TINJAUAN PUSTAKA
Pecking order theory ditemukan oleh Donaldson pada tahun 1984 kemudian
disempurnakan oleh Myers dan Majluf (1984). Teori pecking order menawarkan
mencukupi.
eksternal.
Brealey & Myres (1991) yang dijelaskan dalam Husnan (1996:324), menyatakan:
pendanaan dari sekuritas yang memiliki tingkat risiko yang paling rendah.
3. Dalam penetapan pembayaran dividen yang akan dilakukan tidak terpengaruh oleh
keuntungan atau kerugian yang diterima oleh perusahaan. Apabila dana yang
menerbitkan obligasi terlebih dahulu dan apabila pendanaan masih diperlukan maka
Pecking order theory menjelaskan bahwa perusahaan dengan profit yang tinggi
akan menggunakan utang dalam bentuk yang lebih kecil. Hal tersebut terjadi karena
perusahaan yang kurang menguntungkan akan memiliki hutang yang lebih besar
berupa hutang daripada menerbitkan saham baru yaitu pertimbangan biaya emisi
yang diterima perusahaan. Perusahaan akan mendapat biaya emisi yang lebih murah
Selain itu, penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Myers
akan menjadi berita buruk bagi para investor. Respon negatif muncul karena
bunga jika menggunakan hutang sebagai akibat dari kinerja yang kurang bagus.
Biaya pendanaan saham akan lebih tinggi dibandingkan dengan utang karena
banyak melibatkan pihak lain, seperti penjamin emisi (underwriter), notaris dan
sisi ekuitas dan sisi liabilitas yang mencerminkan struktur keuangan perusahaan.
berasal dari modal internal dan modal eksternal perusahaan untuk memenuhi
Struktur modal adalah faktor yang penting dalam suatu perusahaan, karena
struktur modal merupakan unsur dalam struktur keuangan perusahaan yang dikaji
hutang agar dapat mencapai titik impas antara risiko dan pengembalian.
Dalam struktur modal selalu melibatkan pertukaran antara risiko yang akan
mencapai kondisi struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang optimal adalah
membutuhkan rasio hutang yang lebih rendah daripada yang memaksimalkan rasio
Komponen struktur modal antara lain modal asing atau hutang dan ekuitas
jangka panjang (Weston dan Copeland, 1996: 4). Berikut penjelasan tentang
yang panjang, biasanya lebih dari sepuluh tahun. Jenis hutang jangka panjang
meliputi:
a. Hutang obligasi
Hutang obligasi adalah hutang perusahaan dalam bentuk obligasi dimana debitur
b. Pembayaran gadai
Hutang hipotek adalah hutang jangka panjang dimana kreditur memiliki jaminan
atas harta benda yang sebenarnya, sehingga debitur tidak dapat melunasi hutang,
kreditur akan memberikan jangka waktu tertentu kepada debitur untuk melunasi
hutangnya, dan pada saat yang sama juga memiliki persyaratan tertentu yang harus
dipenuhi oleh debitur. Terlepas dari situasi keuangan perusahaan pada saat itu
hutang harus dibayar pada waktu yang telah dijadwalkan bersama dengan bunga
yang disepakati. Jika perusahaan tidak mampu melunasi utangnya pihak pemberi
utangnya. Ketika perusahaan tidak mampu membayar hutang atau bunganya maka
modal yang ditanamkan di perusahaan, dan kreditor juga dapat kehilangan kendali
atas sebagian atau seluruh dana yang dipinjamkan beserta bunganya. Hal ini
sebagai modal untuk kegiatan awal perusahaan selama jangka waktu tertentu.
dan eksternal perusahaan. Sumber internal berasal dari laba yang diperoleh
perusahaan yang menanggung semua risiko termasuk risiko usaha dan risiko
lainnya. Tidak ada jaminan dana sendiri selama periode pembayaran atau
dengan total asset yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut bertujuan untuk mengukur
perbandingan antara total hutang dengan total aset yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi rasio menunjukan bahwa semakin banyak aktiva perusahaan yang
dibiayai dengan hutang, dan hal ini berisiko tinggi terhadap perusahaan.
Rasio struktur modal yang biasa digunakan antara lain: DAR (Total Debt to
Total Assets Ratio), DER (Total Debt to Equity Ratio), dan LDER (Long Term Debt
to Equity Ratio). Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah DER. Alasan
menggunakan DER dalam penelitian ini karena rasio ini dicari dengan
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dan seluruh ekuitas.
