Anda di halaman 1dari 6

RESUME

INTRODUCTION TO CORPORATE FINANCE


Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah:
Manajemen Keuangan Kontemporer
Dosen pengampu:
Dr. Dessy Isfianadewi, MM

Ditulis oleh:
ANIKA MAILINA
NIP 21919005

Program Studi Magister Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
[2021]
RESUME

Judul : Corporate Finance, 9th Edition


Pengarang : Stephen A. Ross, Randolph W. Westerfield, Jeffrey Jaffe
Penerbit : McGraw-Hill Irwin
Tahun Terbit : 2010
Judul Bab : Chapter 1 Introduction to Corporate Finance

1.1. Keuangan Perusahaan


A. Model Laporan Posisi Keuangan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi pemiliknya. Nilai ini
tercermin dalam kerangka sederhana laporan posisi keuangan, dimana aset berada di sisi
kiri sedangkan liabilitas dan ekuitas berada di sisi kanan. Artinya, sebelum perusahaan
berinvestasi pada aset, perusahaan harus mendapatkan dana untuk membiayai investasi
tersebut yaitu dari hutang (liabilitas) atau modal pemilik (ekuitas). Dari model Laporan
Posisi Keuangan perusahaan, dapat dikatakan bahwa Keuangan (Finance) berfokus pada
hal-hal berikut:
a. Anggaran Modal (Capital Budgeting) adalah proses untuk memperoleh dan mengelola
pengeluaran untuk aset jangka panjang
b. Struktur Modal (Capital Structure) adalah penggambaran proporsi pembiayaan
perusahaan dari hutang dan ekuitas jangka pendek dan jangka panjang
c. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) yaitu aset lancar dikurangi dengan kewajiban
lancar. Permasalahan arus kas jangka pendek sering terjadi akibat ketimpangan arus
kas masuk dan arus kas keluar.
B. Manajer/Pengelola Keuangan
Susunan pengelola keuangan pada perusahaan besar biasanya terdiri atas Direktur
sebagai pimpinan puncak, Ketua Dewan dan Chief Excecutif Officer (CEO), Presiden dan
Chief Operational Officer (COO), Wakil Presiden dan Chief Financial Officer (CFO). Di
bawah CFO ini terdapat Bendahara dan Pengawas. Bendahara bertanggung jawab
terhadap pengelolaan arus kas, keputusan belanja modal (investasi) dan membuat rencana
keuangan. Sedangkan pengawas melaksanakan fungsi akuntansi termasuk perpajakan,
akuntansi biaya dan keuangan, serta sistem informasi.

1.2. Bentuk Organisasi Bisnis


Bisnis merupakan suatu cara mengatur kegiatan ekonomi banyak orang. Masalah dasar yang
dihadapi suatu perusahaan adalah bagaimana cara mengumpulkan uang. Tiga bentuk dasar
hukum perusahaan sebagai berikut:
A. Perusahaan Perseorangan (The Sole Proprietorship) adalah bisnis yang dimiliki oleh satu
orang. Faktor penting dari perusahaan perseorangan yaitu: pembentukannya murah; tidak
membayar pajak badan, melainkan pajak individu; pemilik memiliki tanggung jawab yang
tidak terbatas atas hutang dan modal; umur perusahaan terbatas pada pemiliknya; dan
ekuitas hanya dapat ditingkatnya sebatas kekayaan pemilik.
B. Persekutuan (Partnership) yaitu kumpulan dua orang atau lebih yang membentuk
persekutuan. Persekutuan terdiri atas:
a. Persekutuan Umum yaitu persekutuan yang tanggung jawab masing-masing
anggotanya sama.
b. Persekutuan Terbatas yaitu persekutuan yang keterlibatan anggotanya berbeda-beda.
Biasanya terdapat sekutu aktif dan sekutu pasif.
C. Perseroan/Korporasi (Corporation). Perusahaan terdiri atas saham-saham sehingga
terdapat perbedaan antara pemilik dan manajer perusahaan. Kelebihan perusahaan
perseroan yaitu:
a. Kepemilikan dapat dengan mudah dipindahkan;
b. Umur perusahaan tidak terbatas pada umur pemiliknya;
c. Tanggung jawab pemegang saham terbatas pada jumlah yang diinvestasikan
Kelemahan bentuk usaha perseroan antara lain pengenaan pajak ganda yaitu pajak atas
penghasilan perusahaan dan pajak pribadi atas deviden yang diterima pemegang saham.
Bentuk usaha korporasi memiliki banyak nama di berbagai negara. Hal ini tergantung pada
peraturan di negara tersebut. Ada yang menyebutnya sebagai perusahaan terbatas publik,
perusahaan saham gabungan, maupun perseroan terbatas.

