Anda di halaman 1dari 25

“ MAKALAH”

“Akuntansi Organisasi Nirlaba”


Mata kuliah :
Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampu :
Tapi Rumondang S Siregar, SE., M.Acc

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6

Annisa Lestari Lubis 7193220018


Indri Oktavia Harahap 7193220015
Kristin Maharani Purba 7193220029
Maisyaroh 7191220005
Rut Andriyani Tumangger 7193520055

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena atas

berkat-Nya Makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini berupa Makalah

dimana ini bertujuan untuk memenuhi kewajiban saya sebagai mahasiswa

Universitas Negeri Medan dalam memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen.

Dalam makalah ini memuat tentang bagaimana mahasiswa dalam

menganalisis materi. Tujuannya agar mahasiswa dapat berfikir kritis serta kreatif

dalam membuat materi dalam makalah yang akan dibuat.

Akhir kata, sebagai penulis kami berharap, makalah yang disajikan dapat

memenuhi kualifikasi yang memuaskan dalam kriterianya. Sehingga suatu hari

sebagai mahasiswa semakin tajam dalam hal menulis dan menghasilkan tulisan

yang bermanfaat bagi pembaca.

MEDAN, 01 Maret 2021

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………....................…….. i

DAFTAR ISI………………………………………………………….................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............……………………………………….................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ................................................................………........... 1

BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................... 2

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………............………………………………..............…. 21

3.2 Saran………………………...........……………………………............... 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi nirlaba atau organisasi non-profit adalah suatu organisasi yang bersasaran
pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal didalam menarik publik untuk suatu tujuan
yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba
(moneter). Nainggolan (2005) menyatakan bahwa, organisasi nirlaba merupakan suatu
lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam pelaksanaan kegiatan yang mereka lakukan tidak
berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata. Menurut PSAK 45, bahwa
organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan penyumbang
lain yang tidak mengaharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (IAI, 2011).

Karakteristik organisasi nirlaba tidak sama dengan organisasi lain, antara lain “(1) dana
diperoleh dari sumbangan yang tidak mengharapkan imbalan, (2) menghasilkan barang jasa
dengan tujuan utama tidak untuk mecari laba, walaupun memperoleh laba pendiri dan
pemilik tidak mengambilnya, (3) hak milik entitas tidak dapat pindah tangankan, dujual,
diberikan, dan, (4) kepemilikan tidak menunjukkan jumlah pembagian saat pencairan atau
likuidasi” (IAI, 2017).Pada dasarnya organisasi nirlaba tujuannya adalah untuk pelayanan
pendidikan, ekonomi, spiritual, sosial, dan perorangan maupun kelompok yang bersifatnya
tidak mengharapkan imbalan.

Hampir semua jenis organisasi nirlaba memang tidak terfokus dalam mencari laba dan
hanya memperhatikan perkembangan kegiatannya saja, namun beberapa organisasi nirlaba
justru memiliki aset dalam jumlah yang besar. Aset tersebut dapat berupa uang dan segala
harta benda yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Aset tersebut harus mampu dikelola
dengan cukup baik untuk pendanaan program dan kegiatan jangka pendek maupun jangka
menengah berupa program kerja tahunan. Apabila pengendalian yang dimiliki kurang efektif,
maka akan menimbulkan risiko kecurangan bagi organisasi tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui akuntansi di organisasi nirlaba
2. Untuk mengetahui laporan akuntansi organisasi nirlaba
3. Untuk mengetahui penerimaan dan pemasukan uang kas pada organisasi nirlaba

1
BAB II

PEMBAHASAN

PENTINGNYA AKUNTANSI

Organisasi apapun yang mengelola uang dalam kegiatannya selalu saja harus membuat
keputusan yang dipengaruhi oleh kondisi keuangannya, dan juga akan mempengaruhi kondisi
keuangan organisasi. Keputusan yang demikian dikenal dengan istilah Keputusan Ekonomi.
Karena itulah para pengambil keputusan dan pihak-pihak berkepentingan memerlukan
informasi tentang kinerja ekonomi dan kondisi organisasi, yang dikenal dengan istilah
Informasi Ekonomi. Maka tentu diperlukan kegiatan di bidang keuangan yang bertugas
mengolah dokumen ekonomi sehingga bisa menghasilkan informasi ekonomi yang memadai
bagi para pengambil keputusandan pihak-pihak yang berkepentingan.

