Anda di halaman 1dari 14

Evaluation of meeting materials bisnis valuation

Struktur Modal
Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan suatu ukuran keuangan antara utang jangka pendek, utang jangka panjang
dan modal sendiri dalam melakukan kegiatan perusahaan. Struktur modal dapat menjadi masalah yang
penting untuk perusahaan karena baik atau buruknya struktur modal akan berpengaruh langsung pada
posisi finansial perusahaan.

Menurut Halim (2007:78), Struktur modal adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang
bersifat tetap, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Dalam teori struktur modal
dinyatakan mengenai apakah perubahan struktur modal berpengaruh atau tidak terhadap nilai
perusahaan, dengan asumsi keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak berubah. Apabila ada
pengaruhnya, berarti struktur modal yang terbaik, tetapi jika tidak ada pengaruhnya, berarti tidak ada
struktur modal yang terbaik.

Komponen Struktur Modal

Menurut Riyanto (2008:227) komponen struktur modal tersusun atas modal asing dan modal sendiri,
berikut ini penjelasan lengkapnya.

Modal Asing

Modal asing atau utang merupakan modal yang asalnya dari luar perusahaan yang bersifat sementara
bekerja pada perusahaan dan untuk perusahaan yang terkait modal tersebut adalah hutang yang hingga
waktu yang harus dibayar kembali.

Pada saat pengambilan keputusan akan pemakaian utang ini harus dipertimbangkan besarnya biaya
tetap yang timbul dari utang dalam bentuk bunga yang akan menyebabkan semakin tingginya leverage
keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian untuk para pemegang saham biasa. Modal
asing atau utang bisa dibedakan menjadi tiga jenis yakni berikut ini:

 Utang Jangka Pendek (Short-term Debt)


Utang jangka pendek merupakan modal asing yang pengembalian waktunya paling lama adalah
satu tahun. Beberapa besar utang jangka pendek terdiri atas kredit perdagangan yakni kredit
yang dibutuhkan untuk bisa terselengaranya perusahaan.
 Utang Jangkah Menengah (Intermediate-term Debt)
Utang jangka menengah adalah utang yang jangka pengembalian waktunya lebih dari satu tahun
atau kurang dari 10 tahun. Utang jangka menengah dibagi menjadi dua yakni Term Loan dan
Leasing Term Loan adalah kredit usaha dengan umur lebihd ari satu tahun dan kurang dari 10
tahun.
Leasing adalah suatu alat atau cara untuk memperoleh servis dari sebuah aktiva tetap yang pada
dasarnya merupakan sama seperti halnya jika kita melakukan penjualan obligasi untuk
memperoleh servis dan hak milik atas aktiva tersebut, yang membedakan pada leasing tidak
diikuti dengan hak milik.

 Utang Jangka Panjang (Long-term Debt)


Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya adalah panjang,
biasanya lebih dari 10 tahun. Bentuk utang jangka panjang diantaranya pinjaman obligasi dan
pinjamam hipotek. Pinjaman obligasi adalah pinjaman dalam jangka waktu yang panjang, untuk
debitur menerbitkan surat pengakuan utang yang memiliki nominal tertentu.Pinjaman hipotek
adlaah pinjaman jangka panjang yang mana pemberi uang (kreditor) diberikan hak hipotek di
sebuah barang tidak bergerak, supaya jika pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang
tersebut bisa dijual dan dari hasi penjualan itu bisa dipakai untuk menutup tagihannya.

Modal Sendiri

Modal sendiri atau ekuitas adalah modal yang asalnya dari pemilik perusahana dan ditanam dalam
perusahaann dalam jangka waktu yang tidak menentu lamanya. Modal sendiri diharapkan tetap berada
dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak mempunyai batas, sedangkan modal pinjaman
mempunyai jatuh tempo. Dalam suatu perusahaan modal sendiri bisa dibedakan dalam beberapa jenis,
antara lain:

Modal Saham

Modal saham merupakan tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam sebuah perusahaan.
Terdapat jenis-jenis dari saham yakni saham biasa (common stock), saham preferen (prefed stock),
saham kumulatif (cummulative prefered stock) dan lain sebagainya.

