STRUKTUR MODAL
OLEH :
NUR AISYAH
NIM : C0120008
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang digunakan
untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang efektif mampu menciptakan
perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil. Bersamaan dengan meningkatnya
pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal dan tersedianya dana dari para calon investor
yang berminat menginvestasikan modalnya, struktur modal telah menjadi salah satu faktor
pertimbangan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan resiko dan pendapatan yang akan
diterima.
Dalam melihat struktur modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari
informasi perusahaan berupa laporan keuangan yang dikeluarkan setiap tahunnya. Para
investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan
keuangan perusahaan.
1. Apa saja pendekatan-pendekatan secara teoritis yang termasuk dalam struktur modal?
4. Bagaimana Laporan neraca keuangan PT. Sri Rejeki Isman Tbk 2020-2021?
1. Mengetahui pendekatan teoritis apa saja yang termasuk dalam struktur modal.
4. Mengetahui Laporan Neraca Keuangan PT. Sri Rejeki Isman Tbk tahun 2020-2021
BAB 2
LANDASAN TEORI
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos
modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki
perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001). Modal pada dasarnya terbagi atas
dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit).
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal
sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun
dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga
dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
1) Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun
1976 (Horne dan Wachowicz, 1998 dalam Saidi, 2004), yang menyebutkan bahwa
manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para
pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga
mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang ditimbulkan dari pengawasan yang
dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi. Biaya agensi menurut Horne dan
Wachowicz dalam Saidi (2004) adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan
manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan
perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham.
2) Signaling Theory
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu tindakan yang
diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang
menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap
modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang
melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman emisi saham oleh suatu
perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek
perusahaan suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering
dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti
memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek
perusahaan cerah.
1. Tingkat Penjualan
Perusahaan dengan penjualan stabil, cashflow relatif stabil, sehingga dapat
menggunakan hutang relatif besar.
2. Struktur Aktiva
Perusahaan dengan aktiva tetap besar (sebagai kolateral) dapat menggunakan
hutang relatif besar .
3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk
ekspansi.
4. Profitabilitas
Pecking order theory meyatakan bahwa urutan pembiayaan ; laba ditahan – utang
– jual saham baru – (untuk menghindari pengawasan eksternal)
6. Skala perusahaan
Perusahaa besar memiliki akses besar masuk pasar modal, sehingga ada korelasi
positif antara skala perusahaan dengan debit to book value equity ratio.
2. Teori pendekatan laba operasi bersih (operating net income approach) NOI
Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang (Ke) konstan, berapapun
jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai sudut pandang yang
berbeda-beda
Menurut Maness (1988), ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan struktur
modal yang optimal, yaitu :
1. Stabilitas Penjualan
2. Operating Leverage
3. Corporate Taxes
4. Kadar Resiko dari aktiva
5. Lenders dan rating agencies
6. Internal cash flow
7. Pengendalian
8. Kondisi ekonomi
9. Preferensi pihak manajemen
10. Debt covenant
11. Agency cost
12. Profitabilitas
13. Risiko Bisnis
3.1.2 Pendekatan dalam Teori Struktur Modal
PT Sri Rejeki Isman Tbk (“sritex”) adalah salah satu perusahaan tekstil ter-integrasi terbesar
di Asia Tenggara, yang terdiri dari empat jenis produksi Benang, Kain Mentah, Kain jadi dan
Pakaian jadi, yang berlokasi di Jawa Tengah, Indonesia.
Dari laporan neraca keuangan PT Sri Rejeki Isman Tbk diatas dapat diketahui bahwa teori
struktur modal yang digunakan adalah “ Agency Theory”.
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun
1976 (Horne dan Wachowicz, 1998 dalam Saidi, 2004), yang menyebutkan bahwa
manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para
pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga
mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang ditimbulkan dari pengawasan yang
dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi. Biaya agensi menurut Horne dan
Wachowicz dalam Saidi (2004) adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan
manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan
perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham.
BAB 4
KESIMPULAN
Dari uraian yang telah ditulis maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: