Anda di halaman 1dari 6

Evaluation of meeting materials 8 to 15

Teori-teori Keuangan Struktur Modal

Teori dalam struktur modal antara lain:

Pecking Order Theory

Penelitian ini memakai teori yang berhubungan dengan struktur modal yakni pecking order theory
karena perusahan yang ingin berkembang harus memiliki modal yang diperoleh dari utang. Tetapi,
perusahaan tidak mudah untuk mendapatkan pinjaman, karena harus menganalisa terlebih dahulu
apakah memang sudah tepat untuk berhutang.

Pecking order theory adalah urutan sumber pendanaan dari internal (laba ditahan) dan eksternal
(penerbitan ekuitas baru) (Wibowo, 2013:26). Menurut Myers dan Majluf (dalam Purba, 2014:13)
memberikan pernyataan:
Teori pecking order memiliki dasar dari dua asumsi yang menonjol.

 Pertama: Para manajer lebih tahu prospek perusahaan mereka sendir dibanding dengan
investor luar.
 Kedua: Manajer bertindak dalam kepentingan terbaik pemegang saham yang ada.

Dengan kondisi diatas, perusahaan kadang-kadang akan melupakan positif proyek net present value
apabila menerima mereka memaksa perusahaan untuk mengeluarkan saham undervalued untuk
investor baru. Secara khusus, teori pecking order memberikan prediksi bahwa perusahaan lebih
memilih untuk memakai dana internal jika tersedia dan memilih hutang atas ekuitas pada saat
pembiayaan eksternal dibutuhkan.

Signalling Theory

Menurut Arifin (dalam Naibaho, 2013:12) memberikan pernyataan:


Teori ini tersusun dari asumsi adanya asymmetric information antara manajer dan pemegang saham.
Karena terdapat asymmetric information maka manajer harus berupaya memberi sinyal kepadan
investor. Sinyal tersebut harus dalam bentuk sesuatu yang bisa dipercaya dan tidak mudah ditiru atau
mahal untuk menirunya. Dalam kebijakan struktur modal, sinyal yang diberikan adalah dalam bentuk
digunakannya porsi hutang yang lebih besar pada perusahaan.

Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang sangat berani menanggung risiko mendapatkan
kesulitan keuangan pada saat porsi hutang perusahaan tinggi. Maka porsi hutang yang tinggi
digunakan manajer sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang handal.

Trade-Off Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001:34) Trade off theory dari leverage menberikan pernyataan
bahwa perusahaan melakukan penyeimbangan antara manfaat dari pendanaan dengan utang
(perlakuan pajak perseorangan yang menguntungkan dari suku bunga dan biaya kebangkrutan
dengan tinggi.

Kenyataan bahwa bunga adalah beban yang bisa dikurangi sudan membuat utang lebih murah
dibanding saham biasa atau saham preferen. Dapat disebut utang memberikan kegunaan
perlindungan pajak. Sehingga, pemakaian utang akan menjadikan meningkatnya porsi laba operasi
perusahaan (EBIT) yang mengalir pada investor.
Agency Theory

Agency theory atau teori keagenan dibangun sebagai usaha untuk menyelesaikan memahami dan
memecahkan masalah yang timbul jika ada ketidak lengkapan informasi ketika melakukan kontrak
(perikatan). Teori keagenan berhubungan dengan menyelesaikan dua masalah yang bisa saja terjadi
dalam hubungan keagenan.

Modigliani-Miller (MM)

Teori Modigliani dan Miller (teori MM) merupaka teori yang memiliki pandangan bahwa struktur modal
tidak relevan dan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Teori Kebangkrutan dan Tekanan/kesulitan/Kegagalan keuangan (Distress Financial)

Teori Kebangkrutan
Kebangkrutan merupakan kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan
atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas (Hadi, 2008). Menurut Martin (1995) dalam
Nugraheni (2005) kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada sebuah
perusahaan didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu :
1. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed)
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan
uang atau pendapatan, perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti
tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan
lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan
tersebut jauh dibawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan juga dapat berarti
bahwa tingkat pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya
modal perusahaan yang dikeluarkan untuk sebuah investasi tersebut.
2. Kegagalan Keuangan (Financial Distressed)
Pengertian financial distressed adalah kesulitan dana baik dalam arti dana dalam
pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagian asset liability management
sangat berperan dalam pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena financial distressed.
Sedangkan menurut Adnan (2000) dalam Fakhrurozie (2007) kegagalan
keuangan biasa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas
dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk yaitu:
a. Insolvensi teknis (Technical Insolvency), terjadi apabila perusahaan tidak dapat
memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo walaupun total aktivanya sudah melebihi
total hutangnya
b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan (Insolvency in bankruptcy) , dimana
didefinisikan sebagai kekayaan bersih negative dalam neraca konvensional atas nilai
sekarang dan arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.

