NIM : 041264568
1. Definisi jasa menurut Kotler dan Keller (2010, hal.12): jasa adalah semua tindakan atau
kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud
dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat atau tidak terkait dengan
produk fisik.
(Sumber : EKMA4568/MODUL 1, Hal : 1.9)
3. Secara ideal, penyedia jasa dapat menonjolkan atribut-atribut penting yang berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Lovelock dan Wirtz (2011) mengemukakan 3
atribut yaitu:
a. Atribut pencarian (search attributes), adalah atribut yang dapat dievaluasi sebelum
membeli produk jasa seperti warna, gaya, bau, suara, tekstur dll. Atribut-atribut tersebut
bersifat nyata (tangible) yang dapat membantu konsumen untuk memahami dan
mengevaluasi jasa yang diinginkan sesuai dengan harga yang dibayarkan dan dapat
mengurangi ketidakpastian dan risiko dalam pembelian. Misal, kita dapat mencari
informasi mengenai suatu rumah makan dengan membandingkan restoran lain dari segi:
menu makanan, lokasi, harga, layout ruangan dll.
b. Atribut pengalaman (experience attributes), atribut ini tidak dapat dievaluasi sebelum
pembelian. Atribut ini dapat diketahui setelah dilakukan atau selama proses konsumsi
berlangsung. Konsumen harus merasakan suatu pengalaman sebelum dapat menilai aspek
reliabilitas dan kemudahan penggunaan. Jenis jasa-jasa seperti liburan, hiburan dan
makan di restoran, evaluasi konsumen dapat dilakukan setelah jasa dikonsumsi.
c. Atribut keyakinan (credence attribute), merupakan atribut yang paling sulit bagi
konsumen untuk mengevaluasi bahkan setelah mengkonsumsi suatu jasa. Sulitnya
konsumen mengevaluasi kualitas servis mobil, faktor higinitas makanan di restoran dan
sampai sejauh mana keberhasilan operasi jantung yang dilakukan tim dokter di rumah
sakit adalah merupakan contoh-contoh atribut keyakinan.
(Sumber : EKMA4568/MODUL 2, Hal : 2.7-2.8)
4. Menurut Kotler dan Keller (2006), pesaing memiliki beberapa strategi alternatif yaitu:
a. Memperkuat posisi sendiri dalam pikiran konsumen.
Salah satu contoh Lion memenangkan persaingan dengan GIA karena pemosisian
maskapainya “We make people fly” , membuat setiap orang, mulai dari pedagang kain
dari Ternate, ibu-ibu rumah tangga dari Medan, petani jeruk dari Pontianak, atau
mahasiswa dari Papua, bisa punya kesempatan terbang menembus langit nusantara.
b. Merebut posisi yang belum dikuasai.
Batik Airways (anak perusahaan Lion Group) memposisikan dirinya sebagai “Premium
Carrier That Is Innovative” untuk berkompetisi dengan GIA. Perkembangan Batik Air
cukup signifikan pada tahun 2015 dengan penambahan 10 kapal terbang dan membangun
network untuk bisa masuk pasar internasional.
c. Melakukan reposisi pesaing di dalam pikiran pelanggan.
The Body Shop yang didirikan Anita Roddick, melakukan terobosan besar di industri
produk perawatan tubuh, berhasil memposisikan mereknya secara kuat dengan
mengedepankan konsep natural dan mengedepankan aspek charity (mendonasikan
sebagian hasil penjualan untuk memberikan bantuan kemanusiaan).
(Sumber : EKMA4568/MODUL 2, Hal : 2.25-2.26)
5. Menurut Kotler dan Keller (2010) ada lima macam kategori penawaran produk yaitu:
a. Barang berwujud murni (pure tangible product), penawaran berupa sabun, pasta gigi,
garam, di mana tidak ada jasa yang menyertai produk.
b. Barang berwujud yang disertai jasa pendukung yang menjadi daya Tarik dan memenuhi
aspek kenyamanan (tangible goods with accompanying services). Contohnya industri
mobil, telepon seluler dan komputer yang menawarkan jasa reparasi dan pemeliharaan.
c. Hibrida (Hybrid), penawaran terdiri dari bagian antara jasa dan produk yang sama
proporsinya. Contohnya: restoran
d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa minor (major service with accompanying minor
services and goods), penawaran jasa terdiri dari jasa utama beserta tambahan barang atau
jasa pendukung. Contohnya, pada perusahaan penerbangan, walaupun jasa yang
ditawarkan adalah transportasi, namun produk fisik seperti pesawat, layanan pramugari,
makanan dan minuman juga penting bagi konsumen.
e. Jasa murni (pure service), penawaran yang hampir seluruhnya adalah jasa, contohnya:
jasa pengacara, konsultan, dan pengasuh bayi.
Dari kategori penawaran produk, sebenarnya dapat dinyatakan bahwa pengertian jasa
tidak menyangkut jasa utama dan jasa murni. Untuk mengurangi keraguan pemahaman
mengenai jasa maka beberapa literature pemasaran jasa menggunakan istilah offering
(penawaran), dimana konsumen tidak hanya membeli produk dan jasa, mereka
sebenarnya membeli manfaat spesifik dan value dari total penawaran (total offering).
Total offering ini merepresentasikan manfaat yang dirasakan konsumen pada
saat membeli barang/jasa.
(Sumber : EKMA4568/MODUL 3, Hal : 3.3)