Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II

“AKTIVA TETAP BERWUJUD (Penarikan)


DAN AKTIVA TAK BERWUJUD”
(FIXED ASSETS AND INTANGIBLE ASSETS)

A. PENJUALAN
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan
(retirements) dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aktiva lain atau dibuang
begitu saja (dihapuskan). Ayat jurnal yang harus dibuat untuk ketiga macam transaksi
tersebut sedikit berbeda, nilai buku aktiva yang bersangkutan harus dikeluarkan dari
pembukuan. Hal ini dengan mengkredit harga perolehan dan mendebit akumulasi
penyusutannya. Perlu dicatat bahwa suatu aktiva tetap tidak boleh dikeluarkan dari
pembukuan hanya karena telah habis disusutkan. Harga perolehan maupun akumulasi
penyusutan aktiva tetap yang telah habis disusutkan tetap disajikan, walaupun kalau
dinettokan, nilai bukunya sama dengan nol.
Apabila suatu aktiva tetap dijual, nilai bukunya dihitung sampai dengan tanggal
penjualan, kemudian dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima. Selisih yang
diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva tetap. Contoh : mobil
yang dibeli pada tanggal 2 Januari 200A, dijual pada tanggal 1 Juli 200D dengan harga Rp
5.000. Harga perolehan mobil adalah Rp 10.000. Penyusutan dilakukan dengan metode garis
lurus atas dasar masa manfaat 5 tahun. Nilai sisa dianggap dengan nol.
Nilai buku pada saat penjualan dihitung sebagai berikut :
Harga Perolehan Rp 10.000
Akumulasi penyusutan :
Penyusutan tahun 200A Rp 2.000
Penyusutan tahun 200B Rp 2.000
Penyusutan tahun 200C Rp 2.000
Penyusutan tahun 200D Rp 1.000
7.000
Nilai buku 1 Juli 200D Rp 3.000
Penyusutan untuk tahun 200D hanya berjumlah Rp 1.000. Jumlah ini merupakan
penyusutan selama 6 bulan yaitu dari tanggal 1 Januari 200D s/d saat penjualan 1 Juli 200D
belum dicatat.
Mobil yang nilai bukunya Rp 3.000 dijual dengan harga Rp 5.000, ini berarti
terdapat keuntungan sebesar Rp 2.000. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi
tersebut adalah sbb:
(1) (D) Biaya penyusutan 1.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000

(2) (D) Bank 5.000


(D) Akumulasi penyusutan 7.000
(K) Kendaraan 10.000
(K) Keuntungan dari penjualan aktiva tetap 2.000

13
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II

Ayat jurnal (1) mencatat penyusutan yang harus dibebankan dari tanggal 1 Januari
s/d 1 Juli 200D, saat penjualan dilakukan. Ayat jurnal ini harus dibuat lebih dahulu, karena
jurnal penyusutan reguler baru akan dibuat akhir tahun. Setelah ayat jurnal ini dibuat,
akumulasi penyusutan untuk aktiva yang bersangkutan menjadi Rp 7.000.
Dalam contoh di atas, dianggap bahwa mobil dijual dengan harga diatas nilai
bukunya. Apabila mobil itu dijual dengan harga di bawah nilai buku, katakanlah Rp 2.500,
maka akan diderita kerugian sebesar Rp 500. Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
(1) (D) Biaya penyusutan 1.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000

(2) (D) Bank 2.500


(D) Akumulasi penyusutan 7.000
(D) Kerugian karena penjualan aktiva tetap 500
(K) Kendaraan 10.000

B. PENUKARAN
Suatu aktiva yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain.
Penukaran aktiva tetap dapat dilakukan dengan aktiva tetap yang sejenis dan tidak sejenis
(misalnya mobil dengan mesin). Dalam penukaran (trade in) aktiva tetap, terlebih dahulu
ditentukan nilai tukarnya (trade-in allowance). Selisih antara nilai tukar aktiva lama dengan
harga aktiva baru merupakan jumlah yang harus dibayarkan. Selisih antara nilai tukar dengan
nilai buku merupakan keuntungan atau kerugian dari penukaran.
Ada 2 cara pencatatan untuk transaksi penukaran aktiva tetap yakni:
1) Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, keuntungan atau kerugian dibebankan
dalam tahun berjalan
2) Untuk penukaran aktiva sejenis keuntungan dikurangkan aktiva baru, sedang kerugian
dibebankan dalam tahun berjalan
Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, anggaplah bahwa pada tanggal 1 Juli 200D
suatu Mesin ditukar dengan tanah. Mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 200A dengan harga
Rp 100.000, harga tanah Rp 150.000. Metode penyusutan yang digunakan garis lurus dengan
masa manfaat 10 tahun. Untuk penukaran ini, Mesin sepakat untuk dinilai sebesar Rp 90.000.
Perhitungan nilai buku, jumlah yang harus dibayar dan keuntungan dari penukaran adalah
sebagai berikut:
Harga peroleh Mesin Rp 100.000
Akumulasi penyusutan :
S/d 31 Desember 200C Rp 30.000
Tahun 200D (s.d Juli) 5.000
35.000
Nilai buku pada saat penukaran Rp 65.000

