Anda di halaman 1dari 4

Bab I Prinsip Asuransi Timothy Tan

Pengenalan Arti dari Resiko Resiko mempunyai arti ketidakpastian akan masa depan dan dampak dari resiko dapat menempatkan kita dalam posisi lebih buruk dibanding dengan posisi kita sekarang. Perbedan antara resiko (risk) dan kesempatan (chance) Resiko mempunyai kecenderungan terhadap hasil yang tidak kita harapkan Contoh: Semua kendaraan bermotor mempunyai resiko kecelakaan. Kesempatan biasanya hasilnya kita harapkan. Contoh: Kesempatan menang Budi dalam pertandingan itu sangatlah kecil tetapi bukan artinya Budi pasti kalah. Sebagai pelajar dan pekerja asuransi, kita harus dapat mengerti pentingnya resiko dan paham bahwa resiko adalah pemicu utama dalam penjualan asuransi. Frequency and Severity Resiko merupakan kombinasi atas seringnya kejadian itu terjadi dan seberapa parah kejadiannya. High Frequency and Low Severity. Contoh: kecelakaan mobil Low Frequency and High Severity. Contoh: banjir, gempa bumi High Frequency and High Severity. Contoh: kecelakaan pesawat terbang, kecelakaan kapal laut Dapat diterangkan dalam bentuk tabel dan chart. Juga dapat dijelaskan berupa Heinrich Triangle. Perils and Hazards Peril merupakan penyebab kerugian. Contoh: banjir, kebakaran Hazard adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadianya peril tersebut. Contoh: bahan bangunan, jarak antara rumah dengan penyebab peril tersebut Hazards dapat diklasifikasian menjadi physical dan moral hazards. Physical Hazard adalah ciri-ciri fisikal dari resiko tersebut. Contoh: bahan bangunan (rumah kayu lebih mudah terbakar dibandingkan dengan rumah beton), jarak antara rumah dengan penyebab peril tersebut.

Bab I Prinsip Asuransi Timothy Tan

Moral Hazard lebih mengarah kepada aspek-aspek kemanusiaan yang dapat mempengaruhi resiko terjadinya peril tersebut. Ini biasa berhubungan dengan sifat dan karakteristik manusianya. Contoh: Pengendara kendaraan bermotor berusia antara 18-25 mempunyai kecenderungan untuk mengendari kendaraannya dengan lebih agresif dibandingkan dengan pengendara yang berusia lebih lanjut. Klasifikasi Resiko Resiko dapat diklasifikasikan menjadi 3 Klasifikasi: Finansial dan non-Finansial Pure dan Speculative Fundamental dan Particular

Resiko Finansial dan Non-Finansial Resiko Finansial adalah suatu resiko yang dampak akhirnya dapat dinilai dengan bentuk keuangan, dan adanya kemungkingan untuk menaruh suatu nilai yang pasti atas dampak terburuk dari resiko tersebut. Contoh: nilai kerugian atas kebakaran rumah,kecurian, kerugian atas kecelakaan mobil/motor. Resiiko Non-Finansial adalah resiko yang tidak dapat dinilai secara keuangan. Contoh: pemilihan pekerjaan, pemilihan calon istri. Resiko ini biasanya juga dapat menyebabkan kerugian finansial tetapi dampak akhirnya tidak dapat dinilai secara pasti secara keuangan. Dalam dunia bisnis kita lebih mementingkan resiko-resiko yang mempunyai nilai keuangan. Pure Risk dan Speculative Risk Pure Risk ada resiko yang dampak akhirnya melibatkan kerugian atau tidak mengalami kerugian atau keuntungan (break even). Tidak ada nya unsur-unsur yang dapat menempatkan seseorang dalam posisi yang lebih menguntungkan. Contoh: resiko kebakaran rumah, kecelakaan mobil. Speculative Risk biasanya juga disebut sebagai resiko bisnis. Resiko yang dapat menempatkan seseorang dalam posisi yang lebih menguntungkan dari posisi sebelum terjadinya resiko. Contoh: resiko penempatan harga dalam peluncuran produk, judi, saham. Hanya Pure Risk yang dapat diasuransikan.

Fundamental dan Particular Risk Fundamental Risk adalah resiko-resiko yang timbul oleh faktor-faktor diluar kontrol manusia. Contoh: bencana alam, banjir, letusan gunung berapi

Bab I Prinsip Asuransi Timothy Tan

Particular Risk bersifat lebih personal dalam sebab dan akibatnya. Contoh: kebakaran, pencurian. Particular Risk biasanya lebih dapat diasuransikan dibandingkan dengan Fundamental Risk, ini dikarenakan dampak dari Fundamental Risk sangatlah besar dan tidak dapat di kontrol. Nilai Resiko Resiko dapat dinilai dari: Seringnya terjadi resiko Keparahan yang dapat diukur secara finansial Biaya kemanusiaan dalam bentuk penderitaan yang dialami

Pentingnya Manajemen Resiko dan Metode Kontrol Resiko Teknik-Teknik Manajemen Resiko Risk Identification Melihat struktur dan operasional suatu perusahaan. Risk Analysis Menilai dampak-dampak dari resiko yang sudah diidentifikasi. Risk Control Physical Risk Control: cara-cara/prosedur yang dapat dilaksanakan dalam mengurangi resiko Pre-loss Risk Reduction: mengurangi dampak resiko dengan mengambil tindakan preventive Contoh: menggunakan sabuk pengaman Post-loss Risk Control: memikiran cara untuk mengurangi apabila resiko itu telah terjadi. Contoh: Automatic Fire Sprinkler

Financial Risk Control: cara-cara mengurangi resiko dari sisi keuangan Risk Retention: meretensi resiko sendiri. Self Insurance Risk Transfer: mentransfer resiko ke organisasi lain. Contoh: Asuransi

Asuransi merupakan mekanisme transfer resiko. Keuntungan dari Self-Insurance Premi yang lebih rendah Keuntungan untuk tertanggung

Bab I Prinsip Asuransi Timothy Tan

Tidak adanya kenaikan premi Tidak ada perselisihan (Dispute) Laba yang diperoleh dapat digunakan untuk investment di perusahaan

Kerugian dari Self-Insurance Resiko katasrofik dapat menghabiskan semua dana perusahaan Modal dapat teralihkan karenan kebutuhan untuk membayar kerugian Kebutuhan untuk membayar lebih atas pegawai asuransi dalam perusahaan Tidak adanya keahlian dalam menilai resiko Dalam keadaan krisis dana dapat diambil dari dana asuransi yang sudah disisihkan, sehingga menimbulkan resiko yang lebih besar. Bukan merupakan bentuk dari melebarkan resiko

Peranan dan Operasional Perusahaan Captive Insurance Perusahaan Captive Insurance adalah metode transfer resiko yang efisien mengelola pajak, ini mulai menjadi awam dalam perusahaan besar nasional dan internasional. Perusahaan membuat anak perusahaan khusus untuk meng underwrite resiko yang dianggap dapat diasuransikan.

Anda mungkin juga menyukai