Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN RISIKO

I.

Pendahuluan
Setiap orang, rumah tangga, perusahaan [individu dan atau
organisasi] dalam setiap kegiatannya selalu mengandung risiko
[risk bearing].
The future is unknown
Sumber risiko:
Alam
Perilaku manusia
Kerusakan properti
Dll.
Tingkat kerusakan yang diderita akibat munculnya risiko
bervariasi tergantung pada intensitas terjadinya risiko.
Risiko merupakan suatu variasi kemungkinan kejadian yang akan
terjadi pada waktu yang akan datang. Makin besar risiko makin
sulit untuk meramalkan kejadian yang akan datang. Oleh karena
pengaruh buruknya, maka orang selalu mencari cara untuk
mengelolanya.
Karena setiap orang tidak tahu apa yg akan terjadi dimasa yad
dengan pasti, maka setiap orang selalu berupaya untuk
mengantisipasinya, sehingga setiap orang pada dasarnya adalah
manajer risiko untuk dirinya sendiri.
Manajemen risiko bukan sinonim dari asuransi (pertanggungan).
Manajemen risiko mencakup semua risiko (all risk) yang
dihadapi dalam bisnis. Dalam bukunya, Arthur, william Jr &
Richard M Heins, mengemukakan mengenai pengertian
manajemen risiko:

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

Risk management is the identification, measurement and


treatment of exposures to potential accidental losses, almost
always in situation where the only posibble outcomes are losses
or no changes in the status quo.
No definition is correct. ---- risk is the variation in the outcomes
that could occur in a given situation.

II.

Pengertian Dasar
Tidak ada definisi risiko yang berlaku secara umum, seperti yang
dikemukakan oleh Vaughn & Elliot:
Up to the present time, they have not been able to agree on
definition that can be used in each field.
Beberapa definisi risiko:
1. Risk is the chance of loss.
2. Risk is the probability of loss
3. Risk is the uncertainty
4. Risk is the dispersion of actual from expected result.
5. Risk is the probability of any outcomes different from the one
expected.
If only one outcomes is possible, the variation and hence the risk
is zero (0). The greater the variation, the greater the risk.

III. Konsep Lain Yang Berkaitan Dengan Risiko


1. Peril
Peril (bencana) suatu peristiwa yang dapat menimbulkan
kerugian, seperti: kebakaran, banjir, gempa, kecelakaan,
peledakan, pencurian, penyakit dll.
Peril .. penyebab langsung terjadinya kerugain.

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

2. Hazard
Hazard (bahaya) suatu keadaan yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya suatu peril (bencana) atau chance of
loss (kesempatan terjadinya kerugian) dari suatu bencana
tertentu.
Tipe-tipe Hazard:
2.1. Physical hazard
Karakteristik suatu objek yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya suatu peril.
Misalnya: kebakaran di suatu bengkel---peril; tapi sebuah
galon plastik berisi bensin di bengkel penyebab makin
maraknya api yang memperbesar kerugian.
2.2. Moral hazard
Suatu kejadian pada seseorang yang berkaitan dengan
sikap mental (mental attitude) serta kebiasaan buruk (bad
habit) yang dapat memperbesar terjadinya suatu peril.
2.3. Legal Hazard
Legal hazard adalah karakteristik suatu subjek yang
seringkali memanfaatkan belum adanya peraturan yang
bertujuan untuk melindungi masyarakat.
Hubungan antar Hazard, peril dan losses :
Puntung rokok
( Hazard )

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

Kebakaran
( Peril )

Kerugian
( losses ).

IV. Macam Macam Risiko:


1. Menurut Sifatnya:
a. Risiko Murni
b. Risiko Spekulatif
c. Risiko Fundamental
d. Risiko Khusus
e. Risiko Dinamis
2. Dapat tidaknya risiko tersebut dialihkan pada fihak lain:
a. Risiko yang dapat dialihkan pada fihak lain.
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan pada fihak lain.
3. Menurut sumber/penyebab timbulnya:
a. Risiko Intern
b. Risiko Ekstern
V.

Upaya Penanggulangan Risiko


Ada beberapa cara untuk meminimumkan risiko yang muncul:
a. mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap
kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan
kerugian.
b. Melakukan retensi
c. Melakukan pengendalian terhadap risiko
d. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada fihak lain.