Altman Z-score: Model Untuk Memprediksi Kesulitan Keuangan Perusahaan


Beberapa model prediksi kesulitan keuangan (financial distress prediction models) telah
dikembangkan beberapa tahun yang lalu. Model tersebut sama dengan model peringkat
utang, tetapi bukannya memprediksi peringkat, model memprediksi apakah perusahaan
akan menghadapi beberapa kondisi kesulitan, umumnya didefinisikan sebagai kepailitan.
Dalam berbagai studi akademik, Altman Z-score (bankruptcy model) dipergunakan sebagai
alat kontrol terukur terhadap status keuangan suatu perusahaan yang sedang mengalami
kesulitan keuangan (financial distress). Dengan kata lain, Altman Z-score dipergunakan
sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan.
Altman Z-score dinyatakan dalam bentuk persamaan linear yang terdiri dari 4 hingga 5 koefisien
“T” yang mewakili rasio-rasio keuangan tertentu, yakni:

Z = 1,2 T1 + 1,4 T2 + 3,3 T3 + 0,6 T4 + 0,99 T5


Di mana:
T1= modal kerja neto / total aset
T2= saldo laba / total aset
T3= EBIT / total aset
T4= nilai pasar terhadap ekuitas / nilai buku terhadap total liabilitas
T5= penjualan / total aset
Dengan zona diskriminan sebagai berikut:

Bila Z > 2.99 = zona “aman”

Bila 1.81 < Z < 2.99 = zona “abu-abu”

Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Adapun faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah sebagai berikut:

Struktur Aset

Menurut Weston dan Brigham (2005:175), struktur aset adalah perimbangan atau perbandingan
antara aset tetap dan total aset. Pengertian lain struktur aset yaitu perbandingan antara jumlah
saham yang dimiliki orang dalam dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor.

Modal Kerja

Modal kerja atau working capital adalah suatu aset lancar yang dipakai dalam operasional
perusahaan, yang membutuhkan suatu pengelolaan yang baik dari manajer perusahaan.

Pertumbuhan Aktiva

Aktiva adalah harta yang ada pada perusahaan yang memiliki peran dalam operasi perusahaan
seperti kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tidak berwujud, dan lain sebagainya. Semakin besar
aktiva diharapkan semakin besar hasil operasional yang diperoleh oleh perusahaan.

Risiko

Risiko bisnis adalah penggambaran ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam melakukan
aktivitas bisnisnya (Meidina, 2007:10).

Likuiditas

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya,


seperti melunasi hutang yang telah jatuh tempo dalam jangka pendek. (Astuti, 2004:31)

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan perusahanan yang memiliki saham yang besar, dan masing-masing
penambahan lembar sahamnya hanya mempengaruhi sebagian kecil pada kemungkinan hilang
kontrol dari pihak dominan kepada perusahaan yang terkait. (Riyanto, 2001:299)

Profitabilitas

Profitabilitas merupakan hasil akhir dari beberapa kebijakan dan keputusan yang diambil perusahaan
(Brighman dan Houston, 2006).

PENILAIAN SAHAM
a. Penilaian Perperiode atau Normal/discount model

Diramalkan bahwa PT. Liest akan membayar dividen sebesar $4, $4.5, and $5 untuk 3 tahun
yang akan datang. Pada tahun ketiga, kalian mengantisipasi menjual saham dengan harga
pasar sebesar $100. Berapakah harga saham apabila diketahui 15% expexted return?

JAWAB :
PV =
Div1/(1+r)pangkat1 + Div2/(1+r)pangkat2 +.......+ (DivH + PH)/(1+r)pangkatH
PV = 4/(1+0,15)pangkat1 + 4,5/(1+0,15)pangkat2 + (5+100)/(1+0,15)pangkat3
PV = 3,48 + 3,40 + 69,04
PV = $75.92

b. Penilaian Model konstan

Apabila diketahui dividen terakhir adalah Rp 2. Tingkat pertumbuhan perusahaan diperkirakan


sebesar 15%. Investor mensyaratkan return sebesar 20%, berapa harga saham nya?

