Anda di halaman 1dari 12

MATERI STRUKTUR MODAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Advanced Financial Management

Disusun oleh :
Tiara Aulia Suswanti
NPM : 51422220095
Kelas : B-2

MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2023
A. Pengertian Struktur Modal
Pengertian struktur modal menurut ahli :
1. Menurut Gerstenberg
Seorang ahli bernama Gerstenberg menyebutkan struktur modal sebagai
proses peningkatan kapitalisasi suatu perusahaan. Hal ini mencakup
berbagai sumber daya yang bisa dikuasai, termasuk dalam hal ini pinjaman,
cadangan, saham hingga obligasi.
2. Menurut John J. Hampton
John J. Hampton mengartikan struktur modal sebagai proses campuran dari
suatu dampak, yang muncul karena hutang. Selain itu kondisi juga terjadi
karena ekuitas terhadap pembiayaan aset suatu perusahaan.
3. Menurut I. M. Pandey
Seorang ahli terkemuka, mengemukakan bahwa struktur modal adalah
gabungan berbagai sumber dana dalam jangka panjang yang terdiri dari
beberapa elemen. Seperti utang, saham preferensi hingga ekuitas yang
berstatus cadangan maupun surplus

B. Konsep Analisis Struktur Modal


Teori struktur modal berkenaan dengan bagaimana modal
dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, dengan cara
menentukan struktur modal antara modal utang dan modal sendiri. Biasanya
berkaitan dengan proyek proposal suatu investasi perusahaan dan tugas
manajemen keuangan adalah menentukan struktur modal optimal untuk
menunjang keciaran investasi perusahaan. Keputusan pendanaan oleh
manajemen :akan berpengaruh pada penilaian perusahaan yang terefleksi di
harga saham. Oleh karena itu, salah satu tugas manajer keuangan adalah
menentukan kebijakan pendanaan yang dapat memaksimalkan harga saham
yang merupakan cerminan dari suatu nilai perusahaan.
Pertanyaan kunci dalam memahami teori struktur modal adalah
variasi perubahan komposisi struktur modal yang dapat mengubah besarnya
rata rata tertumbang biaya modal yang berpengaruh terhadap penilaian
perusahaan. Mengarah pada pertanyaan kunci tersebut, yaitu menjelaskan
tentang pengaruh perubahan komposisi struktur modal, utang dibagi modal,
atau tingkat laverage terhadap nilai perusahaan dan bedarnya biaya modal.

