Anda di halaman 1dari 10

NAMA: Frisca O.

K Gerungan
NIM: 201966031
PRODI: Manajemen (A/IV)
Tugas Meringkas
MANAJEMEN KEUANGAN 2

BIAYA MODAL (KEL.1)

Biaya Modal Ialah Biaya Riil Yang Harus Dikeluarkan Oleh Perusahaan Untuk
Memperoleh Dana Baik Yang Berasal Dari Hutang, saham Prefere, saham Biasa Dan Laba
Ditahan Untuk Mendanai Suatu Investasi Atau Operasi Perusahaan. Biaya modal dipakai
sebagai discount rate untuk perhitungan analisis penganggaran modal. Discount rate disebut
juga sebagai biaya modal rata-rata tertimbang, Biaya Modal pada dasarnya merupakan biaya
modal rata-rata tertimbang dari biaya individual. Untuk menghitung modal rata-rata
tertimbang yaitu

1. Mengidentifikasi sumber-sumber dana

2. Menghitung biaya modal individual

3. Menghitung proporsi masing-masing sumber dana

4. Menghitung rata-rata tertimbang

A. Menghitung Biaya Modal Individual

1.Biaya Modal Hutang (kd), Biaya modal hutang merupakan tingkat keuntungan yang
disyaratkan yang berkaitan dengan penggunaan hutang. Karena bunga bisa dipakai sebagai
pengurang pajak, biaya modal hutang dihitung net pajak.

2.Biaya Modal Saham Preferen, Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara
hutang dengan saham, karena merupakan bentuk kepemilikan (saham), tetapi dividen yang
dibayarkan mirip dengan bunga karena bersifat tetap (pada umumnya). Perhitungan biaya
modal saham preferen mudah dilakukan, sama seperti perhitungan biaya hutang.

3. Biaya Modal Saham Biasa, Biaya modal saham lebih sulit dihitung karena melibatkan
biaya kesempatan (opportunity cost) yang tidak bisa diamati secara langsung. Bagian ini akan
membicarakan biaya modal saham melalui beberapa metode: DCF, bond-yiled, dan CAPM
4. Biaya Modal Saham Eksternal, Model kas yang didiskontokan (discounted cash flow) bisa
mengakomodasi biaya emisi

B. Biaya Modal Marjinal dan Biaya Modal Rata-rata

Biaya modal rata-rata berbeda dengan biaya modal marjinal. Biaya modal marjinal
merupakan biaya modal yang diperoleh sebagai akibat bertambahnya dana modal yang
diperoleh . biaya modal marjinal adalah biaya modal yang relevan, karena biaya tersebut
mencerminkan biaya di masa mendatang (yang akan diperoleh).

C. Lompatan dalam Biaya Modal Rata-rata Tertimbang dan Skedul Investasi

Jika biaya modal salah satu komponen berubah, maka akan ada lompatan dalam biaya
modal rata-rata tertimbang. Lompatan WACC bisa terjadi karena meningkatnya biaya modal
individual. Lompatan WACC bisa terjadi lagi jika komponen biaya modal yang lain
mengalami perubahan.

D. Pertimbangan Dinamis: Review Biaya Modal secara Regular

Karena situasi berubah secara dinamis, perusahaan perlu mengevaluasi biaya modal
rata-rata tertimbangnya secara periodik. Berapa sering? Nampaknya tidak ada formula yang
pasti. Perhitungan bisa dilakukan setiap tahun, bisa juga setiap lima tahun. Tetapi hal yang
jelas, jika kondisi perusahaan dan lingkungan secara fundamental berubah, maka sudah
saatnya menghitung biaya modal rata-rata tertimbang kembali.

TEORI STRUKTUR MODAL (KEL.2)

Dalam Struktur Modal ada 2 pendekatan yaitu:

1. Pendekatan tradisional, Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur


modal yang optimal. Artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai
Perusahaan, dimana Struktur Modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai
perusahaan yang optimal.

2. Pendekatan Modigliani dan miller (MM), Teori ini dibagi menjadi dua. Yaitu: Teori MM
tanpa pajak dan Teori MM dengan pajak
• Proposisi MM tanpa pajak
Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan Miller (teori
MM). mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teori mereka (Brigham dan
Houston, 2001, p.31) yaitu:
 Tidak terdapat agency cost.
 Tidak ada pajak.
 Tidak ada biaya kebangkrutan
• Proporsi MM dengan pajak
Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM memasukkan faktor
pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan
aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa
dipakai sebagai pengurang pajak.

