Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Dea Berliana

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042256445

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4203/Teori Portofolio & Analisis Investasi

Kode/Nama UPBJJ : 76/JEMBER

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Jumlah saham beredar setelah penambahan saham menjadi 1.000.000
lembar + 200.000 lembar = 1.200.000 lembar. Jika semua saham dibeli oleh
B sebagai manajer, maka kepemilikan baru adalah sebagai berikut :
a. Kepemilikan A = (400.000/1.200.000) lembar = 33.3 %
b. Kepemilikan B = ((300.000+200.000)/1.200.000))lembar =41.67 %
c. Kepemilikan C = (100.000/1.200.000) lembar = 8.3 %
d. Kepemilikan public = (200.000/1.200.000) lembar =16.67 %
Terlihat bahwa hany akepemilikan B yang naik dari 30% menjadi 41.67 %.
Kepemilikan yang lainny aturun atau mengalami dilusi.
2. Metode aRelatif menghitung nilai intrinsic saham dikaitkan secara relative
dengan nilai yang lain, misalnya terhadap nilai penjualan (sales) atau nilai
laba perusahaam (eranings). Salah satu metode yang popular adalah dengan
mengaitkannya relative terhdap laba.
Po* = Po/E1 x E1 nilai Po/E1 disebut dengan price earnings ratio atau dikenal
dengan singkatannya PER.
Maka Po* = PER x E1
= 10 x Rp 500
= Rp 5.000
3. Manajemen portofolio utang negara dalam UU 24 tahun 2002 tentang Surat
Utang Negara (SUN) bertujuan untuk meminimalkan biaya bunga utang
pada tingkat risiko yang dapat ditoleransi. Untuk itu, portofolio utang
negara terutama portofolio Surat Utang Negara harus dilakukan secara
efisien berdasarkan praktek-praktek yang berlaku umum di berbagai negara.
Manajemen portofolio dimaksud meliputi penerbitan, pembelian kembali
sebelum jatuh tempo (buyback), dan pertukaran (bond swap) sebagian Surat
Utang Negara yang beredar.
UU 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara (SUN) menegaskan bahwa
tujuan penerbitan Surat Utang Negara adalah:

a. untuk membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;


