Anda di halaman 1dari 8

Manajeme Resiko

Pengertian Tentang Risiko


Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam
percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Misalnya: Bersepeda motor di atas jalan
yang sangat ramai besar risikonya, orang secara intuitif mengerti maksudnya. Tetapi
pengertian yang di pahami secara intuitif ini, hanya memuaskan jika dipakai dalam
percakapan sehari-hari.
Manajemen risiko merupakan pengetahuan yang badan teorinya masih muda. Itulah sebabnya
kita menemukan banyak kontradiksi dalam pengertian tentang konsep risiko.
Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi.Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:
Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan
kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas
akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat
perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%,
berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.

Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).


Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu.
Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).


Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan
penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap
individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi risiko
berikut.

Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil
aktual dari hasil yang diharapkan).
Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu
posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.

Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah
probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut definisi di
atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa
outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat
buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan
itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.

Risiko Spekulatif dan Risiko Murni


Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan (expectation) ke salah
satu dari dua arah.artinya, ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan ada
pula penyimpangan yang merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka kita katakan
risiko itu spekulaatif. Risiko adalah kemungkinan kerugian tetapi bila disamping itu
kemungkinan kerugian terdapat kemungkinan untung, maka risiko itu dinamakan risiko
spekulatif. Contohnya: judi menimbulkan kemungkinan-kemungkinan ini, mereka berjudi
mungkin menang atau kalah.
Lawan dari risiko spekulatif adalah risiko murni yaitu yang hanya ada kemungkinan kerugian.
Seorang pemilik rumah terbuka terhadap kemungkinan kerugian. Risiko ini hanyalah
mempunyai kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan keuntungan. Risiko
ini disebut risiko murni.
Apakah suatu risiko itu spekulatif atau murni, bergantung pada pendekatan yang digunakan.
Risiko spekulatif biasanya tidak dapat diasuransikan. Hanya risiko murni yang dapat
diasuransikan.

Sumber Risiko
Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang menimbulkan kerugian.
Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun ada beberapa
overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber penyebab
kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko
ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara
penanganannya.
1. Risiko Sosial
Sumber pertama risiko adalah masyarakat, artinya tindakan orang-orang menciptakan
kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan kita. Contohnya:
Dengan berkembangnya toko-toko swalayan, maka tokowan menghadapi risiko besarnya
pencurian (shoplifting). Akan tetapi tidak semua pencuri itu adalah orang luar melainan juga
penggelapan dan penyalahgunaan oleh pegawainya sendiri.
2. Risiko Fisik
Ada banyak risiko fisik yang sebagiannya adalah fenomena alam, sedangkan lainnya
disebabkan kesalahan manusia. Contohnya antara lain:
Kebakaran, kebakaran adalah penyebab utama cidera, kematian dan kerusakan harta.
Cuaca, Iklim adalah risiko yang serius. Kadang-kadang hujan terlalu banyak sehingga
panen kena banjir dan sungai meluap.
Petir, menyebabkan kebakaran yang selanjutnya merusakan harta, membunuh atau
mencederai orang.
Tanah longsor, telah umum menjadi sumber kerusakan harta. Semakin padatnya daerah
kota maka semakin banyak rumah dibangun diatas tanah yang labil.
3. Risiko Ekonomi
Banyak risiko yang dihadapi perusahaan itu bersifat ekonomi.contoh-contoh risiko ekonomi
adalah inflasi, fluktuasi local, dan ketidakstabilan perusahaan individu, dan sebagainya.

Jenis-jenis Risiko yang Ditangani Manajer Risiko


Manajer risiko menangani terutama risiko murni. Ia tidak menangani risiko spekulatif kecuali
jika adanya risiko spekulatif memaksa manajer risiko untuk menghadapi risiko murni tertentu,
misalnya perusahaan ini baru saja mengambil alih pabrik baru, karena itulah tercipta kerugian
potensial untuk kebakaran.
Kerugian potensial yang bersifat ekonomi yang harus ditangani menajer risiko dapat
dikategorikan atas:
1. kerugian terhadap harta.
2. tanggung jawab terhadap pihak lain.
3. kerugian personil.