3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal


Menurut trade-off teory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan
berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields)
dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)” (p.81).

4. Teori Pecking Order


Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan
yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah.”

5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling


Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak
mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu
mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya.

6. Teori Keagenan (Agency Approach)


Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai
kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manager adalah konsep
free-cash flow. Ada kecenderungan manager ingin menahan sumber daya sehingga
mempunyai control atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk
mengurangi konflik leagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang, maka
manager akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga.
7. Pendekatan Interaksi Produk/Input dengan Pasar
Model ini berangkat dari teori organisasi industri, dan relatif baru dibandingkan teori
lainnya. Ada dua kategori dalam pendekatan ini: (1) Menjelaskan hubungan antara
struktur modal perusahaan dengan strategi, dan (2) Menjelaskan hubungan antara struktur
modal dengan karakteristik produk atau input.

8. Kontes atas Pengendalian Perusahaan


Beberapa penemuan pendekatan ini adalah perusahaan yang menjadi target (dalam
pengambilalihan) akan meningkatkan tingkat hutangnya, dan mengakibatkan kenaikan
harga saham. Tingkat hutang berhubungan negatif dengan kemungkinan sukses tender
offer (penawaran terbuka pada proses pengambilalihan usaha).

PERENCANAAN & PERAMALAN KEUANGAN (KEL.3)


Perencanaan (planning) dan peramalan (forecasting) merupakan dua hal yang selalu
diperbandingkan. Perencanaan mengindikasikan apa yang seharusnya terjadi di masa
yang akan datang (normatif), sedangkan peramalan terkait dengan apa yang akan terjadi
di masa yang akan datang (positif). Agak sulit dipahami, karena beda-beda tipis antara
pengertian perencanaan di satu pihak dengan peramalan di pihak lain.

Dua Aspek Penting Dalam perencanaan Keuangan


1. Perencanaan Uang Tunai, Meliputi persiapan dari penyusunan budget kas perusahaan
2. Perencanaan Laba, Perusahaan yang dibuat dalam bentuk laporan keuangan proforma

Bentuk-bentuk Perencanaan Keuangan


Neraca merupakan laporan jumlah harta dan kewajiban berdasarkan kejadian atau
transaksi pada masa yang lalu, pengukurannya dipengaruhi oleh kestabilan nilai rupiah
dan hanya mengukur mengenai aktivitas perusahaan yang dapat dinilai dengan uang.
Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis tentang pendapatan/ hasil usaha,
beban, laba perusahaan atau rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode
tertentu

Peramalan Penjualan
merupakan suatu metode yang digunakan untuk membuat suatu perkiranaan yang akan
terjadi pada masa /yang akan datang dalam rangka untuk mewujudkan tingkat efektivitas
dan efisiensi sumber daya yang dimiliki perusahaan. Peramalan Penjualan dibagi menjadi
2 yaitu:
Subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan orang yang menyusunnya.
Dalam hal ini pandangan orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil
ramalan tersebut.
Objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu dengan
menggunakan metode-metode dalam penganalisaan tersebut.

Metode Peramalan Keuangan


1. Metode Rasio Konstan (constant ratio method) merupakan suatu metode untuk
meramalkan laporan keuangan dan kebutuhan keuangan di masa mendatang,
dengan asumsi asumsi rasio-rasio keuangan tertentu akan tetap konstan
2. Metode Regresi Linier, ini mencari hubungan regresi dari variabel dependen
(semua pos aktiva dan pasiva yang terkait dengan penjualan) dengan variabel
independen (tingkat penjualan) dan menyatakan hubungan tersebut dalam
persamaan regresi
3. Metode prosentase penjualan adalah metode untuk mengembangkan laporan laba
rugi proformayang menyatakan harga pokok penjualan, biaya operasi dan biaya
bungan sebagai prosentase dari penjualan yang sudah diproyeksikan

PENILAIAN OBLIGASI (KEL.4)


Obligasi atau biasa disebut dengan (bond) adalah suatu surat pengakuan atau pernyataan
utang yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah negara atau perusahaan sebagai pihak yang
memiliki utang untuk selanjutnya diserahkan kepada pemegang obligasi yang dilengkapi
dengan janji untuk membayar utang dan bunganya sesuai dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran
Biasanya, obligasi diterbitkan oleh perusahaan yang memerlukan pinjaman modal dari
pihak luar perusahaan. Pinjaman ini memiliki tenor atau jangka waktu yang berbeda-beda,
mulai dari 5 hingga 30 tahun.
Jenis-jenis Obligasi
1. Berdasarkan Penerbit
2. Berdasarkan Nominal Obligasi
3. Berdasarkan Imbal Hasil
4. Berdasarkan Pembayaran Bunga
5. Berdasarkan Penukaran

Jenis Obligasi di Indonesia


• Obligasi pemerintah
Obligasi pemerintah merupakan surat utang yang dikeluarkan dari negara. Surat ini tentu sah
secara hukum karena resmi dari negara. Jenis obligasi pemerintah ada Obligasi Negara Ritel
Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel (SukRi). Kemudian Saving Bond Ritel (SBR) dan Sukuk
Negara Tabungan (ST).
• Obligasi Korporasi
Obligasi Korporasi ini merupakan surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan tertentu. Bisa
BUMN dan juga pihak swasta, untuk masa jatuh temponya minimal 1 tahun. Obligasi ini
tidak dikeluarkan oleh Pemerintah, jadi risikonya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
obligasi Pemerintah.  
• Obligasi Municipal
Obligasi municipal ini khusus diterbitkan oleh Pemerintah daerah guna membiayai proyek-
proyek daerah. Hal ini dilakukan untuk membuat mandiri dalam pembiayaan pembangunan
dan perkembangan daerah mereka masing masing tanpa bergantung dari pembiayaan
Pemerintah pusat

Penilaian Obligasi
Penilaian obligasi merupakan teknik untuk menentukan nilai wajar teoritis dari obligasi
tertentu. Penilaian obligasi termasuk menghitung nilai sekarang dari pembayaran bunga
obligasi di masa depan, juga dikenal sebagai arus kasnya. Dan nilai obligasi pada saat jatuh
tempo, juga dikenal sebagai nilai nominal atau nilai par
Memahami Penilaian Obligasi
Obligasi adalah instrumen hutang yang memberikan aliran pendapatan tetap kepada
investor dalam bentuk pembayaran kupon. Pada tanggal jatuh tempo, nilai nominal penuh
obligasi dibayarkan kembali kepada pemegang obligasi.
Penilaian Obligasi Pada Karakternya
Karena obligasi adalah bagian penting dari pasar modal, investor dan analis berusaha
untuk memahami bagaimana berbagai fitur obligasi berinteraksi untuk menentukan nilai
intrinsiknya. Seperti saham, nilai obligasi menentukan apakah itu investasi yang cocok untuk
portofolio dan karenanya, merupakan langkah integral dalam investasi obligasi

Resiko Obligasi
1. Risiko Gagal Bayar
Default risk adalah risiko gagal bayar atau wanprestasi dimana penerbit obligasi gagal
memenuhi kewajibannya membayar nilai pokok investasi dan kupon (bunga) obligasi
tersebut.
2. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas (liquidity risk) adalah risiko dimana investor yang sedang membutuhkan
dana dalam waktu cepat kesulitan untuk menjual obligasi di harga wajarnya di pasar
sekunder.
3. Risiko Pasar 
Risiko lainnya adalah risiko pasar (market risk). Risiko ini dapat terjadi apabila investor
menjual obligasi di pasar sekunder sebelum jatuh tempo dengan harga jual yang lebih rendah
dibandingkan dengan harga beli.

PENILAIAN SAHAM (KEL.5)


Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam
memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat tertentu.
Penilaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli atau dijual akan
memberikan tingkat return yang sesuai dengan return yang diharapkan. Nilai saham
dibedakan menjadi: nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik.