C. Asumsi yang Mendasari Teori Struktur Modal


Menurut Van Horne (1980), asumsi yang dibutuhkan untuk
menganalisis teori struktur modal adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada pajak pandapatan, dan asumsi ini pada akhirnya dalam
aplikasi dapat diabaikan.
2. Perubahan rasio utang terhadap modal disebabkan oleh penerbitan surat
utang yang digunakan untuk membeli saham, dan sebaliknya
menerbitkan saham untuk membayar utang, dan tidak ada biaya
transaksi.
3. Perusahaan menetapkan kebijakan dividen sebesar 100% dari laba
dibagikan sebagai dividen.
4. Tingkat subjektiviras probabilitas prediksi para investor di pasar
terhadap tingkat laba operasi perusahaan yang akan datang adalah sama.
5. Tingkat laba operasi perusahaan diprediksi konstan. Nilai prediksi
distribusi probabilitas laba operasi prediksi selama periode yang akan
datang sama dengan nilai laba operasi sekarang.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan struktur modal perusahaan
adalah :
1. Stabilitas Penjualan Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung dapat lebih aman
beban tetap yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang
penjualannya tidak stabil.
2. Struktur Aktiva Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan
jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan hutang dalam
jumlah yang besar. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak
perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang
hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan
jaminan. Karena itu, perusahaan real estate biasanya mempunyai
leverage yang tinggi, sedangkan perusahaan yang terlibat dalam
penelitian teknologi tidak demikian.
3. Leverage Operasi Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan
leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk
memperbesar leverage keuangan 20 karena perusahaan dengan leverage
operasi lebih kecil akan mempunyai tingkat risiko bisnis yang lebih
kecil.
4. Tingkat Pertumbuhan (aktiva) Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan
yang tumbuh dengan pesat hanya lebih banyak mengandalkan modal
eksternal. Lebih jauh lagi, biaya penerbitan penjualan saham biasa lebih
besar daripada biaya untuk penerbitan surat hutang sehingga mendorong
perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan hutang. Namun pada saat
yang sama perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi
ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung untuk mengurangi
keinginan untuk menggunakan hutang.
5. Profitabilitas Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan
dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan
hutang relatif kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai
hal ini, namun penjelasan praktis atas pernyataan ini adalah perusahaan
yang sangat menguntungkan memang tidak memerlukan banyak
pembiayaan dengan hutang. Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan mereka untuk membiayai sebagian besar kebutuhan
pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal.
6. Pajak Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan
perpajakan, dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan
yang terkena 21 tarif pajak yang tinggi. Karena itu, semakin tinggi tarif
pajak perusahaan, semakin besar manfaat penggunaan hutang.
7. Pengendalian Posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi
struktur modal perusahaan. Apabila manajemen saat ini mempunyai hak
suara untuk mengendalikan perusahaan (mempunyai saham lebih dari
50%) tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk membeli saham
tambahan, mereka mungkin akan memillih hutang untuk pembiayaan
baru. Di lain pihak, manajamen mungkin memutuskan untuk
menggunakan ekuitas jika kondisi keuangan perusahaan sangat lemah
sehingga penggunaan hutang dapat membawa perusahaan pada risiko
kebangkrutan, karena apabila perusahaan jatuh bangkrut, maka manajer
akan kehilangan perkerjaan. Tetapi apabila hutangnya terlalu kecil,
manajemen menghadapi risiko pengambil alihan. Jadi, pertimbangan
pengendalian tidak selalu menghendaki penggunaan hutang dan ekuitas
karena jenis modal yang memberikan perlindungan bagi manajemen
bervariasi dari suatu situasi ke situasi yang lain.
8. Sikap Manajemen Tidak seorangpun dapat membuktikan bahwa
struktur modal yang satu akan membuat harga saham lebih tinggi
daripada struktur modal lainnya, manajemen dapat melakukan
pertimbangan sendiri terhadap struktur modal yang tepat. Sejumlah
manajemen cenderung lebih konservatif daripada manajemen lainnya,
sehingga menggunakan jumlah hutang yang lebih kecil daripada rata-
rata perusahaan dalam industri yang 22 bersangkutan, sementara
manajemen lain lebih cenderung menggunakan banyak hutang dalam
usaha mengejar laba yang tertinggi.
9. Sikap Pemberi Pinjaman dan Lembaga Pemeringkat Tanpa
memperhatikan analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang
tepat bagi perusahana mereka, sikap para pemberi pinjaman dan
perusahaan penilai peringkat (rating agency) seringkali mempengaruhi
keputusan struktur keuangan. Dalam sebagian besar kasus, perusahaan
membicarakan struktur modalnya dengan pemberi pinjaman dan
lembaga penilai peringkat serta sangat memperhatikan masukan yang
diterima.
E. Dampak Utang Terhadap EPS
Investor melakukan investasi dengan tujuan meningkatkan nilai
kekayaaan dan nilai kekayaaan tersebut disebut dengan harga saham yang
diperdagangkan di bursa. Bila saham perusahaan tidak di perdagangkan di
bursa maka harga saham perusahaan belum dapat diketahui secara cepat
akibatnya, harga saham dapat diproxy dengan Earning Per Share = EPS
(laba bersih per saham), artinya investor menginginkan EPS tersebut
mengalami peningkatan. Dalam rangka ekspansi, perusahaan dapat
memperoleh pembiayaan dari pinjaman (hutang) atau mengeluarkan saham
baru. Gambar 1 menjelaskan pemilihan pembiayaan melalui hutang atau
ekuitas yang mengakibatkan perubahan pada EPS. Pada tahap awal
sebaiknya perusahaan menggunakan saham karena lebih profit
dibandingkan dengan pembiayaan pinjaman karena EPS dengan saham
lebih tinggi dari EPS dengan pinjaman. Sampai pada level EBIT sebesar
$800 maka pembiayaan dengan saham lebih baik dibandingkan dengan
pembiayaan pinjaman. Setelah EBIT sebesar $800 maka perusahaan lebih
baik menggunakan pinjaman dalam pembiayaan investasinya dalam rangka
menaikkan EBIT. Alasannya, EPS dengan pinjaman lebih tinggi
dibandingkan dengan EPS dengan pembiayaan saham.
F. Teori Struktur Modal David Duran (1952)
Pembahasan teori struktur keuangan mempunyai tujuan akhir yaitu
nilai perusahaan (value of the firm). Teori Struktur Keuangan (Financial
Structure Theory) dikaitkan dengan nilai perusahaan pertama kali
dikembangkan oleh David Duran pada tahun 1952. dalam mengembangkan
pendekatan ini diasumsikan pajak perusahaan nol. Nilai perusahaan dapat
dinilai dengan tiga pendekatan yaitu, pertama, pendekatan laba bersih (Net
Profit Approach). Pada pendekatan ini biaya modal-saham (cost of equity)
dan biaya hutang (cost of debt) dianggap konstan sehingga perusahaan dapat
meningkatkan hutang. Biaya rata-rata modal perusahaan mengalami
penurunan mendekati biaya hutang dan kemudian mengalami peningkatan
setelah mencapai pada level tertentu. Kenaikan hutang membuat biaya rata-
rata modal perusahaan mengalami kenaikan. Nilai perusahaan pada awalnya
tidak naik tetapi kemudian mengalami kenaikan. Uraiannya dapat
diperhatikan melalui gambar berikut :

Gambar 1 : Biaya Equitas, Hutang, dan Rata-rata Modal

Gambar 2 : Nilai Perusahaan

Pernyataan Duran mengenai pendekatan ini dapat diperhatikan


dengan persamaan diatas bahwa hutang yang meningkat terus maka ko akan
mendekati kd. Kedua, pendekatan pendapatan operasi bersih (Net Operating
Income Approach). Pendekatan kedua agak berbeda dengan pendekatan
pertama karena asumsi ang dipergunakan berbeda dengan asumsi
sebelumnya. Pada pendekatan ini investor mempunyai reaksi yang berbeda
terhadap perusahaan yang banyak menggunakan hutang. Dalam pendekatan
ini biayta hutang dan biaya rata-rata modal tetap sehingga biaya ekuitas
mengalami peningkatan sejalan meningkatnya hutang perusahaan karena
resiko perusahaan semakin tinggi.para pengambil keputusan di dalam
perusahaan tidak mempertimbangkan biaya rata-rata modal karena konstan
sepanjang masa. Grafik biaya hutang, biaya ekuitas dan biaya rata-rata
modal dapat di perhatikan pada Gambar 3 dan 4.
Gambar 3 : Biaya equitas, hutang dan rata-rata modal

Gambar 4 : Nilai Perusahaan

Ketiga, pendekatan tradisional. Pendapat ini sangat banyak dianut


oleh para akademisi dan praktisi karena pada pendekatan ini ditemukan
sesuai dengan kenyataan bahwa perusahaan mempunyai struktur modal
yang optimal kertika nilai perusahaan maksimum atau struktur modal modal
yang membuat biaya rata-rata modal menjadi minimum. Kejadian ini bisa
terjadi karena diasumsikan bahwa resiko perusahaan tidak mengalami
perubahan sampai pada struktur modal tertentu atau leverage tertentu.
Grafik biaya hutang, biaya ekuitas dan biaya rata-rata modal dapat di
perhatikan pada gambar 5 dan 6.
Gambar 5 : Biaya equitas, hutang dan rata-rata modal