Mengidentifikasikan Risiko
Sebelum memanajemeni risiko, maka harus dapat diketahui adanya risiko itu, berarti
membangun pengertian tentang sifat risiko yang dihadapi dan dampaknya terhadap aktivitas
perusahaan. Dalam keadaan tidak diidentifikasikan semua risiko, berarti perusahaan yang
bersangkutan menanggung risiko tersebut secara tidak sadar.
Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisisan untuk menemukan secara
sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian yang potensial) Yang menentang
perusahaan. Untuk itu diperlukan:
Pertama: Suatu checklist dari pada semua kerugian potensial yang mungkin bisa terjadi
pada umumnya pada setiap perusahaan
Kedua: untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan yang sistematik
untuk menetukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam checklist itu yang
dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.

Manajer risiko seharusnya menjalankan sendirikedua langkah itu, kalau tidak, ia harus
percaya saja pada jasa agen asuransi, broker, atau konsultan.
Klasifikasi Kerugian
Salah satu alternatif system pengklasifikasian kerugia dalam suatu checklist adalah sebagai
berikut:
A. Kerugian Hak Milik (Property losses)
Kerugian langssung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti atau reparasi
atau kehilangan harta.
Kerugian tidak langsung, seperti keharusan untuk menghancurkan sisa gedung yang rusak
akibat kerugian langsung
Kerugian pendapatan (net income), seperti penghentian kegiatan sementara yang
disebabkan oleh suatu kerugian dimana tidak boleh ditempatinya ruangan kerja.
B. Kewajiban Mengganti Kerugian Orang Lain (Liability Losses)
Karena rusaknya hak milik orang lain atau terlukanya orang lain.
C. Kerugian Personaia (Personnel Losses)
Kerugian bagi perusahaan, karena kematian, cacat, atau mengundurkan dirinya pegawai,
langganan atau pemilik.
Kerugian bagi keluarga pegawai, yang disebabkan oleh kematian, cacat, atau
pemberhentian.

PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO


a. Menurut Smith, 1990 Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi,
pengukuran,
dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah
perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan
tersebut.
b. Menurut Clough and Sears, 1994, Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu
pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan
kerugian.
c. Menurut William, et.al.,1995,p.27 Manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari
manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab
dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Dorfman, 1998, p. 9 Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya
untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.

Tindakan manajemen resiko diambil oleh para praktisi untuk merespon bermacam-macam
resiko. Responden melakukan dua macam tindakan manajemen resiko yaitu mencegah dan
memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau
mentransfer resiko pada tahap awal proyek konstruksi. Sedangkan tindakan memperbaiki
adalah untuk mengurangi efek-efek ketika resiko terjadi atau ketika resiko harus diambil
(Shen, 1997).
Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan
menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk
mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang
ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko
(Uher,1996).
Pendekatan sistematis mengenai manajemen risiko dibagi menjadi 3 stage utama, yaitu
(Soeharto, 1999):
1. Identifikasi resiko
2. Analisa dan evaluasi resiko
3. Respon atau reaksi untuk menanggulangi resiko tersebut

Jadi, manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola


ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen
risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko
keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-
beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko
melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko
(manusia, staff, dan organisasi).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat
diklasifikasi menjadi
Risiko Operasional
Risiko Hazard
Risiko Finansial
Risiko Strategik

