A. PENJUALAN
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan
(retirements) dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aktiva lain atau dibuang
begitu saja (dihapuskan). Ayat jurnal yang harus dibuat untuk ketiga macam transaksi
tersebut sedikit berbeda, nilai buku aktiva yang bersangkutan harus dikeluarkan dari
pembukuan. Hal ini dengan mengkredit harga perolehan dan mendebit akumulasi
penyusutannya. Perlu dicatat bahwa suatu aktiva tetap tidak boleh dikeluarkan dari
pembukuan hanya karena telah habis disusutkan. Harga perolehan maupun akumulasi
penyusutan aktiva tetap yang telah habis disusutkan tetap disajikan, walaupun kalau
dinettokan, nilai bukunya sama dengan nol.
Apabila suatu aktiva tetap dijual, nilai bukunya dihitung sampai dengan tanggal
penjualan, kemudian dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima. Selisih yang
diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva tetap. Contoh : mobil
yang dibeli pada tanggal 2 Januari 200A, dijual pada tanggal 1 Juli 200D dengan harga Rp
5.000. Harga perolehan mobil adalah Rp 10.000. Penyusutan dilakukan dengan metode garis
lurus atas dasar masa manfaat 5 tahun. Nilai sisa dianggap dengan nol.
Nilai buku pada saat penjualan dihitung sebagai berikut :
Harga Perolehan Rp 10.000
Akumulasi penyusutan :
Penyusutan tahun 200A Rp 2.000
Penyusutan tahun 200B Rp 2.000
Penyusutan tahun 200C Rp 2.000
Penyusutan tahun 200D Rp 1.000
7.000
Nilai buku 1 Juli 200D Rp 3.000
Penyusutan untuk tahun 200D hanya berjumlah Rp 1.000. Jumlah ini merupakan
penyusutan selama 6 bulan yaitu dari tanggal 1 Januari 200D s/d saat penjualan 1 Juli 200D
belum dicatat.
Mobil yang nilai bukunya Rp 3.000 dijual dengan harga Rp 5.000, ini berarti
terdapat keuntungan sebesar Rp 2.000. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi
tersebut adalah sbb:
(1) (D) Biaya penyusutan 1.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000
13
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II
Ayat jurnal (1) mencatat penyusutan yang harus dibebankan dari tanggal 1 Januari
s/d 1 Juli 200D, saat penjualan dilakukan. Ayat jurnal ini harus dibuat lebih dahulu, karena
jurnal penyusutan reguler baru akan dibuat akhir tahun. Setelah ayat jurnal ini dibuat,
akumulasi penyusutan untuk aktiva yang bersangkutan menjadi Rp 7.000.
Dalam contoh di atas, dianggap bahwa mobil dijual dengan harga diatas nilai
bukunya. Apabila mobil itu dijual dengan harga di bawah nilai buku, katakanlah Rp 2.500,
maka akan diderita kerugian sebesar Rp 500. Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
(1) (D) Biaya penyusutan 1.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000
B. PENUKARAN
Suatu aktiva yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain.
Penukaran aktiva tetap dapat dilakukan dengan aktiva tetap yang sejenis dan tidak sejenis
(misalnya mobil dengan mesin). Dalam penukaran (trade in) aktiva tetap, terlebih dahulu
ditentukan nilai tukarnya (trade-in allowance). Selisih antara nilai tukar aktiva lama dengan
harga aktiva baru merupakan jumlah yang harus dibayarkan. Selisih antara nilai tukar dengan
nilai buku merupakan keuntungan atau kerugian dari penukaran.
Ada 2 cara pencatatan untuk transaksi penukaran aktiva tetap yakni:
1) Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, keuntungan atau kerugian dibebankan
dalam tahun berjalan
2) Untuk penukaran aktiva sejenis keuntungan dikurangkan aktiva baru, sedang kerugian
dibebankan dalam tahun berjalan
Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, anggaplah bahwa pada tanggal 1 Juli 200D
suatu Mesin ditukar dengan tanah. Mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 200A dengan harga
Rp 100.000, harga tanah Rp 150.000. Metode penyusutan yang digunakan garis lurus dengan
masa manfaat 10 tahun. Untuk penukaran ini, Mesin sepakat untuk dinilai sebesar Rp 90.000.
Perhitungan nilai buku, jumlah yang harus dibayar dan keuntungan dari penukaran adalah
sebagai berikut:
Harga peroleh Mesin Rp 100.000
Akumulasi penyusutan :
S/d 31 Desember 200C Rp 30.000
Tahun 200D (s.d Juli) 5.000
35.000
Nilai buku pada saat penukaran Rp 65.000
14
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II
15
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II
Ayat jurnal tersebut diatas juga berlaku apabila penukaran dilakukan untuk aktiva yang
sejenis. Keuntungan (kerugian) karena penukaran aktiva tetap dilaporkan sebagai pendapatan
(biaya) lain-lain.
C. PENGHAPUSAN
Kemungkinan lain bagi aktiva tetap yang sudah tidak bermanfaat adalah dihapuskan.
Ini terjadi kalau aktiva tetap
tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aktiva tetap belum disusutkan penuh,
maka akibat penghapusan ini adalah terjadinya kerugian sebesar nilai buku. Apabila mesin,
seperti yang disebutkan pertama dalam contoh penukaran di atas dihapuskan, maka ayat
jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:
(1) (D) Biaya penyusutan 5.000
(K) Akumulasi penyusutan 5.000
Ayat jurnal (1) adalah ayat jurnal untuk mencatat penyusutan dari tanggal 1 Januari 200D sd
1 Juli 200D, yang belum dicatat. Nilai buku pada tanggal 1 juli 200D, saat terjadi tabrakan,
adalah Rp 3.000. Ayat jurnal (2) mencatat penghapusan aktiva tetap, sedang ayat jurnal (3)
mencatat klaim asuransi yang akan diterima. Perhatikan bahwa kalim asuransi dicatat sebagai
pendapatan. Pendapatan klaim asuransi digolongkan ke dalam pendapatan lain-lain.
Apabila mobil tadi tidak diasuransikan, ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sbb:
(1) (D) Biaya penyusutan 1.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000
(2) (D) Akumulasi penyusutan 7.000
(D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap 3.000
16
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II
E. PENGELUARAN PENDAPATAN
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan
manfaat untuk tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu, pengeluaran
pendapatan akan dibebankan sebagai beban. Beban pemeliharaan dan perbaikan rutin
17
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II
merupakan contoh dari jenis pengeluaran ini. Beban pemeliharaan adalah beban-beban yang
terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam keadaan baik. Beban perbaikan adalah beban-
beban untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik.
G. AMORTISASI
Seperti halnya aktiva tetap berwujud, nilai aktiva tetap tak berwujud juga harus
disusutkan, yang dalam hal ini disebut amortisasi (amortization).
Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode garis
lurus. Harga perolehan aktiva tak berwujud kategori:
18
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II
1) Diamortisasikan selama jangka waktu yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila ternyata
jangka waktu kegunanya lebih lama atau lebih singkat dari yang diperkirakan semula,
maka dapat dilakukan koreksi seperlunya.
2) Diamortisasikan sesuai pertimbangan perusahaan, asalkan amortisasi tersebut layak
dan masuk akal.
Seperti halnya penyusutan aktiva tetap berwujud, amortisasi aktiva tak berwujud dicatat
dengan mendebit perkiraan beban amortisasi dan mengkredit akun akumulasi amortisasi atau
langsung ke perkiraan aktiva yang bersangkutan.