Harga Tanah Rp 150.000


Nilai tukar Mesin 90.000
Jumlah yang harus dibayar Rp 60.000

14
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II

Nilai tukar mesin Rp 90.000


Nilai buku mesin 65.000
Keuntungan dari penukaran Rp 25.000
Ayat jurnal yang harus dibuat untuk transaksi tersebut di atas adalah sebagai berikut:
(1) (D) Biaya penyusutan 5.000
(K) Akumulasi Penyusutan 5.000

(2) (D) Tanah 150.000


(D) Akumulasi penyusutan 35.000
(K) Mesin 100.000
(K) Bank 60.000
(K) Keuntungan dari penukaran aktiva tetap 25.000
Apabila dalam contoh diatas, penukaran dilakukan untuk aktiva yang sejenis (katakanlah
Mesin dengan Mesin yang baru), maka ayat jurnal yang harus dibuat sebagai berikut:
(1) (D) Biaya penyusutan 5.000
(K) Akumulasi penyusutan 5.000

(2) (D) Mesin B (baru) 125.000


(D) Akumulasi penyusutan 35.000
(K) Mesin A (lama) 100.000
(K) Bank 60.000
Nilai Mesin baru adalah Rp 125.000. Jumlah ini merupakan harga mesin baru dikurangi
dengan keuntungan yang ditangguhkan. Anggaplah sekarang bahwa dalam penukaran Mesin
lama dengan Mesin baru tersebut di atas, nilai tukar Mesin lama yang disepakati bukan Rp
90.000 tetapi hanya Rp 50.000. Dalam keadaan demikian, penukaran tadi akan mendatangkan
kerugian. Penghitungan jumlah yang harus dibayar dan kerugian karena penukaran adalah
sebagai berikut:
(nilai buku = yang telah dihitung terdahulu):
Harga Mesin Baru Rp 150.000
Nilai tukar Mesin lama 50.000
Jumlah yang harus dibayar Rp 100.000

Nilai tukar Mesin lama Rp 50.000


Nilai buku Mesin lama 65.000
Kerugian karena penukaran Rp 15.000
Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
(1) (D) Biaya penyusutan 5.000
(K) Akumulasi penyusutan 5.000

(2) (D) Mesin Baru 150.000


(D) Akumulasi penyusutan 35.000
(D) Kerugian karena penukaran aktiva tetap 15.000
(K) Mesin lama 100.000
(K) Bank 100.000

15
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II

Ayat jurnal tersebut diatas juga berlaku apabila penukaran dilakukan untuk aktiva yang
sejenis. Keuntungan (kerugian) karena penukaran aktiva tetap dilaporkan sebagai pendapatan
(biaya) lain-lain.

C. PENGHAPUSAN
Kemungkinan lain bagi aktiva tetap yang sudah tidak bermanfaat adalah dihapuskan.
Ini terjadi kalau aktiva tetap
tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aktiva tetap belum disusutkan penuh,
maka akibat penghapusan ini adalah terjadinya kerugian sebesar nilai buku. Apabila mesin,
seperti yang disebutkan pertama dalam contoh penukaran di atas dihapuskan, maka ayat
jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:
(1) (D) Biaya penyusutan 5.000
(K) Akumulasi penyusutan 5.000

(2) (D) Akumulasi penyusutan 35.000


(D) Kerugian karena penghaousan aktiva tetap 65.000
(K) Mesin 100.000

Sepertinya halnya kerugian dari penjualan aktiva tetap, kerugian karena


penghapusan aktiva juga dilaporkan sebagai beban lain-lain. Untuk menggambarkan kejadian
ini, anggaplah bahwa mobil yang dibeli pada tanggal 2 Januari 200A dengan harga Rp
10.000, pada tanggal 1 Juli 200D mengalami tabrakan berat sehingga tidak dapat dipakai lagi.
Ganti rugi yang diterima dari perusahaan asuransi adalah Rp. 8.000. Ayat jurnal yang perlu
dibuat untuk mencatat kejadian ini adalah sebagai berikut:
(1) (D) Biaya penyusutan 1.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000

(2) (D) Akumulasi penyusutan 7.000


(D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap 3.000
(K) Kendaraan 10.000

(3) (D) Piutang klaim asuransi 8.000


(K) Pendapatan klaim asuransi 8.000

Ayat jurnal (1) adalah ayat jurnal untuk mencatat penyusutan dari tanggal 1 Januari 200D sd
1 Juli 200D, yang belum dicatat. Nilai buku pada tanggal 1 juli 200D, saat terjadi tabrakan,
adalah Rp 3.000. Ayat jurnal (2) mencatat penghapusan aktiva tetap, sedang ayat jurnal (3)
mencatat klaim asuransi yang akan diterima. Perhatikan bahwa kalim asuransi dicatat sebagai
pendapatan. Pendapatan klaim asuransi digolongkan ke dalam pendapatan lain-lain.
Apabila mobil tadi tidak diasuransikan, ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sbb:
(1) (D) Biaya penyusutan 1.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000
(2) (D) Akumulasi penyusutan 7.000
(D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap 3.000

16
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II

(K) Kendaraan 10.000


D. PENGELUARAN MODAL
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai
aktiva (dikapitalisir). Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih dari
satu periode akuntasi termasuk dalam kategori ini. Misalnya, penambahan satu unit AC
dalam sebuah mobil atau penambahan teras pada gedung yang telah dimiliki, merupakan
pengeluaran modal. Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran yang akan
menambah efisiensi, memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan kapasitas atau mutu
produksi.
Pengeluaran-pengeluaran modal dapat dicatat sebagai debit pada perkiraan:
1) Aktiva
2) Akumulasi penyusutan.
Pengeluaran-pengeluaran untuk penambahan dan penggantian, pada umumnya,
dicatat dalam perkiraan aktiva. Pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran yang akan
memperpanjang umur aktiva dicatat sebagai debit pada perkiraan akumulasi penyusutan.
Untuk menggambarkan pencatatan pengeluaran modal dalam perkiraan aktiva, anggaplah
bahwa penambahan teras terhadap gedung yang telah dimiliki oleh suatu perusahaan
menghabiskan biaya sebesar Rp 25.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk penambahan ini
adalah sebagai berikut:
(D) Gedung/bangunan 25.000
(K) Bank 25.000
Penambahan tersebut di atas disusutkan selama sisa masa manfaat dari bangunan yang
bersangkutan. Penggantian juga dicatat dalam perkiraan aktiva (dengan ayat jurnal seperti
penambahan). Nilai buku aktiva yang diganti dikeluarkan dari catatan. Kerugian yang timbul
dibebankan dalam tahun berjalan. Untuk menggambarkan masalah penggantian aktiva,
anggaplah bahwa suatu generator yang nilai bukunya tinggal Rp. 600 (harga perolehan Rp.
3.000; akumulasi penyusutan Rp 2.400) diganti dengan generator baru yang dibeli dengan
harga Rp 5.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat kejadian ini adalah sebagai
berikut:
(1) (D) Mesin-mesin 5.000
(K) Bank 5.000

(2) (D) Akumulasi penyusutan 2.400


(D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap 600
(K) Mesin-mesin 3.000
Ayat jurnal (2) sebetulnya merupakan ayat jurnal untuk penghapusan aktiva seperti
yang telah dijelaskan dimuka. Apabila generator lama dijual, maka penerimaan dari
penjualan tadi akan mengurangi kerugian (bahkan mungkin menghasilkan keuntungan). Ayat
jurnal yang harus dibuat adalah (1) untuk mencatat pembelian generator baru.

E. PENGELUARAN PENDAPATAN
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan
manfaat untuk tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu, pengeluaran
pendapatan akan dibebankan sebagai beban. Beban pemeliharaan dan perbaikan rutin

17
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II

merupakan contoh dari jenis pengeluaran ini. Beban pemeliharaan adalah beban-beban yang
terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam keadaan baik. Beban perbaikan adalah beban-
beban untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik.

F. AKTIVA TAK BERWUJUD


Aktiva tidak berwujud (intagible assets) adalah ativa tetap perusahaan yang secara
phisik tidak dapat dinyatakan. Contoh aktiva tak berwujud adalah hak paten, hak cipta, hak
merek, biaya riset dan pengembangan, biaya ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber
alam. Apabila suatu aktiva tak berwujud diperoleh dengan membeli dari pihak luar, maka di
samping harga beli, yang termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah biaya-biaya
tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang dibayarkan kepada Pemerintah dan
notaris serta biaya administrasi yang berhubungan. Apabila suatu aktiva tak berwujud
diperoleh dengan jalan mengembangkan sendiri, maka termasuk dalam harga perolehan
adalah biaya-biaya bahan, peralatan dan fasilitas, biaya gaji dan upah dan biaya tidak
langsung seperti misalanya alokasi biaya administrasi dan umum.
Hak paten adalah hak yang diberikan oleh Pemerintah (Direktorat Paten) kepada
perusahaan atau seseorang atas suatu penemuan baru. Hak ini diberikan dalam jangka waktu
17 tahun. Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh Pemerintah (Direktorat Paten) kepada
perusahaan atau seseorang atas karya-karya tulisan dan seni yang dihasilkan. Hak ini
diberikan untuk selama penciptanya masih hidup ditambah 50 tahun setelah meninggal dunia.
Hak merek juga dikeluarkan oleh Direktorat Paten. Ketentuan mengenai merk diatur melalui
Undang-undang No. 21 tahun 1961. Merek menurut ketentuan undang-undang ini adalah
tanda yang digunakan untuk membedakan barang-barang produksi atau barang-barang
perniagaan seseorang atau perusahaan dengan barang orang atau perusahaan lain.
Biaya riset dan pengembangan yang dilakukan secara rutin pada umumnya langsung
dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya. Biaya riset dan pengembangan yang dapat
diidentifikasikan secara spesifik, dapat dikapitalisir terlebih dahulu. Apabila hasil riset sudah
dapat dipastikan gagal, baru dibebankan sebagai biaya. Apabila berhasil biaya riset ini
diamortisasikan.
Biaya ditangguhkan adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan dalam periode
terjadinya karena memberikan manfaat masa datang. Pos-pos yang termasuk dalam kategori
ini adalah biaya operasi, biaya emisi saham dan biaya pendirian. Biaya pendirian adalah
biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan usaha mendirikan perusahaan. Termasuk
biaya ini, misalnya adalah biaya yang harus dibayarkan kepada notaris pada waktu membuat
akte pendirian sampai pendirian ini disetujui oleh yang berwenang, biaya untuk memperoleh
izin-izin, seperti izin usaha, izin penanaman modal dan lain-lain.

G. AMORTISASI
Seperti halnya aktiva tetap berwujud, nilai aktiva tetap tak berwujud juga harus
disusutkan, yang dalam hal ini disebut amortisasi (amortization).
Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode garis
lurus. Harga perolehan aktiva tak berwujud kategori:

18
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II

1) Diamortisasikan selama jangka waktu yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila ternyata
jangka waktu kegunanya lebih lama atau lebih singkat dari yang diperkirakan semula,
maka dapat dilakukan koreksi seperlunya.
2) Diamortisasikan sesuai pertimbangan perusahaan, asalkan amortisasi tersebut layak
dan masuk akal.
Seperti halnya penyusutan aktiva tetap berwujud, amortisasi aktiva tak berwujud dicatat
dengan mendebit perkiraan beban amortisasi dan mengkredit akun akumulasi amortisasi atau
langsung ke perkiraan aktiva yang bersangkutan.
Anggaplah bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah mengeluarkan uang
sebesar Rp 25.000. Perolehan ini dicatat sebagai berikut:
(D) Hak paten 25.000
(K) Bank 25.000
Anggaplah juga bahwa masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi tahunan
dari hak paten ini , dengan demikian, adalah: 10% x Rp. 25.000 = Rp 2.500. ayat jurnal yang
harus dibuat adalah:
(D) Biaya amortisasi 2.500
(K) Hak Paten 2.500
Untuk menggambarkan pencatatan biaya riset dan pengembangan, anggaplah bahwa suatu
perusahaan telah mengeluarkan biaya riset dan pengembangan sebesar Rp 10.000 dalam
tahun 200A dan Rp 12.000 selama tahun 200B. Biaya riset dan pengembangan ini merupakan
biaya rutin yang selalu dianggarkan oleh perusahaan. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk
mencatat transaksi ini adlah sbb:
200A
(D) Biaya riset dan pengembangan 10.000
(K) Bank 10.000
200B
(D) Biaya riset dan pengembangan 12.000
(K) Bank 12.000
Apabila riset dan pengembangan tersebut di atas dilakukan untuk suatu produk tertentu yang
dapat diindentifikasikan secara spesifik, maka sisi debit dari ayat-ayat jurnal di atas diganti
denga pos aktiva: Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan. Apabila, kemudian
dapat dipastikan bahwa riset dan pengembangan untuk produk spesifik tadi dinyatakan gagal,
ayat jurnal beriktu perlu dibuat
(D) Biaya riset dan pengembangan 22.000
(K) Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan 22.000

HAK PENGUSAHAAN SUMBER ALAM


Suatu perusahaan mungkin memperoleh hak untuk melakukan eksplorasi dan
ekspoitasi sumber alam tertentu. Biasanya untuk memperoleh hak eksploitasi sumber- sumber
alam tersebut perusahaan harus membayar sejumlah uang. Biaya-biaya untuk memperoleh
hak pengusahaan sumber-sumber alam dicatat sebagai aktiva tetap dan diamortisasikan.
Seperti halnya aktiva tetap berwujud, biaya-biaya sehubungan dengan pengusahaan
sumber-sumber alam juga akan makin berkurang nilainya. Dalam hal ini terutama disebabkan
oleh ditambangnya sumber-sumber tersebut. Pengurangan nilai itu secara berkala dibebankan

19
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II

dalam perhitungan rugi laba, yang dalam hal sumber-sumber alam disebut deplesi. Pada
umumnya deplesi dihitung berdasarkan metode unit produksi.
Sebagai contoh anggaplah bahwa sebuah perusahaan harus membayar Rp 1.000.000
untuk mendapatkan hak eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi di suatu daerah. Ayat jurnal
yang perlu dibuat untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:
(D) Hak pengusahaan sumber alam 1.000.000
(K) Bank 1.000.000
Anggaplah juga bahwa setelah mengadakan eksplorasi dan pengembangan cadangan minyak
yang diperoleh adalah 500.000 barel. Selama tahun 200A perusahaan tersebut memproduksi
60.000 barel. Tarif deplesi dihitung sebagai berikut:
Tarif deplesi = 60.000 = 12%
500.000
Biaya deplesi untuk tahun 200A adalah Rp. 120.000 (12% x Rp 1.000.000).
ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
(D) Biaya deplesi 120.000
(K) Hak pengusahaan sumber alam 120.000
Oleh karena cadangan minyak serta biaya-biaya eksplorasi dan pengembangan selalu
berubah, maka biasa tarif deplesi ditetapkan tiap-tiap tahun.

AKTIVA LAIN-LAIN
Pos-pos yang dapat secara layak digolongkan dalam aktiva lancar, investasi/penyertaan,
aktiva tetap maupun aktiva tidak berwujud, seperti mesin-mesin yang tidak digunakan,
disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain.

---------------------------------------------------

LATIHAN SOAL

1. Kendaraan yang dibeli pada tanggal 5 januari 2012 dijual pada tanggal 1 juli 2015
dengan harga Rp. 6.000.000. Harga perolehan kendaraan tersebut sebesar Rp.
16.000.000. Penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus atas dasar masa manfaat 5
tahun dan nilai sisa dianggap nol.
Diminta:
Hitung dan buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi penjualan kendaraaan tersebut!
2. Pada tanggal 1 Juli 2014 suatu mesin ditukar dengan kendaraan. Mesin tersebut dibeli
pada tanggal 2 Januari 2011 dengan harga Rp 10.000.000, sedangkan harga kendaraan
Rp 25.000.000. Metode penyusutan yang digunakan adalah garis lurus dengan masa
manfaat 5 tahun. Untuk penukaran ini, mesin sepakat untuk dinilai sebesar Rp
9.000.000.
Diminta:
Hitunglah nilai buku, jumlah yang harus dibayar dan keuntungan/kerugian dari
penukaran serta buatlah ayat jurnalya.

20
STIE TRI DHARMA NUSANTARA
PERTEMUAN 4 AKUNTANSI II

21
STIE TRI DHARMA NUSANTARA

Anda mungkin juga menyukai