Anda di halaman 1dari 21

RESTRUKTURISASI

DAN KEBANGKRUTAN

OLEH :
BULQIS NOORHAYATI 21612010031
KHADIZAH 21612010007
RISKA DESYA SAFITRI 21612010033
PENGERTIAN KESULITAN KEUANGAN DAN
KEBANGKRUTAN
SITUASI YANG MENGGAMBARKAN TERJADINYA PENURUNAN KONDISI
KEUANGAN YANG TERLIHAT DARI ARUS KAS KOPERASI PERUSAHAAN
YANG TIDAK MAMPU UNTUK MELUNASI SAAT INI DAN PERUSAHAAN
HARUS MENGAMBIL TINDAKAN KOREKSIKEWAJIBAN

KESULITAN KEUANGAN BERUJUNG PADA KEBANGKRUTAN BISA DILIHAT


DARI HAL-HAL YANG MENYEBABKAN PERUSAHAAN MENGALAMI
KESULITAN KEUANGAN.
SECARA UMUM, KEBANGKRUTAN MERUPAKAN KONDISI DIMANA
PERUSAHAAN TIDAK MAMPU LAGI UNTUK MELUNASI KEWAJIBAN SERTA
TIDAK MAMPU LAGI UNTUK MENGOPERASIKAN PERUSAHAAN DENGAN
BAIK.
PENYEBAB KESULITAN KEUANGAN

PENYEBAB KESULITAN KEUANGAN DAN


KEBANGKRUTAN CUKUP BERVARIASI
ADAPUN JENIS INDUSTRI SENDIRI
MEMPENGARUHI PENYEBAB KEGAGALAN
USAHA.
ADA SEKTOR USAHA YANG RELATIF MUDAH
DIKERJAKAN, ADA PULA YANG SULIT
DIKERJAKAN.
CONTOH :
PENYEBAB KEGAGALAN USAHA PRESENTASE %
Kekurangan pengalaman operasional 15,6%
Kekurangan pengalaman manajeral 14,1%
Pengaman tidak seimbang antara keuangan, produksi 22,3%
dan fungsi lainnya
Manajemen yang tidak kompoten 40,7%
Penyelewengan 0,9%
Bencana 1,9%
Alasan yang tidak diketahui 3,6%
Jumlah 100%
ALTERNATIF PERBAIKAN KESULITAN
KEUANGAN
● Beberapa Alternatif perbaikan berdasarkan besar kecilnya permasalahan yang
dihadapi oleh perusahaan. Tergantung tingkat keseriusan yang dialami oleh
perusahaan, pemecahan bisa dilakukan secara informal dan formal.

BERIKUT RINGKASAN PERBAIKAN


INFORMAL DAN FORMAL
1. PEMECAHAN SECARA INFORMAL

Dilakukan apabila masalah belum begitu parah ( masalah bersifat sementara ),


prospek masa depan masih bagus.
Cara :
● Perpanjangan (extension) : dengan memperpanjang jauh tempo hutang-hutang.
● Komposisi (composition) : dengan cara mengurangi besarnya tagihan.
● Likuidasi : jika nilai likuidasi lebih besar dibanding nilai going cocern, perusahaan bisa
dilakukan secara informal
2. PEMECAHAN SECARA FORMAL

Dilakukan apabila masalah sudah parah, kreditur dan pemasok dana lainnya
ingin mempunyai jaminan keamanan dan keadilan. Pemecahan secara formal
melibatkan pihak ketiga yaitu pengadilan.
Cara :
● Apabila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, dilakukan Reorganisasi, dengan
merubah struktur modal yang layak. Perubahan bisa dilakukan melalui perpanjangan,
perubahan komposisi, atau keduanya.
● Apabila nilai perusahaan < Nilai perusahaan dilikuidasi, likuidasi lebih baik dilakukan.
Likuidasi dengan menjual asset-asset perusahaan, kemudian didistribusikan ke pemasok
modal dibawah pengawasan pihak ketiga.
Perbaikan informal

Restrukturisasi Likuidasi

Mengurangi beban yang menghimpit Likuidasi informal memiliki kelebihan


perusahaan, biasanya dengan dibandingkan likuidasi formal, karena lebih cepat dan
membebaskan atau meringankan biasa menghemat biaya pengadilan,
perusahaan dari beban keuangan yang sehingga nilai likuidasi yang diperoleh bisa lebih tinggi
bersifat tetap (beban bunga utang). dibandingkan dengan nilai yang diperoleh
jika likuidasi dilakukan melalui pengadilan.
Ada dua alasan secara teoritis
mendorong perusahaan menggunakan
jalur resmi, yaitu ;
PERMASALAHAN
COMMON POOL 1
2
PERMASALAHAN
HOLD-OUT COMMON
POOL

Perbaikan formal
Pengertian Restrukturisasi

Swanson dan Marshall mendefinisikan


restrukturisasi sebagai tindakan untuk
menata ulang struktur hukum,
kepemilikan, opersional atau struktur lain
dari sebuah perusahaan sebagai tujuan
membuatnya lebih menguntungkan dan
lebih baik.
Penyebab Terjadinya Restrukturisasi
a. Masalah Hukum/Desentralisasi
b. Masalah Hukum/Monopoli
c. Tuntutan pasar
d. Masalah Geografis
e. Perubahan kondisi korporasi
f. Hubungan holding-anak perusahaan
g. Masalah Serikat Pekerja
h. Perbaikan image Korporasi
i. Fleksibilitas Korporasi
Prediksi Kebangkrutan
Kebangkrutan merupakan kegagalan
perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan untuk menghasilkan laba.
Menurut martin (1995) kebangkrutan
sebagai suatu kegagalan yang terjadi
pada sebuah perusahaan.
Analisis Univariate
Analisis univariate dilakukan dengan melihat variabel keuangan yang
diperkirakan mempengaruhi atau berkaitan dengan kebangkrutan,
dengan menganalisis terpisah (untuk setiap variabelnya).
Sebuah teori bahwa rasio Biaya Tetap Terhadap Pendapatan
Operasional (BT/PO) dan rasio Times Interest Earned (TIE) dapat
menentukan kebangkrutan perusahaan. Dasar pemikirannya adalah
perusahaan yang bangkrut diperkirakan merupakan perusahaan yang
tidak efisien karena BT/PO rendah dan memiliki bunga yang tinggi
dibandingkan labarnya karena TIE rendah.
CONTOH :
• Rata-rata BT/PO untuk perusahaan yang tidak bangkrut adalah 0,356
sedangkan untuk perusahaan yang bangkrut adalah 0,473 Biaya tetapnya
semakin besar = risiko kebangkrutan semakin besar.

• Rata-rata TIE untuk perusahaan yang tidak bangkrut adalah 2,49 sedangkan
untuk perusahaan yang bangkrut adalah -0,26 Biaya bunganya semakin
besar = risiko kebangkrutan semakin besar .

• Kesimpulan : Perusahaan yang memiliki rasio tersebut semakin memburuk


harus semakin berhati-hati.
Analisis Multivariate

Analisis multivariate menggunakan dua variabel atau lebih secara


bersama-sama ke dalam satu persamaan. Analisis ini bisa dipakai
untuk menghilangkan kelemahan analisis univariate yang
mempunyai kemungkinan konflik antar variabel.
Untuk membuat model multivariat, kita perlu mendefinisikan variabel bebas dan
variabel tidak bebas. seperti berikut ini (seperti model regresi) :

Y= a+alX1+....+anXn

• Variabel tidak bebas (Y) biasanya berupa variabel dummy (0 untuk perusahaan
yang bangkrut atau 1 untuk perusahaan yang tidak bangkrut).

• XI sampai Xn (variabel bebas) adalah variabel yang diperkirakan


mempengaruhi kebangkrutan.
Model yang dikembangkan oleh Altman menghasilkan persamaan
sebagai berikut ini :
Zi=1,2X1+ 1,4X2 +3,3X3+0,6X4 + 1,0X5
Dimana
X1 =(Aktiva lancar-Hutang Lancar) /Total Aktiva
X2 = Laba yang ditahan /Total Aktiva
X3 = Laba sebelum bunga dan pajak/Total Aktiva
X4 = Nilai pasar saham biasa dan saham preferen/Nilai buku total
hutang
X5= Penjualan / Total Aktiva
Keterangan Skor :
• Jika Z-Score > 3,00 maka Aman, jika berdasarkan pada figur keuangan di model
ini saja.
• Jika 1,8 < Z-score<3,00 maka Grey zone, berada di daerah abu-abu sehingga
dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan.
• Jika Z-score<1,8 maka Distress Zone, kemungkinan terjadi kebangkrutan
keuangan dalam waktu dekat sangat besar.
Contoh
Hasil perhitungan Altman z-score

Data Perusahaan Periode 2018 :


• PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
2018 x1= 0,30203 x2= 0,66547 x3=0,05041 x4= 5,08470 x5= 0.54664
Z= 1,2(0,30203)+1,4(0,66547)+3,3(0,05041)+0,6(5,08470)+1,0(0,54664)
= 5,05 berarti kondisi perusahaan dalam keadaan sehat dimana nilai Z-score 5,05 > 3,00
yang diklasifikasikan tidak bangkrut.
• PT Holcim Indonesia Tbk
2018 x1=-0,13201 x2= -0,01693 x3= -0,00556 x4=0,53647 x5=0,11217
Z= 1,2(-0,13201)+1,4(-0,01693)+3,3(-0,00556)+0,6(0,53647)+1,0(0,11217)
= 0,23 berarti prediksi mengalami kebangkrutan hal ini dikarenakan perusahaan tidak
mampu menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan ,artinya laba secara
kumulatif tidak mampu untuk mengimbangi total aktiva perusahaan. Nilai Z-score
0,23<1,8 maka Distress Zone.
Thanks
Do you have
any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai