Anda di halaman 1dari 21

BAB 7

PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA TIDAK


LANGSUNG
Pengertian

Departementalisasi BOP adalah pembagian


pabrik ke dalam bagian-bagian yang
disebut departemen atau pusat biaya yg
dibebani BOP.

Departementalisasi BOP bermanfaat untuk


pengendalian biaya dan ketelitian
penentuan harga pokok produk
Langkah-langkah Penentuan Tarif BOP
per Departemen

• Penyusunan anggaran BOP per departemen.


• Alokasi BOP departemen pembantu ke
departemen produksi.
• Perhitungan tarif pembebanan BOP per
departemen.
Penyusunan Anggaran BOP per
Departemen

Penyusunan anggaran BOP per departemen


dibagi menjadi 4 tahap utama yaitu :
a. Penaksiran BOP-langsung departemen atas dasar
kapasitas yg direncanakan untuk tahun anggaran.
b. Penaksiran BOP-tak langsung departemen.
c. Distribusi BOP-tak langsung departemen ke
departemen-departemen yg menikmatinya
d. Menjumlah seluruh BOP per departemen untuk
mendapatkan BOP per departemen.
Jenis-jenis Departemen

• Departemen Produksi (producing departement)


secara langsung bertanggungjawab untuk
menciptakan produk atau jasa yang dijual ke
konsumen.
• Departemen pendukung (support departement)
menyediakan jasa pendukung yang penting untuk
departemen produksi.
Tujuan Alokasi

1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang


menguntungkan.
2. Untuk menghitung profitabilitas lini produk.
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari
perencanaan dan pengendalian.
4. Untuk menilai persediaan.
5. Untuk memotivasi para manajer.
Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung

1. Metode Langsung
merupakan metode yang paling sederhana dan paling
langsung mengalokasikan biaya departemen pendukung.
2. Metode Berurutan (step method)
Metode alokasi berurutan mengakui bahwa interaksi di
antara departemen pendukung telah terjadi. Akan tetapi,
metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi
departemen pendukung. Alokasi biaya dilaksanakan
secara tahap demi tahap, mengikuti prosedur penetapan
peringkat yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung

3. Metode timbal balik (reciprocal method) mengakui


semua interaksi di antara departemen pendukung.
Menurut metode ini, salah satu departemen
pendukung menggunakan angka departemen lain
dalam menentukan total biaya setiap departemen
pendukung, dimana total biaya mencerminkan
interaksi di antara departemen pendukung. Jadi, total
biaya yang baru dari departemen pendukung
dialokasikan ke departemen produksi.
Ilustrasi

• XYZ company memproduksi sebuah produk dalam


pabrik yang memiliki dua departemen produksi yaitu
departemen Penggerindaan dan Perakitan. Serta dua
departemen pendukung yaitu departemen listrik dan
departemen pemeliharaan. Faktor kausal
pembebanan listrik adalah killowatt-jam dan faktor
kausal pembebanan biaya pemeliharaan adalah jam
pemeliharaan. Faktor-faktor kausal ini digunakan
sebagai dasar untuk alokasi.
Data berikut berhubungan dengan XYZ Company:

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya Langsung* $250.000 $160.000 $100.000 $ 60.000
Aktivitas Normal:
Kilowatt-jam - 200.000 600.000 200.000
Jam Pemeliharaan 1.000 - 4.500 4.500

*Untuk departemen produksi, biaya langsung merujuk hanya pada biaya overhead yang secara
langsung dapat ditelusuri pada departemen.
Metode Langsung

• Rasio alokasi untuk Listrik didasarkan pada kilowatt-


jam:
Penggerindaan = 600.000/(600.000+200.000) = 0,75
Perakitan = 200.000/(600.000+200.000) = 0,25

Rasio alokasi untuk Pemeliharaan didasarkan pada


jam pemeliharaan:
Penggerindaan = 4.500/(4.500+4.500) = 0,50
Perakitan = 4.500/ (4.500+4.500) = 0,50
Metode Langsung

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya Langsung* $250.000 $160.000 $100.000 $
60.000
Listik (250.000) - 187.500 62.500
Pemeliharaan - (160.000) 80.000 80.000
$ 0 $ 0 $367.500 $202.500

Ket : Alokasi listrik didasarkan pada rasio kilowatt jam = 0,75 x $250.000 ; 0,25 x $250.000
Alokasi pemeliharaan didasarkan pada rasio jam pemeliharaan = 0,50 x $160.000 ;
0,50 x $160.000
Metode Berurutan
• Rasio alokasi untuk Listrik didasarkan pada kilowatt-jam:
Pemeliharaan = 200.000/(200.000+600.000+200.000) = 0,20
Penggerindaan = 600.000/(200.000+600.000+200.000) = 0,60
Perakitan = 200.000/(200.000+600.000+200.000) = 0,20

Rasio alokasi untuk Pemeliharaan didasarkan pada jam


pemeliharaan:
Penggerindaan = 4.500/(4.500+4.500) = 0.50
Perakitan = 4.500/ (4.500+4.500) = 0.50
Metode Berurutan

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya Langsung $250.000 $160.000 $100.000 $
60.000
Listik (250.000) 50.000 150.000 50.000
Pemeliharaan - (210.000) 105.000 105.000
$ 0 $ 0 $355.000 $215.000

Ket : Alokasi listrik didasarkan pada rasio kilowatt jam = 0,20 x $250.000 ; 0,60x$250.000;
0,20x $250.000
Alokasi pemeliharaan didasarkan pada rasio jam pemeliharaan = 0,50 x $210.000;
0,50 x $210.000
Metode Timbal Balik
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya Langsung* $250.000 $160.000 $100.000 $ 60.000
Aktivitas Normal:
Kilowatt-jam - 200.000 600.000 200.000
Jam Pemeliharaan 1.000 - 4.500 4.500

Proporsi Output yang Digunakan oleh Departemen


Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Rasio Alokasi :
Listrik - 0,20 0,60 0,20
Pemeliharaan 0,10 - 0,45 0,45
Metode Timbal Balik
• Total Biaya = Biaya langsung + Biaya yang dialokasikan
Pemeliharaan menerima 20 persen output listrik; listrik
menerima 10 persen output pemeliharaan.
• Misalkan P adalah total biaya departemen listrik dan M adalah
total biaya departemen pemeliharaan. Total biaya departemen
pendukung adalah jumlah dari biaya langsung ditambah proporsi
jasa yang diterima dari departemen pendukung lainnya. Maka
persamaan biaya untuk setiap departemen pendukung adalah:
P = Biaya langsung + Bagian dari biaya pemeliharaan
= $ 250.000 + 0,10 M (persamaan biaya listrik)
M = Biaya langsung + Bagian dari biaya listrik
= $160.000 + 0,20 P (persamaan biaya pemeliharaan)
Metode Timbal Balik
• Cara 1
• M = $160.000 + 0,20 P (persamaan biaya pemeliharaan)
M = $160.000 + 0,20 ($ 250.000 + 0,10 M)
M = $160.000 + $ 50.000 + 0,020 M
M - 0,020 M = $160.000 + $ 50.000
0,98 M = $ 210.000
M = $ 214.286

• P = $ 250.000 + 0,10 M
P = $ 250.000 + 0,10 ($ 214.286)
P = $ 250.000 + $21.428,6
p = $ 271.428,6
P = $ 271.429
Cara 2
P = $ 250.000 + 0,10 M
P = $ 250.000 + 0,10 (160.000 + 0,20 P)
Alokasi ke Departemen Produksi dengan Metode
Timbal-balik
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya Langsung $250.000 $160.000 $100.000 $
60.000
Listik (271.429) 54.000 162.857 54.286
Pemeliharaan 21.429 (214.286) 96.429 96.429
$ 0 $ 0 $359.286 $210.715

Ket : Alokasi listrik didasarkan pada rasio kilowatt jam = 0,20 x $271.429 ;
0.60 $ X $271.429; 0,20x $271.429
Alokasi pemeliharaan didasarkan pada rasio jam pemeliharaan = 0,45 x $214.286;
0,45 x $214.286
LAB

• Qeuillen company memproduksi sebuah produk


dalam pabrik yang memiliki dua departemen
produksi yaitu departemen Pabrikasi dan
Perakitan. Serta dua departemen pendukung
yaitu departemen SDM dan departemen
pemeliharaan. Penggerak aktivitas untuk SDM
adalah jumlah karyawan dan penggerak aktivitas
untuk Pemeliharaan adalah jam mesin.
Data berikut berhubungan dengan Queillen Company:

Departemen Pendukung Departemen Produksi


SDM Pemeliharaan Pabrikasi Perakitan
Biaya Langsung* $200.000 $130.000 $176.000 $
94.000
Aktivitas Normal:
Jumlah Karyawan - 10 20
20
Jam Pemeliharaan 6000 - 8.000 2.000

*Untuk departemen produksi, biaya langsung merujuk hanya pada biaya overhead yang secara
langsung dapat ditelusuri pada departemen.
Soal
Diminta:
Alokasikan biaya departemen pendukung ke
departemen produksi dengan menggunakan
metode:
a. Metode Langsung
b. Metode Berurutan
c. Metode Timbal-balik

Anda mungkin juga menyukai