Anda di halaman 1dari 6

NAMA: Nursanti Dwi Apriyani

NIM: 111180024
KELAS: Manajemen Proyek
LATIHAN SOAL
1. Apakah yang dimaksud dengan risiko dan manajemen risiko
2. Sebut dan jelaskan tahap-tahap dalam manajemen risiko
3. Sebut dan jelaskan cara pengelolaan risiko
4. Apakah pentingnya mempelajari manajemen risiko

Jawab:
1. Definisi risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat yang
kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.
Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott (1978), risiko didefinisikan
sebagai;
a. kerugian – the chance of loss
b. Kemungkinan kerugian – the possibility of loss
c. Ketidakpastian – uncertainty
d. Penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan – the dispersion of actual from
expected result
e. Probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan – the probability of any
outcome different from the one expected Atau dapat diambil kesimpulan bahwa definisi
risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh
konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi.

Risiko bisa dikelompokkan ke dalam risiko murni dan risiko spekulatif


dengan penjelasan sebagai berikut ini.
• Risiko murni (pure risks)
Merupakan risiko di mana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan
keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakan potensi kerugian untuk risiko tipe
ini. Beberapa contoh risiko tipe ini adalah risiko kecelakaan, kebakaran, dan
semacamnya. Contoh lain adalah risiko banjir menghantam rumah kita. Kejadian
seperti itu akan
merugikan kita. Tetapi rumah berdiri di tempat tertentu tidak secara langsung akan
mendatangkan keuntungan tertentu. Jika terjadi kebakaran atau banjir, di samping
individu yang terkena dampaknya, masyarakat secara keseluruhan juga akan
dirugikan. Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko murni.
• Risiko spekulatif adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan
juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan dibicarakan dalam jenis risiko
ini. Contoh tipe risiko ini adalah usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita
mengharapkan keuntungan, meskipun ada potensi kerugian.
• Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, risiko bisa
didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan. Definisi lain yang sering dipakai
untuk analisis investasi, adalah kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang
dari yang diharapkan.Deviasi standar merupakan alat statistik yang bisa digunakan
untuk mengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa dipakai untuk
mengukur risiko

Manajemen Risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam


mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko
kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Manajemen risiko merupakan upaya untuk meminimalisasi kerugian dan
meningkatkan peluang di perusahaan dalam upaya mencegah kecelakaan kerja.
Konsep manajemen risiko awalnya dikenal di bidang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) . Manajemen risiko juga termasuk upaya yang komprehensif, terencana,
dan sistematis. Sebab, salah satu manfaat dari manajemen risiko adalah untuk
melindungi pekerja dan bisnis dari kerugian maupun kecelakaan kerja
2. Tahap-tahap dalam manajemen risiko :
• Identifikasi risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa sajayang
dihadapi oleh suatu organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh suatuorganisasi,
mulai dari risiko penyelewengan oleh karyawan, risiko kejatuhanmeteor atau
komet, dan lainnya. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasirisiko, misal
dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwayang tidak
diinginkan. Sebagai contoh, kompor ditaruh dekat penyimpananminyak tanah.
Api merupakan sumber risiko, kompor yang ditaruh dekatminyak tanah
merupakan kondisi yang meningkatkan terjadinya kecelakaan,bangunan yang bisa
terbakar merupakan eksposur yang dihadapi perusahaan.Misalkan terjadi
kebakaran, kebakaran merupakan peristiwa yang merugikan(peril). Identifikasi
semacam dilakukan dengan melihat sekuen dari sumberrisiko sampai ke
terjadinya peristiwa yang merugikan. Pada beberapa situasi,risiko yang dihadapi
oleh perusahaan cukup standar. Sebagai contoh, bankmenghadapi risiko terutama
adalah risiko kredit (kemungkinan debitur tidakmelunasi hutangnya). Untuk bank
yang juga aktif melakukan perdagangansekuritas, maka bank tersebut akan
menghadapi risiko pasar. Setiap bisnisakan menghadapi risiko yang berbeda-beda
karakteristiknya
• Analisis risiko
Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran
risiko dengan cara melihat seberapa besar potensi terjadinya kerusakan (severity)
dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu
event sangatlah subjektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa
risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan
probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini
sangatlah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita
dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen
risiko. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah menentukan kemungkinan
terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa
risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak kerusakan (severity) sering kali
cukup sulit untuk asset immaterial.
• Implementasi Manajemen Risiko
Setelah menganalisis risiko apa yang akan dihadapi maka tahap ini merupakan
tahap menggunakan atau memilih respon dan metode tepat guna yang akan
digunakan dan diimplementasikan guna menghadapi risiko yang telah dianalisis
dan mengimplementasikan metode yang telah direncanakan
• Monitoring risiko
Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu risiko merupakan bagian
penting dalam perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen risiko tidaklah
berhenti sampai di sini saja. Praktek, pengalaman, dan terjadinya kerugian akan
membutuhkan suatu perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai
penanganan suatu risiko. Sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari
awal mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran risiko untuk mengetahui
keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya risiko
yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu risiko terjadi maka respon
yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
3. Cara Pengelolaan risiko
Setelah melakukan analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah
mengelola risiko. Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelolarisiko,
maka konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugianyang besar.
Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti penghindaran,ditahan
(retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak lainnya. Eratkaitannya dengan
manajemen risiko adalah pengendalian risiko (riskcontrol), dan pendanaan risiko
(risk financing)
a. Penghindaran. Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risikoadalah
menghindar. Tetapi cara semacam ini barangkali tidak optimal.Sebagai contoh,
jika kita ingin memperoleh keuntungan dari bisnis,maka mau tidak mau kita harus
keluar dan menghadapi risiko tersebut.Kemudian kita akan mengelola risiko
tersebut.
b. Ditahan (Retention). Dalam beberapa situasi, akan lebih baik jika
kitamenghadapi sendiri risiko tersebut (menahan risiko tersebut, atau
riskretention). Sebagai contoh, misalkan seseorang akan keluar rumahmembeli
sesuatu dari supermarket terdekat, dengan menggunakankendaraan. Kendaraan
tersebut tidak diasuransikan. Orang tersebutmerasa asuransi terlalu repot, mahal,
sementara dia akan mengendaraikendaraan tersebut dengan hati-hati. Dalam
contoh tersebut, orangtersebut memutuskan untuk menanggung sendiri (menahan,
retention)risiko kecelakaan.
c. Diversifikasi. Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita milikisehingga
tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja. Sebagaicontoh, kita
barangkali akan memegang aset tidak hanya satu, tetapipada beberapa aset, misal
saham A, saham B, obligasi C, properti, dansebagainya. Jika terjadi kerugian pada
satu aset, kerugian tersebutdiharapkan bisa dikompensasi oleh keuntungan dari
aset lainnya.
d. Transfer Risiko. Jika kita tidak ingin menanggung risiko tertentu, kitabisa
mentransfer risiko tersebut ke pihak lain yang lebih mampumenghadapi risiko
tersebut. Sebagai contoh, kita bisa membeli asuransikecelakaan. Jika terjadi
kecelakaan, perusahaan asuransi akanmenanggung kerugian dari kecelakaan
tersebut
e. Pengendalian Risiko. Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegahatau
menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidakkita inginkan.
Sebagai contoh, untuk mencegah terjadinya kebakaran,kita memasang alarm asap
di bangunan kita. Alarm tersebut merupakansalah satu cara kita mengendalikan
risiko kebakaran.f. Pendanaan Risiko. Pendanaan risiko mempunyai arti
bagaimana‘mendanai’ kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul.
4. Pentingnya mempelajari manajemen risiko
Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan
bisnisperusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta
meningkatnyakompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat
risiko yangdihadapi perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah
melindungi perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Manajemen risiko juga
digunakan untuk memberikan informasi yang mendasar mengenai konsep manajemen risiko
serta perlunya penerapan manajemen risiko dalam suatu perusahaan.
Manajemen risiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua perusahaan. Proses
di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan risiko yang terjadi
pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari semua
aktivitas. Fokus dari manajemen risiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi
risiko.

Anda mungkin juga menyukai