Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Meiliana Surya Ardiani

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044334931

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4211/Manajemen Risiko Dan Asuransi

Kode/Nama UPBJJ : 42/Semarang

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
ADBI4211-2

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : ADBI4211/Manajemen Risiko Dan Asuransi
Tugas 1

No. Soa
l
1. Ketidakpastian selalu berhubungan dengan keadaan yang memiliki beberapa
kemungkinan kejadian dan dampaknya. Coba identifikasi dan jelaskan tingkatan
ketidakpastian dan karakteristiknya.
2. Tujuan utama manajemen risiko harus mendukung tujuan perusahaan. Tujuan
manajemen risiko menurut Redja, E. George diklasifikasikan menjadi dua. Jelaskan
tujuan tersebut.
3. Salah satu risiko keuangan perusahaan adalah risiko likuiditas. Identifikasi dan
jelaskan sebab yang melatarbelakangi terjadinya risiko likuiditas

1. Ketidakpastian selalu berhubungan dengan keadaan yang memiliki beberapa kemungkinan


kejadian dan dampaknya. Coba identifikasi dan jelaskan tingkatan ketidakpastian dan
karakteristiknya.
Ada beberapa tingkat ketidakpastian dengan karakteristiknya masing-masing. Berikut
penjabarannya:
a. Ketidakpastian Sangat Tinggi (Relatif Pasti) Pada tingkatan ketidakpastian yang tidak ada
(sudah pasti), hasil bisa diprediksi dengan relatif pasti. Pada tingkatan ini kondisi kepastian
sangat tinggi. Hukum alam merupakan contoh ketidakpastian tersebut. Sebagai contoh, kita
bisa memprediksi dengan pasti bahwa bumi mengitari matahari selama 360 hari (satu
tahun).
b. Ketidakpastian Subjektif Ketidakpastian subjektif mengandung pengertian psikologis yaitu
suasana pemikiran yang diliputi keraguan atau kesadaran akan kurangnya pengetahuan
mengenai hasil dari suatu peristiwa. Ketidakpastian demikian disebut ketidakpastian
subyektif yaitu penilaian individu (berdasarkan atas perilaku, pengalaman, dan
pengetahuannya) terhadap situasi (yang obyektif). Contoh adalah kecelakaan mobil.
Identifikasi hasil dan probabilitas (kemungkinan) yang berkaitan dengan kecelakaan mobil
lebih sulit dilakukan. Sebagai contoh, jika kita pergi ke luar dengan mobil, berapa besar
probabilitas kita mengalami kecelakaan mobil? dan jika terjadi kecelakaan, kerusakan atau
kerugian yang bagaimana yang akan kita dapatkan? Tidak mudah untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
c. Ketidakpastian Objektif Tingkatan selanjutnya adalah ketidakpastian obyektif, dengan
contoh adalah dadu, jika kita melempar dadu, ada enam kemungkinan yaitu angka 1, 2, 3,
4, 5, dan 6 (ada enam kemungkinan hasil). Kita bisa menghitung probabilitas masing-
masing angka untuk keluar yaitu 1/6.
d. Ketidakpastian Sangat Tidak Pasti Ketidakpastian sangat tidak pasti adalah ketidakpastian
yang jelas-jelas sulit untuk memprediksi atau mengidentifikasi hasil dari suatu peristiwa.
Contoh eksplorasi angkasa. Kita tidak tahu apa hasil yang akan diperoleh dari eksplorasi
angkasa, apakah akan bertemu dengan makhluk asing (alien), ataukah menemukan planet
yang mirip bumi, atau apa yang akan kita temukan. Sangat sulit memprediksi atau
mengidentifikasi hasil yang barangkali bisa diperoleh dari eksplorasi angkasa seperti itu.
Tentu saja juga akan sangat sulit menentukan probabilitas untuk masing-masing
kemungkinan hasil tersebut.