Misalnya pada organisasi nirlaba laporan akuntansi dapat digunakan untuk :

 Direktur Eksekutif memutuskan apakah akan merancang program baru atau


menggeser program-program yang kurang efektif.

 Manajer menggunakan untuk melakukan penganggaran.

 Penanggungjawab organisasi (Board) memutuskan apakah akan


merekomendasikan penggantian pengurus dan pelaksana..

DEFENISI AKUNTANSI

Ada banyak definisi mengenai Akuntansi diantaranya :

Menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA):

“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan


cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian- kejadian yang
umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil- hasilnya,”

Menurut Accounting Principle Board (APB)

“Akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa, fungsinya adalah memberikan informasi


kuantitatif umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi yang

2
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, sebagai
dasar memilih diantara beberapa alternative,”

ELEMEN DASAR AKUNTANSI

1. Accounting Entity (Organisasi)


2. Going Concern (Kelangsungan hidup)

3. Measurement (Pengukuran)

4. Time Period (Periode Akuntansi)

5. Monetary Unit (Pengukuran dalam bentuk uang)

6. Accrual (Akrual)

7. Exchange Price (Nilai Tukar)

8. Approximation (Penaksiran)

9. Judgement (Pertimbangan)

10. General Purpose (Tujuan Utama)

11. Interrelated Statement (Keterkaitan antar Laporan)

12. Substance Over Form (Substansi mengungguli bentuk)

13. Materiality (Materialitas).

SIFAT-SIFAT YANG TERKANDUNG DALAM AKUNTANSI


Laporan Historis
Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi. Tidak
mencatat transaksi yang akan terjadi.

Classification (Klasifikasi)
Informasi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan
kepentingan manajemen, board, dan pemakai lainnya.

Summarization (Ringkasan)
Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam organisasi dikelompokkan
dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai pola yang sudah mapan dalam
akuntansi.

3
Measurement Basis (Dasar Pengukuran)
Dasar pengukuran dalam akuntansi ada bermacam-macam seperti Cost Market,
Locom (lower of cost on market), Realizable Value dan lain-lain.

Verifiability (Bisa Dibuktikan)


Setiap informasi dalam laporan keuangan harus dapat dibuktikan melalui bukti-
bukti yang syah.

Conservatism (Kehati-hatian)
Organisasi nirlaba biasanya memiliki kejadian-kejadian yang tidak pasti
(uncertainty), dalam keadaan seperti ini laporan keuangan memilih angka yang
kurang menguntungkan. Laporan keuangan memilih dan menilai asset dan
pendapatan yang paling minimal.

KEBIJAKAN PRINSIP AKUNTANSI


Kebijakan akuntansi dibuat untuk memastikan bahawa laporan keuangan
menyajikan informasi :

 Relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan


keputusan.

 Dapat diandalkan, dengan pengertian :


1. Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan
organisasi,
2. Menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau
transaksidan tidak semata-mata bentuk hukumnya,
3. Netral yaitu bebas dari keberpihakan,
4. Mencerminkan kehati-hatian
5. Mencakup semua hal yang material

 Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima secara


umum, seperti :
1. Prinsip Obyektivitas (Objectivity)
2. Laporan yang dapat diandalkan, laporan harus dapat
diuji/diverifikasi, yaitu terdapat dokumen atau bukti pendukungnya
agar informasi yang dihasilkan dapat diandalkan (reliable).
3. Prinsip Konsistensi (Consistency)

4
4. Menetapkan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
5. Prinsip Materialitas (Materiality)
6. Jumlah/nilai yang cukup manfaatnya atau cukup besar akan dicatat
dandilaporkan.
7. Prinsip Pengungkapan yang Memadai (Full Disclosure)
8. Pengungkapan kejadian ekonomi secara jelas, memadai, dan teliti
agar tidak menyesatkan pembaca.