Cadangan

Cadangan yang dimaksud disini adalah sebagai cadangan yang dibuat dari perolehan keuntungan yang
didapat oleh perusahaan selama rentang waktu yang lalu atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang
masuk dalam modal sendiri diantaranya cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih
kurs, cadangan untuk menampung hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang tidak diduga sebelumnya
(cadangan umum)

Laba Ditahan

Keuntungan yang didapat oleh sebuah perusahaan bisa beberapanya dibayarkan sebagai dividen dan
beberapanya ditahan oleh perusahaan. Jika perusahaan menahan keuntungan tersebut telah dengan
tujuan tertentu, maka dibuatlah cadangan sebagaimana yang sudah diuraikan. Jika perusahaan belum
memiliki tujuan tertentu tentang pemakaian keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut adlaah
keuntungan yang ditahan.

Pengukuran dalam struktur modal dalam nilai perusahaan dapat dilakukan :

1. Earning pershare/laba perlembar saham


2. Rentabilitas modal sendiri

3. Dividen payout ratio (DPR)

4. Price earning ratio (PER)

Teori-teori Keuangan Struktur Modal

Teori dalam struktur modal antara lain:

Pecking Order Theory

Penelitian ini memakai teori yang berhubungan dengan struktur modal yakni pecking order theory karena
perusahan yang ingin berkembang harus memiliki modal yang diperoleh dari utang. Tetapi, perusahaan
tidak mudah untuk mendapatkan pinjaman, karena harus menganalisa terlebih dahulu apakah memang
sudah tepat untuk berhutang.
Pecking order theory adalah urutan sumber pendanaan dari internal (laba ditahan) dan eksternal
(penerbitan ekuitas baru) (Wibowo, 2013:26). Menurut Myers dan Majluf (dalam Purba, 2014:13)
memberikan pernyataan:
Teori pecking order memiliki dasar dari dua asumsi yang menonjol.

 Pertama: Para manajer lebih tahu prospek perusahaan mereka sendir dibanding dengan investor
luar.
 Kedua: Manajer bertindak dalam kepentingan terbaik pemegang saham yang ada.

Dengan kondisi diatas, perusahaan kadang-kadang akan melupakan positif proyek net present value
apabila menerima mereka memaksa perusahaan untuk mengeluarkan saham undervalued untuk investor
baru. Secara khusus, teori pecking order memberikan prediksi bahwa perusahaan lebih memilih untuk
memakai dana internal jika tersedia dan memilih hutang atas ekuitas pada saat pembiayaan eksternal
dibutuhkan.

Signalling Theory

Menurut Arifin (dalam Naibaho, 2013:12) memberikan pernyataan:


Teori ini tersusun dari asumsi adanya asymmetric information antara manajer dan pemegang saham.
Karena terdapat asymmetric information maka manajer harus berupaya memberi sinyal kepadan investor.
Sinyal tersebut harus dalam bentuk sesuatu yang bisa dipercaya dan tidak mudah ditiru atau mahal untuk
menirunya. Dalam kebijakan struktur modal, sinyal yang diberikan adalah dalam bentuk digunakannya
porsi hutang yang lebih besar pada perusahaan.

Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang sangat berani menanggung risiko mendapatkan
kesulitan keuangan pada saat porsi hutang perusahaan tinggi. Maka porsi hutang yang tinggi digunakan
manajer sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang handal.

Trade-Off Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001:34) Trade off theory dari leverage menberikan pernyataan bahwa
perusahaan melakukan penyeimbangan antara manfaat dari pendanaan dengan utang (perlakuan pajak
perseorangan yang menguntungkan dari suku bunga dan biaya kebangkrutan dengan tinggi.

Kenyataan bahwa bunga adalah beban yang bisa dikurangi sudan membuat utang lebih murah dibanding
saham biasa atau saham preferen. Dapat disebut utang memberikan kegunaan perlindungan pajak.
Sehingga, pemakaian utang akan menjadikan meningkatnya porsi laba operasi perusahaan (EBIT) yang
mengalir pada investor.

Agency Theory

Agency theory atau teori keagenan dibangun sebagai usaha untuk menyelesaikan memahami dan
memecahkan masalah yang timbul jika ada ketidak lengkapan informasi ketika melakukan kontrak
(perikatan). Teori keagenan berhubungan dengan menyelesaikan dua masalah yang bisa saja terjadi
dalam hubungan keagenan.

