Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER

MANAJEMEN RISIKO BISNIS SEMESTER 5

1) Secara umum tahapan manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, dan


mengelola risiko, jelaskan?
Jawab :
Manajemen risiko memiliki 3 tahapan/ proses yaitu identifikasi risiko, pengukuran risiko,
dan pengelolaan risiko.
1) Identifikasi Risiko
Tahapan yang pertama dilakukan adalah identifikasi risiko. Identifikasi risiko
dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu
organisasi dan tahapan ini merupakan tahapan yang paling penting dalam manajemen
risiko. Banyak risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi, mulai dari risiko
penyelewengan oleh karyawan, risiko kejatuhan meteor atau komet, dan lainnya. Ada
beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko
sampai terjadinya perisitiwa yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, kompor yang
ditaruh dekat minyak tanah. Api merupakan sumber risiko,kompor yang ditaruh dekat
minyak tanah merupakan kondisi yang meningkatkan terjadinya kecelakaan, bangunan
yang bisa terbakar merupakan eksposur yang dihadapi perusahaan. Misalkan terjadi
kebakaran, kebakaran merupakan peristiwa yang merugikan. Pada situasi yang lain,
risiko yang dihadapi perusahaan cukup standar. Misalnya, bank mengadapi risiko
terutama adalah risiko kredit (kemungkinan debitur tidak melunasi hutangnya). Setiap
bisnis akan menghadapi risiko yang berbeda beda karakteristiknya. Dalam kasus ini
ditemukan 14 risiko untuk seluruh departemen dengan menggunakan analisis Bowtie
2) Pengukuran Risiko
Terdapat beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut.
Contohnya kita bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko terjadi. Dengan
probabilitas tersebut kita dapat berusaha ‘mengukur’ risiko sehingga bisa mengetahui
cara untuk meminimalisir atau mengatasi risiko tersebut. Sebagai contoh, ada risiko
perusahaan terkena jatuhan meteor atau komet, tetapi probabilitas risiko itu sangat kecil
(0,0000001). Sehingga risiko tersebut tidak perlu diperhatikan. Contoh lainnya adalah
risiko kebakaran dengan probabilitas misalnya 0,5. Karena probabilitas cukup tinggi,
makan risiko kebakaran perlu diberi perhatian ekstra. Contoh tersebut menunjukkan
bahwa dengan menggunakan teknik probabilitas kita bisa melakukan prioritas risiko,
sehingga kita bisa lebih memfokuskan risiko yang mempunyai kemungkinan yang lebih
besar terjadi.
Pada kasus ini pengukuran menggunakan KRI dan menggunakan grafik, bobot
untuk menilai tiap risiko yang terjadi.
3) Pengelolaan risiko
Langkah terakhir yang dilakukan adalah mengelola risiko. Risiko yang terjadi harus
dikelola, jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa
cukup serius, misal kerugian yang besar. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara,
seperti penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak lainnya.
Erat kaitannya dengan manajemen risiko adalah pengendalian risiko (risk control), dan
pendanaan risiko (risk financing).

Terdapat berbagai cara pengelolaan risiko sebagai berikut :


a. Penghindaran
Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah menghindar. Tetapi
cara semacam ini mungkin tidak optimal. Sebagai contoh, jika kita ingin memperoleh
keuntungan dari bisnis, maka mau tidak mau kita harus keluar dan menghadapi risiko
tersebut. Kemudian kita akan mengelola risiko tersebut.
b. Ditahan (Retention)
Dalam beberapa situasi, akan lebih baik jika kita menghadapi sendiri risiko
tersebut. Contohnya, misalkan Toni akan keluar rumah membeli perlengkapan rumah
di supermarket, dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan tersebut tidak
diasuransikan. Toni merasa asuransi terlalu repot dan mahal, sehingga dia akan
mengendarai kendaraan tersebut dengan hati-hati. Dalam contoh tersebut, Toni
memutuskan untuk menanggung sendiri (menahan, retention) risiko kecelakaan
c. Diversifikasi
Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tudak
terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja. Sebagai contoh, kita akan memegang
aset tidak hanya satu, tetapi pada beberapa aset, misal saham X, saham Y, obligasi Z,
properti. Jika terjadi kerugian pada satu aset, kerugian tersebut diharapkan bisa
dikompensasi oleh keuntungan dari aset lainnya.
d. Transfer risiko
Transfer risiko yaitu kita bisa mentransfer risiko ke pihak lain yang lebih mampu
menghadapi risiko tersebut. Contohnya, kita bisa membeli asuransi kecelakaan. Jika
terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dari kecelakaan
tersebut e. Pengendalian Risiko Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah atau
menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak kita inginkan.
Sebagai contoh, untuk mencegah terjadinya kebakaran, kita memasang alarm asap di
bangunan kita. Alarm tersebut merupakan salah satu cara untuk mengendalikan risiko
kebakaran
e. Pendanaan Risiko
Pendanaan risiko mempunyai arti bagaimana ‘mendanai’ kerugian yang terjadi
jika suatu risiko muncul. sebagai contoh, jika terjadi kebakaran,bagaimana
menanggung kerugian akibat kebakaran tersebut. Apakah dari asuransi, atau dana
cadangan

2) Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat menghadapi risiko yang


kompleks dalam berbagai system meliputi: produk, proses teknologi, dan lain – lain.
Risikot ersebut berasal dari internal failures dan external challenges, Menurut
Saudara, apa saja internal failures dan external challenge yang dapat
meningkatkan risiko yang dihadapi perusahaan? Sebutkan dan jelaskan strategi
yang dapat membantu perusahaan dalam melaksanakan mitigasi risiko dan
memetakan risiko tersebut.
Jawab :
Internal failures dan external challenge yang dapat meningkatkan risiko yang dihadapi
perusahaan :
• Internal failures merupakan kegagalan internal yang memiliki potensi menimbulkan
risiko suatu perusahaan. Internal failures yang memiliki dampak menimbulkan kerugian
dapat meningkatkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Internal failures yang
terdapat pada artikel Midwestern Utilities, Inc. Adalah hubungan yang buruk dengan
badan pengawas tertentu, ambang batas keselamatan yang dilanggar sehingga
menyebabkan kerusakan reputasi yang signifikan.
• External challenges meliputi seluruh kegiatan diluar sistem yang berpotensi
menimbulkan perubahan atau risiko didalam sistem. Selain itu dapat meningkatkan
risiko didalamperusahaan dari kejadian langsung maupun tidak langsung yang
berdampak pada sistem perusahaan. Contoh external challenges yaitu seperti kenaikan
harga komoditas energi, meningkatnya tagihan pelanggan dan kondisi ekonomi yang
buruk, politik, lingkungan luar, dll. b. Sebutkan dan jelaskan strategi yang dapat
membantu perusahaan dalam melaksanakan mitigasi risiko dan memetakan risiko
tersebut.
Strategi yang dapat membantu perusahaan dalam melaksanakan mitigasi risiko dan
memetakan risiko tersebut.
• Risk Avoidance
Risk memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama
sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya harus dipertimbangkan potensial
keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
• Risk reduction
Disebut juga risk mitigation yaitu mrpk metode yg mengurangi kemungkinan terjadinya
suatu risiko/pun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko
• Risk transfer
Yaitu memindahkan resiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak asuransi
maupun hedging
• Risk deferral
Dampak suatu resiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu
proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya resiko tersebut kecil
• Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun
mentransfernya namun beberapa resiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari
aktivitas

3) Berdasarkan uraian artikel dibawah ini resiko yang terjadi tidak hanya dipicu oleh
satu hal saja, namun dipengaruhi oleh berbagai factor yang berhubungan satu sama
lain, dan juga akibatnya adanya celah/lubang dari kompleksnya suatu system yang
dimanfaatkan oleh oknum tertentu atau bias juga akibat dari pengambilan keputusan
strategis yang keliru/kurang tepat;
A) Uraikan factor – factor resiko yang terjadi akibat kompleksnya suatu sistem
B) Dari uraian A, tentukan factor utana yang menjadi pemicu terjadinya kasus
tersebut serta berikan rekomendasi upaya untuk mengontrol/mengendalikan resiko
tersebut.
Jawab :