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi
Korporasi (Enterprise Risk Management).
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko,
mitigasi,monitoring dan evaluasi.
Risiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi yang bersangkutan.
Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kejadian alam,
operasional, manusia, politik, teknologi, pegawai, keuangan, hukum, dan manajemen dari
organisasi.
Suatu risiko yang terjadi dapat berasal dari risiko lainnya, dan dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Risiko rendahnya kinerja suatu instansi berasal dari risiko rendahnya mutu pelayanan
kepada publik. Risiko terakhir disebabkan oleh faktor-faktor sumber daya manusia yang
dimiliki organisasi dan operasional seperti keterbatan fasilitas kantor. Risiko yang terjadi akan
berdampak pada tidak tercapainya misi dan tujuan dari instansi tersebut, dan timbulnya
ketidakpercayaan dari publik.
Risiko diyakini tidak dapat dihindari. Berkenaan dengan sektor publik yang menuntut
transparansi dan peningkatan kinerja dengan dana yang terbatas, risiko yang dihadapi instansi
Pemerintah akan semakin bertambah dan meningkat. Oleh karenanya, pemahaman terhadap
risiko menjadi keniscayaan untuk dapat menentukan prioritas strategi dan program dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko. Peran dari
manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah,
mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan penyusunan strategic management,
mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive
decision making dari manajemen puncak.
Menurut COSO, risk management (manajemen resiko) dapat diartikan sebagai a process,
effected by an entitys board of directors, management and other personnel, applied in
strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential events that may affect
the entity, manage risk to be within its risk appetite, and provide reasonable assurance
regarding the achievement of entity objectives.Definisi risk management di atas dapat
dijabarkan lebih lanjut berdasarkan kata-kata kunci sebagai berikut:
a. On going process
Risk management dilaksanakan secara terus menerus dan dimonitor secara berkala. Risk
management bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan sesekali (one time event).

b. Effected by people
Risk management ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di lingkungan organisasi. Untuk
lingkungan institusi Pemerintah, risk management dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai
institusi/departemen yang bersangkutan.

c. Applied in strategy setting


Risk management telah disusun sejak dari perumusan strategi organisasi oleh manajemen
puncak organisasi. Dengan penggunaan risk management, strategi yang disiapkan disesuaikan
dengan risiko yang dihadapi oleh masing-masing bagian/unit dari organisasi.

d. Applied across the enterprise


Strategi yang telah dipilih berdasarkan risk management diaplikasikan dalam kegiatan
operasional, dan mencakup seluruh bagian/unit pada organisasi. Mengingat risiko masing-
masing bagian berbeda, maka penerapan risk management berdasarkan penentuan risiko oleh
masing-masing bagian.

e. Designed to identify potential events


Risk management dirancang untuk mengidentifikasi kejadian atau keadaan yang secara
potensial menyebabkan terganggunya pencapaian tujuan organisasi.

f. Provide reasonable assurance


Risiko yang dikelola dengan tepat dan wajar akan menyediakan jaminan bahwa kegiatan dan
pelayanan oleh organisasi dapat berlangsung secara optimal.

g. Geared to achieve objectives


Risk management diharapkan dapat menjadi pedoman bagi organisasi dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Gambar 1. Risiko dan Tujuan Organisasi

Sebagaimana dijelaskan pada Gambar 1, risiko terjadi pada unit-unit dari suatu organisasi
berkenaan dengan aktivitas dari masing-masing unit. Risiko terdapat pada tindakan
manajemen dalam memamfaatkan sumber daya yang dimiliki (asset) dan proses operasi
berikut aktivitas pengendalian yang ada. Risiko-risiko kritis dan signifikan yang tidak
tertangani akan berdampak pada pencapaian tujuan-tujuan dari setiap unit. Kegagalan
pencapaian tujuan pada unit akan berpengaruh langsung pada tidak terpenuhinya tujuan
organisasi.

Manfaat Manajemen Risiko


Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996)
Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.
a. Memudahkan estimasi biaya.
b. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam
cara yang benar.
c. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan
ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
d. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak
informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
e. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
f. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
g. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.

Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap
perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :
a. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
b. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
c. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak
langsung menolong meningkatkan public image.

Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah
terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara
lain sebagai berikut ini (Darmawi, 2005, p. 13).
a. Survival
b. Kedamaian pikiran
c. Memperkecil biaya
d. Menstabilkan pendapatan perusahaan
e. Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan
f. Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
g. Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.

Hubungan Manajemen Risiko Dengan Fungsi-fungsi Lain Dalam Perusahaan


Manajemen risiko berkaitan erat dengan fungsi perusahaan lainnya (yaitu dengan fungsi:
akunting, keuangan, marketing, produksi, personalia, engeenering dan maintenance), karena
bagian-bagian itu ada yang menciptakan risiko dan ada yang menjalankan sebagai fungsi
manajemen risiko. Marilah kita analisi satu persatu di bawah ini.
1. Hubungan Dengan Fungsi Akunting
Bagian akunting menjalankan kegiatan manajemen risiko yang penting, yaitu:
a. Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan, dengan jalan melakukan
internal control dan internal audit.
b. Melalui rekening asset bagian akunting mengidentifikasikan dan megukur exposure
kerugian terhadap harta.
c. Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian akunting mengukur risiko
piutang dan mengalokasikan cadangan dana exposure kerugian piutang.
2. Hubungan Dengan Fungsi Keuangan
Bagian keuangan melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi manajemen risiko.
Pertama, manajer risiko biasanya bawahan Direktur Keuangan.
Kedua, bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash flow. Karena
menurun profit bias menghalangi tujuan perusahaan, maka kegiatan seprti itu juga tercantum
dalam program manajemen risiko.
Ketiga, dalam menetapkan apakah perusahaan akan membeli peralatan yang mahal atau
gedung baru, maka manajer finansial seharusnya mempertimbangkan risiko murni yang
tercipta karena tindakan itu.
3. Hubungan Dengan Marketing
Kegiatan marketing dapat menciptakan risiko, terutama risiko tanggung-gugat. Misalnya
perusahaan dituntut oleh pihak luar berkenan dengan penggunaan packaging yang tidak
memenuhi syarat. Dalam mengangkut produk ke langganan, mengandung bermacam risiko
yang perlu terlebih dahulu dianalisis oleh manajemen risiko. Itulah sebabnya bagian
marketing harus selalu awas terhadap risiko yang timbul pada setiap aktivitas marketing, dan
bagian manajemen risiko seharusnya diberi informasi secepatnya.
4. Hubungan Dengan Bagian Produksi
Kegiatan produksi juga banyak menciptakan risiko. Dalam mendesain atau membuat produk
atau memberikan service, pekerja sering kali diekspos pada kecelakaan kerja. Demikian pula
produk atau service yang dijualnya mungkin juga bisa menciptakan kerusakan atau
kecelakaan badan bagi pemakainya; oleh karena itu perusahaan harus selalu siap sedia
menghadapi tuntutan hukum dari pihak ketiga.
5. Hubungan Dengan Engineering dan Maintenance
Bagian ini bertanggung jawab untuk desain pabrik, maintenance, dan melaksanakan fungsi
perawatan gedung, pabrik, dan peralatan, yang semuanya sangat vital untuk mencegah,
mengurangi frekuensi dan keparahan kerugian
6. Hubungan Dengan Bagian Personalia
Bagian personalia mempunyai banyak tanggung jawab dibidang risiko. Contoh yang paling
jelas adalah perancangan, instalasi, dan administrasi program-program kesejahteraan pegawai.
Bagian personalia biasanya bertugas mengadakan perundingan dengan serikat kerja,
menetapkan hak dan kewajiban serta kesejahteraan. Sedangkan Manajemen Risiko
menseleksi asuransi dan merundingkan penutupan asuransi atau memanajeri aspek finansial
daripada program (penenggungan risiko).

Manajemen Resiko
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko
http://www.bppk.depkeu.go.id/index.php/2008050881/jurnal-akuntansi-
pemerintah/manajemen-risiko-di-lingkungan-pemerintah-pengantar-aplikasi-pada-unit-unit-
departemen-keuangan/pengertian-manajemen-risiko.html
http://s1manajemen.multiply.com/journal/item/7?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fit
em
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/manajemen-resiko-definisi-dan-manfaat.html

Anda mungkin juga menyukai