Modigliani-Miller (MM)

Teori Modigliani dan Miller (teori MM) merupaka teori yang memiliki pandangan bahwa struktur modal
tidak relevan dan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Teori Kebangkrutan dan Tekanan/kesulitan/Kegagalan keuangan (Distress Financial)

Teori Kebangkrutan
Kebangkrutan merupakan kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan
atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas (Hadi, 2008). Menurut Martin (1995) dalam
Nugraheni (2005) kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada sebuah perusahaan
didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu :
1. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed)
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang
atau pendapatan, perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat
labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil
dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh
dibawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan juga dapat berarti bahwa tingkat
pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan
yang dikeluarkan untuk sebuah investasi tersebut.
2. Kegagalan Keuangan (Financial Distressed)
Pengertian financial distressed adalah kesulitan dana baik dalam arti dana dalam
pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagian asset liability management
sangat berperan dalam pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena financial distressed.
Sedangkan menurut Adnan (2000) dalam Fakhrurozie (2007) kegagalan keuangan
biasa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar
saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk yaitu:
a. Insolvensi teknis (Technical Insolvency), terjadi apabila perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban pada saat jatuh tempo walaupun total aktivanya sudah melebihi total hutangnya
b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan (Insolvency in bankruptcy) , dimana didefinisikan
sebagai kekayaan bersih negative dalam neraca konvensional atas nilai sekarang dan arus
kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.

Altman Z-score: Model Untuk Memprediksi Kesulitan Keuangan Perusahaan


Beberapa model prediksi kesulitan keuangan (financial distress prediction models) telah
dikembangkan beberapa tahun yang lalu. Model tersebut sama dengan model peringkat utang,
tetapi bukannya memprediksi peringkat, model memprediksi apakah perusahaan akan
menghadapi beberapa kondisi kesulitan, umumnya didefinisikan sebagai kepailitan.
Dalam berbagai studi akademik, Altman Z-score (bankruptcy model) dipergunakan sebagai alat
kontrol terukur terhadap status keuangan suatu perusahaan yang sedang mengalami kesulitan
keuangan (financial distress). Dengan kata lain, Altman Z-score dipergunakan sebagai alat
untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan.
Altman Z-score dinyatakan dalam bentuk persamaan linear yang terdiri dari 4 hingga 5 koefisien “T”
yang mewakili rasio-rasio keuangan tertentu, yakni:

Z = 1,2 T1 + 1,4 T2 + 3,3 T3 + 0,6 T4 + 0,99 T5

Di mana:
T1= modal kerja neto / total aset
T2= saldo laba / total aset
T3= EBIT / total aset
T4= nilai pasar terhadap ekuitas / nilai buku terhadap total liabilitas
T5= penjualan / total aset
Dengan zona diskriminan sebagai berikut:

Bila Z > 2.99 = zona “aman”


Bila 1.81 < Z < 2.99 = zona “abu-abu”

Bila bangkrut < 1.81

Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Adapun faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah sebagai berikut:

Struktur Aset

Menurut Weston dan Brigham (2005:175), struktur aset adalah perimbangan atau perbandingan antara
aset tetap dan total aset. Pengertian lain struktur aset yaitu perbandingan antara jumlah saham yang
dimiliki orang dalam dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor.

Modal Kerja

Modal kerja atau working capital adalah suatu aset lancar yang dipakai dalam operasional perusahaan,
yang membutuhkan suatu pengelolaan yang baik dari manajer perusahaan.

Pertumbuhan Aktiva

Aktiva adalah harta yang ada pada perusahaan yang memiliki peran dalam operasi perusahaan seperti
kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tidak berwujud, dan lain sebagainya. Semakin besar aktiva
diharapkan semakin besar hasil operasional yang diperoleh oleh perusahaan.

Risiko

Risiko bisnis adalah penggambaran ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam melakukan aktivitas
bisnisnya (Meidina, 2007:10).

Likuiditas

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya,


seperti melunasi hutang yang telah jatuh tempo dalam jangka pendek. (Astuti, 2004:31)

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan perusahanan yang memiliki saham yang besar, dan masing-masing
penambahan lembar sahamnya hanya mempengaruhi sebagian kecil pada kemungkinan hilang kontrol
dari pihak dominan kepada perusahaan yang terkait. (Riyanto, 2001:299)

Profitabilitas

Profitabilitas merupakan hasil akhir dari beberapa kebijakan dan keputusan yang diambil perusahaan
(Brighman dan Houston, 2006).

LANJUTAN CAPITAL BUDGETING (ANGGARAN MODAL)

1. Investasi dalam Aktiva Tetap


Fitzgerald cit Basalamah et. al., (1994) menyatakan bahwa investasi adalah aktivitas
yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber untuk dipakai mengadakan barang
modal pada saat sekarang ini dan dengan barang modal tersebut akan dihasilkan aliran produk
baru di masa yang akan datang. Oleh karena proyek atau program investasi itu akan
mempergunakan sumber-sumber yang ada pada saat sekarang ini dengan harapan bahwa
pemakaian sumber-sumber tersebut mampu menyumbangkan manfaat ekonomis yang lebih
besar di masa mendatang, maka sejak lama di bidang studi pembelanjaan perusahaan telah
dikembangkan metode analisis yang selaras, dan dikenal dengan sebutan Capital Budgeting.

Investasi dalam proyek yang baru, yang menyangkut dalam aktiva tetap, terutama
dalam pembelian alat-alat produksi, harus diperhitungkan secara seksama. Sebab apabila
sudah dijalankan, tetapi kemudian terjadi kekeliruan perhitungan, sukar untuk menariknya
kembali. Dan ini berarti kerugian besar. Alat-alat tahan lama terutama mesin-mesin tidak mudah
dijual kembali dalam waktu singkat. Lain halnya dengan investasi dalam modal kerja. Dasar
yang dipakai adalah forecast penerimaan (cash inflow) dan pengeluaran (cash outflows) sebagai
akibat adanya investasi, yang harus dihitung berdasarkan metode-metode tertentu (Alwi, 1994).

2. Analisis Kelayakan

Studi kelayakan pada hakikatnya adalah suatu metode penjajakan dari suatu gagasan
usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha tersebut dilaksanakan. Studi
kelayakan atau feasibility study sering dipandang sebagai suatu pekerjaan yang sulit dan rumit,
karena selalu diasosiasikan dengan proyek-proyek besar yang dikelola oleh ahli-ahli dari
berbagai disiplin ilmu serta menggunakan metodologi atau teknik-teknik yang kompleks. Akan
tetapi, anggapan ini tidaklah benar jika studi kelayakan hanya memonopoli perusahaan-
perusahaan atau proyek-proyek raksasa, karena setiap rencana usaha seharusnya
melaksanakan studi kelayakan (Nitisemito dan Burhan, 2004).

Sumber yang tersedia untuk investasi pada dasarnya adalah terbatas, andaikata semua
proyek diharapkan memberikan keuntungan, tidak semuanya dapat dilaksanakan. Dari berbagai
peluang investasi yang terbuka dengan tingkat keuntungan atau kemanfaatan yang berbeda,
baik pengusaha swasta maupun instansi pemerintah akan memilih proyek yang memberikan
keuntungan atau kemanfaatan yang paling besar dari sudut pandangnya. Tujuan analisis
investasi proyek menurut Gray et. al. (1993) adalah :

a) mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dalam suatu proyek.
b) menghindari pemborosan sumber-sumber, yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek yang
tidak menguntungkan.
c) mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat memilih
alternatif proyek yang paling menguntungkan.
d) menentukan prioritas investasi..

3. Nilai Waktu dari Uang

Suatu investasi yang ditanamkan dengan selang waktu tertentu, maka uang yang
ditanam itu jumlahnya akan membesar pada saat uang itu diambil pada akhir selang
penanaman. Hal ini menunjukkan bahwa waktu dan suku bunga berpengaruh terhadap jumlah
yang diterima pada akhir selang waktu dari hasil penanaman awal. Suku bunga diadakan untuk
menyesuaikan nilai uang yang ditanamkan pada awal selang waktu tertentu dengan nilai setelah
penanaman. Dengan demikian, sejumlah uang pada saat ini tidak sama nilainya dengan uang
pada jumlah yang sama jika dimiliki pada saat yang akan datang (Khotimah, et. al., 2002).

Proyek industri merupakan suatu aktivitas yang bersifat jangka panjang, sehingga aliran
kas (cash flow) akan terdiri dari beberapa waktu sesuai dengan umur ekonomis dari proyek
industri itu. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa nilai uang sebagai manfaat ekonomi dari
proyek yang diperkirakan akan diterima pada masa mendatang tidak sama dengan nilai uang
yang diterima pada saat sekarang, karena adanya faktor interest rate tertentu. Karena itu untuk
keperluan perhitungan nilai uang itu perlu dievaluasi pada satu titik waktu tertentu yaitu waktu
sekarang. Dengan demikian semua nilai uang apakah sebagai penerimaan total atau biaya total
sepanjang waktu, harus dievaluasi pada nilai sekarang (present value of money) (Gaspersz,
1999).

4. Arus Kas (Cash Flow)

Dalam mengukur kesejahteraan perusahaan maka menggunakan arus kas (cash flow)
dan bukan keuntungan akuntansi (accounting profit) sebagai alat pengukuran. Uang kas adalah
sesuatu yang secara real diterima dan dapat diinvestasikan kembali oleh perusahaan.
Sedangkan keuntungan akuntansi, lebih banyak menggambarkan besarnya keuntungan yang
diperoleh perusahaan, daripada besarnya uang kas yang benar-benar ada. Besarnya
keuntungan perusahaan mungkin tidak akan sama dengan uang kas yang ada (Keown, et. al.,
2001).

Pada saat melakukan investasi modal, perusahaan melakukan pengeluaran kas lancar dengan
harapan adanya keuntungan di masa depan. Menurut VanHorne dan Wachowicz (1998)
berdasarkan waktu, arus kas proyek dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a) Arus kas awal, yakni investasi kas bersih awal


b) Arus kas tambahan sementara, yakni arus kas yang terjadi setelah investasi setelah investasi kas
awal tapi tidak termasuk arus kas periode akhir.
c) Arus kas bersih tambahan tahun akhir, yakni arus kas bersih periode terakhir.

5. Analisis Risiko

Salim (1993) mendefinisikan risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin


melahirkan kerugian. Ketidaktentuan ini dapat dibagi menjadi tiga macam, yakni :

a) ketidaktentuan ekonomi, yaitu kejadian yang timbul sebagai akibat dari perubahan sikap
konsumen seperti : terjadinya perubahan pada harga, teknologi atau didapat penemuan baru.
b) ketidaktentuan yang disebabkan oleh alam, misalnya hama penyakit.
c) ketidaktentuan yang disebabkan oleh manusia, umpamanya pencurian.

Analisis risiko adalah proses mengenal dan menilai masalahmasalah dalam manajemen
risiko yaitu menentukan tempat kemungkinan terjadinya kerugian, mengukur jumlah kerugian
yang dapat ditimbulkan oleh kemungkinan-kemungkinan itu dan menaksir kemungkinan
terjadinya kerugian (Soedarni, 2000).

4. Kriteria Investasi

Favourable/Un favourable al:

a. Pay Back Period (PBP)

Pay Back Period merupakan jangka waktu periode yang diperlukan untuk membayar
kembali (mengembalikan) semua biaya yang telah dikeluarkan didalam investasi suatu proyek.
Di dalam hal ini, biasanya yang digunakan pedoman untuk menentukan suatu proyek yang akan
dipilih adalah suatu proyek paling cepat mengembalikan biaya investasi (Pudjosumarto, 2002).

Metode Pay Back Period mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali.
Karena itu satuan hasilnya bukan persentase, tetapi satuan waktu (bulan, tahun, dan
sebagainya). Kalau periode Pay Back ini lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka proyek
dikatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek ditolak. Karena metode ini
mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa kembali, maka dasar yang digunakan adalah
aliran kas, bukan laba. (Husnan dan Suwarsono Muhammad, 2000).
b. Net Present Value (NPV)

NPV dari proposal investasi adalah nilai sekarang dari arus kas bersih proposal
dikurangi arus keluar kas awal proposal. Kriteria penerimaan : jika NPV dari proyek investasi
lebih dari sama dengan 0, maka proyek diterima ; jika tidak, proyek ditolak. Cara lain untuk
menyatakan kriteria penerimaan adalah proyek akan diterima jika NPV arus kas melebihi nilai
sekarang arus kas keluar ( Vanhorne dan Wachowicz, 1998).

Nilai bersih sekarang proyek memberikan ukuran nilai bersih proposal investasi dalam
nilai uang pada saat sekarang. Oleh kerena semua arus kas didiskontokan kembali ke masa
sekarang, membandingkan selisih antara nilai sekarang arus kas tahunan dan pengeluaran
investasi menjadi tepat. Perbedaan antara nilai sekarang arus kas tahunan dan pengeluaran
awal menentukan nilai bersih atas penerimaan proposal investasi dalam nilai uang pada saat
sekarang (Keown, et. al., 2001).

c. Profitability Indeks (PI)

Profitability Ratio menunjukkan perbandingan antara penerimaan (benefit) dengan biaya


modal yang digunakan setelah di present value. Angka perbandingan ini kadang-kadang
dipakai sebagai perhitungan rentabilitas dari suatu investasi di atas tingkat discount rate.
Profitability Ratio ini biasanya akan mendekati hasil dalam perhitungan Net B/C Ratio
(Pudjosumarto, 2002).

Indeks keuntungan atau rasio keuntungan/ biaya, adalah rasio nilai sekarang dari arus
kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran awalnya. Walau kriteria nilai bersih
sekarang investasi memberikan ukuran kelayakan proyek dalam nilai uang yang absolut, maka
indeks keuntungan memberikan ukuran relatif dari keuntungan bersih masa depannya terhadap
biaya awal (Keown, et. al., 2001).

d. Internal Rate of Return ( IRR )

Metode Internal Rate of Return ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini
lebih besar daripada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka
investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan (Husnan dan
Suwarsono Muhammad, 2000).

Metode penilaian usul-usul investasi lain yang menggunakan discounted cash flow ialah
apa yang disebut metode Internal Rate of Return. Pengertian Internal Rate of Return itu sendiri
dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang diharapkan akan diterima (PV of Future
Proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of Capital Outlays).
Pada dasarnya Internal Rate of Return harus dicari dengan cara trial and error ( Riyanto,
2001).

Kriteria Investasi

a. Pay Back Period (PBP)

Tahap berikutnya adalah membandingkan PBP dari investasi yang diusulkan dengan PBP yang
disyarakan oleh perusahaan. Usulan proyek investasi akan diterima jika PBP yang dihasilkan
lebih kecil dari yang disyaratkan. Sebaliknya, jika PBP yang dihasilkan lebih besar dari yang
yang disyaratkan, maka usulan proyek investasi tersebut ditolak.

b. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan nilai sekarang dari keuntungan yang diperoleh melalui investasi
tersebut. NPV dihitung dengan rumus sebagai berikut :
NPV = PV of Proceed – InitialOutlay

Atau dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:

Dimana:

Pt = net cashflow (proceed) pada tahun ke t..

i = Tingkat diskonto

n = Lama periode investasi

IO = Initial Outlays atau pengeluaran mula-mula

c. Profitability Index (PI)

Profitability Index adalah perbandingan present value dari net cash flow (proceed) dengan initial
outlays.

Atau dengan rumus:

Dimana:

Pt = Net cashflow (proceed) pada tahun ke t

i = tingkat diskonto

n = lama periode invetasi

Io = Initial Outlays

d. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan nol. Rumusnya
adalah sebagai berikut :
Dimana:

IRR= Internal Rate of Return yang akan dicari

= Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-1

= Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-2

= NPV dari hasil

= NPV dari hasil

Untuk pengambilan keputusan apabila nilai IRR lebih besar dari biaya modal yang diharapkan,
maka investasi diterima, sebaliknya apabila nilai IRR lebih kecil dari biaya yang diharapkan
maka investasi ditolak, NPV = 0 dimana TPV of proceed = Investasi

LANGKAH-LANGKAH IRR

1. 1.BILA DATA NPV + TINGKAT BUNGA DINAIKKAN TETAPI BILA NPV – TNGKAT BUNGA
DITURUNKAN
2. NPV - = R1, NPV + = R2
3. INTERPOLASI

SOAL 1
ANDIKA CO. melakukan pengeluaran atas modalnya untuk investasinya sebesar US $ 80.000,
investasi tersebut diharapkan menghasilkan arus kas sebesar US $ 20.000 per -tahun dan selama
10 tahun.dengan biaya modal 10% per- tahun. Investasi tersebut menggunakan metode
penyusutan garis lurus. Dari data, hitunglah :
a) Jangka Waktu Pengembalian dari investasi.
b) Net Present Value.
c) Internal Rate of Return.
d) Profitability Index .
e) Average Rate of Return/Accounting Rate of Return

PENILAIAN SAHAM
a. Penilaian Perperiode atau Normal/discount model

Diramalkan bahwa PT. Liest akan membayar dividen sebesar $4, $4.5, and $5 untuk 3 tahun yang
akan datang. Pada tahun ketiga, kalian mengantisipasi menjual saham dengan harga
pasar sebesar $100. Berapakah harga saham apabila diketahui 15% expexted return?

