Anda di halaman 1dari 47

Anggaran Bahan Baku

Bahan Baku yang digunakan dalam proses produksi


dikelompokan menjadi bahan Baku langsung (direct material)
dan bahan baku tidak langsung (indirect material).
Bahan baku langsung
merupakan bagian dari produksi jadi yang biayanya dengan
mudah dapat ditelusuri dari biaya produk tersebut. Bahan baku
ini sifatnya variabel
Bahan Baku tidak langsung
Merupakan bahan baku yang dipakai dalam proses produksi,
tetapi biayanya sulit ditelusuri dari biaya produksi tersebut.
Anggaran bahan baku hanya merencanakan kebutuhan dan
penggunaan bahan baku langsung. Bahan baku tidak langsung
akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead.
TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN
BAKU
a. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku
b. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang
diperlukan.
c. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana
yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan
baku
d. Sebagai dasar penyusunan product costing, yaitu
memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena
penggunaan bahan bahan baku
e. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan
baku.
Anggaran Bahan Baku terdiri dari:
1. Anggaran kebutuhan bahan baku
kebutuhan bahan baku dirinci menurut
menurut jenisnya, barang jadi yang dihasilkan,
serta menurut bagian-bagian dalam pabrik yang
menggunakan bahan baku tersebut.
2. Anggaran pembelian bahan baku.
Bahan baku yang harus dibeli diperhitungkan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor
persediaan dan kebutuhan bahan baku
Anggaran Bahan Baku terdiri dari:
3. Anggaran persediaan bahan baku
Anggaran ini merupakan suatu perencanaan yang
terkunci atas kuantitas bahan baku yang
disimpan sebagai persediaan.
4. Anggaran biaya bahan baku yang habis
digunakan dalam dalam produksi.
Anggaran ini merencanakan nilai bahan baku
yang digunakan dalam satuan uang.
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU
Anggaran ini disusun untuk merencanakan jumlah fisik
bahan baku langsung yang diperlukan. Secara terperinci
pada anggaran ini harus dicantumkan :
- Jenis barang jadi yang dihasilkan
- Jenis bahan baku yang digunakan
- Bagian-bagian yg dilalui dalam proses produksi
- Standar penggunaan dalam bahan baku
- Waktu penggunaan bahan baku

 Standar penggunaan bahan baku adalah bilangan yang


menunjukan berapa satuan bahan baku yang diperlukan
untuk menghasilkan 1 (satu) satuan barang jadi.
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU
Misalnya :
Standar penggunaan = 2, untuk barang jadi A dan
bahan baku x.
Artinya :
Untuk menghasilkan 1 unit barang A diperlukan 2 unit
bahan baku x.
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU
Selain itu dicantumkan pula :
Jumlah masing-masing jenis barang jadi
Waktu penggunaan bahan baku (dinyatakan dalam
bulan atau kuartal)
PT. GUNUNG KIDUL
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN baku TAHUN 2009
  Bahan baku X Bahan baku Y
  Produksi SP Kebutuhan Produksi SP Kebutuhan
Kuartal I          
Barang A          
Barang B          
Jumlah            
Kuartal II          
Barang A          
Barang B          
Jumlah            
Kuartal III          
Barang A          
Barang B          
Jumlah            
Kuartal IV          
Barang A          
Barang B          
Jumlah            
Keterangan : SP = Standar Penggunaan Bahan
PT. GUNUNG KIDUL
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN baku TAHUN 2009
    BAGIAN I BAGIAN II BAGIAN III
WAKTU JUMLAH Material X Material Y Material X Material Y Material X Material Y
  PRODUKSI SP ∑ SP ∑ SP ∑ SP ∑ SP ∑ SP ∑
Kuartal I                          
Barang A                          
Barang B                          
Jumlah                          
Kuartal II                          
Barang A                          
Barang B                          
Jumlah                          
Kuartal III                          
Barang A                          
Barang B                          
Jumlah                          
Kuartal IV                          
Barang A                          
Barang B                          
Jumlah                          
MENENTUKAN KEBUTUHAN BAHAN baku
(1)
Untuk menentukan jumlah bahan baku yang
dibutuhkan dapat ditentukan dengan berbagai
cara :
1. Perkiraan langsung.
Dengan cara ini mengandung banyak resiko,
berupa terlalu besar atau terlalu kecilnya
perkiraaan. Karena itu cara ini sebaiknya
diserahkan pada pihak yang telah
berpengalaman dalam memprodusir barang.
MENENTUKAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU

cara ini lebih menguntungkan karena:


- lebih mudah
- lebih cepat
- lebih ringan biayanya
MENENTUKAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU
2. Perhitungan standar penggunaan bahan baku
Misalnya :
PT. Gunung kidul memproduksi 2 macam barang
yaitu barang A dan B dengan menggunakan bahan
baku X, Y.
RENCANA PRODUKSI SELAMA 6 BULAN

Bulan A B

Januari 110 800

Februari 120 900

Maret 100 800

April 130 700

Mei 120 1000

Juni 140 1000


Standar pengguanaan untuk setiap jenis bahan baku

Bahan baku

Barang x y z

A 2 3 2

B 3 2 1
CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN
baku
Harga setiap unit masing-masing bahan baku :
X = Rp. 50
Y = Rp. 60
Z = Rp. 70
sehingga anggaran kebutuhan bahan baku 20008
dapat disusun :
PT. GUNUNG KIDUL
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN baku
JANUARI - JUNI 2009
  PRODUKSI Bahan baku X Bahan baku Y Bahan baku Z
    SP Kebutuhan SP Kebutuhan SP Kebutuhan
Barang A              
Januari 110 2 220 3 330 2 220
Februari 120 2 240 3 360 2 240
Maret 100 2 200 3 300 2 200
April 130 2 260 3 390 2 260
Mei 120 2 240 3 360 2 240
Juni 140 2 280 3 420 2 280
Jumlah 720   1,440   2,160   1,440
Barang B              
Januari 800 3 2400 2 1600 1 800
Februari 900 3 2700 2 1800 1 900
Maret 800 3 2400 2 1600 1 800
April 700 3 2100 2 1400 1 700
Mei 1000 3 3000 2 2000 1 1000
Juni 1000 3 3000 2 2000 1 1000
Jumlah 5,200   15,600   10,400   5,200
Jumlah     17,040   12,560   6,640
Kebutuhan              
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
Apabila bahan baku yang dibeli terlalu besar akan
mengakibatkan bertumpuknya bahan baku di gudang
yang mungkin menurunkan kualitas biaya
penyimpanan menjadi lebih besar sebaliknya bila
terlalu kecil akan menghambat kelancaran proses
produksi.
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
Jumlah pembelian paling ekonomis
(Ekonomic Order Quantity)
Dalam menghitung EOQ dipertimbangkan 2 jenis biaya
yang bersifat variabel:
1. Biaya Pemesanan (berhubungan -)
misal: biaya persiapan pemesanan, administrasi,
pengiriman pemesanan, dll.
2. Biya penyimpanan (berhubungan +)
misal : biaya pemeliharaan, asuransi, perbaikan
kerusakan.
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
Dengan memperhatikan kedua jenis biaya diatas, maka
jumlah pembelian ekonomis dapat dihitung dengan rumus
:
EOQ = √2R.S
P.I
dimana :
R = jumlah bahan baku yang dibeli
S = biaya pemesanan
P = harga/unit bahan baku
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam %
dipersediaan rata-rata
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
atau :
EOQ = √ 2R.S
C/unit
dimana :
C/unit = biaya penyimpanan setiap unit bahan
baku.
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
Contoh :
PT. ADINDA memperkirakan kebutuhan bahan
baku selama tahun 2000 sebanyak 1000 kg. setiap
kali dipesan dikeluarkan biaya sebesar Rp. 50
sebagai biaya perangko. Harga/kg bahan baku
adalah Rp. 20, biaya penyimpanan sebesar 50% dari
persediaan rata-rata. Selain itu diketahui pula biaya
penyimpanan setiap kg bahan baku adalah Rp. 10.
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
Jawab :
EOQ = √2 x 1000 x 50 = 100 kg atau
20 x 0,50
EOQ = √ 2 x 1000 x 50 = 100 kg
10
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Untuk kelancaran proses produksi perlu
ditentukan pula kapan pemesanan bahan baku
harus dilakukan agar bahan baku itu dapat datang
tepat waktu yang dibutuhkan. Keterlambatan
bahan baku akan menimbulkan biaya yang
disebut STOCK OUT COST (SOC). Sebaliknya
bahan baku yang datangnya lebih awal akan
menimbulkan biaya yang disebut : EXTRA
CARRAYING COST (ECC)
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Sehingga dalam menentukan waktu pemesanan
bahan baku perlu diperhatikan Lead Time (jangka
waktu sejak dilakukan pemesanan sampai saat
datangnya bahan baku yang dipesan dan siap untuk
digunakan dalam proses produksi). Setelah
diperhitungkan Lead Time maka baru dapat
ditentukan Reorder Point (saat dimana harus
dilakukan pemesanan kembali)
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Untuk merencanakan saat pemesanan bahan baku
pada periode mendatang, perlu diperhatikan faktor-
faktor :
- Lead Time yang terjadi pada
pemesanan-pemesanan sebelumnya (data
historis)
- Extra Carryng Cost (ECC)
- Stock Out Cost (SOC)
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Dalam melakukan pengamatan data historis, harus
dilakukan terhadap beberapa data, untuk dihitung
probabilitas dari pengamatan
Umpamanya :
Diamati 60 data historis tentang lead time. Ke 60
data menunjukan :
- Lead time 5 hari = 30 buah
- Lead time 4 hari = 20 buah
- Lead time 6 hari = 10 buah
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Sehingga probabilitasnya :