Penentuan Nilai Intrinsik Saham


• Tidak seperti nilai pasar (yang bisa dilihat dari harga saham di pasar), nilai intrinsik
suatu saham hanya bisa diperkirakan dengan pendekatan tertentu.
• Pendekatan berbasis analisis fundamental yang bisa dilakukan adalah dengan:
1. Pendekatan nilai sekarang (present value).
2. Pendekatan Price Earning Ratio.
3. Pendekatan lainnya.
Pendekatan Nilai Sekarang
• Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan dengan menghitung nilai
sekarang (present value) semua aliran kas saham yang diharapkan di masa datang
dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor.
• Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang
adalah earning perusahaan, atau berupa earning yang dibagikan dalam bentuk dividen.

Penilaian Saham Preferen


 Saham yg memberikan sejumlah dividen yang tetap jumlahnya dalam waktu yang tak
terbatas
 Karena saham preferen tidak mempunyai tanggal jatuh tempo, maka penilaian saham
preferen merupakan suatu perpetuitas.
PV = D
k
Penilaian Saham Biasa
Perhitungan nilai saham biasa dengan deviden sebagai dasarnya dilakukan dengan asumsi
bahwa para investor bersedia membayar suatu saham di masa mendatang dengan harga jual
dan deviden di masa yang akan datang. Ada tiga model pertumbuhan dividen (asumsi bahwa
jika saham dimiliki selamanya) yang biasanya dipakai sebagai model penilaian saham
berbasis MDD:
1. Model pertumbuhan nol (zero growth model)
2. Model pertumbuhan konstan (constant growth model)
3. Model pertumbuhan tidak konstan (non constant growth model)

ANALISIS LEVERAGE (KEL.6)


Leverage adalah penggunaan aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya
tetap (beban tetap).” Masalah reverage timbul karena Perusahaan harus menanggung biaya
tetap karena penggunaan asset tetap (depresiasi) dan membayar biaya tetap (bunga) karena
menggunakan sumber dana hutang.
Analisis dimana untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.
Analisis ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang disupply oleh pemilik
perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperolehnya dari kreditur perusahaan atau
untuk mengukur sampai berapa jauh perusahaan telah dibiayai dengan utang-utang jangka
panjang.

Jenis Leverage
1. LEVERAGE OPERASI (OPERATING LEVERAGE)
2. LEVERAGE FINANSIAL (FINANCIAL LEVERAGE)
3. LEVERAGE KOMBINASI (COMBINED LEVERAGE)

Analisis Operasional
Operating Leverage bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban
tetap operasional. Beban tetap operasional biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya
produksi dan pemasaran yang bersifat tetap (misal gaji karyawan).
● Analisis Operasional disini untuk mengukur perubahan pendapatan atau penjualan
terhadap keuntungan operasi
● Dengan mengetahui teknik Leverage Operasi maka manajemen bisa menaksir
perubahan laba operasi sebagai akibat perubahan penjualan.
● Ukuran Leverage Operasi DOL (Degree Of Operating Leverage)
DOL= % Perubahan dalam EBIT
% Perubahan dalam Sales

= S – BT___
S – BV BT

= Q (P - V)___
Q (P – V) - BT

Analisis Keuangan (Financial)


Leverage Keuangan bisa diartikan sebagai besarnya beban tetap keuangan yang digunakan
perusahaan. Beban tetap tersebut berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan
oleh perusahaan.
- Leverage Finansial ini untuk mengukur perubahan keuntungan operasi (EBIT) terhadap
perubahan pendapatan bagi pemegang saham (EAT)
- Ukuran tingkat Leverage Finansial DFL (Degree of Financial Leverage)
DFL = __EBIT__
EBIT - I
= ___Q(P – V) – BT___
Q(P – V) – BT – I

Analisis Kombinasi
Leverage Operasi berkaitan dengan efek perubahan penjualan terhadap EBIT (laba sebelum
bunga dan pajak). Sementara Leverage Keuangan berkaitan dengan efek perubahan EBIT
terhadap EAT (laba setelah pajak). Perusahaan bisa mengkombinasikan keduanya untuk
memperoleh leverage gabungan.
 Combine Leverage : pengaruh perubahan penjualan terhadap Laba perlembar saham
(EPS)
 Ukuran Combine Leverage DCL (Degree of Combine Leverage)
 DCL = % Perubahan EPS _
% Perubahan Penjualan
= (Penjualan – BV)
EBIT – I – (Dp/(1 – t))

Anda mungkin juga menyukai