Rasio ini juga berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam
perusahaan , maka semakin tinggi pula tingkat risiko kredit yang ditanggung
struktur modal:
1. Stabilitas penjualan.
2. Struktur asset. Perusahaan yang memiliki aset dengan nilai yang tinggi akan
memiliki leverage keuangan yang besar karena risiko bisnis perusahaan yang lebih
kecil.
akan menggunakan hutang yang relatif kecil. Alasan praktisnya adalah perusahaan
dengan laba yang tinggi seperti tidak membutuhkan banyak hutang. Tingkat
pengurangan pajak merupakan hal yang sangat berharga bagi perusahaan dengan
tarif pajak yang tinggi. Semakin tinggi tarif pajak perusahaan, semakin besar
alternatif dana baru. Jika situasi keuangan perusahaan sangat rapuh sehingga
menggunakan ekuitasnya.
pendanaan eksternal yang berupa hutang yang lebih sedikit daripada perusahaan
biasa dalam industri mereka. Manajer yang agresif akan menggunakan lebih banyak
10. Kondisi pasar. Perubahan jangka panjang atau perubahan jangka pendek di
pasar saham dan pasar obligasi dapat memberikan implikasi penting bagi penerapan
ukuran perusahaan, likuiditas, struktur aktiva, tingkat pertumbuhan aset, dan cost
2.5 Profitabilitas
hasil akhir dari serangkaiain kebijakan dan keputusan yang dirumuskan oleh
seperti keuntungan dari penjualan dan investasi (Weston & Brigham, 1993: 115).
dari pengurangan biaya dari barang yang akan dijual (Horne & Wachowicz 2005).
memiliki profitabilitas yang tinggi akan menggunakan sedikit hutang karena laba
dilakukan dengan beberapa metode antara lain: ROA (Return on Assets), ROE
(Return on Equity), BEP (Basic Earning Power), dan NPM (Net Profit Margin).
dalam mengelola modal untuk menghasilkan laba. Semakin besar nilai ROA
menggunakan ROA dalam penelitian ini karena ROA digunakan sebagai dasar
untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Tingginya
perusahaan (Nugrahani & Sampurno, 2012). Ukuran perusahaan terlihat dari total
Jika total aktiva perusahaan besar, maka manajemen dapat menggunakan aset yang
terhadap aset yang mudah akan meningkatkan nilai perusahaan (Suharli, 2006).
Menurut (Yoshendy et al., 2015), ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva
dalam kegiatan operasional yang dijalankan. Perusahaan dengan ukuran yang kecil
eksternal yang berupa utang karena, kemungkinan gagal bayar sangat tinggi. Hal
perusahaan dengan ukuran yang besar membutuhkan pendanaan yang lebih besar
modalnya apabila struktur modal sendiri tidak dapat mencukupi, sehingga hal
dengan ukuran kecil lebih tanggap dalam perubahan bisnis dibandingkan dengan
perusahaan besar karena perusahaan kecil lebih mudah dalam menerima perubahan
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan rumus logaritma natural total aset
atau penjualan bersih. Pada umumnya perusahaan besar memiliki struktur aktiva
yang tinggi, aktiva dapat digunakan sebagai jaminan apabila perusahaan akan
menggunakan utang sehingga pengukuran firm size dapat dilihat dari total aktiva
1. Total Aset
2. Sales
Size = Ln (Penjualan)
dengan menggunakan natural log total aktiva. Penggunaan total aktiva akan lebih
menyebutkan ukuran perusahaan dapat dilihat dari keseluruhan aktiva yang dimiliki
perusahaan. Milansari et al., (2020), Riyantina & Ardiansari (2017), dan Kawiswara
et al. (2014) menggunakan logaritma natural total aset sebagai penentu ukuran
2.7 Likuiditas
Kewajiban jangka pendek yang ditanggung perusahaan terdiri dari biaya tagihan
listrik, gaji karyawan, atau hutang yang jatuh tempo. Beberapa perusahaan tidak
dapat melunasi hutang pada waktu yang ditentukan karena perusahaan tidak
memiliki cukup dana untuk melunasi hutang yang seharusnya dilunasi. Kasus
kreditur, maupun dengan pihak distributor. Dalam waktu yang lama keadaan ini
dapat berdampak pada pelanggan dan kemudian perusahaan akan mengalami krisis
“Aset likuid merupakan aset yang diperdagangkan di pasar aktif sehingga dapat
dikonversi dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku, sedangkan
posisi likuiditas suatu perusahaan berkaitan dengan pertanyaan, apakah perusahaan
mampu melunasi utangnya ketika utang tersebut jatuh tempo di tahun berikutnya.”
Rasio likuiditas terdiri dari: rasio lancar (Current Ratio), rasio cepat (Quick
Ratio), dan rasio kas (Cash Ratio). Dalam penelitian ini menggunakan current ratio
sebagai alat ukur rasio likuiditas. Alasan menggunakan Current Ratio pada
penelitian ini adalah rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan
memperoleh laba pada akhir tahun semakin besar. Rasio Current Ratio
menjelaskan selisih antara aset lancar dengan hutang lancar. Aset lancar terdiri dari
kas, piutang, surat berharga, piutang, persediaan serta akun lainnya. Sedangkan
hutang lancar terdiri dari hutang dengan tempo waktu kurang dari satu tahun.
hutang jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki current ratio yang besar tidak
menjamin bahwa perusahaan akan mampu membayar hutang pada saat jatuh tempo
karena proporsi aset lancar tidak menguntungkan. Pada penelitian ini nilai likuiditas
dapat diketahui dengan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
jangka pendeknya yang telah jatuh tempo. Likuiditas memiliki pengaruh yang
signifikan baik secara positif maupun negative terhadap struktur modal. Dalam teori
pecking order perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan menerbitkan
sedikit hutang, karena saldo likuiditas akan digunakan untuk pembiayaan investasi.
aset tetap dengan total aset. Aktiva lancar digunakan dalam pembiayaan perusahaan
jangka pendek dalam kurun waktu tidak lebih dari dua belas bulan atau satu tahun
jaminan dan dalam periode waktunya lebih dari satu tahun. Semakin besar struktur
aktiva perusahaan maka semakin besar struktur modal yang dimiliki perusahaan.
Struktur aktiva pada laporan keuangan perusahaan terdiri dari aset lancar
dan aset tidak lancar. Perusahaan yang mampu memenuhi kebutuhan dengan dana
memiliki struktur modal yang besar yang dapat digunakan perusahaan sebagai
pendanaan untuk aktiva dibiayai oleh modal sendiri. Maka untuk mencari struktur
tinggi akan lebih banyak menggunakan utang (Heriyani, 2011 dalam Kartika &
Dana, 2015).
Rasio ini menunjukkan apakah jumlah aset terlihat wajar, terlalu rendah, atau terlalu
tinggi jika dilihat dari penjualan aset. Ketika perusahaan memperbanyak jumlah
aset yang dimilikinya maka, perusahaan membutuhkan lebih banyak modal baik
dari bank maupun dari sumber lain. Perusahaan yang memiliki jumlah aset yang
banyak akan menimbulkan biaya modal yang tinggi dan menekan jumlah laba,
sedangkan perusahaan dengan aset rendah akan berdampak pada hilangnya peluang
menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan pada tahun ini dengan total aset
tersebut dengan total aset yang dimiliki perusahaan pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan Naur & Nafi’ (2017) dan Aslah (2020), pertumbuhan aset dapat
Cost of financial distress dalam penelitian ini diukur dengan return saham
maka akan timbul biaya kebangkrutan (Bankruptcy Costs) yang disebabkan oleh :
perusahaan, (3) rusaknya aktiva tetap yang dimakan waktu sebelum terjual, dan (4)
(Muhammadinah, 2017).
Cost of Financial Distress, menggambarkan risiko bisnis (business risk),
yang merupakan indikator ketidakstabilan harga saham dan return yang diterima
oleh pemegang saham. Mengacu pada penelitian dari Handayani (2011) dan
dijadikan referensi pada penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi
Penelitan penelitian
1 Riyantina dan The Profitabilitas, Leverage, struktur
tidak signifikan
terhadap struktur
modal perusahaan.
profitabilitas
berpengaruh negatif
terhadap struktur
modal perusahaan
commercial tangibility
Pakistan modal
modal perusahaan.
Profitabilitas
berpengaruh negatif
terhadap struktur
modal perusahaan.
Struktur Modal
Perusahaan
Sub Sektor
Otomotif yang
Terdaftar di
BEI Tahun
2014-2016
pada
Perusahaan
Industri
Pariwisata
yang Terdaftar
di BEI)
Manufaktur Di
Bursa Efek berpengaruh pada
perusahaan
Food and
Beverage di
BEI Periode
2015-2018)
perusahaan. Ukuran
perusahaan tidak
memiliki.pengaruh
terhadap struktur
modal perusahaan.
dI BEI
berpengaruh positif
terhadap struktur
modal perusahaan.
11 Rizka Rizku Faktor-Faktor Ukuran Ukuran perusahaan,
Konsumsi
2018
13 Agustin Analisis Stabilitas Stabilitas Penjualan,
Industri perusahaan.
Manufaktur
yang Terdaftar
di BEI
Terdaftar di
BEI Periode
2014-2018
Minuman)
memiliki pengaruh
terhadap struktur
modal.
terhadap struktur
modal. Ukuran
perusahaan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap struktur
modal.
signifikan
dan independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
struktur modal perusahaan yang diproksi dengan DER (Debt to Equity Ratio).
financial distress.
keuntungan yang didapat perusahaan maka semakin tinggi jumlah laba yang
didalam struktur modalnya. Adanya biaya karena perbedaan informasi dan biaya
perusahaan akan memanfaatkan dana sendiri untuk investasi karena laba yang
memudahkan perusahaan untuk melunasi hutang tepat pada waktu yang ditentukan
yang dapat dilihat dari jenis usaha yang dijalankan (Gómez et al., 2014). Ketika
modal sendiri tidak mencukupi perusahaan besar akan menggunakan hutang lebih
banyak sebagai sumber eksternal hal tersebut terjadi, karena perusahaan dengan
ukuran yang besar akan membutuhkan dana yang besar untuk memenuhi kebutuhan
tersebut akan semakin besar juga. Semakin besar kegiatan operasional perusahaan
Perusahaan yang semakin besar akan membutuhkan aset lebih banyak yang
membuat perusahaan membutuhkan dana lebih banyak dan untuk memperoleh dana
yang lebih banyak maka perusahaan akan menambah struktur modalnya dari dana
eksternal perusahaan.
Penggunaan dana eksternal perusahaan tidak bisa dilakukan terus menerus
yang tepat agar risiko yang dihadapi dalam penggunaan dana eksternal tidak
manajemen harus menambah jumlah aset. Perusahaan yang besar cenderung berani
mengambil modal eksternal karena anggapan bahwa jumlah aset yang mereka
miliki besar dan hal tersebut akan menjaga perusahaan dari financial distress.
modal. Penelitian yang dilakukan Putri (2012) juga menunjukkan hal yang sama.
Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset
dengan baik. Perhitungan tentang rasio likuiditas berguna bagi pihak luar yang
ingin mengetahui tentang nilai perusahaan tersebut. Perusahaan dan manajemen
yang memiliki likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga
sumber dana yang berasal dari eksternal melalui utang. Hal tersebut sesuai dengan
urutan (hirearki) dalam pemilihan sumber pendanaan dalam pecking order theory.
Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini sebagai tolak ukur yaitu
Current Ratio.
hutang, hal tersebut terjadi karena perusahaan yang memiliki total aktiva lancar
lebih besar. Hal tersebut didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chadha
& Sharma (2015) dan Rika Rizky Ayuningtyas, Suhendro (2020) yang
perusahaan menunjukkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan. Aset
jaminan atas modal eksternal tersebut. Struktur aktiva yang digunakan sebagai
pemberi pinjaman.
jaminan harus sebanding dari pengorbanan yang diberikan. Apabila manfaat tidak
sebanding atau bahkan lebih kecil sebaiknya perusahaan tidak melakukan pinjaman
Penelitian tentang pengaruh struktur aktiva pernah dilakukan Joni dan Lina
terhadap struktur modal. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Dewi & Dana
yang tinggi membuat perusahaan cenderung memerlukan dana yang lebih besar
tidak cukup untuk membiayai maka dari itu perusahaan akan membutuhkan
pertumbuhan yang tinggi akan cenderung menggunakan hutang yang lebih besar
artian, bahwa perusahaan akan membutuhkan dana eksternal yaitu hutang untuk
dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) dan Neves et al. (2020) menunjukkan bahwa
kebangkrutan. Perusahaan dengan business risk yang tinggi akan sangat berisiko
akan menambah risiko yang akan diterima perusahaan yaitu perusahaan akan
Cost of Financial Distress dapat dijadikan sebagai ukuran risiko bisnis suatu
perusahaan. Risiko bisnis merupakan risiko yang muncul saat perusahaan tidak
dan biaya (Gitman, 2009 dalam Cristie & Fuad, 2015). Utang mengikat antara
peminjam dan pemberi pinjaman, dalam hal ini peminjam memiliki tanggung jawab
Menurut (Husnan, 2006 dalam Cristie & Fuad, 2015), perusahaan pasti
akan menghadapi risiko dari kegiatan operasi yang dilakukan. Perusahaan dengan
tingkat risiko yang tinggi akan mengurangi penggunaan hutang sebagai cara untuk
mengurangi beban risiko bisnis yang dialami. Perusahaan dengan financial distress
yang tinggi akan sulit mendapat kepercayaan dari investor. Berdasarkan deskripsi
Profitabilitas
H1-
Ukuran Perusahaan
H2+
H4+
Struktur Aktiva
H5+
Growth H6-
Cost of Financial
Distress
2.12 Hipotesis
berikut:
modal.