JAWAB
Po = Do (1+g)/Ks-g
P0 = 2 (1+0.15)/0.2-0.15
P0 = 46

c.Penilaian tidak konstan atau abnormal

CONTOH 1:
PT. Liest selama ini membagikan dividen yang jumlahnya bervariasi. Perusahaan
memperkirakan kenaikan pendapatan sebesar 10% per tahun selama 3 tahun mendatang,
tetapi setelah itu pendapatan akan menurun menjadi 5% per tahun sampai waktu tak
terhingga. Pemilik perusahaan menginginkan return sebesar 20%. Dividen terakhir yang
dibagikan adalah Rp 300/lembar. Berapakah harga saham PT. Liest sekarang?
JAWAB
D1 = D0 (1+0.1) = 300(1.1) = 330
D2 = D0 (1+0.1)2 = 300 (1.21) = 363
PV (D1,D2) = 330/(1+0.2)+363/(1+0.2)2
= 275+252,08
= 527,08
P2 = D3/Ks-g = D2(1+0,05)/0,2-0,05
= 363(1.05)/0,2-0,05
= 381,15/0,15
= 2.541
PVP2 = 2.541/(1+0,2)2
= 3.659,04
P0 = PV + PVP2
= 527.08 + 3.659,04
= 4.186,12
CONTOH 2
PT. Liesti selama ini membagikan dividen yang jumlahnya berbeda sesuai dengan pertumbuhan
perusahan. Perusahaan memperkirakan kenaikan pendapatan sebesar 15% per tahun
selama 3 tahun mendatang tetapi setelah itu pendapatan akan menurun menjadi 5% per
tahun untuk selamanya. Pemilik perusahaan menginginkan return sebesar 20%. Dividen
terakhir yang dibagikan adalah 2.00/lembar.
Berapakah harga saham perusahaan tersebut sekarang?
D0 = 2.00
D1 = D0 (1+0.15) = 2(1,15) = 2,3
D2 = D0 (1+0.15)2 = 2(1,3225) = 2,645
D3 = D0 (1+0.15)3 = 2(1,5209) = 3,042
D4 = 3,042(1+0.05) = 3,194
PV (D1,D2,D3) =
2,3/(1+0.2)+2,645/(1+0,2)2+3,042/(1+0,2)3 =
2,255 + 1,837 + 1,760 = 5,852
P3 = D4/Ks-g
= 3,194/(0.2-0.05)
= 21,29
PVP3 = 21,29/(1+0.2)3
= 12,32
Jadi harga saham adalah
P0 = PV(D1,D2,D3)+PVP3
= 5,852 + 12,32
= 18,172

SOAL SAHAM:
1. Nona mona membeli saham seharga Rp 11.000,- perlembar dimana pembayaran deviden yang
perusahaan tersebut untuk tahun pertama adalah Rp 300,- perlembar dan tahun kedua Rp 400,-
perlembar, rate of return yg diharapkan investor 12% pertahun. Berapa nila atau harga saham
tersebut?
2. Pembayaran dividen perusahaan saat ini sebesar Rp 2.000,- perlembar, tingkat keuntungan atau
rate of return 16%, Hitung harga saham tersebut bila dalam beberapa kondisi sbb:
a. Tingkat pertumbuhan dividen zero (nol)?
b. Tingkat pertumbuhan dividen 10% untuk selamanya? Tingkat pertumbuhan dividen 22%
pertahun selama 4 tahun pertama setelah itu tumbuh sebesar 8% untuk selamanya?
c. Tingkat pertumbuhan dividen mengalami penurunan rata-rata pertahun 2%?

Bunga variasi :
bunga dihitung per 6 bulan
bunga dihitung per 3 bulan
bunga dihitung per harian
bunga dihitung per bulan

OBLIGASI:
1. PT. Sinar Terang menerbitkan sebuah obligasi tanpa bunga
dengan principal sebesar Rp100.000.000 yang jatuh tempo
dalam 5 tahun. Tentukanlah nilai intrinsik dari obligasi
tersebut jika tingkat bunga pasar adalah sebesar 10%!

2. Latinka ditawarkan sebuah obligasi tanpa bunga PT. Marga


Sarana seharga Rp35.421.260,55. Jika obligasi tersebut
memiliki principal sebesar Rp50.000.000 dan jatuh tempo
dalam jangka waktu 4 tahun, maka berapakah tingkat suku
bunga saat ini?

Future value:
F  P  1  i 
n

Present value
1
P F
1  i n
Annuity/anuitas
1) Future value anuitas

Sn  A
1 i 1
n

i
2) Present value anuitas
P  A
1  i n  1
1  i n  i

Bunga variasi :
bunga dihitung per 6 bulan
bunga dihitung per 3 bulan
bunga dihitung per harian
bunga dihitung per bulan

OBLIGASI:
3. PT. Sinar Terang menerbitkan sebuah obligasi tanpa bunga
dengan principal sebesar Rp100.000.000 yang jatuh tempo
dalam 5 tahun. Tentukanlah nilai intrinsik dari obligasi
tersebut jika tingkat bunga pasar adalah sebesar 10%!

4. Latinka ditawarkan sebuah obligasi tanpa bunga PT. Marga


Sarana seharga Rp35.421.260,55. Jika obligasi tersebut
memiliki principal sebesar Rp50.000.000 dan jatuh tempo
dalam jangka waktu 4 tahun, maka berapakah tingkat suku
bunga saat ini?

Future value:
F  P  1  i 
n

Present value
1
P F
1  i n
Annuity/anuitas
3) Future value anuitas

Sn  A
1 i 1
n

i
4) Present value anuitas

P  A
1  i n  1
1  i n  i

Anda mungkin juga menyukai