- Lead time 5 hari = 20/60 x 100% = 33,3%


- Lead time 4 hari = 30/60 x 100% = 50%
- Lead time 6 hari = 10/60 x 100% = 16,7%
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Contoh perhitungan Reorder Point
PT. MERANA memperkirakan kebutuhan barang baku
tahun 2008 sebesar 10.000 Kg. untuk merencanakan kapan
saat pemesanan yang tepat harus dilakukan, diamati 20
buah data pemesanan yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya. Dari pengamatan tersebut diperoleh
kenyataan :
- Lead time 3 hari = 5 buah
- Lead time 4 hari = 10 buah
- Lead time 5 hari = 5 buah
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Biaya penyimpanan bahan baku per kg/tahun
adalah Rp. 2,00. Biaya pemesanan (setiap kali
pemesan) adalah 100,00. Apabila kehabisan biaya
pemesanan maka dapat dicari bahan baku
pengganti dengan biaya Rp. 0,50 bagi setiap unit
bahan baku pengganti. Apabila 1 tahun dianggap
300 hari, kapan pemesanan kembali harus
dilakukan.
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Jawab :
Diket : Kebutuhan bahan baku = R = 10.000 Kg
Biaya penyimpanan = c/unit = Rp.
2,00/Kg/thn
Biaya pemesanan = S = Rp. 100
SOC = Rp. 0,50/Kg
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Lead time Frekuensi Probabilitas
3 hari 5 5/20x100%= 25%=0,25
4 hari 10 10/20x100%= 50%=0,30
5 hari 5 5/20x100%= 25%=0,25
20 100% 1
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
EOQ = √ 2R.S = √2 x 10.000 x 100 = 100 kg
C/unit 2

Frekuensi pemesanan = 10.000 = 10 kali


100

Biaya penyimpanan perhari perorder


1.000 x 2 = Rp. 6,67
300
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Bila lead time = 3 hari
ECC = 0 (karena 3 hari adalah waktu yang
paling tepat atau tidak mungkin lebih
cepat lagi)
Bila lead time = 4 hari
ECC = 1 (0,25)(Rp. 6,67) = Rp. 1,6675
keterangan: ada kemungkinan bahan baku datang
dalam 3 hari (1 hari lebih cepat) dengan
probabilitas 0,25
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Bila lead time = 5 hari
ECC = 2 (90,25)(Rp. 6,67) = Rp. 3,335
= 1 (0,50)(Rp. 6,67) = Rp. 3,335
Rp. 6,670
Keterangan: ada kemungkinan bahan baku datang
dalam 3 hari (2 hari lebih cepat) dengan
probabilitas 0,25 atau dalam 4 hari (1 hari lebih
cepat) dengan probabilitas 0,50
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Stock Out Cost (SOC)
Kebutuhan bahan baku/hari = 10.000 = 33,3 Kg
300
SOC/Kg = Rp. 0,50
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Bila lead time = 5 hari
SOC = 0 (karena 5 hari merupakan waktu paling
lama atau tidak mungkin lebih lambat
lagi)
Bila lead time = 4 hari
SOC = 1(0,25)(33,3)(Rp. 0,50) = RP. 4,1625
ada kemungkinan bahan baku datang dalam 5
hari (1 hari lebih lambat) dengan probabilitas 0,25
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Bila lead time = 3 hari
SOC = 2(0,25)(33,3)(Rp. 0,50) = Rp. 8,325
SOC = 1(0,50)(33,3)(Rp. 0,50) = Rp. 8,325
Rp. 16,650

