Dosen Pengampu :
Tapi Rumondang S Siregar, SE., M.Acc
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena atas
berkat-Nya Makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini berupa Makalah
Universitas Negeri Medan dalam memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen.
menganalisis materi. Tujuannya agar mahasiswa dapat berfikir kritis serta kreatif
Akhir kata, sebagai penulis kami berharap, makalah yang disajikan dapat
sebagai mahasiswa semakin tajam dalam hal menulis dan menghasilkan tulisan
PENULIS
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………....................…….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………….................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan…………............………………………………..............…. 21
3.2 Saran………………………...........……………………………............... 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi nirlaba atau organisasi non-profit adalah suatu organisasi yang bersasaran
pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal didalam menarik publik untuk suatu tujuan
yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba
(moneter). Nainggolan (2005) menyatakan bahwa, organisasi nirlaba merupakan suatu
lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam pelaksanaan kegiatan yang mereka lakukan tidak
berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata. Menurut PSAK 45, bahwa
organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan penyumbang
lain yang tidak mengaharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (IAI, 2011).
Karakteristik organisasi nirlaba tidak sama dengan organisasi lain, antara lain “(1) dana
diperoleh dari sumbangan yang tidak mengharapkan imbalan, (2) menghasilkan barang jasa
dengan tujuan utama tidak untuk mecari laba, walaupun memperoleh laba pendiri dan
pemilik tidak mengambilnya, (3) hak milik entitas tidak dapat pindah tangankan, dujual,
diberikan, dan, (4) kepemilikan tidak menunjukkan jumlah pembagian saat pencairan atau
likuidasi” (IAI, 2017).Pada dasarnya organisasi nirlaba tujuannya adalah untuk pelayanan
pendidikan, ekonomi, spiritual, sosial, dan perorangan maupun kelompok yang bersifatnya
tidak mengharapkan imbalan.
Hampir semua jenis organisasi nirlaba memang tidak terfokus dalam mencari laba dan
hanya memperhatikan perkembangan kegiatannya saja, namun beberapa organisasi nirlaba
justru memiliki aset dalam jumlah yang besar. Aset tersebut dapat berupa uang dan segala
harta benda yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Aset tersebut harus mampu dikelola
dengan cukup baik untuk pendanaan program dan kegiatan jangka pendek maupun jangka
menengah berupa program kerja tahunan. Apabila pengendalian yang dimiliki kurang efektif,
maka akan menimbulkan risiko kecurangan bagi organisasi tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
PENTINGNYA AKUNTANSI
Organisasi apapun yang mengelola uang dalam kegiatannya selalu saja harus membuat
keputusan yang dipengaruhi oleh kondisi keuangannya, dan juga akan mempengaruhi kondisi
keuangan organisasi. Keputusan yang demikian dikenal dengan istilah Keputusan Ekonomi.
Karena itulah para pengambil keputusan dan pihak-pihak berkepentingan memerlukan
informasi tentang kinerja ekonomi dan kondisi organisasi, yang dikenal dengan istilah
Informasi Ekonomi. Maka tentu diperlukan kegiatan di bidang keuangan yang bertugas
mengolah dokumen ekonomi sehingga bisa menghasilkan informasi ekonomi yang memadai
bagi para pengambil keputusandan pihak-pihak yang berkepentingan.
DEFENISI AKUNTANSI
2
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, sebagai
dasar memilih diantara beberapa alternative,”
3. Measurement (Pengukuran)
6. Accrual (Akrual)
8. Approximation (Penaksiran)
9. Judgement (Pertimbangan)
Classification (Klasifikasi)
Informasi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan
kepentingan manajemen, board, dan pemakai lainnya.
Summarization (Ringkasan)
Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam organisasi dikelompokkan
dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai pola yang sudah mapan dalam
akuntansi.
3
Measurement Basis (Dasar Pengukuran)
Dasar pengukuran dalam akuntansi ada bermacam-macam seperti Cost Market,
Locom (lower of cost on market), Realizable Value dan lain-lain.
Conservatism (Kehati-hatian)
Organisasi nirlaba biasanya memiliki kejadian-kejadian yang tidak pasti
(uncertainty), dalam keadaan seperti ini laporan keuangan memilih angka yang
kurang menguntungkan. Laporan keuangan memilih dan menilai asset dan
pendapatan yang paling minimal.
4
4. Menetapkan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
5. Prinsip Materialitas (Materiality)
6. Jumlah/nilai yang cukup manfaatnya atau cukup besar akan dicatat
dandilaporkan.
7. Prinsip Pengungkapan yang Memadai (Full Disclosure)
8. Pengungkapan kejadian ekonomi secara jelas, memadai, dan teliti
agar tidak menyesatkan pembaca.
Ada 2 (dua) macam basis akuntansi yaitu Basis Kas dan Basis Akrual, yang secara luas
digunakan :
Dalam akuntansi basis kas, pencatatan transaksi dilakukan apabila ada aliran uang yang
diterima atau dikeluarkan. Pencatatan penerimaan pada kas atau bank apabila ada aliran uang
ke dalam kas atau bank yang diperlakukan sebagai pendapatan dan pengeluaran kas atau bank
apabila ada aliran uang ke luar dari kas atau bank diperlakukan sebagai beban atau biaya.
Kelamahan akuntansi berbasis kas kurang menggambarkan kejadian ekonomis laporan
keuangan.
Akuntansi basis kas banyak diterapkan oleh organisasi nirlaba karena alasan
kepraktisan, tanpa mengetahui lebih dalam pengaruh atas penggunaan basis kas. Dengan
pilihan basis kas banyak sekali kejadian transaksi yang terjadi tetapi belum dikeluarkan /
diterima uangnya yang tidak dicatat dan rawan terhadap kesalahan.
5
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), organisasi diasumsikan
akan hidup terus (going concern) untuk jangka waktu yang panjang, sehingga pencatatan
yang dilakukan harus menggunakan basis akrual. Perubahan kebiasaan pencatatan dari basis
kas ke basis akrual murni bisa disiasati dengan cara mencatat transaksi rutin dengan basis
kas, dan kemudian lakukan penyesuaian catatan dengan basis akrual pada saat akan
menerbitkan informasi keuangan.
Sedangkan untuk mengklasifikasikan pos atau transaksi digunakan suatu bagan yang
berisi rekening atau perkiraan atau disebut daftar nomor kode akun (Chart of Account).
Merujuk pada standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba yaitu PSAK no. 45 perkiraan-
perkiraan diklasifikasikan menjadi perkiraan Laporan Posisi Keuangan, dan perkiraan
Laporan Aktivitas. Perkiraan Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aktiva, Kewajiban, dan
Aktiva Bersih. Sedangkan perkiraan Laporan Aktivitas terdiri dari Penerimaan dan Biaya.
Model persamaan akuntansi secara mudah dipahami seperti berikut : kedua sisi kiri dan
kanan, dari persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama. Hal tersebut karena hak atas
seluruh aktiva ada pada kreditur dan juga Donatur. Kita perlu menggaris bawahi bahwa
pengaruh suatu transaksi terhadap sisi kiri dan kanan harus seimbang, demikian juga hasil
akhir/saldonya harus seimbang.
CoA adalah alat bantu akuntansi berupa kode yang unik yang dilambangkan dengan
deret karakter (digit) bisa angka atau huruf, yang digunakan untuk mempermudah akunting
dalam mengolah (mengklasifikasikan, menge-lompokkan, mengikhtisarkan, dan
menjumlahkan) dokumen atau data ekonomi menjadi laporan atau informasi ekonomi.
6
Prinsip CoA antara lain :
a. Yang lazim terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu sederet angka dan nama yang
mengiterpretasikan suatu transaksi.
b. Didesain menggunakan klasifikasi yang seragam untuk menginterpretasikan
transaksi keuangan
c. Walaupun setiap organisasi memiliki CoA yang unik sesuai dengan sifat operasi,
struktur organisasi, dan aliran kegiatan organisasi, namun ada yang harus
diseragamkan yaitu untuk kebutuhan pelaporan dan identifikasi keunikan organisasi
tersebut.
d. Memungkinkan adanya perluasan akun tanpa harus mengadakan perubahan struktur
kode.
e. Mudah diingat
f. Mudah bagi pengguna
Contoh : Bukti penerimaan, bukti pembayaran, invoice, faktur pajak, daftar aktiva
tetap, daftar gaji, dan bukti transaksi lainnya.
b. Jurnal : Adalah cara pencatatan transaksi yang dilakukan oleh lembaga, dalam
akuntansi menggunakan Sistem Pencatatan dua kali yaitu pencatatan pada dua posisi
debet dan kredit, dimana pencatatan pada suatu akun akan berpengaruh terhadap
akun yang lain.
c. Penggolongan : Adalah suatu proses akuntansi terhadap jurnal yang dicatat
menggunakan double entry system akan dikelompokkan ke dalam masing-masing
akun yang berupa Buku Besar.
d. Buku Besar : Sering juga disebut perkiraan, akun atau pos. Buku ini adalah media
untuk menampung transaksi yang telah diklasifikasikan menggunakan jurnal dengan
proses penggolongan.