AKUNTANSI DI ORGANISASI NIRLABA

1. Basis Pencatatan Akuntansi

Ada 2 (dua) macam basis akuntansi yaitu Basis Kas dan Basis Akrual, yang secara luas
digunakan :

a. Basis Kas (Cash Basis)

Dalam akuntansi basis kas, pencatatan transaksi dilakukan apabila ada aliran uang yang
diterima atau dikeluarkan. Pencatatan penerimaan pada kas atau bank apabila ada aliran uang
ke dalam kas atau bank yang diperlakukan sebagai pendapatan dan pengeluaran kas atau bank
apabila ada aliran uang ke luar dari kas atau bank diperlakukan sebagai beban atau biaya.
Kelamahan akuntansi berbasis kas kurang menggambarkan kejadian ekonomis laporan
keuangan.

Akuntansi basis kas banyak diterapkan oleh organisasi nirlaba karena alasan
kepraktisan, tanpa mengetahui lebih dalam pengaruh atas penggunaan basis kas. Dengan
pilihan basis kas banyak sekali kejadian transaksi yang terjadi tetapi belum dikeluarkan /
diterima uangnya yang tidak dicatat dan rawan terhadap kesalahan.

b. Basis Akrual (Acrual Basis)

Akuntansi basis akrual, pencatatan suatu transaksi tanpa memperhatikan apakah


terdapat aliran uang masuk atau keluar pada saat kejadian transaksi, pengaruh dari suatu
kejadian transaksi langsung diamati pada saat terjadinya. Contohnya Pengiriman invoice atau
tagihan akan dicatat pengakuan pendapatan dan pembelian barang secara kredit akan dicatat
pengakuan biayanya.

5
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), organisasi diasumsikan
akan hidup terus (going concern) untuk jangka waktu yang panjang, sehingga pencatatan
yang dilakukan harus menggunakan basis akrual. Perubahan kebiasaan pencatatan dari basis
kas ke basis akrual murni bisa disiasati dengan cara mencatat transaksi rutin dengan basis
kas, dan kemudian lakukan penyesuaian catatan dengan basis akrual pada saat akan
menerbitkan informasi keuangan.

2. Persamaan Dasar Akuntansi Organisasi Nirlaba

Dalam akuntansi, sistem pencatatan dan pengklasifikasian transaksi disebut sistem


pembukuan berganda (double entry accounting system). Dinamakan berganda sebab setiap
transaksi dianalisis lalu dicatat pada dua sisi yaitu sisi sebelah kiri (debit) dan sisi sebelah
kanan (kredit). Model pencatatan ini dikenal dengan istilah persamaan akuntansi.

Sedangkan untuk mengklasifikasikan pos atau transaksi digunakan suatu bagan yang
berisi rekening atau perkiraan atau disebut daftar nomor kode akun (Chart of Account).
Merujuk pada standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba yaitu PSAK no. 45 perkiraan-
perkiraan diklasifikasikan menjadi perkiraan Laporan Posisi Keuangan, dan perkiraan
Laporan Aktivitas. Perkiraan Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aktiva, Kewajiban, dan
Aktiva Bersih. Sedangkan perkiraan Laporan Aktivitas terdiri dari Penerimaan dan Biaya.

Model persamaan akuntansi secara mudah dipahami seperti berikut : kedua sisi kiri dan
kanan, dari persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama. Hal tersebut karena hak atas
seluruh aktiva ada pada kreditur dan juga Donatur. Kita perlu menggaris bawahi bahwa
pengaruh suatu transaksi terhadap sisi kiri dan kanan harus seimbang, demikian juga hasil
akhir/saldonya harus seimbang.

AKTIVA = KEWAJIBAN + AKTIVA BERSIH

3. Chart of Account (CoA)

CoA adalah alat bantu akuntansi berupa kode yang unik yang dilambangkan dengan
deret karakter (digit) bisa angka atau huruf, yang digunakan untuk mempermudah akunting
dalam mengolah (mengklasifikasikan, menge-lompokkan, mengikhtisarkan, dan
menjumlahkan) dokumen atau data ekonomi menjadi laporan atau informasi ekonomi.

6
Prinsip CoA antara lain :

a. Yang lazim terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu sederet angka dan nama yang
mengiterpretasikan suatu transaksi.
b. Didesain menggunakan klasifikasi yang seragam untuk menginterpretasikan
transaksi keuangan
c. Walaupun setiap organisasi memiliki CoA yang unik sesuai dengan sifat operasi,
struktur organisasi, dan aliran kegiatan organisasi, namun ada yang harus
diseragamkan yaitu untuk kebutuhan pelaporan dan identifikasi keunikan organisasi
tersebut.
d. Memungkinkan adanya perluasan akun tanpa harus mengadakan perubahan struktur
kode.
e. Mudah diingat
f. Mudah bagi pengguna

4. Tahapan Proses Akuntansi

a. Dokumen Transaksi : Adalah bukti-bukti atas kejadian atau transaksi yang


dilakukan oleh lembaga baik kepada pihak intern ataupun dengan pihak luar.

Contoh : Bukti penerimaan, bukti pembayaran, invoice, faktur pajak, daftar aktiva
tetap, daftar gaji, dan bukti transaksi lainnya.

b. Jurnal : Adalah cara pencatatan transaksi yang dilakukan oleh lembaga, dalam
akuntansi menggunakan Sistem Pencatatan dua kali yaitu pencatatan pada dua posisi
debet dan kredit, dimana pencatatan pada suatu akun akan berpengaruh terhadap
akun yang lain.
c. Penggolongan : Adalah suatu proses akuntansi terhadap jurnal yang dicatat
menggunakan double entry system akan dikelompokkan ke dalam masing-masing
akun yang berupa Buku Besar.
d. Buku Besar : Sering juga disebut perkiraan, akun atau pos. Buku ini adalah media
untuk menampung transaksi yang telah diklasifikasikan menggunakan jurnal dengan
proses penggolongan.

7
e. Pengikhtisaran : Proses peringkasan hasil dari pengelompokan yang berupa Buku
Besar masing-masing akun kemudian diikhtisarkan nilai saldo setiap Buku Besar ke
dalam Neraca Percobaan.
f. Neraca Saldo : Adalah media yang berisi ringkasan seluruh akun-akun yang dimiliki
lembaga dengan nilai saldo akhirnya. Nilai saldo ini berasal dari buku besar.
g. Laporan Keuangan : Adalah hasil akhir dari tahapan atau siklus akuntansi, dimana
akuntansi menyajikan laporan keuangan bersifat umum untuk semua pemakai.

Standar pelaporan untuk organisasi nirlaba telah diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) no 45, yang terdiri dari : Laporan Posisi Keuangan (LPK),
Laporan Aktivitas (LA), Laporan Perubahan Aktiva Bersih (LPAB), Laporan Arus Kas
(LAK), dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).

LAPORAN AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA

Setelah transaksi dicatat secara harian, digolongkan dan diikhtisarkan pada waktu-
waktu tertentu (bulanan), sistem akuntansi harus menghasilkan informasi akuntansi yang
akan didistribusikan kepada para pihak yang berkepentingan. Informasi akuntansi disebut
juga laporan keuangan. Komponen laporan keuangan organisasi nirlaba menurut PSAK no.
45 ada 5 (lima) macam yaitu : Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan
Perubahan Aktiva Bersih, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

1. Laporan Posisi Keuangan

a. Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban

Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :

1. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan tanggal


jatuh tempo,
2. Mengelompokkan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam
jangka pendek dan jangka panjang, dan
3. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh temponya
kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan
keuangan.