Anggaplah bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah mengeluarkan uang
sebesar Rp 25.000. Perolehan ini dicatat sebagai berikut:
(D) Hak paten 25.000
(K) Bank 25.000
Anggaplah juga bahwa masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi tahunan
dari hak paten ini , dengan demikian, adalah: 10% x Rp. 25.000 = Rp 2.500. ayat jurnal yang
harus dibuat adalah:
(D) Biaya amortisasi 2.500
(K) Hak Paten 2.500
Untuk menggambarkan pencatatan biaya riset dan pengembangan, anggaplah bahwa suatu
perusahaan telah mengeluarkan biaya riset dan pengembangan sebesar Rp 10.000 dalam
tahun 200A dan Rp 12.000 selama tahun 200B. Biaya riset dan pengembangan ini merupakan
biaya rutin yang selalu dianggarkan oleh perusahaan. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk
mencatat transaksi ini adlah sbb:
200A
(D) Biaya riset dan pengembangan 10.000
(K) Bank 10.000
200B
(D) Biaya riset dan pengembangan 12.000
(K) Bank 12.000
Apabila riset dan pengembangan tersebut di atas dilakukan untuk suatu produk tertentu yang
dapat diindentifikasikan secara spesifik, maka sisi debit dari ayat-ayat jurnal di atas diganti
denga pos aktiva: Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan. Apabila, kemudian
dapat dipastikan bahwa riset dan pengembangan untuk produk spesifik tadi dinyatakan gagal,
ayat jurnal beriktu perlu dibuat
(D) Biaya riset dan pengembangan 22.000
(K) Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan 22.000
19
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II
dalam perhitungan rugi laba, yang dalam hal sumber-sumber alam disebut deplesi. Pada
umumnya deplesi dihitung berdasarkan metode unit produksi.
Sebagai contoh anggaplah bahwa sebuah perusahaan harus membayar Rp 1.000.000
untuk mendapatkan hak eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi di suatu daerah. Ayat jurnal
yang perlu dibuat untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:
(D) Hak pengusahaan sumber alam 1.000.000
(K) Bank 1.000.000
Anggaplah juga bahwa setelah mengadakan eksplorasi dan pengembangan cadangan minyak
yang diperoleh adalah 500.000 barel. Selama tahun 200A perusahaan tersebut memproduksi
60.000 barel. Tarif deplesi dihitung sebagai berikut:
Tarif deplesi = 60.000 = 12%
500.000
Biaya deplesi untuk tahun 200A adalah Rp. 120.000 (12% x Rp 1.000.000).
ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
(D) Biaya deplesi 120.000
(K) Hak pengusahaan sumber alam 120.000
Oleh karena cadangan minyak serta biaya-biaya eksplorasi dan pengembangan selalu
berubah, maka biasa tarif deplesi ditetapkan tiap-tiap tahun.
AKTIVA LAIN-LAIN
Pos-pos yang dapat secara layak digolongkan dalam aktiva lancar, investasi/penyertaan,
aktiva tetap maupun aktiva tidak berwujud, seperti mesin-mesin yang tidak digunakan,
disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain.
---------------------------------------------------
LATIHAN SOAL
1. Kendaraan yang dibeli pada tanggal 5 januari 2012 dijual pada tanggal 1 juli 2015
dengan harga Rp. 6.000.000. Harga perolehan kendaraan tersebut sebesar Rp.
16.000.000. Penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus atas dasar masa manfaat 5
tahun dan nilai sisa dianggap nol.
Diminta:
Hitung dan buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi penjualan kendaraaan tersebut!
2. Pada tanggal 1 Juli 2014 suatu mesin ditukar dengan kendaraan. Mesin tersebut dibeli
pada tanggal 2 Januari 2011 dengan harga Rp 10.000.000, sedangkan harga kendaraan
Rp 25.000.000. Metode penyusutan yang digunakan adalah garis lurus dengan masa
manfaat 5 tahun. Untuk penukaran ini, mesin sepakat untuk dinilai sebesar Rp
9.000.000.
Diminta:
Hitunglah nilai buku, jumlah yang harus dibayar dan keuntungan/kerugian dari
penukaran serta buatlah ayat jurnalya.
20
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II
21
STIE TRI DHARMA NUSANTARA