a. Factor – factor resiko yang terjadiakibatkompleksnyasuatusistem


Faktor risiko yang terjadi didalam perusahaan pada artikel, kompleksitas suatu sistem
dapat menjadikan risiko bagi perusahaan itu sendiri. Seperti
1. Perubahan harga komoditas energi
Kenaikan harga komoditas dapat membuat perusahaan harus mengatasi kenaikan
harga komoditas energi perusahaan dalam melakukan operasional. Dengan ketidak
pastian harga maka harus
2. Ekonomi Memburuk
Kondisi ekonomi yang buruk dapat dijadikan sebuah faktor yang di picu oleh
kompleksnya sistem dari perusahaan.
3. Meningkatnya tagihan pelanggan
Hal ini juga dipengaruhi oleh kompleksitasnya sistem di suatu perusahaan tersebut.
4. Kurangnya kontrol atau pemantauan secara berkala
Sehingga berakibat pada sistem yang kurang optimal karena terlalu kompleks
5. Hubungan yang buruk dengan badan pengawas tertentu
Jika perusahaan memiliki hubungan yang buruk dapat menyebabkan turunnya reputasi
pada perusahaan dan menjadikan risiko bagi perusahaan.

b. Faktor utama yang menjadi pemicu adalah kurangnya control atau pemantauan secara
berkala.
Pengawasan dalam manajemen ini penting dilakukan agar kesalahan yang terjadi
dapat segera diperbaiki. Dalam kasus ini kurangnya control membuat sulit untuk
melihat perkembangan data data yang dibutuhkan. Sehingga itu mengatasi kurangnya
control dapat dilakukan
1. Pengontrolan waktu
Penjadwalan menentukan kapan aktivitas dimulai dan diselesaikan
2. Pengontrolan kinerja.

4) Salah satu strategi untuk mengontrol/mengendalikan resiko adalah melalui


identifikasi celah/lubang dari suatu sistem yang kompleks dan memperbaiki sebelum
terjadi. Hal ini bias dilakukan melalui model pendekatan, agent based modeling dan
network theory. Pendekatan mana yang lebih cocok digunakan, berikan alasannya
Jawab :
Pendekatan yang lebih cocok adalah Agent-based Modelling ,
Alasannya, karena pendekatan tersebut lebih akurat dengan menggambarkan sebuah sistem
yang kompleks dan dinamis. Agent based modelling mengambil data dari dunia nyata
(pada perilaku mikro jaringan), dan mengamati indikator indikator yang muncul. Selain itu
juga mempelajari sifat dinamis dari jaringan yang muncul. Sehingga pendekatan ini cocok
untuk Midwestern Utilities, Inc karena faktor penyebab risiko yang dinamis/ mudah
berubah seperti kenaikan harga kompleksitas energi yang belum diantisipasi sebelumnya.
Dengan menggunakan agent-based modelling, perusahaan dapat mengetahui apa saja yang
menyebabkan risiko dan dapat menghindari atau menghilangkan risiko tersebut.

BACALAH TERLEBIH DAHULU ARTIKEL DIBAWAH INI:


Artikel Midwestern Utilities, Inc merupakan perusahaan holding utilitas dengan
operasi bisnis utamanya adalah pengiriman listrik dan gas yang diatur, dimana dalam
artikel tersebut perusahaan menggunakan Enterprise Risk Management (ERM) proses
untuk mengelola risiko dalam organisasi. Proses yang dilakukan dimulai dengan
mengumpulkan posisi kunci dari masing-masing departemen, dan menyelenggarakan
lokakarya curah pendapat yang berfokus pada risiko utama perusahaan yang hasil yang
didapatkan terdapat 14 risiko utama yang terjadi dalam perusahaan.
Dalam artikel dibahas, perusahaan mengembangkan KRI (Key Risk Indicators)
sebaga ifungsi ERM untuk mengembangkan matriks yang akan memberikan sinyal untuk
meningkatkan eksposur risiko atau tren yang dapat menghadirkan peluang atau
ancaman perusahaan. Perusahaan menggunakan teknik analisis bowtie untuk
menggambarkan dan menganalisis jalur risiko dari penyebab hingga dampaknya.
Analisis ini memberikan perhatian khusus pada akar penyebab. Setiap pemilik risiko
mengumpulkan informasi tentang risiko mereka sebelum pertemuan, dan ditemukan
risiko yang perlu diindentifikasi antara lain kenaikan harga komoditas energi, kondisi
ekonomi yang buruk, meningkatnya tagihan pelanggan , dll.. dan disertai
konsekuensinya. Setelah itu, penyebab diidentifikasi kemudian dievaluasi untuk
mengidentifikasi metrics prediktif yang dapat digunakan sebagai KRI, dan menetapkan
ambang batas untuk setiap KRI. Selanjutnya menentukan bobot apakah di skala tinggi,
sedang, atau rendah

Anda mungkin juga menyukai