VI. Nilai Ekonomis Penanggulangan Risiko


a. penghindaran/pengurangan nilai dari kerugian dari terjadinya
peristiwa yang tidak diharapkan (merugikan).
b. Penghindaran ketidakpastian, mencakup:
b.1. mengurangi tingkat ketegangan mental atau stress
b.2.orang-orang yang berani berusaha disektor-sektor yang
berisiko, karena risikonya dapat dialihkan.

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

FUNGSI MANAJEMEN RISIKO


1.

P e n g e r t i a n
a.
mencakup
usaha
untuk
melakukan
identifikasi terhadap risiko
b.
menemukan metoda yang paling baik
dalam menangani risiko.

2.

Perbedaan
antara
manajemen
risiko
dan
Asuransi.
a. persamaannya:
kedua-duanya
merupakan
kegiatan
manajemen yang berkaitan dengan upaya
penanggulan risiko murni yang dihadapi
oleh perusahaan.
b. perbedannya:

Manajemen Risiko:
a.menemukan
dan
menganalisis
risiko
umum
b.hanya
memberikan
penilaian
terhadap
teknik
penanggulan
risiko
c.adanya kerjasama dengan
sejumlah individu dan
bagian
dari
perusahaan.
d.mempunyai pengaruh yang
lebih luas terhadap
operasi perusahaan.

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

Asuransi:
a.salah satu cara untuk
menanggulangi risiko
murni
b.menangani seluruh proses
pengalihan risiko

c.melibatkan sejumlah orang


dan
kegiatan-kegiatan
yang lebih kecil.
d.mempunyai
terbatas.

pengaruh

yang

3.

Tujuan Manajemen Risiko


3.1. Tujuan sebelum terjadinya Peril
Nilai-nilai yang bersifat ekonomi
Hal-hal yang bersifat non-ekonomis
Tindakan penanggulangan risiko
Memakai alat keselamatan kerja
Mengasuransikan aktiva
3.2. Tujuan setelah terjadinya peril
Menyelamatkan operasi perusahaan
Menjaga kontinuitas operasi usaha
Menjaga sustainabilitas CIF
Menjaga tanggungjawab sosial

4.

Fungsi Pokok Manajamen Risiko


4.1. Menemukan kerugian potensial
Inspeksi Phisik di tempat kerja
Menyebarkan angket pd semua fihak
Menganalisis semua variabel yang
tercakup dlm peta aliran proses
produksi.
Tindakan yd dapat dilakukan misalnya:
menganalisis bahan baku dan pembantu,
diidentifikasi kemungkinan over and
under supplai, penyerahan yg tidak
tepat waktu, kerusakan dalam tahap
penyimpanan dsb.
4.2. Mengevaluasi Kerugian Potensial
Besarnya kemungkinan frekuensi
Terjadinya kerugian.
Besarnya
tk
kegawatan
dari
tiap
kerugian
Memilih teknik/cara yg tepat atau
kombinasi yg tepat.

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

5.

Langkah-langkah Proses Pengelolaan Risiko


5.1. menentukkan terlebih dahulu keinginan
objektif yang ingin dicapai
5.2. mengidentifikasi berbagai kemungkinan
terjadinya kerugian.
5.3. mengevaluasi dan mengukur besarnya
kerugian potensial.
5.4. mencari cara/kombinasi yang paling
baik,tepat dan ekonomis.
5.5. mengkoordinir dan mengimplementasikan
keputusan-keputusan yang tlh diambil
untuk menaggulangi risiko.
5.6.
Mangadministrasi,
memonitor
dan
mengevaluasi
semua
langkah-langkah
dalam menanggulangi risiko.

6.

Kedudukan Manajer Risiko


Di Indonesia, pada saat ini dapat dikatakan
belum ada perusahaan yg mempunyai manajer
atau bagian yang secara khusus menangani
pengelolaan risiko, yang ada hanya seorang
manajer asuransi, yang diberi tugas untuk
mengurusi masalah-masalah yang berhubungan
dengan asurasni. 80% perusahaan di Amerika
Dan Eropa memiliki seorang manajer risiko,
kedudukanya sama dengan manajer tk menengah.
Tugasnya meliputi:
Mengidentifikasi dan mengukur kerugian
dari exposures.
Menyelesaikan klaim-klaim asurasni.
Merencanakan dan mengelola jaminan TK.
Ikut
serta
mengontrol
kerugian
dan
keselamatan kerja.

