Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Frans Aditia A Siburian

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 050010649

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4211/Manajemen Risiko Dan Asuransi

Kode/Nama UT Daerah : 12/Medan

Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
Soal :
1. Ketidakpastian selalu berhubungan dengan keadaan yang memiliki beberapa kemungkinan
kejadian dan dampaknya. Coba identifikasi dan jelaskan tingkatan ketidakpastian dan
karakteristiknya.
2. Tujuan utama manajemen risiko harus mendukung tujuan perusahaan. Tujuan manajemen
risiko menurut Redja, E. George diklasifikasikan menjadi dua. Jelaskan tujuan tersebut.
3. Salah satu risiko keuangan perusahaan adalah risiko likuiditas. Identifikasi dan jelaskan
sebab yang melatarbelakangi terjadinya risiko likuiditas
Jawab :
1. Ketidakpastian itu sendiri banyak tingkatannya. Ada beberapa tingkat ketidakpastian dengan
karakteristiknya masing-masing.
a. Ketidakpastian Sangat Tinggi (Relatif Pasti)
Pada tingkatan ketidakpastian yang tidak ada (sudah pasti), hasil bisa diprediksi dengan
relatif pasti. Pada tingkatan ini kondisi kepastian sangat tinggi. Hukum alam merupakan
contoh ketidakpastian tersebut. Sebagai contoh, kita bisa memprediksi dengan pasti
bahwa bumi mengitari matahari selama 360 hari (satu tahun).
b. Ketidakpastian Objektif
Tingkatan selanjutnya adalah ketidakpastian obyektif, dengan contoh adalah dadu, jika
kita melempar dadu, ada enam kemungkinan yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 (ada enam
kemungkinan hasil). Kita bisa menghitung probabilitas masing-masing angka untuk keluar
yaitu 1/6.
c. Ketidakpastian Subjektif
Ketidakpastian subjektif mengandung pengertian psikologis yaitu suasana pemikiran
yang diliputi keraguan atau kesadaran akan kurangnya pengetahuan mengenai hasil dari
suatu peristiwa. Ketidakpastian demikian disebut ketidakpastian subyektif yaitu penilaian
individu (berdasarkan atas perilaku, pengalaman, dan pengetahuannya) terhadap situasi
(yang obyektif).
Contoh adalah kecelakaan mobil. Identifikasi hasil dan probabilitas (kemungkinan) yang
berkaitan dengan kecelakaan mobil lebih sulit dilakukan. Sebagai contoh, jika kita pergi
ke luar dengan mobil, berapa besar probabilitas kita mengalami kecelakaan mobil? dan
jika terjadi kecelakaan, kerusakan atau kerugian yang bagaimana yang akan kita
dapatkan? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut.
d. Ketidakpastian Sangat Tidak Pasti
Ketidakpastian sangat tidak pasti adalah ketidakpastian yang jelas-jelas sulit untuk
memprediksi atau mengidentifikasi hasil dari suatu peristiwa. Contoh eksplorasi angkasa.
Kita tidak tahu apa hasil yang akan diperoleh dari eksplorasi angkasa, apakah akan
bertemu dengan makhluk asing (alien), ataukah menemukan planet yang mirip bumi,
atau apa yang akan kita temukan. Sangat sulit memprediksi atau mengidentifikasi hasil
yang barangkali bisa diperoleh dari eksplorasi angkasa seperti itu. Tentu saja juga akan
sangat sulit menentukan probabilitas untuk masing-masing kemungkinan hasil tersebut.

2. Tujuan manajemen risiko menurut Redja, E Georger (2008:43) diklasifikasikan menjadi dua,
antara lain:
a. Pre-Loss Objectives
Tujuan yang ingin dicapai sebelum terjadi kerugian, meliputi ekonomi, pengurangan
kecemasan, dan memenuhi kewajiban hukum.
1) Tujuan Ekonomi
Tujuan ekonomi berarti bahwa perusahaan harus mempersiapkan potensi
kerugian dengan cara yang paling ekonomis. Persiapan ini melibatkan analisis
biaya program keselamatan, premi asuransi yang dibayar, dan biaya yang
berkaitan dengan teknik lain untuk menangani kerugian.
2) Tujuan Mengurangi Kecemasan
Eksposur kerugian tertentu dapat menyebabkan kekhawatiran yang lebih besar
dan ketakutan untuk manajer risiko dan manajer perusahaan.
Misalnya, ancaman gugatan konsumen dari produk cacat.
3) Tujuan Memenuhi Kewajiban Hukum
Misalnya, peraturan pemerintah yang mewajibkan setiap perusahaan untuk
menerapkan standar upah minimum

b. Post-Loss Objectives
Tujuan yang ingin dicapai setelah kerugian terjadi. Tujuan ini meliputi kelangsungan
hidup, keberlangsungan operasi, stabilitas pendapatan, pertumbuhan, dan tanggung
jawab sosial.
1) Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup setalah kerugian terjadi diharapkan perusahaan masih dapat
melanjutkan kegiatan operasi
2) Keberlangsungan Opersasi
Untuk beberapa perusahaan, kemampuan untuk beroperasi setelah kerugian
sangat penting. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang melayani konsumen
harus terus memberikan layanan. Bank, took roti, susu, dan perusahaan
kompetitif lainnya harus terus beroperasi setelah kerugian. Jika tidak, bisnis akan
bangkrut terdegradasi oleh pesaing.
3) Stabilitas Pendapatan
Laba bersih per lembar saham dapat dipertahankan jika perusahaan terus
beroperasi. Namun, sebuah perusahaan mungkin terjadi biaya tambahan yang
cukup besar pada saat perusahaan membuka cabang, dan pendapatan yang
diharapkan akan diterima tidak dapat dicapai.
4) Pertumbuhan Perusahaan
Sebuah perusahaan dapat tumbuh dengan mengembangkan produk baru dan
memperluas pasar atau dengan mengakuisisi atau merger dengan perusahaan
lain. Oleh karena itu, manajer risiko harus mempertimbangkan efek kerugian yang
akan terjadi.
5) Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial adalah untuk meminimalkan efek kerugian yang akan
dimiliki orang lain dan masyarakat. Sebuah kerugian yang parah dapat
memengaruhi karyawan, pemasok, kreditur, dan masyarakat pada umumnya.
Misalnya, kehilangan tanaman-tanaman untuk memperluas pabrik disebuah kota
kecil dapat menyebabkan suhu udara menjadi meningkat.

3. Ada dua pengertian risiko likuiditas.


Pengertian pertama,risiko likuiditas adalah ketidakpastian atau kemungkinan perusahaan
tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran jangka pendek atau pengeluaran tak terduga,
sehingga memberi pengaruh kepada terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi tidak
berjalan secara normal. Ini berkaitan dengan pengelolaan modal kerja perusahaan. Risiko ini
terjadi bila perusahaan kekurangan uang tunai atau modal kerja bentuk lain yang bisa
diuangkan dengan mudah untuk membayar utang dagang, utang, pajak, utang bank yang
jatuh tempo, commercial paper (CP), dan kewajiban jangka pendek lainnya. Oleh karena itu,
risiko likuiditas sering disebut dengan short term liquidity risk.
Contohnya perusahaan tidak tepat waktu dalam membayar gaji karyawan, pembayaran listrik
yang terlambat, terjadi tunggakan pembayaran air ledeng ke PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum), pembayaran gaji buruh yang terlambat, pembayaran gaji teknisi kontrak yang tidak
sesuai dengan kesepakatan isi kontrak yang seharusnya setiap akhir bulan, dan sebagainya.
Sehingga kondisi ini memberikan arah bahwa perusahaan sudah mengalami permasalahan
keuangan yaitu berupa tertundanya berbagai kewajiban jangka pendek.

Pengertian kedua, risiko likuiditas berarti kemungkinan penjualan suatu asset perusahaan
dengan diskon yang tinggi karena sulitnya mencari pembeli. Ini terjadi bagi asset-aset yang
jarang diperdagangkan. Perusahaan menghadapi risiko likuiditas kenis ini terutama bagi
yang menanamkan uang di surat berharga. Beberapa saham, misalnya termasuk dalam
kategori saham tidur sehingga sulit diperdagangkan. Kalaupun bisa dijual, perusahaan harus
menawarkan dengan harga yang rendah atau dengan diskon yang tinggi.
Ciri dari risiko likuiditas yang kedua adalah besarnya spread, yaitu selisih harga beli dan jual.
Mata uang yang likuid, seperti US$, €, JPY, dan GB£, memiliki spread yang rendah.
Disbanding mata-mata yang yang lemah seperti Rupiah, Rupee, dan Peso.

tindakan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai