesia lebih
sebuah teamwork ya
dari 180 Juta
ng solid.
orang
Pemegang saham
Langkanya
yang memiliki visi SDM pendukung
ketersediaan
dan misi syariah (lapisan kedua,dst)
SDM
4 yang jelas. belum banyak
yang ”qualified” d
Kelompok memahami bisnis
an memiliki
pemegang saham syariah.
semangat syariah.
mampu
”Employee
mengusahakan ”capt
Benefits” seba
ive market” awal.
gai bagian dari
Kelompok
paket
pemegang saham
perusahaan
diharapkan memiliki
dalam
infrastruktur
rekrutmen
teknologi dan
karyawan.
potensi tenaga ahli
(mislanya: Fund
manager).
Kompetitor Asuransi
dalam bisnis konvensional dan
5 asuransi lembaga
syariah masih keuangan lainnya
sedikit. yang lebih efisien.
Menurunnya
Budaya suap dan
rasa ”tolong
kolusi dalam
menolong” di
asuransi
6 masyarakat
kumpulan (group
(tidak
insurance) masih
membudaya
kental.
lagi).
Globalisasi,
masuknya
Globalisasi
asuransi luar
(teknologi
negeri yang
internet
7 memiliki : kapital
sebagai
besar dan
penunjang
teknologi yang
bisnis).
lebih tinggi
sehingga
22

membuat premi
suransi lebih
murah.

Berlakunya
undang-undang
otonomi
daerah yang Belum ada UU
akan memacu yang secara
8
perkembangan khusus mengatur
ekonomi asuransi syariah.
daerah.
Adanya UU
Dana Pensiun.
Meningkatnya
kebutuhan jasa
asuransi karena
perkembangan Alokasi
ekonomi umat. pengeluaran
masyarakat untuk
Kebutuhan
asuransi masih
meningkatkan
sangat terbatas,
pendidikan
hal ini nampaknya
9 (anak).
berkaitan dengan
Meningkatnya
masalah
resiko
sosialisasi
kehidupan.
asuransi dan
Meningkatnya pengalaman
bea-bea berasuransi.
kesehatan
(harga dolar,
dll)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau

pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak

penanggung mengikatkn diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,

untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak

ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang

tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal

atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan

nonasuransi seperti kegiatan Underwriting – akutaria, klaim, dan reasuransi – retrosesi.

Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara

lain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan

manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit,

sebagai tabungan dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat

membantu meningkatkan kegiatan usaha.

3.2 Saran

Asuransi sebagai jasa yang cukup vital dimasa yang akan datnag bagi individu

maupun kolektif diharapkan dapat berperan maksimal bagi masyarakat , sehingga akan

membantu kemungkinan adanya kerugian akibat musibah yang terjadi. Demi

23
terwujudnya hal tersebut perusahaan asuransi juga diharapkan dapat berprilaku jujur,

bersih, dan transparan kepada pihak klien/nasabah/tertanggung.

Saran yang dapat disampaikan dalam pengembangan asuransi syariah terutama di

Indonesia:

a) Perlu adanya kajian dan diskusi yang mendalam tentang konsep asuransi syariah

oleh kalangan yang punya perhataian terhadap asuransi syariah sehingga pada

akhirnya terbentuk Masyarakat Asuransi syariah (MAS).

b) Secepatnya diperlukan payung hukum yang kuat terhadap eksistensi asuransi syariah

di Indonesia.

c) Perlunya sosialisasi yang masif terhadap masyarakat muslim sehingga mengetahui

apa pentingnya asuransi syariah dalam kehidupannya.

d) Maksimalisasi fungsi Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang terdapat dalam setiap

perusahaan asuransi syariah.

e) Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut dan mendalam tantang kesesuaian praktik

asuransi syariah dengan ketentuan dasar ekonomika Islam.

24
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, SE., MM. 1999. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya edisi 6. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2001. Teori Ekonomi Makro edisi 4.
Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Knokaka (2012, Mei). Contoh Makalah Asuransi. Dikutip 06 Maret 2020 dari web:
https://www.ndondon.net/2018/01/contoh-makalah-asuransi.html

Finansialku (2017, 15 Februari). Definisi Premi Asuransi. Dikutip 06 Maret 2020


dari web: https://www.finansialku.com/definisi-premi-asuransi-adalah/

Fajri Al. Makalah Asuransi. Dikutip 06 Maret 2020 dari web:


https://www.academia.edu/6572346/MAKALAH_ASURANSI

Binti Musyarofah. ANALISIS SWOT ASURANSI SYARIAH. Dikutip 06 Maret


2020 dari blogspot: http://jenispelajaran.blogspot.com/2011/10/analisis-swot-
asuransi-syariah.html

Anda mungkin juga menyukai