2. Tujuan utama manajemen risiko harus mendukung tujuan perusahaan. Tujuan


manajemen risiko menurut Redja, E. George diklasifikasikan menjadi dua. Jelaskan tujuan
tersebut.
Menurut Redja, E George klasifikasi tujuan managemen risiko adalah sebagai berikut:
a. Pre-Loss Objectives
Tujuan yang ingin dicapai sebelum terjadi kerugian, meliputi ekonomi, pengurangan
kecemasan dan memenuhi kewajiban hukum.
1) Tujuan ekonomi
Berarti bahwa perusahaan harus mempersiapkan potensi kerugian dengan cara
yang paling ekonomis. Persiapan ini melibatkan analisis biaya program
keselamatan, premi asuransi yang dibayar, dan biaya yang berkaitan dengan Teknik
lain untuk menangani kerugian.
2) Tujuan Mengurangi Kecemasan
Eksposur kerugian tertentu dapat menyebabkan kekhawatiran yang lebih besar dan
ketakutan untuk manajer risiko dan manajer perusahaan. Misalnya, ancaman
gugatan konsumen dari produk cacat.
3) Tujuan Memenuhi kewajiban Hukum
Misalnya, peraturan pemerintah yang mewajibkan setiap perusahaan untuk
menerapkan standar upah minimum.

b. Post-Loss Objectives
Tujuan yang ingin dicapai setelah kerugian terjadi. Tujuan ini meliputi kelangsungan
hidup, keberlangsungan operasi, stabilitas pendapatan, pertumbuhan dan tanggung
jawab social.
1) Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup setelah kerugian terjadi diharapkan perusahaan masih dapat
melanjutkan kegiatan operasi
2) Keberlangsungan Operasi
Untuk beberapa perusahaan, kemampuan untuk beroperasi setelah kerugian sangat
penting. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang melayani konsumen harus terus
memberikan layanan. Bank, toko roti, susu dan perusahaan kompetitif lainnya harus
terus beroperasi setelah kerugian. Jika tidak, bisnis akan bangkrut terdegradasi oleh
pesaing.
3) Stabilitas Pendapatan
Laba bersih per lembar saham dapat dipertahankan jika perusahaan terus
beroperasi. Namun, sebuah perusahaan mungkin terjadi biaya tambahan yang
cukup besar pada saat perusahaan membuka cabang dan pendapatan yang
diharapkan akan diterima tidak dapat dicapai.
4) Pertumbuhan Perusahaan
Sebuah perusahaan dapat tumbuh dengan mengembangkan produk baru dan
memperluas pasar atau dengan mengakuisisi atau merger dengan perusahaan lain.
Oleh karena itu, majaer risiko harus mempertimbangkan efek kerugian yang akan
terjadi.
5) Tanggung Jawab Sosial
Untuk meminimalkan efek kerugian yang akan dimiliki orang lain dan masyarakat.
Sebuah kerugian yang parah dapat memengaruhi karyawan, pemasok, kreditur dan
masyarakat pada umumnya. Misalnya, kehilangan tanaman – tanaman untuk
memperluas pabrik di sebuah kota kecil dapat menyebabkan suhu udara meningkat.

3. Salah satu risiko keuangan perusahaan adalah risiko likuiditas. Identifikasi dan
jelaskan
sebab yang melatarbelakangi terjadinya risiko likuiditas.
Berikut merupakan sebab yang melatarbelakangi terjadinya risiko likuiditas yaitu sebagai
berikut:
a. Utang perusahaan yang berada pada posisi extreme leverange. Extreme leverage
artinya utang perusahaan sudah berada dalam kategori yang membahayakan
perusahaan itu sendiri.
b. Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang disaat jatuh tempo sudah begitu
besar, baik utang di perbankan, leasing, mitra bisnis, utang dagangm utang dalam
bentuk bunga obligasi yang sudah jatuh tempo harus secepatnya dibayar, dan
berbagai bentuk tagihan lainnya.
c. Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga memberi
pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan jangka Panjang.
d. Kepemilikan asset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan perusahaan
yaitu sudah terlalu banyak asset yang dijual sehingga jika asset yang tersisa tersebut
masih ingin dijual maka itu juga tidak mencukupi untuk menstabilka perusahaan.
e. Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi penurunan yang
sistematis serta fluktuatif. Jika penjualan dan keuntungan diperoleh bersifat fluktiatif
maka artinya perusahaan harus melakukan perubahan konsep sebelum terlambat.
Karena jika terjadi keterlambatan akan menyebabkan perusahaan memperoleh profit
secara fluktuatif, sementara kondisi profit yang baik adalah yang bersifat konstan
bertumbuh. Konstan bertumbuh artinya penjualan dan keunungan perusahaan
mengalami pertumbuhan yang stabil dari waktu ke waktu tanpa mengalami fluktuatif
yang membahayakan.

Anda mungkin juga menyukai