8
b. Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat

Laporan posisi keuangan manyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih


berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu :

1. Aktiva Bersih Terikat Permanen, adanya pembatasan sumber daya secara permanent
dari penyumbang dalam pemanfaatan atau penggunaan oleh organisasi, tetapi
organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau
manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
2. Aktiva Bersih Terikat Temporer, pembatasan penggunaan sumber daya oleh
penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai
dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
3. Aktiva Bersih Tidak Terikat, sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk
tujuan tertentu oleh penyumbang.
4. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanent atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
dalam catatan atas laporan keuangan.

9
Berikut ilustrasi contoh Laporan Posisi Keuangan

10
2. Laporan Aktivitas dan Perubahan Aktiva Bersih

Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan menyajikan


perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan
aktivitas tercermin pada aktiva bersih dalam laporan posisi keuangan.

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, aktiva
bersih terikat temporer, dan aktiva bersih tidak terikat dalam suatu periode. Laporan aktivitas
menyajikan pendapatan sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika
penggunaanya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva
bersih tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, terikat


permanent, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal
sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat
disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan
diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan
kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lainnya (atau kewajiban) sebagai penambahan
aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapartan dan beban secara bruto. Namun
demikian pendapatan investasi, dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban
terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa
utama dan aktivitas pendukung.

11
Berikut ilustrasi contoh Laporan Aktivitas

12
3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai perubahan saldo dana Kas dan
Setara Kas pada suatu periode aktivitas sesuai dengan tanggal Laporan Posisi Keuangan.

Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kas Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK
no. 2 tentang laporan arus kas dengan tambahan berikut :

a. Aktivitas Pendanaan

 Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka


panjang.
 Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya
dibatasi untuk memperoleh, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau
peningkatan dana abadi (endowment), dan
 Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan


berupa bangunan atau aktiva investasi.

PENERIMAAN DAN PEMASUKAN UANG KAS

Penerimaan organisasi nirlaba menurut PSAK no.45 dibagi menjadi 2 (dua) golongan
besar yaitu Sumbangan dan non Sumbangan. Penerimaan yang berupa
sumbangan/hibah/donasi yaitu berbagai jenis penerimaan organisasi dimana organisasi tidak
perlu menghasilkan jasa atau barang kepada pemberi namun berupa program-program yang
telah direncanakan oleh organisasi. Penerimaan yang tergolong non sumbangan organisasi
nirlaba yaitu berbagai macam penerimaan dan berasal dari sumber manapun dimana
organisasi melakukan suatu kegiatan jasa atau memproduksi suatu barang kepada pemberi
untuk memperolehnya.

Berikut berbagai macam sumber penerimaan tergolong sumbangan:

a. Pemerintah (bantuan sosial, bantuan dana program, dan lain-lain);

b. Organisasi bisnis (program Coorporate Social Responsibility);

c. Donor local atau organisasi nirlaba lokal penyalur sumbangan;

d. Donor internasional;

13
e. Masyarakat (dompet peduli, donasi tetap, dan lain-lain)

Berikut berbagai macam sumber penerimaan tergolong non sumbangan:

a. Hasil usaha komersial di bawah Yayasan (dividen dari penyertaan modal, SHU
koperasi yang didirikan oleh yayasan);

b. Hasil Investasi (bunga bank, bunga deposito, penjualan aktiva tetap yayasan, dan
lain-lain);

c. Kegiatan fundrising (hasil dari penyelenggaraan pameran, penjualan buku,


penyewaan aktiva tetap, kegiatan fasilitasi diluar program, dan lain-lain);

Perbedaan yang siknifikan berdasar batasan dari sumber penerimaan, menurut PSAK no.45
dibagi dalam 3 (tiga) golongan batasan :

a. Penerimaan Tidak Terikat Merupakan jenis penerimaan organisasi nirlaba dimana


tidak terdapat batasan peruntukan atau penggunaan dana tersebut dari pemberi,
dengan demikian peruntukan atau penggunaan dana tersebut oleh pemberi diberikan
kebebasan kepada manajemen organisasi untuk kegiatan yang telah direncanakan
sesuai kebijakan manajemen organisasi.

b. Penerimaan Terikat Sementara Sumber dana yang diterima dari


pemberi/penyumbang dengan adanya syaratsyarat untuk penggunaan dana tersebut
berupa batasan waktu dan/atau untuk pembiayaan suatu program kegiatan tertentu
saja yang telah direncanakan organisasi, biasanya berdasar kesepakatan (MoU) yang
ditandatangi kedua belah pihak.

c. Penerimaan Terikat Permanen Sumber dana/sumber daya yang masuk ke dalam


organisasi dari pemberi/penyumbang dimana terdapat batasan yang mutlak atas
sumber dana/sumber daya tersebut bahwa nilainya tidak boleh berkurang, dan
biasanya yang boleh dipergunakan hanyalah nilai lebih atau hasil dari penggunaan
sumber dana/sumber daya tersebut.

14
1. Pencatatan Pendapatan

a. Pendapatan sumbangan/donasi
Tgl 19 April 2005 Yayasan menerima sumbangan/donasi dari perseorangan dan
korporasi sebesar Rp 50juta via transfer bank (Bank Cari Artha) untuk korban
bencana alam. (Cash Basis)

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


19/4/05 Bank Cari Artha 50.000.000
19/4/05 Pend. Sumbangan 50.000.000

b. Pendapatan iuran anggota


Tgl 30 April 2005 Yayasan menerima iuran bulanan dari 15 orang anggota
sebesar Rp 1juta per orang atau sebesar Rp15juta secara tunai. (Cash Basis)

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


30/4/05 Kas di Tangan 15.000.000
30/4/05 Pend. Iuran Anggota 15.000.000

c. Pendapatan grant/hibah
Tgl 10 Juli 2005 Yayasan menerima MoU dari Lembaga Donor AA untuk program
pemberdayaan anak usia sekolah di lingkungan Yayasan untuk 2 tahun dengan
hibah sebesar Rp2M untuk periode 1 Juli 2005 – 30 Juni 2007. Hibah ini tidak
boleh digunakan untuk kegiatan lain selain yang disepakati dalam MoU. (Accrual
Basis)

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


10/7/05 Piutang Komitmen AA 2.000.000.000
10/7/05 Pend. Grant/Hibah 500.000.000
10/7/05 Pend. Grant Ditangguhkan 1.500.000.000

15
d. Penerimaan termin 1 donor AA
Tgl 15 Juli 2005 Yayasan menerima dana hibah termin I sebesar Rp500 juta via
transfer bank ke rekening bank Lembaga (Bank Cari Artha). (Accrual Basis)

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


15/7/05 Bank Cari Artha 500.000.000
15/7/05 Piutang Komitmen AA 500.000.000

e. Penerimaan bunga deposito


Yayasan memiliki Dana Abadi yang disimpan dalam bentuk Deposito di Bank
Cari Artha sebesar Rp15milyar dan tidak boleh dicairkan. Tgl 30 April 2005
atau setiap akhir bulan Yayasan menerima bunga deposito sebesar Rp 1,5juta
ke rekening bank. (Cash Basis)

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


30/4/05 Bank Cari Artha 1.500.000
30/4/05 Pend. Hasil Investasi 1.500.000

f. Pendapatan sewa training center


Tgl 5 Agustus 2005 Yayasan menerima pembayaran sewa gedung Training
Centre dari PT Aku Cinta Ilmu untuk 10 hari sebesar Rp10juta dipotong pajak
10% secara tunai. (Cash Basis)

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


05/8/05 Kas di Tangan 9.000.000
05/8/05 PPh ps 4 (2) 1.000.000
05/8/05 Pend. Sewa Gedung 10.000.000

g. Penjualan buku sekolah


Tgl 10 Juli 2005 Yayasan menjual 500 buku pelajaran sekolah ke SD Maju
Terus (unit usaha Yayasan) sebesar Rp50juta secara kredit (dibayar SD 2 kali
angsuran).