1.3. Pentingnya Arus Kas


Perusahaan mendapatkan uang adalah dengan cara membeli aset atau menjual saham atau
instrumen keuangan lain yang menghasilkan lebih banyak uang daripada biaya yang
dikeluarkan.
A. Arus Kas di antara Perusahaan dan Pasar Modal
Untuk memperoleh uang, perusahaan menjual saham di pasar modal atau memperoleh
pinjaman dari investor. Kemudian, dana tersebut akan diinvestasikan dalam bentuk aset
oleh perusahaan. Perusahaan kemudian menggunakan kas untuk membayar deviden
kepada para pemegang saham/ bunga pada para pemegang obligasi. Perusahaan juga
menggunakan kas untuk membayar pajak, dan sisanya ditahan (sebagai cadangan laba).
Apabila kas yang dibayarkan pada pemegang saham/obligasi lebih besar daripada kas
yang diperoleh dari pasar modal, maka dikatakan perusahaan menghasilkan Nilai (Value).
B. Mengidentifikasi Arus Kas
Tidak mudah mengidentifikasi arus kas secara langsung. Kita perlu melakukan analisis
terhadap laporan keuangan perusahaan. Sebagai contoh Pendapatan dari penjualan
secara kredit sudah diakui dan dicatat pada Laporan Rugi Laba dan Penghasilan
Komprehensif meskipun kenyataannya belum terjadi arus kas masuk.
C. Periode / Kapan Terjadinya Arus Kas
Nilai dari suatu investasi tergantung pada kapan terjadinya arus kas. Satu hal penting
dalam manajemen keuangan adalah perusahaan akan lebih memilih menerima kas saat ini
daripada nanti. Apabila terdapat beberapa pilihan investasi, sebelum mengambil
keputusan, perusahaan harus melakukan perhitungan manakah investasi yang
memberikan nilai sekarang yang lebih besar.
D. Resiko Arus Kas
Jika terdapat beberapa pilihan investasi, perusahaan harus melakukan analisis keuangan
secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan. Biasanya pilihan investasi dengan
resiko yang tinggi menawarkan keuntungan yang lebih besar. Perusahaan harus dapat
mengidentifikasi apa resikonya dan bagaimana cara mengatasinya sebelum mengambil
keputusan.

1.4. Tujuan Manajemen Keuangan


Umumnya kita menyebut bahwa tujuan manajemen keuangan adalah untuk survive,
menghindari kebangkrutan, meminimalkan biaya, memaksimalkan keuntungan, atau
mempertahankan stabilitas pertumbuhan. Tetapi tujuan-tujuan tersebut justru memberikan
permasalahan pada manajer keuangan. Tujuan-tujuan tersebut terbagi dalam dua kategori
besar yaitu: untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan menghindari kebangkrutan atau
mempertahankan stabilitas. Kedua tujuan ini bertentangan, karena perusahaan pasti akan
menghadapi resiko jika ingin memaksimalkan keuntungan. Karena itu manajemen keuangan
perlu satu tujuan yang dapat merangkum kedua hal tersebut.
Tujuan utama manajemen keuangan seharusnya adalah untuk mengambil keputusan
yang dapat memaksimalkan nilai saham saat ini. Pemegang saham memiliki hak residual
dalam perusahaan, artinya jika hak karyawan, pemasok dan kreditur sudah terpenuhi, maka
para pemegang saham baru mendapatkan bagiannya. Jika para pemegang saham
mendapatkan keuntungan, maka bisa dipastikan bahwa kewajiban kepada pihak lain pun
sudah terpenuhi.
Manajer keuangan harus mampu mengidentifikasi investasi dan pendanaan yang dapat
berpengaruh terhadap saham. Keuangan perusahaan berfokus pada hubungan antara
pengambilan keputusan, arus kas dan nilai saham perusahaan.
Karena perusahaan tidak hanya berbentuk perseroan, maka secara umum, tujuan
manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai ekuitas pemilik saat ini.

1.5. Masalah Keagenan dan Pengendalian Perusahaan


Pada perusahaan besar yang sahamnya dipegang oleh banyak orang, akan timbul
permasalahan apakah manajemen akan bertindak untuk kepentingan pemegang saham atau
untuk keuntungan sendiri.
A. Hubungan Keagenan
Hubungan antara pemegang saham dengan manajemen disebut hubungan keagenan
(Agency Relationship). Hubungan ini terbentuk ketika seseorang (principal) merekrut orang
lain (agent) untuk melakukan tindakan untuk kepentingannya dengan imbalan tertentu. Hal
ini dapat menimbulkan konflik kepentingan yang disebut masalah keagenan (agency
problem).
B. Tujuan Manajemen
Agency cost (biaya agen) adalah biaya yang terjadi akibat konflik kepentingan antara
pemegang saham dan manajemen. Agency cost dapat dibedakan menjadi biaya langsung
dan tidak langsung. Biaya tidak langsung yaitu hilangnya kesempatan, contohnya ketika
pemegang saham kehilangan suatu kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar
karena di satu sisi manajemen menolak suatu investasi yang beresiko tinggi. Biaya
langsung dapat terjadi dari dua hal yaitu: pengeluaran perusahaan yang menguntungkan
manajemen tetapi membebani pemegang saham dan biaya untuk memantau tindakan
manajemen, contohnya biaya untuk membayar auditor.
Ada kecenderungan manajemen memiliki tujuan untuk meningkatkan skala bisnis,
menunjukan kekuatan perusahaan dan tidak menyukai campur tangan pihak lain. Apakah
manajemen akan bertindak untuk kepentingan pemegang saham itu tergantung pada dua
faktor yaitu: seberapa dekat tujuan pemegang saham dengan tujuan manajemen dan
apakah akan dilakukan penggantian manajer jika mereka tidak dapat memenuhi
kepentingan pemegang saham.
C. Kompensasi Manajemen
Manajemen akan berusaha untuk memenuhi kepentingan pemegang saham, setidaknya
karena kompensasi berikut:
a. Kompensasi manajemen yang terkait dengan performa di bidang keuangan, contohnya
manajer seringkali diberikan kesempatan untuk membeli saham dengan harga murah.
b. Kompensasi terkait prospek di dunia kerja. Seorang manajer yang berhasil memenuhi
kepentingan pemegang saham biasanya akan diberikan kenaikan pangkat dan
kenaikan gaji.
D. Kendali Perusahaan
Kendali perusahaan berada di tangan para pemegang saham. Para pemegang saham
dapat menunjuk direktur, serta mengangkat dan memberhentikan manajer. Suatu tindakan
yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mengendalikan perusahaan dan mengganti
susunan manajemen yang ada disebut Proxy Fight. Selain itu, cara lain untuk mengganti
manajemen yaitu dengan pengambilalihan perusahaan (take over). Untuk mencegah
pengambilalihan perusahaan oleh pihak lain, manajer akan berusaha untuk memenuhi
kepentingan para pemegang saham.
E. Pemangku Kepentingan
Selain pemegang saham dan kreditur, terdapat pihak lain yang juga memiliki kepentingan
terhadap perusahaan, contohnya karyawan, pelanggan, pemasok, dan pemerintah yang
biasanya disebut para pemangku kepentingan (stakeholders). Para pemangku kepentingan
ini mungkin saja akan berusaha mendapatkan kendali atas perusahaan.

1.6. Peraturan
Selain para pemegang saham dan manajemen, peraturan yang berlaku juga harus
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Terdapat aturan yang mengharuskan
pengungkapan yang relevan dan memadai mengenai kondisi perusahaan kepada calon
investor atau kreditur sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang tepat. Di Amerika
Serikat terdapat The Security Act of 1933 dan The Securities Exchange Act of 1934 yang
merupakan kerangka dasar perdagangan umum sekuritas. Selain itu, untuk melindungi investor
dari penyalahgunaan wewenang di perusahaan ditetapkan Undang-Undang Sarbanex-Oxley
(Sarbox) pada tahun 2002. Salah satu poin pada Sarbox yaitu melarang pinjaman pribadi
kepada manajer/ orang dalam perusahaan. Sarbox juga membuat manajemen perusahaan
memastikan tanggung jawabnya terhadap keakuratan laporan keuangan perusahaan.
Penerapan peraturan tentu saja akan menimbulkan biaya bagi perusahaan. Biaya dikeluarkan
contohnya adalah biaya untuk auditor independen.

---000---

Anda mungkin juga menyukai