Leverage
Kelompok 11:
1. Diana Susila Wati (2020110138)
2. Yuliana R. Nggaji (2020110129)
3. Angelina Goven Kilok (2020110136)
4. Gerardus Lige Maran (2017110084)
a) Risiko Bisnis
Risiko Bisnis merupakan risiko yang berkaitan dengan ketidakpastian dari
keputusan investasi suatu perusahaan dimasa mendatang dan diukur melali simpangan
baku dari laba sebelum bunga dan pajak atau disebut EBIT.
3) Risiko Operasional
Risiko operasional lebih mengarah pada sebuah kegagalan yang sangat tidak
diharapkan dan biasanya terjadi dalam kegiatan sehari-hari dalam perusahaan.
Hal itu dapat terjadi karena beberapa kegagalan teknis, seperti server yang sudah
error, perseorangan (karyawan) maupun proses pada kegiatan operasional
perusahaan.
Dalam beberapa kasus, risiko operasional biasanya memiliki lebih dari satu
penyebab. Sebagai contoh, salah satu karyawan Anda yang menulis jumlah salah
dalam sebuah cek atau pembukuan keuangan perusahaan.
Angka yang ditulis seharusnya Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Akan tetapi,
tertulis sebesar Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
4) Risiko Financial
Risiko finansial biasanya adalah lebih mengacu secara khusus terhadap arus masuk
dan keluar uang dalam perputaran bisnis.
Sebagai contoh, ANN memiliki perusahaan yang sebagian besar pemasukan
perusahaan berasal dari sejumlah klien besar yang melakukan proses pembayaran
produk dengan sistem kredit jangka waktu yang cukup lama.
5) Risiko Reputasional
Reputasi dapat dibilang sebagai nama baik perusahaan. Jika nama baik perusahaan
hancur atau reputasinya buruk tentu hal tersebut akan menyebabkan risiko reputasi
dengan kerugian yaitu ketidak percayaan pelanggan terhadap bisnis.
Jika reputasi perusahaan rusak, maka akan melihat kerugian dalam waktu singkat,
seperti klien yang tentu akan mulai ragu berbisnis dengan kita.
Lalu pekerja yang bekerja di perusahaan akan menurun moralnya bahkan akan
memutuskan untuk pergi meninggalkan perusahaan.
b) Risiko Keuangan
Risiko keuangan adalah risiko yang dampak kerugiannya dapat dinilai atau diukur
dengan uang.
Berdasarkan jangka waktu, risiko keuangan dapat terbagi menjadi risiko jangka
pendek dan risiko jangka panjang.
Risiko jangka pendek alias kebutuhan-kebutuhan yang muncul secara tidak terduga
dalam jangka pendek. Selanjutnya adalah risiko jangka panjang yaitu keadaan tak
terduga yang menyebabkan kerugian finansial dalam jangka panjang.
Dalam memilih struktur modal yang optimal Sasaran manager keuangan adalah
memaksimumkan kekayaan pemilik, bukan profit.
Kekayaan para pemilik sebagaimana tercermin dalam nilai saham yang diestimasi yang
akan menyajikan kreiteria untuk memilih struktur modal terbaik.
Tidak ada cara praktis untuk menghitung struk-tur modal optimal, beberapa analisis
kuantitatif struktur modal harus dikaitkan dengan pertimbangan-pertimbangan penting
lainnya.
Alternatif Dana dari luar dapat dilakukan dengan: utang (Debt Financing) meningkatnya
ketergantungan kepada pihak luar dan meningkatnya risiko keuangan mengeluarkan
saham baru (External Equity Financing) cost mahal (biaya modalnya mahal, karena harus
membayar deviden) Namun dalam kondisi bagaimanapun, jangan mempunyai jumlah
utang lebih besar dari modal sendiri.
Jenis-jenis Modal
Aktiva, Hutang lancer, Hutang jangka panjang, Modal Pemegang saham.
Dalam modal pemegang saham dapat di bagi dalam tiga bagian yaitu:
1) Saham preferen
2) Saham biasa
3) Laba ditahan
4) Modal Pinjaman Sendiri
3. Tingkat Leverage
Leverage merupakan suatu kemampuan dari sebuah perusahaan dengan mengandalkan
aset atau dana. Aset atau dana itu, mempunyai beban dalam merealisasikan tujuan
perusahaan sehingga dapat membuat kekayaan dari pemilik perusahaan aatau pemegang
bertambah secara maksimal.
a) Jenis-jenis Tingkat Leverage
1) Leverage Operasi
Leverage Operasi penggunaan potensial atas biaya-biaya operasi tetap untuk
memperbesar efek perubahan-perubahan dalam penjualan atas EBIT perusahaan
Leverage operasi adalah pengaruh biaya tetap operasional terhadap kemampuan
perusahaan untuk menutup biaya tersebut.
Leverage Operasi sampai sejauh mana biaya tetap digunakan dalam operasi suatu
perusahaan.
Tingkat leverage operasi atau Degree of Operating Leverage (DOL) adalah
persentase perubahan dalam laba operasi (EBIT) yang di sebabkan perubahan
satu persen dalam output (penjualan)
DOL= prosentase perubahan EBIT prosentase perubahan Sales Revenues = % Δ
EBIT % Δ SR
Dimana:
EBIT = Earning Before Interest and Tax = Laba Bersih sebelum Bunga dan Pajak
SR = Sales Revenue = Pendapatan Penjualan
Leverage operasi: penggunaan potensial atas biaya2 operasi tetap untuk
memperbesar efek perubahan2 dalam penjualan atas EBIT perusahaan.
Indikator leverage operasi: DOL
1. DOL = ∆EBIT/ ∆SR
2. DOL pada level penjualan Q= [Q x (P – VC)]/ [Q x (P – VC) – FC].
Keterangan:
Q = Kuantitas yang terjual = Volume penjualan
P = Harga per unit
VC = Variabel Cost = Biaya Variabel per unit (untuk DOL kuantitas)
VC = Variabel Cost = Biaya Variabel Total (untuk DOL penjualan)
FC = Fixed Cost = Biaya tetap
S = Sales = Penjualan
2) Leverage Keuangan
Leverage keuangan: penggunaan potensial atas biaya2 keuangan tetap untuk
memper-besar efek2 perubahan2 dalam EBIT pada EPS perusahaan.
Biaya keuangan tetap: bunga atas utang & dividen saham preferen.
Indikator leverage keuangan (DFL):
1. DFL = ∆EPS/ ∆EBIT.
2. DFL pada level EBIT = EBIT/ {EBIT – I – [PD/(1-T)]}.
3) Leverage Total
Leverage total: penggunaan potensial atas biaya2 tetap, operasi & keuangan,
untuk memperbesar efek2 atas perubahan dalam penjualan pada EPS perusahaan.
Indikator leverage total (DTL):
1. DTL = ∆EPS/ ∆SR.
2. DTL pada level penjualan Q = [Q x (P – VC)/ {Q x (P – VC) – FC – I – [PD/(1
– T)]}.
3. DTL = DOL x DFL.
b) Tujuan dan manfaat Leverage
Untuk menanggapi posisi perusahaan mengenai kewajiban kepada bagian
lainnya.
Untuk menilai keselarasan antara nilai modal khususnya modal tetap dengan
dana.
Untuk menilai seberapa besar modal perusahaan dibebankan oleh hutang.
Untuk menilai seberapa besar dampak utang perusahaan mengenai manajemen
modal.
jenis-jenis Likuiditas
1) Current Ration
Rasio ini untuk menilai kecukupan aktiva lancar perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya yang dipakai dalam perhitungan
akuntansi sesuai jenis jenis laporan keuangan. Jika perbandingan aktiva lancar
dengan utang lancar bernilai tinggi maka kemampuan perusahaan juga tinggi
untuk melunasi utang lancarnya. Jika rasio lancar (current rasio) menunjukkan
perbandingan 1:1 atau 100% berarti aktiva lancar bisa melunasi kewajiban jangka
pendek.
2) Quick Ration
Quick Ratio dipakai untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek dengan memakai aktiva lancar, namun tanpa persediaan
karena persediaan butuh waktu lama untuk diubah menjadi uang dibandingkan
aset lainnya. Quick asset meliputi piutang dan surat-surat berharga. Semakin
besar nilai rasio maka kondisi perusahaan semakin baik. Jika rasio sebesar 1:1
atau 100% maka ini likuiditas perusahaan baik. jika terjadi masalah likuiditas
maka perusahaan akan mudah untuk mengubah aktiva menjadi uang untuk
membayar kewajiban (utang).
3) Cash Ratio
Cash Ratio digunakan untuk mengukur ketersediaan uang kas untuk melunasi
kewajiban (utang) jangka pendek. Uang kas bisa berbentuk rekening giro. Jika
rasio sebesar 1:1 atau 100% berarti perbandingan kas atau setara kas dengan
utang akan semakin baik sehingga perusahaan bisa melunasi utang sesuai jatuh
tempo atau sebelum jatuh tempo.
https://slideplayer.info/slide/2799193_sttruktur_modal_dan_leverage
https://slideplayer.info/slide/2559129/Analisis_leverage
https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-risiko-bisnis/
https://sikapuangmu.ojk.go.id/Front/LiterasiPerguruanTinggi/book/book4/reader.h
tml#bab1
https://kamus.tokopedia.com/a/analisis-likuiditas/
https://youtu.be/0UB06FVxBQE/menganalisis-arus-kas
http://indahfarah1.blogspot.com/2016/11/leverage-struktur-modal-kebijakan.htm|?
m=1