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

PRINSIP-PRINSIP
PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO
1.

Pengertian
Suatu proses dengan mana suatu perusahaan secara sistematis dan
terus-menerus mengidentifikasi, property, liability dan personnel
exposures sebelum terjadinya peril.
Pokok-pokok pekerjaan seorang manajer risiko:
a. membuat daftar (check-list) semua kerugian yang dapat
menimpa semua bisnis.
b.Dengan pendekatan yang sistematis mencari
kerugian-kerugian potensial yang dapat
menimpa perusahaannya.

2.

Manfaat Daftar Kerugian:


a. mengingatkan
manajer
risiko
tentang
kerugian-kerugian yang dapat menimpa
bisnisnya.
b. Sebagai tempat mengumpulkan informasi
yg akan menggambarkan, dengan cara apa
dan bagaimana bisnis-bisnis khusus yang
dapat dimanfaatkan untuk menaggulangi
risiko potensial yang dihadapi.
c. Sebagai
bahan
pembanding
dalam
mereview dan mengevaluasi penanggulangan
risiko yang telah dibuat.

3.

Klasifikasi Kerugian Potensial


a. Kerugian atas harta kekayaan (property
exposures):
a.1. kerugian langsung
a.2. kerugian tidak langsung
a.3. Kerugian atas pendapatan

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

b.
c.

4.

misalnya:
batalnya
kontrak
penjualan, karena perusahaan tidak
berproduksi sementara waktu.
Kerugian berupa Kewajiban pihak lain
(Liability losses or exposures).
Kerugian Personil (Personnel Losses)

Metoda Pengidentifikasian Risiko


4.1. Daftar pertanyaan (questionair)
4.2. laporan keuangan
4.3. membuat flow-chart
misalnya :
supplier
--gudang
bahan
---fabrikasi/proses produksi --- gudang
barang jadi --- penyalur ---- konsumen.
4.4. dengan insfeki langsung di tempat
4.5. mengadakan interaksi dengan bagianbagian dalam perusahaan.
4.6. mengadakan interaksi dg fihak luar.
4.7. mengadakan analisis terhadap kontrakkontrak yang telah dibuat dengan fihak
lain.
4.8.
membuat
dan
manganalisis
catatan
statistik.
4.9. menganalisis dampak limgkungan (Amdal)

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

KERUGIAN POTENSIAL
1. Pengertian
Identifikasi risiko . Daftar mengenai kerugian potensial
jenis, bagaimana proses terjadinya .. sebagai dasar dalam
menentukkan kebijakan mengenai pengendalian risiko.
Ada 3(tiga) kelompok kerugian potensial:
a. kerugian atas harta (property losses)
b. kerugian berupa kewajiban kepada fihak ketiga (liability losses)
c. kerugian personil (personal losses)

ad. a. kerugian atas harta (property losses)


kerugian yang menimpa hak milik perusahaan terdiri :
1. Benda tetap (real estate) tanah dan bangunan
2. Barang bergerak (personal property)
2.1. bahan baku & pembantu, peralatan, suku cadang
2.2. barang-barang yg akan dijual, hasil produksi,
barang dagangan, surat-surat berharga dll.
Penyebab kerugian atas harta:
1. bahaya phisik
2. bahaya sosial
2.1. penyimpangan perilaku dari norma-norma
2.2. penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok
3. bahaya ekonomi; mismanajemen, krisis ekonomi, dll
Subyek kerugian harta
pengertian harta lebih luas dari aset nyata (real asset)
orang yang mungkin dapat menderita (subyek kerugian)
tidak selalu orang yang memiliki harta tersebut.
Berkaitan dengan kedua hal tersebut diatas, masalah status
kepemilikan harta serta tanggungjawab atas peril akan
menjadi fokus pemecahan permasalahan:
a. kepemilikan harta
b. kredit dengan jaminan
c. jual beli bersyarat
HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

10

Uniform Commercial Code:


c.1. bila persyaratan loco gudang (penjual)
c.2. bila persyaratan franco gudang perusahaan
pengangkutan
c.3. bila persyaratannya franco tempat tujuan atau
franco gudang (pembeli).
c.4. bila persyaratannya adalah FAS (free alongsideship)
c.4. bila persyaratannya COD (Collet on Delivery)
c.5. bila persyaratannya CIF (Cost Insurance & Freight)
adanya penyerahan dokumen (conyosemen)
d. Sewa menyewa (Leasing)
Ada beberapa kekecualian umum:
d.1.hukum adat penyewa bertanggung jawab atas peril
yang menimpa aset yangdisewa karena kecerobohan.
d.2.ada perjanjian/kontrak antara penyewa dan pemilik
d.3.penyewa melakukan perubahan terhadap harta tetap
dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan
e. Bailments
Bailee orang-oang/badan-badan yang menguasai harta
orang lain untuk sementara waktu.
Bailor orang atau badan pemilik harta yang sementara
dikuasai oleh orang/badan lain
Bailments perjanjian diantra balee dan bailor.
Karakteristik dari suatu bailments:
e.1. identitas harta (the title of the property)
e.2. kepemilikan harta sementara ada ditangan bailee
e.3. segala bentuk perubahan status kepemilikan aset
harus berdasarkan persetujuan dari bailor
f. Easement
Hak bagi seseorang untuk memanfaatkan harta yang bukan
miliknya dan hak penggunaan tersebut diakui oleh
pemiliknya.
g. Lisensi

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

11

Metoda atau Ukuran Dasar Menghitung Nilai Kerugian


a. Biaya yang sesungguhnya dari harta
b. Nilai buku (nilai perolehan penyusutan)
c. Nilai taksiran pajak
d. Biaya memproduksi kembali
e. Nilai pasar
f. Biaya penggantian dikurangi dengan penyusutan dan
keusangan.
Ad. b. Tanggung jawab atas kerugian pihak lain
(Liability loss Exposures)
Timbul karena adanya kemungkinan bahwa aktifitas
perusahaann menimbulkan kerugian harta atau personil fihak
lain baik secara disengaja maupun tidak. Tanggung jawab
ini timbul sebagai implementasi dari ungkapan masyarakat:
Siapa yang berbuat, dialah yang bertanggungjawab, sering
disebut sebagai tanggungjawab yang sah., yang terdiri dari:
b.1.tanggung jawab sipil atau perdata
biasanya dilakukan oleh satu pihak (penggugat)
melawan pihak lain (tertugagat) yang dinyatakan
bersalah, keputusannya berupa penggantian kepada pihat
yang dirugikan.
Sumber tanggung jawab sipil:
b.1.1. timbul dari kontrak kerjasama
b.1.2. timbul dari kesalahan atau kelalaian
b.1.3. timbul dari kegiatan penipuan atau kesalahan
b.1.4. timbul dari aktifitas lainnya.
b.2. tanggung jawab umum atau pidana
berlakunya tanggungjawab ini kepada yang bersangku
tan diajukan oleh petugas pelaksana hukum (JPU =
jaksa penuntut umum) atas nama masyarakat/umum/
masyarakata. Terhadap individu atau usaha bisnis yang
diduga harus bertanggung jawab atas kerugian yg trjdi.

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

12

Ad.c. Tanggung Jawab Atas Kerugian Personil


Meliputi tanggung jawab terhadap karyawan dan keluarganya
yang bersangkutan: kecelakaan kerja , sakit, mencapai usia tua,
kehilangan kerja (pesangon) dan meninggal Dunia.
Alasan perusahaan memperhatikan kerugian Personil.
a. untuk menarik dan mempertahankan karyawan yg
berkualitas
b. untuk meningkatkan moral dan produktivitas kerja
c. bagian dari kerjasama antara karawan & perusahaan
d. manfaat dari sistem perpajakan dengan adanya jaminan
sosial
e. sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
karyawan, diluar upah dan gaji.
f. Untuk membangun citra baik perusahaan
g. Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan.
h. Alasan lain tidak masuk program Astek.

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

13

PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN RISIKO


Setelah berbagai tipe kerugian potensial berhasil diidentifikasi, maka
untuk keperluan penentuan cara penanggulangannya, maka berbagai
exposure harus diukur. Perlunya pengukuran risiko:
a. untuk dapat menentukkan kepentingan relatif dari suatu risiko yang
dihadapi.
b. Untuk memperoleh informasi yang sangat diperlukan oleh manajer
risiko dalam menentukan cara yang terbaik yg dapat diterima.
I. D i m e n s i y a n g h a r u s d i u k u r:
a. besarnya frekuensi kerugian
b. tingkat kegawatan (severity) dari setiap kemungkinan peril.
Mengapa kedua dimensi itu diperlukan ?.
- Kedua dimensi itu diperlukan untuk menilai relatif pentingnya suatu
exposure terhadap kerugian potensial
Dari dimensi pengukuran tersebut, hal yang perlu diketahui :
a. rata-rata nilainya dalam suatu periode anggaran
b. variasi nilai kerugian dari suatu periode anggaran terhadap perode
anggaran lainnya.
c. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama
apabila kerugian tersebut ditanggung sendiri (diretensi), tidak hanya
dalam konversi nilai rupiahnya saja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, berkaitan dengan dimensi
pengukuran tersebut, antara lain:
1. orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan lebih
penting dari frekuensinya.
2. Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial,
seorang manajer risiko harus cermat dalam memperhitungkan
semua tipe kerugian yang terjadi, terutama dampaknya terhadap
kondisi keuangan perusahaan.
HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

14

3. Seorang manajer risiko harus pula memperhatikan, orang, kekayaan


atau exposure yang lain yang tidak kena peril.
4. Perlu memperhatkan kerugian tidak langsung.
5. Dalam mengestimasikan tingkat kegawatan, penting pula
memperhatiak jangka waktu:
5.1. the time value of money
5.2. cash outlay untuk menaggulangi suatu kerugian.
II. P e n g u k u r a n f r e k u e n s i K e r u g i a n
Untuk mengetahui berapa kali suatu jenis peril dapat menimpa suatu
jenis objek yang bisa terkena peril dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan dimensi frekuensi, ada empat kategori kerugian, yaitu:
1. kerugian yang hampir mungkin tidak terjadi (almost nil)
2. kerugian yang kemungkinan terjadinya kecil (Slight).
3. Kerugian yang mungkin (moderate)
4. Kerugian yang mungkin sekali (definite)
Berkaitan dengan pengukuran kerugian dari dimensi frekuensi,manajer
risiko harus memperhatikan pula:
1. jenis kerugian yang dapat menimpa suatu objek.
2. Jenis objek yang dapat terkena suatu peril
3. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi nilai probabilitas kerugia
potensial.
III. P e n g u k u r a n K e g w a t a n K e r u g i a n
Untuk mengetahui berapa besarnya nilai kerugian, yang selanjutnya
dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama
kondisi finansialnya.
Dalam mengukur kegawatan kerugian potensial, ada tiga hal yang
perlu diperhatikan:
1. kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril
2. probabilitas kerugian maksimum dari setiap peril.
HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

15

3. Keseluruhan (aggregate) kerugian maksimum setiap tahunnya yang


merupakan keseluruhan kerugian total terbesar.
Berdasarkan dimensi kegawatannya, ada empat kategori kerugian
potensial, yaitu:
1. kemungkinan kerugian yang wajar (normal loss expectancy)
2. probabilitas kerugian maksimum (probable maximum loss)
3. kerugian maksimum yang dapat diduga (maximum foreseeable loss)
4. kemungkinan kerugian maksimum (maximum possible loss).

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

16

KONSEP PROBABILITAS (PROBABILITY THEORY)


1. Pengertian
Baik dari dimensi frekuensi maupun dimensi severitas, keduanya
akan terkait dengan masalah teori kemungkinan atau probabilitas
dari kerugian potensial tersebut (potential exposure).
Masyarakat,umumnya mengertikan probabilitas sebagai kesempatan
atau kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau kemungkinan
jangka panjang terjadinya sesuatu. Namun demikian, pengertian
diatas sangat sederhana, oleh karena itu, kita perlu mengetahui
pemahaman mengenai Teori probabilitas.
Ada beberapa pengertian yang harus dipahami dalam toeri
kemungkinan ini, yaitu:
1.1. Konsep Ruang sampel atau Sample space dan kejadian (Event)
Sample space merupakan suatu set kejadian tertentu yang telah
diamati dalam kurun waktu tertentu. Misalnya jumlah
kecelakaan lalu-lintas di Kota Bandung selama tahun 2000
(data diperoleh dari Ditlantas Polwiltabes Bandung).
Suatu ruang sampel terdiri dari bagian-bagian atau sub set, atau
event/ subset (event) ini merupakan suatu kejadian atau
fenomena tunggal yang merupakan bagian dari ruang sampel.
Misalnya ruang sampel, kecelakaan lalu lintas di kota Bandung,
maka event atau sub set, terdiri dari: kecelakaan kendaraan
pribadi dan kendaraan umum/
Event dapat dihitung dengan menggunakan bobot maupun
tanpa bobot, pemberian bobot ini untuk memberikan penekanan
terhadap adanya karakteristik yang berbeda, sehingga
mempunyai probabilitas yang berbeda.
Nilai probabilitas bila tanpa bobot:
E
P (E) =
S
Nilai probabilitas dengan dibobot:
:
(w).E
P (E) =
(w).S
HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

17

P(E) = probabilitas terjadinya event


E
= Event atau sub set atau kejadian
S = sample space atau ruang sampel
W = bobot dari masing-masing event.
Misalnya dalam contoh diatas, data yang dikumpulkan dari
ditlantas kota Bandung menunjukkan pada tahun 2009 terjadi
1.000 kecelakaan, 250 kecelakaan terjadi pada kendaraan
pribadi, 750 kecelakaan menimpa kendaraan umum. Dengan
demikian probabilitas terjadinya kecelakaan mobil pribadi
adalah:
Tanpa dibobot: p(e)= 250/1000 = 0.25 atau 25%
Dengan dibobot:
P(e) = [(2 x 250)/{(2x250)+(1x750)}]
P(e) = (500/1250)
P(e) = 0.40 atau 40%
Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa besarnya
probabilitas yang dibobot (40%) berbebda dengan tanpa dibobot
(25%) dengan nilai perbedaan yang cukup besar(15%).
1.2. Asumsi-asumsi dalam Teori Probabilitas
Dalam teori probabilitas ada beberapa asumsi yang harus
dipenuhi:
a. probabilitas kejadian (probability event) selalu memiliki nilai
positip dan tak pernah bernilai negatip.
Nilai probabilitas dibatasi oleh 2 nilai ekstrim yaitu P(e) = 0
Artinya peristiwa tersebut tidak pernah terjadi, dan nilai
ekstrim kedua P(e) = 1, artinya peristiwa tersebut pasti
terjadi. Nilai probabilitas (probability level) berada diantara
0 dan 1, sehingga: ..0 P(x/n) 1.
b. Bahwa kejadian-kejadian dapat bersifat saling pilah atau
mutually exclusive, artinya dua event tersebut (terjadinya
kecelakaan mobil pribadi dan umum) tidak terjadi secara
bersamaan. Secara matematis asumsi ini dikenal dengan
hukum penambahan atau additive rules, yang menyatakan
bahwa : total probabilitas dari 2 event atau lebih masingHAND OUT MANAJEMEN RISIKO

18

masing yang saling pilah merupakan jumlah probabilitas


dari masing-masing event yang saling pilah tersebut:
P (A atau B) = P(A) + P(B)
P (A B) = P(a/n) + P(b/n)
P(A)= peluang terbakarnya gedung A = 1/20
P(B)= peluang terbakarnya gedung B = 1/40
Maka peluang terbakarnya gedung A atau B ?.
P (A B) = P(1/20) + P(1/40)
= 2/40 + 1/40
= 3/40 = 0.075 = 7.5%
c. Compound Events: terjadinya dua atau lebih peristiwa
terpisah selama jangka waktu yang sama:
c.1. compound events yang bersifat bebas (independent).
Dua event bersifat bebas satu sama lain, jika terjadinya
salah satu tidak ada hubungannya dengan peristiwa yg
lain, dimana probabilitas terjadinya peristiwa tsb
serentak, sehingga probabilitasnya merupakan hasil kali
dari probabilitas masing-masing peristiwa tsb.
Jadi P (A dan B) = P(A) x P(B)
P (A B) = P(a/n) x P(b/n)
Perusahaan ABC mempunyai 2 gudang, yaitu A dan
B, dimana masing-masing terletak di Jakarta dan
Bandung, dimana terbakarnya gedung A tidak
dipengaruhi/mempengaruhi oleh terbakarnya gedung
B misalnya probabilitas terbakarnya gedung A = 1/20,
sedangkan P(B)=1/40. Maka probabilitas terbakarnya
gedung A dan B ?.
P (A dan B) = P(A) x P(B)
P (A B) = P(a/n) x P(b/n)
P (A B) = (1/20) x (1/40)
P (A B) = 1/800 = 0.00125 = 0.125%
Nilai akumulasi keseluruhan peluang akan sama
dengan 1 (100%). Oleh karenanya kita bisa
menggabungkan antara mutually exclusive dengan
compound event:
HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

19

Sehingga dari contoh diatas, diperoleh nilai


probabilitas dari berbagai kombinasi:

Kemungkinan 1:
Terbakarnya gudang A dan
tidak terbakarnya gudang B:
(1/20) x (1-1/40) =.. 39/800

Kemungkinan 2:
Tidak terbakarnya gudang A dan
Terbakarnya gudang B:
(1-1/20) x (1/40) = . 19/800

Kemungkinan 3:
Tidak terbakarnya baik gudang A
Dan gudang B:
(1-1/20) x (1-1/40) = .. 741/800

Kemungkinan 4:
Terbakarnya gudang A dan gudang B:
(1/20) x (1/40) = . 1/800
Jumlah probabilitas dari = 800/800
P(1;2;3;4) = 100%
c.2. compound event bersyarat (conditional compound
event)
compound event bersyarat adalah dua peristiwa atau
lebih, dimana terjadinya peristiwa yang satu akan
mempengaruhi terjadinya peristiwa yang lain.
P (A dan B) = P(A) x P(B/A)
P (A B) = P(A) x P(B/A)
P (B dan A) = P(B) x P(A/B)
P (B A) = P(B) x P(A/B)
Dimana P (A dan B) notasi untuk probabilitas
bersyarat yang terjadi peristiwa B sesudah terjadinya
peristiwa A, sedangkan P (B dan A) memiliki arti
sebaliknya.

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

20

Misalnya : terkominasi makanan siap saji oleh


semacam racun dalam sebuah kantin pabrik (peristiwa
A),dan terjadinya gejala mual-mual sejumlah
karyawan setelah makan siang di kantin tersebut
(sebagai peristiwa B), dimana P(A)= 1/40, dan P(B) =
1/40, sedangkan p(B/A) = 1/3. Maka kombinasi
probabilitasnya dapat dihitung sebagai berikut:

Kemungkinan 1:
Terkontaminasinya makanan dan
terjadinya gejala mual
(1/40) x (1/3) =... 1/120

Kemungkinan 2:
Terkontaminasinya makanan dan
Tidak terjadinya gejala mual
(1/40) x (1-1/3) = 2/120

Kemungkinan 3:
Tidak terkontaminasinya makanan dan
terjadinya gejala mual
(1-1/40)x(1/3) = 39/120

Kemungkinan 4:
Tidak terkontaminasinya makanan dan
Tidak terjadinya gejala mual
(1-1/40)*(1-1/3) =78/120
Jumlah probabilitas dari = 120/120
P(1;2;3;4) = 100%

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

21

PENANGGULANGAN RISIKO

Pada dasarnya terdapat dua pendekatan yang sering digunakan oleh


seorang manajer risiko dalam menanggulangi risiko yang dihadapi oleh
perusahaannya, yaitu:
1.
Risk Control
2.
Risk Financing
Dari kedua pendekatan tersebut, terdapat sejumlah metoda/alat yang
digunakan untuk melakukan penanganan dan pembiayaan risiko,
sehingga penanganannya menjadi efektif dan efisien.
Ad.1. Risk Control (penanganan risiko)
1.1. menghindarinya
menghindari harta,orang atau kegiatan dari exposure

Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan


kegiatan yg mengandung risiko walaupun u/sementara
: tidak menerima pengemudi yg suka mabuk,
mengurangi kebijakan kredit, dll

Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima


atau segera menghentikan sesuatu yg diketahui
mengandung risiko.
Penghindarian risiko dikatakan berhasil jika ternyata tidak
terjadi kerugian yg diakibatkan oleh risiko yg ingin
dihindari.
1.2. mengendalikan kerugian (loss control)
tujuannya adalah:
a. memperkecil kans/kesempatan terjadinya kerugian.
b. Mengurangi keparahan bila suatu risiko kerugian terjadi.
Kedua tujuan tersebut, dapat dicapai melalui berbagai cara:
Program minimisasi (minimization program)
Program penyelamatan (salvage program)
HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

22

Engineering program
Human relation program
Ada 10 (sepuluh) strategi yang direkomendasikan oleh DR.
William Haddon, dalam rangka mencegah musibah yang
akan terjadi:
1. mencegah lahirnya hazard pada kesempatan pertama
2.mengurangi jumlah atau besarnya hazard
3. mencegah keluarnya hazard jika hazard terbentuk atau
kalau hazard memang sudah ada sebelumnya.
4. mengubah kecepatan atau kekuatan keluarnya hazard
dari sumbernya.
5. memisahkan
objek
dari
sumber
yg
dapat
mengahancurkannya.
6. memisahkan hazard dari objek yang harus dilindungi
7. mengubah kualitas dasar yg relevan dari hazard
8. menjadikan objek lebih tahan terhadap yg akan
merusaknya.
9. melakukan tindakan kontra untuk menahan bertambah
parahnya suatu kerusakan.
10.menstabilkan, mereparasi dan merehabilitasi objek yg
terkena peril.
1.3. Pemisahan
Memisahkan penempatan dari harta yang menghadapi risiko
yang
sama,
yakni
dengan
menambah
banyaknyaIndependent
exposure
unit,
sehingga
probabilitas kerugian dapat diperkecil. Maksudnya untuk
mengurangi jumlah kerugian akibat suatu peril. Perusahaan
yg memiliki banyak truck, dilakukan splitting pooling
trucks.
1.4. melakukan kombinansi atau pooling
menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali
perusahaan yg bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian
HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

23

yg akan dialami lebih dapat diramalkan, sehingga risikonya


relatif lebih kecil.
1.5. Pemindahan Risiko
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. harta milik/kegiatan yg mengandung risiko dipindahkan
kepada fihak lain, yg dinyatakan secara tegas melalui
suatu kontrak atau transaksi.
2. Risikonya yg dipindahkan.
Ad.2. Risk Financing (Pembiayaan risiko)
Penanggulangan
risiko
dapat
dilakukan
dengan
menyediakan/mengeluarkan dana yg berhubungan dengan cara-cara
pengadaan dana untuk menanggulangi kerugian, cara-cara yg dapat
digunakan yaitu:
1. Memindahkan risiko dengan pembiayaan (risk financing
transfer).
Transferor harus mencari dana eksternal untuk membayar
kerugian yg diderita oleh tertanggung, pemindahan ini dapat
dilakukan dengan cara:
1.1. transfer risiko kepada perusahaan asuransi.
1.2. transfer risiko kepada perusahaan yg bukan asuransi.
Umumnya dilakukan melalui kontrak-kontrak bisnis
biasa, isi kontraknya biasanya berkenaan dengan:
harta kekayaan
net income
personil
tanggungjawab
2. Meretensi (Risk Retention)
Meretensi artinya perusahaan menanggung sendiri risiko
finansialdari suatu peril dan ini adalah bentuk
penanggulangan risiko yg paling umum, penanggulangan
ini bersifat pasif, atau tidak direncanakan (unplanned
retention), atau sebaliknya (planned retention).
HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

24

Suatu retensi bersifat aktif bila manajer risiko telah


mempertimbangkan metoda-metoda lain untuk menangani
risiko dan kemudian memutuskan secara sadar untuk tidak
memindahkan kerugian potensial tsb, sehingga bila terjadi
kerugian akan diperhitungkan sebagai biaya tak terrduga.

HAND OUT MANAJEMEN RISIKO

25

Anda mungkin juga menyukai