JAWAB :
PV = 
Div1/(1+r)pangkat1 + Div2/(1+r)pangkat2 +.......+ (DivH + PH)/(1+r)pangkatH
PV = 4/(1+0,15)pangkat1 + 4,5/(1+0,15)pangkat2 + (5+100)/(1+0,15)pangkat3
 PV = 3,48 + 3,40 + 69,04
PV = $75.92

b. Penilaian Model konstan


Apabila diketahui dividen terakhir adalah Rp 2. Tingkat pertumbuhan perusahaan diperkirakan
sebesar 15%. Investor mensyaratkan return sebesar 20%, berapa harga saham nya?

JAWAB
Po = Do (1+g)/Ks-g
P0 = 2 (1+0.15)/0.2-0.15
P0 = 46

c.Penilaian tidak konstan atau abnormal

CONTOH 1:
PT. Liest selama ini membagikan dividen yang jumlahnya bervariasi. Perusahaan memperkirakan
kenaikan pendapatan sebesar 10% per tahun selama 3 tahun mendatang, tetapi setelah itu
pendapatan akan menurun menjadi 5% per tahun sampai waktu tak terhingga. Pemilik
perusahaan menginginkan return sebesar 20%. Dividen terakhir yang dibagikan adalah Rp
300/lembar. Berapakah harga saham PT. Liest sekarang?
JAWAB
D1 = D0 (1+0.1) = 300(1.1) = 330
D2 = D0 (1+0.1)2 = 300 (1.21) = 363
PV (D1,D2) = 330/(1+0.2)+363/(1+0.2)2
                        = 275+252,08
                        = 527,08
P2 = D3/Ks-g = D2(1+0,05)/0,2-0,05
                        = 363(1.05)/0,2-0,05
                        = 381,15/0,15
                        = 2.541
PVP2 = 2.541/(1+0,2)2
            = 3.659,04
P0 = PV + PVP2 
            = 527.08 + 3.659,04
            = 4.186,12
CONTOH 2
PT. Liesti selama ini membagikan dividen yang jumlahnya berbeda sesuai dengan pertumbuhan
perusahan. Perusahaan memperkirakan kenaikan pendapatan sebesar 15% per tahun selama 3
tahun mendatang tetapi setelah itu pendapatan akan menurun menjadi 5% per tahun untuk
selamanya. Pemilik perusahaan menginginkan return sebesar 20%. Dividen terakhir yang
dibagikan adalah 2.00/lembar.
Berapakah harga saham perusahaan tersebut sekarang?
D0 = 2.00
D1 = D0 (1+0.15) = 2(1,15) = 2,3
D2 = D0 (1+0.15)2 = 2(1,3225) = 2,645
D3 = D0 (1+0.15)3 = 2(1,5209) = 3,042
D4 = 3,042(1+0.05) = 3,194
PV (D1,D2,D3) =
2,3/(1+0.2)+2,645/(1+0,2)2+3,042/(1+0,2)3 =
2,255 + 1,837 + 1,760 = 5,852
P3 = D4/Ks-g
            = 3,194/(0.2-0.05)
            = 21,29
PVP3 = 21,29/(1+0.2)3
            = 12,32
Jadi harga saham adalah
P0 = PV(D1,D2,D3)+PVP3
            = 5,852 + 12,32
            = 18,172
SOAL SAHAM:
1. Nona mona membeli saham seharga Rp 11.000,- perlembar dimana pembayaran deviden yang
perusahaan tersebut untuk tahun pertama adalah Rp 300,- perlembar dan tahun kedua Rp 400,-
perlembar, rate of return yg diharapkan investor 12% pertahun. Berapa nila atau harga saham
tersebut?
2. Pembayaran dividen perusahaan saat ini sebesar Rp 2.000,- perlembar, tingkat keuntungan atau rate
of return 16%, Hitung harga saham tersebut bila dalam beberapa kondisi sbb:
a. Tingkat pertumbuhan dividen zero (nol)?
b. Tingkat pertumbuhan dividen 10% untuk selamanya? Tingkat pertumbuhan dividen 22% pertahun
selama 4 tahun pertama setelah itu tumbuh sebesar 8% untuk selamanya?
c. Tingkat pertumbuhan dividen mengalami penurunan rata-rata pertahun 2%?