7
e. Pengikhtisaran : Proses peringkasan hasil dari pengelompokan yang berupa Buku
Besar masing-masing akun kemudian diikhtisarkan nilai saldo setiap Buku Besar ke
dalam Neraca Percobaan.
f. Neraca Saldo : Adalah media yang berisi ringkasan seluruh akun-akun yang dimiliki
lembaga dengan nilai saldo akhirnya. Nilai saldo ini berasal dari buku besar.
g. Laporan Keuangan : Adalah hasil akhir dari tahapan atau siklus akuntansi, dimana
akuntansi menyajikan laporan keuangan bersifat umum untuk semua pemakai.
Standar pelaporan untuk organisasi nirlaba telah diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) no 45, yang terdiri dari : Laporan Posisi Keuangan (LPK),
Laporan Aktivitas (LA), Laporan Perubahan Aktiva Bersih (LPAB), Laporan Arus Kas
(LAK), dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).
Setelah transaksi dicatat secara harian, digolongkan dan diikhtisarkan pada waktu-
waktu tertentu (bulanan), sistem akuntansi harus menghasilkan informasi akuntansi yang
akan didistribusikan kepada para pihak yang berkepentingan. Informasi akuntansi disebut
juga laporan keuangan. Komponen laporan keuangan organisasi nirlaba menurut PSAK no.
45 ada 5 (lima) macam yaitu : Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan
Perubahan Aktiva Bersih, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
8
b. Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat
1. Aktiva Bersih Terikat Permanen, adanya pembatasan sumber daya secara permanent
dari penyumbang dalam pemanfaatan atau penggunaan oleh organisasi, tetapi
organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau
manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
2. Aktiva Bersih Terikat Temporer, pembatasan penggunaan sumber daya oleh
penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai
dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
3. Aktiva Bersih Tidak Terikat, sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk
tujuan tertentu oleh penyumbang.
4. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanent atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
dalam catatan atas laporan keuangan.
9
Berikut ilustrasi contoh Laporan Posisi Keuangan
10
2. Laporan Aktivitas dan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, aktiva
bersih terikat temporer, dan aktiva bersih tidak terikat dalam suatu periode. Laporan aktivitas
menyajikan pendapatan sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika
penggunaanya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva
bersih tidak terikat.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapartan dan beban secara bruto. Namun
demikian pendapatan investasi, dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban
terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa
utama dan aktivitas pendukung.
11
Berikut ilustrasi contoh Laporan Aktivitas
12
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai perubahan saldo dana Kas dan
Setara Kas pada suatu periode aktivitas sesuai dengan tanggal Laporan Posisi Keuangan.
Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kas Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK
no. 2 tentang laporan arus kas dengan tambahan berikut :
a. Aktivitas Pendanaan
Penerimaan organisasi nirlaba menurut PSAK no.45 dibagi menjadi 2 (dua) golongan
besar yaitu Sumbangan dan non Sumbangan. Penerimaan yang berupa
sumbangan/hibah/donasi yaitu berbagai jenis penerimaan organisasi dimana organisasi tidak
perlu menghasilkan jasa atau barang kepada pemberi namun berupa program-program yang
telah direncanakan oleh organisasi. Penerimaan yang tergolong non sumbangan organisasi
nirlaba yaitu berbagai macam penerimaan dan berasal dari sumber manapun dimana
organisasi melakukan suatu kegiatan jasa atau memproduksi suatu barang kepada pemberi
untuk memperolehnya.
