Anda di halaman 1dari 5

RESUME

FINANCIAL STATEMENTS AND CASH FLOW


Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah:
Manajemen Keuangan Kontemporer
Dosen pengampu:
Dr. Dessy Isfianadewi, MM

Ditulis oleh:
ANIKA MAILINA
NIP 21919005

Program Studi Magister Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
[2021]
RESUME

Judul : Corporate Finance, 9th Edition


Pengarang : Stephen A. Ross, Randolph W. Westerfield, Jeffrey Jaffe
Penerbit : McGraw-Hill Irwin
Tahun Terbit : 2010
Judul Bab : Chapter 2 Financial Statements and Cash Flow

2.1. Laporan Posisi Keuangan (Balance Sheet)


Laporan Posisi Keuangan (balance sheet) merupakan gambaran singkat nilai
akuntansi suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sisi kiri mencantumkan aset dan sisi
kanan terdapat liabilitas dan ekuitas. Dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut:
Aset = Liabilitas + Ekuitas.
Aset pada Laporan Posisi Keuangan diurutkan berdasarkan lamanya waktu untuk
mengubah aset tersebut menjadi uang tunai. Aset tergantung pada sifat bisnis perusahaan
dan pilihan/keputusan manajemen.
Ekuitas dan Liabilitas mencerminkan proporsi pembiayaan yang bergantung pada
struktur modal pilihan manajemen. Ekuitas dan liabilitas diurutkan berdasarkan urutan waktu
pembayarannya. Ekuitas merupakan selisih antara aset dan liabilitas. Ekuitas adalah apa
yang dimiliki oleh pemegang saham setelah perusahaan melunasi kewajibannya.
Ketika menganalisis Laporan Posisi Keuangan, manajer keuangan harus
memperhatikan tiga hal berikut: likuiditas, utang versus ekuitas dan nilai versus biaya.
a. Likuiditas
Likuiditas mengacu pada kecepatan dan kemudahan dari suatu aset untuk dapat diubah
menjadi uang tunai atau kas (tanpa kehilangan nilai yang signifikan). Aset lancar relatif
likuid sedangkan aset tetap dan aset tidak berwujud relatif tidak likuid. Semakin likuid suatu
perusahaan, semakin kecil kemungkinan perusahaan tersebut mengalami kesulitan
keuangan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi, aset likuid biasanya kurang
menguntungkan untuk disimpan dan memiliki tingkat pengembalian yang lebih rendah
daripada aset tetap.
b. Utang versus Ekuitas
Liabilitas (utang) merupakan kewajiban perusahaan yang membutuhkan pembayaran tunai
pada periode waktu yang ditentukan. Liabilitas adalah utang yang sering dikaitkan dengan
beban kas nominal tetap (debt service). Ekuitas merupakan klaim terhadap aset
perusahaan yang residual dan tidak tetap. Nilai akuntansi ekuitas pemegang saham
meningkat ketika laba ditahan bertambah (perusahaan tidak membagikan deviden).
c. Nilai versus Biaya
Nilai aset perusahaan yang disajikan pada laporan posisi keuangan adalah nilai buku
(book value) dan biasanya bukan nilai sebenarnya dari aset tersebut. Berdasarkan General
Accepted Accounting Principles (GAAP) atau International Financial Reporting Standard
(IFRS), laporan keuangan yang telah diaudit umumnya memperlihatkan aset pada harga
perolehannya (historical cost) bukan nilai pasar. Hal ini berarti aset tercatat berdasarkan
“cost” bukan “value”. Padahal tugas manajemen keuangan adalah menciptakan nilai bagi
perusahaan yang melebihi biayanya. Manajer dan investor tertarik dengan informasi nilai
perusahaan, bukan biayanya. Tetapi informasi ini tidak terdapat pada Laporan Posisi
Keuangan karena nilai aset pada Laporan Posisi Keuangan adalah harga perolehannya.
Padahal, nilai aset yang dikehendaki adalah nilai pasar, bukan nilai buku. Jadi, tujuan
manajemen keuangan untuk meningkatkan nilai saham artinya nilai pasar saham, bukan
nilai buku saham.

2.2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)


Laporan laba rugi mengukur kinerja selama beberapa periode waktu, biasanya setiap
kuartal atau setiap tahun. Persamaan dari laporan laba rugi adalah:
Pendapatan – Beban = Laba
Ketika mengamati laporan laba rugi, manajer keuangan perlu mempertimbangkan tiga
hal: GAAP atau IFRS, Item-item Nontunai, serta waktu dan biaya.
a. GAAP/IFRS
Laporan laba rugi yang disusun menggunakan GAAP atau IFRS melaporkan pendapatan
dengan basis akrual, yaitu saat proses yang menghasilkan pendapatan telah selesai dan
nilai dari pertukaran barang atau jasa diketahui atau dapat ditentukan dengan andal, tidak
harus menunggu sampai kas diterima. Beban dilaporkan pada laporan laba rugi
berdasarkan pada prinsip penyandingan (matching principles). Sehingga, angka-angka
yang dilaporkan pada laporan laba rugi mungkin tidak mewakili arus kas masuk dan keluar
yang sebenarnya terjadi selama suatu periode tertentu.
b. Item-item Nontunai
Laba akuntansi berbeda dari arus kas disebabkan karena laporan laba rugi memiliki item-
item nontunai (noncash item). Item nontunai merupakan beban yang disebabkan terhadap
pendapatan yang tidak secara langsung mempengaruhi arus kas, seperti beban
penyusutan/ depresiasi. Manajer keuangan harus dapat memisahkan arus kas dari ayat
jurnal akuntansi nonkas untuk mendapatkan estimasi nilai pasar yang wajar.
c. Waktu dan Biaya
Penting bagi manajemen keuangan untuk memperhatikan jangka waktu yaitu: jangka
pendek atau jangka panjang. Perbedaan jangka waktu ini terkait dengan penentuan biaya
tetap atau biaya variabel. Dalam jangka panjang, seluruh biaya di perusahaan adalah biaya
variabel. Tetapi dalam jangka pendek, beberapa biaya dapat menjadi biaya tetap yang
harus dibayar apapun yang terjadi, contohnya pajak bumi dan bangunan. Perbedaan biaya
tetap dan biaya variabel penting bagi manajer keuangan tetapi biasanya tidak tercermin
dalam Laporan Laba Rugi. Akuntan biasanya menyajikan biaya pada laporan laba rugi
berdasarkan biaya produk (product cost) atau biaya periode (periode cost).

2.3. Perpajakan
Dalam pengambilan keputusan keuangan, penting untuk membedakan tarif pajak rata-rata
(average tax rate) dan tarif pajak marginal (marginal tax rate). Tarif pajak rata-rata adalah
tagihan pajak dibagi dengan penghasilan kena pajak. Tarif pajak marginal adalah tarif pajak
tambahan yang akan dibayarkan jika mendapatkan penghasilan tambahan.

2.4. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)


Modal kerja bersih adalah aset lancar dikurangi kewajiban lancar. Modal kerja bersih positif bila
aset lancar lebih besar dari kewajiban lancar. Ini berarti uang tunai yang akan tersedia selama
12 bulan ke depan akan lebih besar dari uang tunai yang harus dikeluarkan. Selain
berinvestasi dalam aset tetap (yaitu, belanja modal), perusahaan dapat berinvestasi dalam
modal kerja bersih. Ini disebut perubahan modal kerja bersih (change in net working capital).

2.5. Arus Kas


Persamaan arus kas dapat dituliskan sebagai berikut:
Arus kas dari aset = arus kas ke kreditur + arus kas ke pemegang saham
a. Arus Kas dari Aset (Cash Flow From Assets)
Arus kas dari aset melibatkan tiga komponen yaitu arus kas operasi, belanja modal dan
perubahan dalam modal kerja bersih.
1) Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow)
Arus kas yang dihasilkan dari aktivitas harian perusahaan yaitu produksi dan penjualan.
Cara menghitungnya adalah pendapatan dikurangi beban, selain beban penyusutan
dan beban bunga, sedangkan beban pajak dihitung. Beban penyusutan merupakan
beban nontunai. Beban bunga merupakan beban pendanaan (financing expense). Pajak
dimasukkan karena dibayar tunai. Jadi Arus Kas Operasi = Laba Sebelum Bunga dan
Pajak + Penyusutan – Pajak.
2) Belanja Modal (Capital Spending)
Belanja modal bersih merupakan jumlah uang yang dibelanjakan pada aset tetap dikurangi
uang yang diterima dari hasil penjualan aset tetap. Belanja modal bersih dapat menjadi
negatif jika perusahaan menjual aset tetap lebih banyak daripada yang dibelinya.
3) Perubahan dalam Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)
Untuk menentukan perubahan dalam modal kerja bersih, pendekatan yang paling
mudah adalah menentukan selisih antara saldo awal dan saldo akhir modal kerja bersih.
Kesimpulannya, Arus Kas dari Aset = Arus Kas Operasi – Belanja Modal Bersih –
Perubahan dalam Modal Kerja Bersih
Arus kas dari aset sering disebut juga Free Cash Flow (Arus Kas Bersih) yaitu mengacu
pada uang tunai yang bebas didistribusikan oleh perusahaan kepada kreditur dan
pemegang saham karena uang tunai tersebut tidak diperlukan untuk investasi dalam modal
kerja dan aset tetap.
b. Arus Kas ke Kreditur dan Pemegang Saham
Arus kas ke kreditur (cash flow to creditor) adalah bunga yang dibayar dikurangi dengan
pinjaman baru bersih. Arus kas ke pemegang saham (cash flow to stockholders) adalah
dividen yang dibayar dikurangi ekuitas baru bersih yang diperoleh.
Ikhtisar Arus Kas
I. Persamaan Arus Kas Arus kas dari aset = arus kas ke kreditur (pemegang obligasi)
+ Arus kas ke pemegang saham
II. Arus Kas dari Aset Arus Kas dari Aset = Arus kas operasi – modal kerja bersih –
perubahan dalam modal kerja bersih
Arus kas operasi = laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) +
Penyusutan - Pajak
Belanja modal bersih = saldo akhir aset tetap bersih – saldo
awal aset tetap bersih - penyusutan
Perubahan NWC = Saldo akhir NWC – Saldo awal NWC
III. Arus Kas ke Kreditur Arus kas ke kreditur = pembayaran bunga – pinjaman baru
bersih
IV, Arus kas ke pemegang Arus kas ke pemegang saham = pembayaran dividen –
saham (pemilik) ekuitas baru bersih yang dihimpun

2.6. Laporan Akuntansi Arus Kas


Tiga komponen laporan akuntasi arus kas yaitu: arus kas dari operasi, arus kas dari investasi
dan arus kas dari pendanaan.
a. Arus Kas dari Operasi
Untuk menghitung arus kas dari aktivitas operasi kita mulai dengan laba bersih, kemudian
ditambah biaya nontunai dan sesuaikan perubahan aset dan kewajiban lancar (selain kas
dan wesel bayar).
b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi melibatkan perolehan aset tetap dan penjualan aset tetap
c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan, yaitu perubahan pada ekuitas dan kewajiban.

2.7. Manajemen Arus Kas


Salah satu alasan mengapa analisis terhadap arus kas perusahaan penting adalah karena arus
kas sulit untuk dilakukan manipulasi. Perhitungan arus kas tidak sulit, tetapi membutuhkan
perhatian khusus terhadap detail dalam akuntansi untuk biaya nonkas seperti depresiasi dan
pajak tangguhan. Selain itu, tidak boleh salah membedakan antara arus kas dengan
perubahan modal kerja bersih dan penghasilan bersih.

---000---

Anda mungkin juga menyukai