Bunga variasi :
bunga dihitung per 6 bulan
bunga dihitung per 3 bulan
bunga dihitung per harian
bunga dihitung per bulan

OBLIGASI:
1. PT. Sinar Terang menerbitkan sebuah obligasi tanpa bunga
dengan principal sebesar Rp100.000.000 yang jatuh tempo
dalam 5 tahun. Tentukanlah nilai intrinsik dari obligasi
tersebut jika tingkat bunga pasar adalah sebesar 10%!

2. Latinka ditawarkan sebuah obligasi tanpa bunga PT. Marga


Sarana seharga Rp35.421.260,55. Jika obligasi tersebut
memiliki principal sebesar Rp50.000.000 dan jatuh tempo
dalam jangka waktu 4 tahun, maka berapakah tingkat suku
bunga saat ini?

Future value:
F  P  1  i 
n

Present value
1
P F
1  i n
Annuity/anuitas
1) Future value anuitas

Sn  A
1  i 1
n

i
2) Present value anuitas

P  A
1  i n  1
1  i n  i
Kriteria Investasi

a. Pay Back Period (PBP)


Tahap berikutnya adalah membandingkan PBP dari investasi yang diusulkan dengan PBP yang
disyarakan oleh perusahaan. Usulan proyek investasi akan diterima jika PBP yang dihasilkan
lebih kecil dari yang disyaratkan. Sebaliknya, jika PBP yang dihasilkan lebih besar dari yang
yang disyaratkan, maka usulan proyek investasi tersebut ditolak.

b. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan nilai sekarang dari keuntungan yang diperoleh melalui investasi
tersebut. NPV dihitung dengan rumus sebagai berikut :

NPV = PV of Proceed – InitialOutlay

Atau dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:

Dimana:

Pt = net cashflow (proceed) pada tahun ke t..

i = Tingkat diskonto

n = Lama periode investasi

IO = Initial Outlays atau pengeluaran mula-mula

c. Profitability Index (PI)

Profitability Index adalah perbandingan present value dari net cash flow (proceed) dengan initial
outlays.

Atau dengan rumus:

Dimana:

Pt = Net cashflow (proceed) pada tahun ke t

i = tingkat diskonto

n = lama periode invetasi

Io = Initial Outlays
d. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan nol. Rumusnya
adalah sebagai berikut :

Dimana:

IRR= Internal Rate of Return yang akan dicari

= Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-1

= Internal Rate (tingkat bunga) untuk penetapan ke-2

= NPV dari hasil

= NPV dari hasil

Untuk pengambilan keputusan apabila nilai IRR lebih besar dari biaya modal yang diharapkan,
maka investasi diterima, sebaliknya apabila nilai IRR lebih kecil dari biaya yang diharapkan
maka investasi ditolak, NPV = 0 dimana TPV of proceed = Investasi

LANGKAH-LANGKAH IRR

4. 1.BILA DATA NPV + TINGKAT BUNGA DINAIKKAN TETAPI BILA NPV – TNGKAT BUNGA
Diturunkan
5. NPV - = R1, NPV + = R2
6. INTERPOLASI
SOAL 1
ANDIKA CO. melakukan pengeluaran atas modalnya untuk investasinya sebesar US $ 80.000,
investasi tersebut diharapkan menghasilkan arus kas sebesar US $ 20.000 per -tahun dan selama
10 tahun.dengan biaya modal 10% per- tahun. Investasi tersebut menggunakan metode
penyusutan garis lurus. Dari data, hitunglah :
f) Jangka Waktu Pengembalian dari investasi.
g) Net Present Value.
h) Internal Rate of Return.
i) Profitability Index .
j) Average Rate of Return/Accounting Rate of Return.

Anda mungkin juga menyukai