16
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit
10/7/05 Piutang SD Maju Terus 25.000.000
10/7/05 Bank Cari Artha 25.000.000
10/7/05 Pend. Usaha 50.000.000

h. Pelunasan piutang
Pada tgl 10 Agustus 2005, SD Maju Terus melunasi piutang pembelian buku
sekolah sebesar 25 juta via transfer bank Yayasan.

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


10/8/05 Bank Cari Artha 25.000.000
10/8/05 Piutang SD Maju Terus 25.000.000

i. Pendapatan jasa giro


Tgl 5 Agustus 2005 Yayasan menerima printout rekening koran bank bulan Juli
2005 berisi penerimaan jasa giro Rp40.000,-setelah dikurangi pajak jasa giro
Rp10.000. Serta biaya administrasi bank sebesar Rp6.000,-

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


31/7/05 Bank Cari Artha 34.000
31/7/05 Biaya Administrasi Bank 6.000

31/7/05 Biaya Pajak Jasa Giro 10.000


31/7/05 Pend. Jasa Giro 50.000

17
2. Pencatatan Beban Biaya
a. Biaya fundrising
Tgl 1 April 2005 Yayasan membuat kegiatan bazar dan pengumpulan dana untuk
korban bencana alam sebagai berikut: Biaya cetak brosur 500 buah Rp1,5juta,
biaya transportasi lokal ke bazar Rp500ribu, biaya sewa lokasi bazar Rp5juta.
Untuk sewa tempat, Yayasan memungut pajak sebesar 10% atau Rp500ribu.

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


01/4/05 By. Cetak Brosur 1.500.000
01/4/05 By. Transportasi Lokal 500.000
01/4/05 By. Sewa Lokasi Bazar 5.000.000
01/4/05 Hutang PPh ps.4 (2) 500.000
01/4/05 Kas di Tangan 6.500.000

b. Biaya program
Pada tgl 10 Agustus 2005, Yayasan mengeluarkan cek uang muka kerja untuk
staf lapangan Lala dalam rangka realisasi kegiatan pemberdayaan anak
sekolah sesuai MoU sebesar Rp50juta, dan staf lapangan Lulu untuk kegiatan
pengadaan buku bacaan perpustakaan kampung Rp25juta.

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


10/8/05 Uang Muka Kerja Lala 50.000.000
10/8/05 Uang Muka Kerja Lulu 25.000.000
10/8/05 Bank Cari Artha 75.000.000

c. Pertanggungjawaban progam
Tgl 25 Agustus 2005 staf lapangan Lala melaporkan pertanggungjawaban
program sebagai berikut: Biaya honor panitia Rp10juta, biaya transportasi
lokal ke kampung Rp25juta, biaya konsumsi dan akomodasi Rp15juta, biaya
dokumentasi Rp5juta.

18
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit

25/8/05 By. Honor Panitia 10.000.000


25/8/05 By. Transportasi Lokal 25.000.000
By. Konsumsi dan Akom
25/8/05 15.000.000

25/8/05 By. Dokumentasi 5.000.000


25/8/05 Hutang Karyawan-Lala 5.000.000
25/8/05 Uang Muka Kerja Lala 50.000.000

d. Pertanggungjawaban program
Pada tgl 28 Agustus 2005, staf lapangan Lulu melaporkan
pertangguungjawaban kegiatan pengadaan buku bacaan perpustakaan
kampung Rp22,5juta.

