Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

MANAJEMEN PERPAJAKAN
PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN (BAGIAN I)
1. Struktur Modal
Secara umum definisi struktur modal adalah percampuran berbagai jenis dan sumber modal
yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai perusahaannya (Brealey dan Myers, 2002).
Faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah
sebagai berikut:
a. Struktur aktiva
Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak
berutang.
b. Tingkat pertumbuhan
Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal
(utang).
c. Profitabilitas
Perusahaan yang profitabel akan sedikit menggunakan utang.

Kunci dalam pendanaan perusahaan adalah utang dan ekuitas. Perusahaan menggunakan
pendanaan yang berasal dari utang dan ekuitas untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
capital expenditure, pengembangan proyek, dan ekspansi operasional perusahaan. Sebenarnya
perusahaan bisa saja tidak melakukan pendanaan yang berasal dari utang atau pun ekuitas, namun
untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan pembiayaan tidak hanya terbatas pada laba ditahan
dari perusahaan.

a) Latar Belakang Struktur Modal


Dalam perfect market view of capital structure (Brigham dan Houston, 2001), dikatakan
bahwa struktur modal tidak berpengaruh dalam penilaian perusahaan. Dalam keadaan pasar yang
seperti itu nilai perusahaan hanya bergantung terhadap uang yang dapat dihasilkan oleh perusahaan
di masa datang. Namun, pada kenyataannya tidak ada pasar yang bersifat sempurna sehingga
sebenarnya struktur modal dapat memengaruhi nilai dari perusahaan. Adapun beberapa alasan
mengapa struktur modal berpengaruh pada suatu perusahaan adalah (Emery, Finnerty, dan Stowe,
2007):
1) An Arbitrage Argument
Dalam argumen ini dinyatakan bahwa suatu perusahaan yang mengombinasikan pendanaannya
antara utang dan ekuitas dapat memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan lain yang sejenis yang tidak melakukan kombinasi atas pendanaannya. Hal
ini dikarenakan perbedaan nilai pasar antara utang dan ekuitas. Tingkat bunga utang yang lebih
rendah menyebabkan nilai pasar dari perusahaan yang menggunakan utang menjadi lebih
tinggi. Dengan nilai perusahaan yang lebih tinggi, pemegang saham dimungkinkan untuk
mendapatkan keuntungan dari adanya perbedaan nilai tersebut. Keuntungan tersebut dapat
diperoleh dengan cara menjual saham yang memiliki nilai lebih tinggi dan membeli saham
dengan nilai yang lebih rendah.
2) Capital Market Imperfections
Pasar modal dikatakan tidak sempurna karena adanya beberapa hal yaitu ketidaksimetrisan
pajak, ketidaksimetrisan informasi, dan biaya transaksi.
a. Ketidaksimetrisan Pajak
Dalam poin ini, keberadaan pajak dapat memengaruhi keputusan dari struktur modal
perusahaan. Penggunaan utang dalam pendanaan perusahaan menimbulkan biaya bunga
yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan pajak bagi perusahaan. Utang
menyebabkan perusahaan memeroleh manfaat pajak karena biaya bunga yang dibayar
dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak.
b. Ketidaksimetrisan informasi
Beberapa konflik kepentingan dapat terjadi antara pemberi utang, pemilik perusahaan,
dan manajer. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa konflik kepentingan ini
terjadi, yaitu:
 Agency Cost of Debt
Masalah ini timbul ketika pemegang saham akan mengambil alih kekayaan dari
pemberi utang melalui pencampuran aset. Misalnya, pada saat perusahaan
mengajukan proposal utang, perusahaan berencana untuk berinvestasi pada proyek
yang memiliki risiko rendah. Namun, pada saat telah mendapatkan utang tiba–tiba
perusahaan mengganti pada investasi yang memiliki risiko tinggi. Hal ini
berdampak pada kenaikan required return dari utang dan akan menurunkan nilai
sekarang dari utang tersebut. Teori ini menjelaskan tentang adanya pertentangan
antara manajemen (sebagai agen dengan pemegang saham (sebagai pemilik). Agar
agency cost of debt rendah perlu dilakukan pengawasan, karena biaya yang timbul
pasti merupakan tanggung jawab pemegang saham.
 Financial Distress dan Bankcrupcy Cost
Dengan adanya unsur utang pada struktur modal suatu perusahaan, maka ia akan
memiliki ekspektasi biaya kebangkrutan. Biaya ini timbul akibat adanya
kemungkinan di masa yang akan datang perusahaan tidak dapat membayar
kembali utang yang telah dilakukan.
c. Biaya Transaksi
Biaya transaksi timbul pada saat perusahaan membutuhkan pendanaan yang berasal dari
luar perusahaan. Pada saat perusahaan dihadapkan dalam situasi ini, perusahaan akan
berpikir apakah biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat pembiayaan yang berasal
dari luar akan lebih besar dari keuntungan yang akan dihasilkan nantinya.

b. Sumber–sumber Pendanaan Perusahaan


Dalam pemilihan sumber dana, perusahaan dapat memilih sumber dana yang berasal dari luar
maupun dari dalam perusahaan. Pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan berupa laba ditahan
dan depresiasi (penyusutan) sedangkan pendanaan yang berasal dari luar perusahaan berupa utang
atau saham.
1) Pendanaan Internal Perusahaan (Laba ditahan dan Depresiasi)
Sumber pendanaan internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Laba ditahan
merupakan representasi dari akumulasi laba bersih perusahaan yang tidak didistribusikan
kepada pemegang saham sebagai dividen (Warren, Fees dan Reeve, 2005).
Jumlah laba ditahan biasanya terbatas, karena adanya perjanjian kepada pemegang
saham untuk mendistribusikan sejumlah dividen kepada mereka. Namun, di dalam suatu
perusahaan nilai minimum dari laba ditahan sudah ditentukan. Jadi, nilai minimum dari
jumlah laba ditahan tersebut tidak boleh didistribusikan sebagai dividen oleh perusahaan.
Setelah didapatkan jumlah laba ditahan yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan, maka
selanjutnya laba ditahan tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk melakukan
ekspansi atau memperbaiki kegiatan operasional perusahaan.
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu
penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap
pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat

1
terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non kas yang
berpengaruh terhadap pajak pendapatan.

Dampak dari Menahan Laba (Pendanaan Internal)


Menurut Myers (dalam Diyanto,2003) menjelaskan bahwa perusahaan lebih
cenderung memilih pendanaan yang berasal dari pendanaan internal dibandingkan
dengan sumber pendanaan yang berasal dari pendanaan eksternal seperti hutang.
Apabila digunakan dana yang berasal dari eksternal urutan pendanaan yang
disarankan perusahaan yaitu yang pertama adalah dari laba ditahan, diikuti utang
dan yang terakhir penerbitan ekuitas baru.
Keputusan perusahaan dalam menentukan sumber dana yang akan digunakan
akan menghasilkan dampak bagi perusahaan tersebut. Ketika sumber pendanaan
internal digunakan, maka akan timbul opportunity cost, dan ketika dana eksternal
digunakan, maka akan timbul biaya modal sebesar biaya bunga yang dibebankan
kreditor. Dalam hal ini, fungsi keuangan utama yang dilakukan oleh manajer keuangan
dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana perlu
mempertimbangkan hal-hal dalam pemenuhan kebutuhan dana perusahaan.
Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2009), dividen yang dibayar
dapat diklafikasikan sebgai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber
daya keuangan. Sebagai alternative, dividen yang dibayar dapat diklafikasikan sebagai
komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud membantu para pengguna
laporan kas dari aktivitas operasi dalam menilai kemampuan perusahaan membayar
dividen dari arus kas operasi.
Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu sumber dana paling penting
untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk
membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan
selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing, sebaliknya, jika
perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan
dana intern akan semakin besar. Besar kecilnya dividen yang dibagikan kepada pemegang
saham tergantung dari kebijakan dividen masing-masing perusahaan, karena tidak ada
suatu ukuran tertentu dalam menentukan pembayaran dividen. Ada tiga alasan yang
berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai
pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi, yaitu :

1. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan


keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya
lebih tinggi.
2. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. Karena adanya efek
nilai waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya
efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini.
3. Jika selembar saham dimiliki seseorang sampai meninggal sama sekali tidak ada
pajak keuntungan modal yang terutang, ahli waris yang menerima saham itu dapat
menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan
demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal. 

Karena adanya keuntungan – keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka
perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian maka para  investor
akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah
daripada perusahaan sejenis yang pembagian dividennya tinggi.

2) Pendanaan Eksternal Perusahaan


2
a) Utang
Menurut Financial Acounting Standards Board (FASB), utang adalah pengorbanan
manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang
suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain
dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu. Menurut Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI), kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi (Chairiri, Anis dan
Ghozali, 2007). Menurut Munawir (2004) utang adalah semua kewajiban keuangan
perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana utang ini merupakan
sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Utang merupakan salah
satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai
kebutuhan dananya. Dalam pengambilan keputusan akan penggunaan utang ini harus
mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari utang berupa bunga yang
akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan dan semakin tidak
pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa. Utang dapat dibedakan
menjadi dua yaitu utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
(1) Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek merupakan utang yang diharapkan akan dilunasi dalam
waktu 1 tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan dengan
menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang
jangka pendek yang baru. Siklus operasi adalah periode waktu yang
diperlukan antara akuisisi barang dan jasa yang terlibat dalam proses
manufaktur serta realisasi kas akhir yang dihasilkan dari penjualan dan
penagihan selanjutnya.
(2) Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang merupakan utang yang jangka waktu pembayarannya
lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dan sumber-sumber untuk melunasi
utang jangka panjang adalah sumber bukan dari kelompok aktiva lancar.
b) Sekuritas Ekuitas
Saham adalah sebuah instrumen investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan dana dari pihak eksternal, instrumen investasi tersebut membuat para pemilik
saham tersebut menjadi pemilik perusahaan. Para pemilik saham berhak mendapatkan
dividen sebagai investasinya di suatu perusahaan. Ada dua jenis saham berdasarkan prioritas
pembagian dividen dan hak suaranya, yaitu saham biasa dan saham preferen. Babu dan Jain
(1998) menguraikan ada empat alasan mengapa perusahaan lebih menyukai mengeluarkan
utang dari pada saham baru, yaitu adanya manfaat pajak atas pembayaran bunga, biaya
transaksi pengeluaran utang lebih murah daripada biaya transaksi emisi saham baru, lebih
mudah mendapatkan pendanaan utang daripada pendanaan saham, serta kontrol manajemen
lebih besar dengan adanya utang baru dari pada dengan adanya saham baru.

Dampak dari Pendanaan Melalui Modal (Equity Financing) dan Disitribusi Laba
(Distributing Dividend)
Penerbitan saham mengisyaratkan adanya pengembalian yang diharapkan oleh pemodal.
Terkait dengan unsur pajak dalam dividen, Miller dan Scholes (1978) dalam Fama dan French
(1997), beranggapan bahwa kebijakan atas pembayaran dividen yang tinggi akan memindahkan
harga saham karena dividen dikenakan pajak yang tinggi daripada keuntungan modal (Brennan
1970 dalam Fama dan French 1997). Bagi perusahaan yang membagikan dividen, apapun
bentuknya (dividen tunai dan dividen saham), bukan merupakan pengurang beban pajak
perusahaan. Pengembalian yang diharapkan investor tidak hanya berupa dividen saja melainkan

3
juga keuntungan modal. Pajak atas keuntungan modal dapat ditunda hingga penjualan saham
yang sesungguhnya (ketika direalisasi).
Selain itu, dengan menjual saham untuk merealisir keuntungan modal, pemodal membayar
biaya transaksi tertentu dan (seharusnya) membayar pajak. Tetapi dengan menerima dividen
(tidak perlu membayar biaya transaksi), pemodal justru hanya membayar pajak. Hal ini dapat
menyebabkan pajak atas keuntungan modallebih kecil dari dividen (Husnan dan Pudjiastuti,
2004).
Terdapat dua sumber pendanaan eksternal yaitu investor ekuitas (disebut juga pemilik atau
pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman). Investor ekuitas merupakan sumber utama
pendanaan. Investor menyediakan pendanaan dengan harapan untuk mendapatkan pengembalian
atas investasi mereka. Setelah mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan (expected
return) dan resiko pengembalian adalah bagian investor ekuitas atas laba perusahaan dalam
bentuk distribusi laba atau reinvestasi laba. Distribusi laba adalah pembayaran dividen kepada
pemegang saham. Dividen dapat dibayar langsung dalam bentuk tunai atau deviden saham, atau
secara tidak langsung melalui pembelian kembali saham.
Pembayaran dividen mengacu pada proporsi laba yang didistribusikan, yang sering
dinyatakan dalam ratio atau presentase yaitu ratio, pembayaran dividen reinvestasi laba atau laba
ditahan mengacu pada penahanan laba dalam perusahaan untuk digunakan dalam bisinis
perusahaan : yang disebut pula pendanaan internal. Reinvestasi laba sering diukur dengan ratio
penahanan. Reinvestasi laba juga diukur dengan pertumbuhan ekuitas. Earning retention ratio.
(Sering diukur dengan rasio penahanan/rasio laba di tahan= 1- dividen payout rasio) Investor
memberikan pendanaan dengan harapan mendapatkan pengembalian atas investasi mereka,
setelah mempertimbangkan pengembalian yang di harapkan dan resiko

Dampak dari Pendanaan Melalui utang (Debt Financing) Terutama oleh Pemegang
Sahamnya.
Keputusan pendanaan baik hutang maupun modal (ekuitas), memiliki indikasi pengenaan
pajak, sehingga pajak seharusnya menjadi pertimbangan potensial. Hal ini dikarenakan
perusahaan berusaha untuk membayar beban pajak yang rendah dengan menanggung beban
bunga yang tinggi, dan memunculkan penghematan pajak yang dapat digunakan untuk investasi
dan pembagian dividen.
Hutang mempakan salah satu bentuk pendanaan yang dipilih oleh pemsahaan untuk
mendanai kegiatan operasionalnya. Para pemilik pemsahaan (pemegang saham) cenderung
menghindari hutang yang ekstrim baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang, karena
akan menurunkan nilai perusahaan. Jika dipaksakan, memungkinkan munculnya biaya
kebangkrutan yang terdiri dari legal fee dan distress price (aset perusalaan yang dihargai murah
sewaktu dinyatakan bangkrut).
Pendanaan berupa hutang dibagi menjadi dua yaitu (1) hutang jangka pendek (kurang dari
1 tahun) lazim digunakan untuk kebutuhan jangka pendek terdiri atas hutang dagang dan
kewajiban yang masih harus dibayar seperti upah dan pajak, dan (2) Hutangjangka panjang
adalah hutang dengan yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, biasanya berbentuk
hipotek dan obligasi. Jika terjadi Iikuidasi, kreditor akan dibayar terlebih dahulu dari hasil
penjualan aktiva tetap yang dipergunakan sebagai agunan dalam perjanjian kreditnya.
Pendanaan berupa hutang diproksikan ke dalam (Debt to Equity Ratio) DER. Rasio DER
(Debt to Equity Ratio) mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total modal sendiri yang
dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan
perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Tentunya hal
ini akan mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk dividen). Tingginya DER (Debt to
Equity Ratio) selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan
tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak
beban hutang. Dengan kata lain, DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
4

Anda mungkin juga menyukai