dari perhitungan ECC dan SOC diatas dapat


dibuat sebagai berikut :
EEC SOC Total

Lead
Time Per Order Per Tahun Per Order Per Tahun Per Tahun

3 hari 0 0 16.65 166.5 166.5

4 hari 1.6675 16.675 4.1625 41.625 58.3

5 hari 6.67 66.7 0 0 66.7


WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Setelah lead time diketahui, tinggal dihubungkan
dengan kebijakan mengenai besarnya persediaan.
Pemesanan kembali dilakukan pada saat persediaan
ditambah penggunaan selama lead time.
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Misalnya :
- Persediaan ditetapkan untuk kebutuhan = 333,0 Kg
- Kebutuhan selama lead time
(4x33,3 Kg) = 133,2 Kg
Saat pemesanan kembali 466,2 Kg
BENTUK DASAR ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN
BAKU
Anggaran pembelian bahn baku dapat disusun apabila
total kebutuhan bahan baku untuk suatu periode telah
ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :
Persediaan Akhir xxx
Kebutuhan bahan baku xxx +
Jumlah Kebutuhan xxx
Persediaan Awal xxx -
Pembelian Bahan baku xxx
BENTUK DASAR ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN
BAKU
Dalam anggaran pembelian bahan baku di
cantumkan :
1. Jenis bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi.
2. Jumlah yang harus dibeli.
3. Harga persatuan bahan baku.
CONTOH ANGGARAN
PEMBELIAN BAHAN BAKU
Contoh soal :
PT. ABADI memproduksi barang A dengan
menggunakan 3 jenis bahan baku x, y dan z. kebutuhan
masing-masing bahan baku selama tahun 2019 adalah
sebagai berikut :
Bahan baku Persedian Akhir

Kuartal X Y Z X Y Z

I 1100 1400 1000 370 345 340

II 700 1200 1000 130 100 125

III 600 1200 1000 150 150 100

IV 600 1200 1000 150 125 100

Jumlah 3000 5000 4000      


CONTOH ANGGARAN
PEMBELIAN BAHAN BAKU
Persediaan Awal Tahun 2019 Harga/satuan Bahan baku
X 100 Rp. 10
Y 150 Rp. 15
Z 100 Rp. 10

Maka anggaran pembelian bahan baku dapat disusun sebagai


berikut :
PT. ABADI
Anggaran pembelian Bahan baku
2019
Jenis Bahan baku Kebutuhan Bahan baku Persedian Jumlah Persediaan Pembelian
dan Waktu Untuk Produksi Akhir Kebutuhan Awal Unit Harga Jumlah
Bahan baku X              
Kuartal I 1100 370 1470 100 1370 Rp. 10 Rp. 13.700
II 700 130 830 370 460   Rp. 4.600
III 600 150 750 130 620   Rp. 6.200
IV 600 150 750 150 600   Rp. 6.000
∑ (1 Tahun) 3000 800 3800 750 3050   Rp. 30.500
Bahan baku Y              
Kuartal I 1400 345 1745 150 1595  Rp 15 Rp. 23.925
II 1200 100 1300 345 955   Rp. 14.325
III 1200 150 1350 100 1250   Rp. 18.750
IV 1200 125 1325 150 1175   Rp. 17.625
∑ (1 Tahun) 5000 720 5720 745 4975   Rp. 74.625
Bahan baku Z              
Kuartal I 1000 340 1340 100 1240  Rp 10 Rp.12.400
II 1000 125 1125 340 785   Rp. 7.850
III 1000 100 1100 125 975   Rp. 9.750
IV 1000 100 1100 100 1000   Rp.10.000
∑ (1 Tahun) 4000 665 4665 665 4000   Rp.40.000

Anda mungkin juga menyukai