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


28/8/05 By. Pengadaan Buku 22.500.000
28/8/05 Piutang Karyawan-Lulu 2.500.000
28/8/05 Uang Muka Kerja-Lulu 25.000.000

e. Biaya kantor
Tgl 30 April 2005 Yayasan mengeluarkan biaya sebagai berikut: Gaji Direktur
Rp10juta, Staf Keuangan Rp5juta, Sekretaris Rp3juta, 2 orang Staf Program
masing-masing Rp4juta, biaya telepon kantor Rp750ribu, listrik Rp1,25juta,
biaya transportasi kantor Rp 600ribu dan biaya rumah tangga kantor Rp
400ribu.

Kebijakan Direksi menyatakan bahwa untuk biaya kantor akan dialokasi sebagai
berikut: Beban Program Bencana Alam 30%, Beban Program 50%, Beban Non
Program 20%.

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


By Gaji (Dir,Acc,Sekr) PBA
30/4/05 5.400.000

19
30/4/05 By Gaji (Dir,Acc,Sekr) P 9.000.000
By Gaji (Dir,Acc,Sekr) NP
30/4/05 3.600.000

30/4/05 By Gaji Staf Program 8.000.000


By Ktr (Tlp, List, Trspt, RT) PBA
30/4/05 900.000
By Ktr (Tlp, List, Trspt, RT) P
30/4/05 1.500.000
By Ktr (Tlp, List, Trspt, RT) NP
30/4/05 600.000
30/4/05 Bank Cari Artha 29.000.000

f. Pembelian aktiva tetap


Tgl 1 April 2005 Yayasan membeli aset sebagai berikut: Meja Kelas 100 unit
Rp10juta, Kursi Kelas 200 unit Rp10juta, Papan Tulis 5 unit Rp1juta dan
Peralatan Laboratorium Rp 7,5juta.

Kebijakan Direksi menyatakan bahwa semua peralatan dan aktiva unit sekolah
dicatat di Yayasan

Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit


01/4/05 Meja Kelas 10.000.000

01/4/05 Kursi Kelas 10.000.000


01/4/05 Papan Tulis 1.000.000
01/4/05 Peralatan Laboratorium 7.500.000
01/4/05 Bank Cari Artha 28.500.000

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akuntansi nirlaba merupakan sebuah organisasi yang tidak memiliki tujuan


mendapatkan laba atau keuntungan dari kegiatan yang dijalankan. Pada organisasi akuntansi
nirlaba juga bersifat sukarela, sehingga modal yang dimiliki berasal dari donatur atau
penyumbang secara suka rela tanpa mengharapkan keuntungan kembali.

Organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan organisasi yang memiliki suatu
sasaran atau mendukung suatu perihal atau kejadian. Sehingga kegiatan tersebut menarik
perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa mengambil suatu keuntungan.

Pada kebijakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 merupakan


suatu syarat rujukan dalam mengelola sistem keuangan organisasi ini. Dengan melihat
pengukuran jumlah aliran pemasukan kas dari anggota atau donatur menjadi ukuran kinerja
organisasi tersebut. Sehingga yang menjadi laporan pendanaan tersebut akan diberikan di
hadapan kreditur dan pemasok dana lain sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan
organisasi.

Merujuk pada standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba yaitu PSAK no. 45
perkiraan-perkiraan diklasifikasikan menjadi perkiraan Laporan Posisi Keuangan, dan
perkiraan Laporan Aktivitas. Perkiraan Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aktiva,
Kewajiban, dan Aktiva Bersih. Sedangkan perkiraan Laporan Aktivitas terdiri dari
Penerimaan dan Biaya.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa dalam makalah yang kami susun ini masih banyak yang kurang
atau dikatakan masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kami berharap para pembaca
memberikan saran atau masukan untuk penyempurnaannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul & Kusufi, Mhd.Syam. 2014. Teori, Konsep dan Aplikasi Akuntansi Sektor
Publik. Jakarta : Salemba Empat

22

Anda mungkin juga menyukai