Gambar 6 : Nilai Perusahaan

Gambar 5 menjelaskan biaya modal rata-rata mengalami penurunan


sampai pada level struktur modal yang optimal dan kemudian mengalami
peningkatan. Sedangkan pada gambar 6 dijelaskan bahwa nilai perusahaan
mengalami peningkatan sampai pada level tertentu dimana terjadi struktur
modal yang optimal dan selanjutnya nilai perusahaan mengalami penurunan
G. Teori Struktur Modal Modigliani dan Miller (1980)
Modieliani dan Miller menganjurkan bahwa hubungan antara leverage dan
biaya modal cost of capital (COC) dapat dijelaskan menggunakan
pendekatan NOI. Menurutnya, menyerang posisi pendekatan tradisional
|yang menawarkan justifikasi perilaku COC, k konstan pada berbagai
tingkat leverage. Modieliani dan Miller dalam Van Hornel (1950)
memberikan asumsi genting untuk menjelaskan kasus ini sebagai berikut :
1. Pasar modal dalam kondisi efisien, yaitu informasi mudah didapat
dengan biaya rendah untuk semua investor; tidak ada biaya transaksi;
semua surat berharga dapat dibagikan secara tidak terbatas. Para
investor akan bertindak rasional dan berperilaku sama.
2. Prediksi rerata laba operasi perusahaan ke depan merepresentasikan
subjektivitas secara acak. Diasumsikan nilai prediksi distribusi
probabilitas untuk semua investor adalah sama. Ilustrasi Modigliani dan
Miller mengindikasikan nilai prediksi distribusi probabilitas laba
Operasi untuk semua periode adalah sama-sama dapat mewakili laba
operasi.
3. Perusahaan dapat dikategorikan berdasarkan kelas-kelas ekuivalen
return. Semua perusahaan terklasifikasi dalam kelas tingkat risiko bisnis
yang sama.
4. Tidak ada beban pajak pendapatan perusahaan. Meski pada akhirnya
asumsi ini akan ditanggalkan.

Mengacu pada pendekatan NOI, Modieliani dan Miller secara


substansial memberikan kesimpulan yang sama untuk menjelaskan
pendekatan ini dengan memberikan tiga proposisi dasar berikut.

1. Total nilai pasar perusahaan dan COC adalah independen dengan


struktur modal. Total nilai pasar dapat diperoleh melalui prediksi laba
operasi pada tingkat tarif diskon yang sesuai dengan kelas risikonya.
2. Prediksi yield surat berharga saham (k,) sama dengan tarif kapitalisasi
saham, ditambah premium risiko keuangan yang menyamakan
perbedaan antara tingkat kapitalisasi saham dan k pada saat rasio B/S.
Dengan kata lain, k: meningkat secara pasti akan terbentuk komposisi
pendanaan utang yang lebih murah.
3. Tujuan penentuan cut off tingkat pengembalian investasi adalah
melengkapi cara independen atas investasi yang didanai. Proposisi ini
menjelaskan indikasi utama pemisahan antara keputusan invesrasi dan
pendanaan.
H. Teori Pecking Order
Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa
"Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat
hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi
memiliki sumber dana internal yang berlimpah”
Dalam pecking order theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal.
Secara spesifik perusahaan mempunyai uruturutan preferensi (hierarki)
dalam penggunaan dana. Terdapat skenario urutan (hierarki) dalam memilih
sumber pendanaan, yaitu :
a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam
atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal
tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan
operasional perusahaan.
b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih
pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang
paling rendah risikonya, turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas
hybrid seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir
saham biasa.
c. Terdapat kebijakan deviden yang konstan, yaitu perusahaan akan
menetapkan jumlah pembayaran deviden yang konstan, tidak
terpengaruh seberapa besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.
d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya
kebijakan deviden yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan,
serta kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil
portofolio investasi yang lancar tersedia. Pecking order theory tidak
mengindikasikan target struktur modal. Pecking order theory
menjelaskan urut-urutan pendanaan. Manajer keuangan tidak
memperhitungkan tingkat hutang yang opmal. Kebutuhan dana
ditentukan oleh kebutuhan investasi. Pecking theory ini dapat
menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan
yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang rendah.
I. Teori Signalling
Isyarat atau sinyal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen
perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek
yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain,
termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang
normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan
cenderung untuk menjual sahamnya, yang berarti mencari investor baru
untuk berbagi kerugian. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan
umumnya merupakan suatu isyarat signal bahwa manajemen memandang
prospek perusahaan tersebut kurang bagus. Apabila suatu perusahaan
menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga
sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti
memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham
sekalipun prospek perusahaan cerah. |

Anda mungkin juga menyukai