d. Donor internasional;
13
e. Masyarakat (dompet peduli, donasi tetap, dan lain-lain)
a. Hasil usaha komersial di bawah Yayasan (dividen dari penyertaan modal, SHU
koperasi yang didirikan oleh yayasan);
b. Hasil Investasi (bunga bank, bunga deposito, penjualan aktiva tetap yayasan, dan
lain-lain);
Perbedaan yang siknifikan berdasar batasan dari sumber penerimaan, menurut PSAK no.45
dibagi dalam 3 (tiga) golongan batasan :
14
1. Pencatatan Pendapatan
a. Pendapatan sumbangan/donasi
Tgl 19 April 2005 Yayasan menerima sumbangan/donasi dari perseorangan dan
korporasi sebesar Rp 50juta via transfer bank (Bank Cari Artha) untuk korban
bencana alam. (Cash Basis)
c. Pendapatan grant/hibah
Tgl 10 Juli 2005 Yayasan menerima MoU dari Lembaga Donor AA untuk program
pemberdayaan anak usia sekolah di lingkungan Yayasan untuk 2 tahun dengan
hibah sebesar Rp2M untuk periode 1 Juli 2005 – 30 Juni 2007. Hibah ini tidak
boleh digunakan untuk kegiatan lain selain yang disepakati dalam MoU. (Accrual
Basis)
15
d. Penerimaan termin 1 donor AA
Tgl 15 Juli 2005 Yayasan menerima dana hibah termin I sebesar Rp500 juta via
transfer bank ke rekening bank Lembaga (Bank Cari Artha). (Accrual Basis)
16
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit
10/7/05 Piutang SD Maju Terus 25.000.000
10/7/05 Bank Cari Artha 25.000.000
10/7/05 Pend. Usaha 50.000.000
h. Pelunasan piutang
Pada tgl 10 Agustus 2005, SD Maju Terus melunasi piutang pembelian buku
sekolah sebesar 25 juta via transfer bank Yayasan.
17
2. Pencatatan Beban Biaya
a. Biaya fundrising
Tgl 1 April 2005 Yayasan membuat kegiatan bazar dan pengumpulan dana untuk
korban bencana alam sebagai berikut: Biaya cetak brosur 500 buah Rp1,5juta,
biaya transportasi lokal ke bazar Rp500ribu, biaya sewa lokasi bazar Rp5juta.
Untuk sewa tempat, Yayasan memungut pajak sebesar 10% atau Rp500ribu.
b. Biaya program
Pada tgl 10 Agustus 2005, Yayasan mengeluarkan cek uang muka kerja untuk
staf lapangan Lala dalam rangka realisasi kegiatan pemberdayaan anak
sekolah sesuai MoU sebesar Rp50juta, dan staf lapangan Lulu untuk kegiatan
pengadaan buku bacaan perpustakaan kampung Rp25juta.
c. Pertanggungjawaban progam
Tgl 25 Agustus 2005 staf lapangan Lala melaporkan pertanggungjawaban
program sebagai berikut: Biaya honor panitia Rp10juta, biaya transportasi
lokal ke kampung Rp25juta, biaya konsumsi dan akomodasi Rp15juta, biaya
dokumentasi Rp5juta.
18
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit
d. Pertanggungjawaban program
Pada tgl 28 Agustus 2005, staf lapangan Lulu melaporkan
pertangguungjawaban kegiatan pengadaan buku bacaan perpustakaan
kampung Rp22,5juta.
e. Biaya kantor
Tgl 30 April 2005 Yayasan mengeluarkan biaya sebagai berikut: Gaji Direktur
Rp10juta, Staf Keuangan Rp5juta, Sekretaris Rp3juta, 2 orang Staf Program
masing-masing Rp4juta, biaya telepon kantor Rp750ribu, listrik Rp1,25juta,
biaya transportasi kantor Rp 600ribu dan biaya rumah tangga kantor Rp
400ribu.
Kebijakan Direksi menyatakan bahwa untuk biaya kantor akan dialokasi sebagai
berikut: Beban Program Bencana Alam 30%, Beban Program 50%, Beban Non
Program 20%.
19
30/4/05 By Gaji (Dir,Acc,Sekr) P 9.000.000
By Gaji (Dir,Acc,Sekr) NP
30/4/05 3.600.000
Kebijakan Direksi menyatakan bahwa semua peralatan dan aktiva unit sekolah
dicatat di Yayasan
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan organisasi yang memiliki suatu
sasaran atau mendukung suatu perihal atau kejadian. Sehingga kegiatan tersebut menarik
perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa mengambil suatu keuntungan.
Merujuk pada standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba yaitu PSAK no. 45
perkiraan-perkiraan diklasifikasikan menjadi perkiraan Laporan Posisi Keuangan, dan
perkiraan Laporan Aktivitas. Perkiraan Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aktiva,
Kewajiban, dan Aktiva Bersih. Sedangkan perkiraan Laporan Aktivitas terdiri dari
Penerimaan dan Biaya.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah yang kami susun ini masih banyak yang kurang
atau dikatakan masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kami berharap para pembaca
memberikan saran atau masukan untuk penyempurnaannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul & Kusufi, Mhd.Syam. 2014. Teori, Konsep dan Aplikasi Akuntansi Sektor
Publik. Jakarta : Salemba Empat
22