Bulan A B
Bahan baku
Barang x y z
A 2 3 2
B 3 2 1
CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN
baku
Harga setiap unit masing-masing bahan baku :
X = Rp. 50
Y = Rp. 60
Z = Rp. 70
sehingga anggaran kebutuhan bahan baku 20008
dapat disusun :
PT. GUNUNG KIDUL
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN baku
JANUARI - JUNI 2009
PRODUKSI Bahan baku X Bahan baku Y Bahan baku Z
SP Kebutuhan SP Kebutuhan SP Kebutuhan
Barang A
Januari 110 2 220 3 330 2 220
Februari 120 2 240 3 360 2 240
Maret 100 2 200 3 300 2 200
April 130 2 260 3 390 2 260
Mei 120 2 240 3 360 2 240
Juni 140 2 280 3 420 2 280
Jumlah 720 1,440 2,160 1,440
Barang B
Januari 800 3 2400 2 1600 1 800
Februari 900 3 2700 2 1800 1 900
Maret 800 3 2400 2 1600 1 800
April 700 3 2100 2 1400 1 700
Mei 1000 3 3000 2 2000 1 1000
Juni 1000 3 3000 2 2000 1 1000
Jumlah 5,200 15,600 10,400 5,200
Jumlah 17,040 12,560 6,640
Kebutuhan
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
Apabila bahan baku yang dibeli terlalu besar akan
mengakibatkan bertumpuknya bahan baku di gudang
yang mungkin menurunkan kualitas biaya
penyimpanan menjadi lebih besar sebaliknya bila
terlalu kecil akan menghambat kelancaran proses
produksi.
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
Jumlah pembelian paling ekonomis
(Ekonomic Order Quantity)
Dalam menghitung EOQ dipertimbangkan 2 jenis biaya
yang bersifat variabel:
1. Biaya Pemesanan (berhubungan -)
misal: biaya persiapan pemesanan, administrasi,
pengiriman pemesanan, dll.
2. Biya penyimpanan (berhubungan +)
misal : biaya pemeliharaan, asuransi, perbaikan
kerusakan.
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
Dengan memperhatikan kedua jenis biaya diatas, maka
jumlah pembelian ekonomis dapat dihitung dengan rumus
:
EOQ = √2R.S
P.I
dimana :
R = jumlah bahan baku yang dibeli
S = biaya pemesanan
P = harga/unit bahan baku
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam %
dipersediaan rata-rata
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
atau :
EOQ = √ 2R.S
C/unit
dimana :
C/unit = biaya penyimpanan setiap unit bahan
baku.
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
Contoh :
PT. ADINDA memperkirakan kebutuhan bahan
baku selama tahun 2000 sebanyak 1000 kg. setiap
kali dipesan dikeluarkan biaya sebesar Rp. 50
sebagai biaya perangko. Harga/kg bahan baku
adalah Rp. 20, biaya penyimpanan sebesar 50% dari
persediaan rata-rata. Selain itu diketahui pula biaya
penyimpanan setiap kg bahan baku adalah Rp. 10.
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
Jawab :
EOQ = √2 x 1000 x 50 = 100 kg atau
20 x 0,50
EOQ = √ 2 x 1000 x 50 = 100 kg
10
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Untuk kelancaran proses produksi perlu
ditentukan pula kapan pemesanan bahan baku
harus dilakukan agar bahan baku itu dapat datang
tepat waktu yang dibutuhkan. Keterlambatan
bahan baku akan menimbulkan biaya yang
disebut STOCK OUT COST (SOC). Sebaliknya
bahan baku yang datangnya lebih awal akan
menimbulkan biaya yang disebut : EXTRA
CARRAYING COST (ECC)
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Sehingga dalam menentukan waktu pemesanan
bahan baku perlu diperhatikan Lead Time (jangka
waktu sejak dilakukan pemesanan sampai saat
datangnya bahan baku yang dipesan dan siap untuk
digunakan dalam proses produksi). Setelah
diperhitungkan Lead Time maka baru dapat
ditentukan Reorder Point (saat dimana harus
dilakukan pemesanan kembali)
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Untuk merencanakan saat pemesanan bahan baku
pada periode mendatang, perlu diperhatikan faktor-
faktor :
- Lead Time yang terjadi pada
pemesanan-pemesanan sebelumnya (data
historis)
- Extra Carryng Cost (ECC)
- Stock Out Cost (SOC)
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Dalam melakukan pengamatan data historis, harus
dilakukan terhadap beberapa data, untuk dihitung
probabilitas dari pengamatan
Umpamanya :
Diamati 60 data historis tentang lead time. Ke 60
data menunjukan :
- Lead time 5 hari = 30 buah
- Lead time 4 hari = 20 buah
- Lead time 6 hari = 10 buah
WAKTU PEMBELIAN BAHAN BAKU
Sehingga probabilitasnya :
Lead
Time Per Order Per Tahun Per Order Per Tahun Per Tahun
Kuartal X Y Z X Y Z