Anda di halaman 1dari 6

NAMA : VICTORIA EIDITIS

NIM : 040906095
TUGAS TUTORIAL III EKONOMI MONETER
100
SOAL:
No Uraian Tugas Tutorial Skor Maksimal

1. Jelaskan fungsi dan tujuan kebijakan moneter! 45

2. Jelaskan mekanisme transmisi kebijakan moneter! 20

3. Jelaskan kurva IS-LM disertai grafik! 35

JAWAB:
1. - Fungsi Kebijakan Moneter, antara lain:
a. Menurunkan laju inflasi.
Salah satu cara untuk menurunkan laju inflasi adalah dengan mengurangi jumlah uang yang
45
beredar di masyarakat. Sedangkan kebijakan moneter adalah kebijakan yang berkaitan dengan
peredaran mata uang. Sehingga penerapan kebijakan moneter misalnya melalui kebijakan uang
ketat yang dapat mengurangi jumlah uang yang beredar akan berfungsi menurunkan laju inflasi.
b. Menjaga iklim investasi
Dengan adanya kebijakan moneter, tingkat suku bunga dapat dikendalikan. Karena tingkat suku
bunga sangat berpengaruh terhadap penanaman modal atau investasi.
c. Menjaga kestabilan nilai tukar mata uang.
Kestabilan nilai rupiah mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap
barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi, serta kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap
mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar (kurs). Jika nilai tukar mata
uang negeri (rupiah) melemah, maka akan mengakibatkan melemahnya daya beli dan konsumsi
masyarakat, kenaikan suku bunga yang sangat tajam, serta harga barang impor meningkat. Untuk
itu kebijakan moneter harus berperan dalam menjaga kestabilan nilai tukar mata uang dalam
negeri karena nilai tukar akan relatif stabil apabila inflasi cukup rendah.
d. Mengontrol peredaran uang yang ada di dalam masyarakat.
Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang
salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Hal ini dilakukan dengan cara
mengontrol jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Hal ini dilakukan untuk
mengendalikan kondisi perekonomian negara

- Tujuan kebijakan moneter adalah untuk mencapai sasaran-sasaran kebijakan makroekonomi


antara lain:
a. Pertumbuhan ekonomi,
Salah satu cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan menekan laju inflasi.
Melalu kebijakan yang diatur oleh bank sentral dengan menetapkan jumlah peredaran uang
dan peningkatan suku bunga, secara tidak langsung akan memengaruhi harga pasar dan
stabilitas ekonomi. Untuk itu penerapan kebijakan moneter harus senantiasa dapat menjaga
kestabilan tingkat inflasi dan mengendalikan kurs mata uang agar tidak mengganggu
pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter harus tetap akomodatif dan konsisten dengan
prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran dan sebagai langkah pre-emptive
untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
b. Penyediaan lapangan kerja,
Bank sentral (Bank Indonesia) sebagai pelaku kebijakan moneter memiliki wewenang
meningkatkan jumlah uang yang beredar dengan mengubah suku bunga dan tingkat diskonto.
Apabila Bank Indonesia menurunkan suku bunga dan diskonto maka akan berdampak pada sektor
usaha dimana akan banyak muncul pelaku usaha baru ataupun pelaku usaha yang dapat
melakukan ekspansi usahanya sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan
daya beli masyarakat yang secara tidak langsung akan meningkatkan kegiatan ekonomi rakyat.
c. Stabilitas harga
Inflasi atau kenaikan harga yang tinggi akan membuat masyarakat mengalami penurunan daya
beli. Inflasi juga bisa menyebabkan inefisiensi sumber daya akibat perubahan permintaan atau
penawaran barang dan jasa secara umum. Untuk itu kebijakan moneter harus terkoordinasi
dengan baik dan didukung oleh kebijakan reformasi struktural untuk memperkuat dan
memperbaiki fungsi pasar agar stabilitas harga tercapai demi keberlangsungan ekonomi secara
makro
d. Keseimbangan neraca pembayaran.
Bila ekspor meningkat maka devisa akan bertambah dan neraca pembayaran akan membaik.
Demikian juga dengan investasi. sedangkan bila nilai tukar meningkat, maka rupiah akan
terdepresiasi. Bila impor meningkat, maka devisa akan berkurang dan ini akan memperburuk
neraca pembayaran yang ada. Untuk itulah menjaga kestabilan atau meningkatkan neraca
pembayaran, perlu diterapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang tepat

2. Mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan mekanisme bekerjanya perubahan BI


7DRR sampai mempengaruhi sasaran akhir yaitu pencapaian inflasi. Untuk mencapai tujuan itu
Bank Indonesia menetapkan suku bunga kebijakan yang dulunya dikenal dengan BI Rate namun
20 kini telah berganti menjadi 7DRR sejak 19 agustus 2016 sebagai instrumen kebijakan utamanya.
Mekanisme ini terjadi melalui interaksi antara Bank Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta
sektor riil. Perubahan BI 7DRR mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur
suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi, seperti yang
digambarkan pada gambar di bawah ini:

Keterangan:
a. Pada jalur suku bunga, perubahan BI 7DRR mempengaruhi suku bunga deposito dan
suku bunga kredit perbankan. Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan, Bank
Indonesia dapat menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku
bunga untuk mendorong aktifitas ekonomi.
b. Penurunan suku bunga BI 7DRR menurunkan suku bunga kredit sehingga permintaan akan
kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan meningkat. Penurunan suku bunga kredit
juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi. Ini semua
akan meningkatkan aktifitas konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian
semakin bergairah. Sebaliknya, apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan, Bank
Indonesia merespon dengan menaikkan suku bunga BI 7DRR untuk mengerem aktifitas
perekonomian yang terlalu cepat sehingga mengurangi tekanan inflasi.
c. Perubahan suku bunga BI 7DRR juga dapat mempengaruhi nilai tukar. Mekanisme ini
sering disebut jalur nilai tukar. Kenaikan BI 7DRR, sebagai contoh, akan mendorong
kenaikan selisih antara suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Dengan
melebarnya selisih suku bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan
modal ke dalam instrument-instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka
akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi.
d. Perubahan suku bunga BI 7DRR mempengaruhi perekonomian makro melalui perubahan
harga aset. Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi
sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada gilirannya mengurangi
kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi.
e. Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga mempengaruhi ekspektasi
publik akan inflasi (jalur ekspektasi). Penurunan suku bunga yang diperkirakan akan
mendorong aktifitas ekonomi dan pada akhirnya inflasi mendorong pekerja untuk
mengantisipasi kenaikan inflasi dengan meminta upah yang lebih tinggi. Upah ini pada
akhirnya akan dibebankan oleh produsen kepada konsumen melalui kenaikan harga.

3. Kurva IS-LM merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat suku bunga (r) dengan
pendapatan (y) dan merepresentasikan berbagai kombinasi ekuilibium di pasar barang (IS) dan
pasar uang (LM). Melalui kurva IS-LM kita akan mengetahui implikasi perubahan kebijakan fiskal
dan moneter pada perekonomian agregat. Perpotongan kurva IS dan kurva LM menentukan tingkat
35 pendapatan nasional dan tingkat bunga untuk tingkat harga tertentu. Jika kurva IS atau LM
bergeser, ekuilibium perekonomian jangka pendek juga akan berubah, dan pendapatan nasional
akan berfluktuasi.
Ekuilibium IS-LM adalah keseimbangan di pasar barang dan pasar uang terjadi saat besarnya
pendapatan nasional (y) dan tingkat suku bunga (i) mencerminkan tingkat pendapatan nasional dan
tingkat suku bunga keseimbangan, baik di pasar barang maupun di pasar uang. Secara grafis tercapai
pada saat perpotongan antara kurva IS dan LM di titik E*. Pada perpotongan inilah keseimbangan
perekonomial tercapai karena pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang direncanakan, dan
permintaan terhadap keseimbangan uang riil sama dengan penawarannya. Adapun kurva IS-LM
tersebut terlihat pada gambar berikut:

Kurva IS sebagai keseimbangan di pasar barang dipengaruhi oleh kebijakan fiskal seperti halnya
tingkat pajak yang menggeser ke kiri kurva IS, dan pengeluaran pemerintah, sedangkan Investasi
dan Konsumsi otonom akan menggeser kurva IS ke kanan.
Misalnya apabila pemerintah melakukan kenaikan belanja sebesar AG, akan meningkatkan income
dari Y1 ke Y2, maka ekuilibium kurva IS-LM ikut bergeser dari E ke E’ seperti pada gambar di
bawah ini:
Kurva LM dipengaruhi oleh tingkat harga yang akan menggeser kurva LM ke kiri (karena real
money supply akan merendah) dan jumlah uang beredar akan menggeser ke kanan kurva LM.
Contohnya apabila pemerintah melalui bank sentral menerapkan kebijakan meningkatkan jumlah
uang yang beredar dari Y1 ke Y4, akan mengakibatkan turunnya suku bunga dari r1 ke r4. Hal ini
akan mengubah ekulibium kurva IS-LM dari titik E ke Em, yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Anda mungkin juga menyukai