b. untuk menutup kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian
antara arus kas penerimaan dan pengeluaran dari Rekening Kas Negara
dalam satu tahun anggaran;
c. untuk mengelola portofolio utang negara.
Secara umum jenis SUN dapat dibedakan sebagai berikut:
• Surat Perbendaharaan Negara (SPN), yaitu SUN berjangka waktu
sampai dengan 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.
Di beberapa negara SPN lebih dikenal dengan sebutan T-Bills atau
Treasury Bills.
• Obligasi Negara (ON), yaitu SUN berjangka waktu lebih dari 12
bulan baik dengan kupon atau tanpa kupon. Obligasi Negara dengan
kupon memiliki jadwal pembayaran kupon yang periodik (tiga
bulan sekali atau enam bulan sekali). Sementara ON tanpa kupon
tidak memiliki jadwal pembayaran kupon, dijual pada harga diskon
dan pokoknya akan dilunasi pada saat jatuh tempo.
Berdasarkan tingkat kuponnya ON dapat dibedakan menjadi (1)
Obligasi Berbunga Tetap, yaitu obligasi dengan ingkat bunga tetap
setiap periodenya (atau Fixed Rate Bonds) dan (2) Obligasi Berbunga
Mengambang, yaitu obligasi dengan tingkat bunga mengambang (atau
Variable Rate Bonds) yang ditentukan berdasarkan suatu acuan
tertentu seperti tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank
Indonesia). Obligasi Negara juga dapat dibedakan berdasarkan
denominasi mata uangnya (Rupiah ataupun Valuta Asing). Surat Utang
Negara dapat diterbitkan dalam bentuk warkat atau tanpa warkat
(scripless). Surat Utang Negara yang saat ini beredar, diterbitkan dalam
bentuk tanpa warkat. Surat Utang Negara dapat diterbitkan dalam
bentuk yang dapat diperdagangkan atau yang tidak dapat
diperdagangkan.
4. Portofolio efisien adalah portofolio yang memaksimalkan return yang
diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya,
atau portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingakt return
tertentu. Portofolio efisien adalah portofolio yang menghasilkan tingkat
keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan
tingkat keuntungan tertinggi. Sehingga pemodal harus berusaha
memaksimalkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi dan
risiko yang diterima. Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio
yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada
kumpulan portofolio yang efisien. Dengan melakukan analisis portofolio,
akan membantu investor dalam mengambil keputasan untuk menentukan
portofolio yang lebih efesien dan optimal, dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan besar dan risiko tertentu, atau dengan risiko terkecil dengan
tingkat keuntungan yang diharapkan tertentu.
• Penentuan portofolio efisien
Berdasarkan hasil dari perhitungan expected return portofolio dan
standar deviasi dapat diketahui bahwa:
a. Kombinasi saham portofolio antara AMAG dan ASRM dengan
komposisi proporsi AMAG 60,87% dan ASRM 39,13% diperoleh
hasil tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dari
portofolio sebesar 1,7% dan risiko (standar deviasi) portofolio
sebesar 17,9%.
b. Kombinasi saham portofolio antara AMAG dan AHAP dengan
komposisi proporsi AMAG 56% dan AHAP 44% diperoleh hasil
tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dari
portofolio sebesar 1,55% dan risiko (standar deviasi) portofolio
sebesar 19,14%.
c. Kombinasi saham portofolio antara AMAG dan ASJT dengan
komposisi proporsi AMAG 70% dan ASJT 30% diperoleh hasil
tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dari
portofolio sebesar
1,88% dan risiko (standar deviasi) portofolio sebesar 18,11%.
d. Kombinasi saham portofolio antara ASRM dan AHAP dengan
komposisi proporsi ASRM 45% dan AHAP 55% diperoleh hasil
tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dari
portofolio sebesar 1,97% dan risiko (standar deviasi) portofolio
sebesar 18,43%.
e. Kombinasi saham portofolio antara ASRM dan ASJT dengan
komposisi proporsi ASRM 60% dan ASJT 40% diperoleh hasil
tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dari
portofolio sebesar 2,54% dan risiko (standar deviasi) portofolio
sebesar 18,24%.
f. Kombinasi saham portofolio antara AHAP dan ASJT dengan
komposisi proporsi AHAP 64,7% dan ASJT 35,3% diperoleh hasil
tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dari
portofolio sebesar 2,23% dan risiko (standar deviasi) portofolio
sebesar 17,69%.
5. Model Markowitz
Menurut Markowitz (1959), risiko portofolio dipengaruhi oleh ratarata
tertimbang setiap risiko aset individual dan kovarians antara aset yang
membentuk portofolio. Varians dan standar deviasi dari return merupakan
ukuran umum risiko. Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya
standar deviasi atau varian dari nilai-nilai return sekuritas-sekuritas tunggal
yang ada di dalamnya. Risiko portofolio mungkin akan menurun sesuai
dengan banyaknya saham yang berbeda ditambahkan, dapat dikurangi
dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk
portofolio (Jogiyanto: 2003). Model Markowitz menekankan pada
hubungan return dan risiko investasi. Model ini dapat mengatasi kelemahan
dari diversifikasi random. Anggapan bahwa penambahan jumlah saham
dalam satu portofolio secara terus menerus akan memberikan manfaat yang
semakin besar. Model ini menyakini bahwa penambahan saham secara terus
menerus pada satu portofolio, pada suatu titik tertentu akan semakin
mengurangi manfaat diversifikasi dan justru akan memperbesar tingakat
risiko (Tandelilin, 2010).Penentuan portofolio efisien merupakan hal
terpenting dalam menentukan
portofolio yang optimal.
Langkah Langkah dalam memilih portofolio optimal dengan menggunakan
model pemilihan portofolio dari Markowitz adalah sebagai berikut :
1. Menghitung Return (tingkat keuntungan) tiap perusahaan. Menurut
Husnan (2003:51) Persamaan yang digunakan adalah dengan rumus
sebagai berkut:
2. Menghitung Expect Return (nilai yang diharapkan) saham tiap
perusahaan. Menurut Husnan (2003:46) perhitungan dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

3. Menghitung Risiko (varians dan standar deviasi) investasi tiap


perusahaan. Ukuran penyebaran ini dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa jauh kemungkinan nilai yang akan kita peroleh menyimpang
dari nilai yang akan diharapkan. Menurut Husnan (2003: 49)
perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:

4. Menghitung Koefisien Korelasi harga saham antar perusahaan. Besar


kecilnya koefisien akan berpengaruh terhadap risiko portofolio.
Menurut (Husnan, 2006: 66) Rumus yang digunakan untuk menghitung
korelasiadalah sebagai berikut:
5. Menentukan Proporsi masing-masing saham Proporsi akan dibentuk
dengan melihat dari covariannya. Menurut Brigham dan Houston
(2001) dimana semakin tinggi covarian maka akan semakin besar pula
risiko yang didapatkan. Hasil dari covarian akan dijumlah dan
disamakan dengan seratus persen maka akan terbentuk proporsi dari
empat sekuritas tersebut.
6. Menghitung Expect Return (tingkat keuntungan yang diharapkan) dari
portofolio. Tingkat keuntungan yang diharapkan (expect return) dari
portofolio.Menurut Husnan (2003: 56), dapat dihtung menggunakan
persamaan sebagai berikut:

7. Menghitung Resiko (varians dan standar deviasi) dari portofolio.


Menurut (Hartono, 2013: 254) Varians dan standar deviasi dari
portofolio dapatdihitung dari persamaan sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai