Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS KINERJA

PERUSAHAAN MELALUI
PREDIKSI KEBANGKRUTAN
sadelisahadati@gmail.com
qKesulitan keuangan dan prediksi
kebangktutan
• Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan
yang mengalami kesulitan keuangan dalam jangka pendek
(likuiditas) dan mengalami insolvency (debt > asset).
Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban
melebihi total aktiva.

• Sebagai contoh di Indonesia tahun 1997-an, puluhan


bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak
ingin bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan
(BLBI) yang sangat merugikan Negara dalam jumlah
yang sangat besar sehingga berdampak kepada
perekonomian Indonesia sampai saat ini. Pemerintah
memberikan kredit BLBI karena menjaga kredibilitas
pemerintah di mata masyarakat dan dunia.

2
q Penyebab Financial Distress dan
Kebangkrutan
Penyebab kesulitan keuangan yang
berujung kebangkrutan pada dasarnya
dapat disebabkan oleh faktor internal
maupun faktor eksternal perusahaan.

v Faktor internal
Manajemen yang tidak baik, tidak
efisien (biaya yang besar dengan
pendapatan yang tidak memadai
sehingga perusahaan mengalami
kerugian terus-menerus).
v Faktor eksternal
Faktor politik, ekonomi, sosial, dan
budaya serta tingkat campur tangan
pemerintah dimana perusahaan tersebut
berada.

3
Contoh penyebab internal dan eksternal

a. Kekurangan pengalaman manajemen secara operasion


dan tidak kompeten
b. Kurangnya pengalaman secara manajerial.
c. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran
dan fungsi lainnya tidak baik.
d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan
pungli, dan lainnya
f. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain
kenaikan BBM, perpajakan, dan lainnya.
g. Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaa
sejenis.
h. Mengalami kerugian terus menerus.
i. Dan lain-lain.
4
q Indikator terjadinya Financial Distress
dan kebangkrutan
Suatu Perusahaan dinyatakan bangkrut,
biasanya ditandai oleh berbagai situasi atau
keadaan khususnya yang berhubungan dengan
efektivitas dan efisiensi operasinya. Indikator
yang harus diperhatikan para manajer, seperti :

1. Penurunan volume penjualan karena adanya


perubahan selera atau permintaan konsumen
2. Kenaikan biaya produksi
3. Tingkat persaingan yang semakin ketat
4. Kegagalan melakukan ekspansi
5. Ketidakefektifan dalam melaksanakan
fungsi pengumpulan piutang
6. Kurang adanya dukungan atau fasilitas
perbankan (kredit)
7. Tingginya tingkat ketergantungan terhadap
piutang.

5
q Manfaat Memprediksi Financial Distress
Salah satu tanggung jawab perusahaan adalah menghasilkan kinerja
yang baik agar terhindar dari financial distress. Kinerja tersebut dapat
dicerminkan dalam kemampuannya memprediksi adanya indikator
kebangkrutan. Adanya prediksi tersebut dapat memberikan manfaat
kepada
a. Kreditur
b. Investor
Distress prediction model dapat membantu investor dalam
menentukan sikap terhadap surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh
suatu perusahaan.
c. Otoritas Pembuat Peraturan
Seperti halnya ikatan akuntan, badan pengawas pasar modal atau
institusi lainnya, studi tentang financial distress sangat membantu
untuk mengeluarkan peraturanperaturan yang dapat melindungi
kepentingan masyarakat.
d. Pemerintah
Membantu dalam mengeluarkan peraturan untuk melindungi
masyarakat dari kerugian dan kemungkinan mengganggu stabilitas
ekonomi dan politik negara.
e. Manajemen
6
Metode Memprediksi
Kebangkrutan
1. Analisis Rasio Keuangan
2. Z Score – Metode Altman
3. Springate S- Score
4. model Zmijewski
5. Analisis Surat Keputusan MenNeg
BUMN

7
Analisis
kebangkrutan

Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan


oleh Edward I. Altman di New York
University pertengahan tahun 1960
menggunakan “analisis diskriminan”
untuk memprediksi kebangkrutan
perusahaan.

Altman adalah pioner memprediksi


tentang kebangkrutan. Altman
menganalisis perusahaan besar di USA
dengan 22 rasio keuangan, tetapi
ternyata hanya terdapat 5 rasio dominan
dalam memprediksi perusahaan
mengalami kebangkrutan atau tidak.

8
Ketepatan daya model Altman tersebut sebesar 95%
dari total sampel (S. Munawir) karena:
• dari 31 perusahaan yang diprediksi akan bangkrut,
hanya satu perusahaan saja yang tidak jadi
mengalami kebangkrutan,
• sedangkan dari 32 perusahaan yang diprediksi tidak
akan bangkrut hanya dua perusahaan saja yang pada
akhirnya benar-benar mengalami kebangkrutan.
Analisis kebangkrutan Model
Altman

q Altman Model’s, fungsi Z (Zeta)


Z = Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5
Dimana:
X1 = Rasio Modal kerja terhadap Total Aktiva
X2 = Rasio Laba ditahan terhadap Total Aktiva
X3 = return on investment
X4 = Rasio Modal sendiri terhadap Total Hutang
X5 = Rasio Penjualan terhadap Total Aktiva
Untuk mengetahui suatu perusahaan aman atau
tidak dari kebangkrutan maka kritera penilaiannya
adalah :

• Jika nilai Z > 2,99 artinya perusahaan


tersebut berpeluang besar untuk aman
dari kebangkrutan.
• Jika Nilai Z antara 1,81 – 2,99 artinya
perusahaan berada pada ambang
keangkrutan.
• Jika nilai Z < 1,81 artinya perusahaan
akan segera mengalami kebangkrutan.
Langkah-langkah

1. Menghitung rasio
• Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva

• Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva


• Return on investment =

• Rasio Modal Sendiri terhadap Kewajiban

• Rasio Penjualan terhadap Total Aktiva

=
2. Menganalisis dengan menggunakan teori Edward L.
Altman dengan rumus :
Z = 1,2 (X1) + 1,4 (X2) + 3,3 (X3) + 0,6 (X4) + 1,0 (X5)

3. Menyimpulkan tingkat kebangkrutan


terhadap hasil perhitungan Z-Score.
q Distress Prediction Model Springate (S-Score)
Model Springate merupakan model prediksi kesulitan keuangan
yang didasarkan pada penelitian G. I. V. Springate pada tahun
1978, yang kemudian dikenal sebagai Model Springate atau
Canadian Model.
Model matematis yang digunakan dalam model Springate
adalah sebagai berikut:

S= 1.03A+3.07B+0.66C+0.4D
Dimana:
• A = Working Capital / Total Assets
B = Net Profit Before Interest and Tax / Total Assets
C = Net Profit Before Tax / Current Liability
D = Sales / Total Assets

Standart nilai kritis yang ditetapkan Springate adalah jika :


v nilai S-score > 0,862 maka perusahaan masuk dalam
kategori perusahaan sehat.
v nilai S-score ≤ 0,862 maka perusahaan masuk dalam
kategori perusahaan tidak sehat dan berpotensi mengalami
financial ditress dimasa mendatang 15
Prediksi kebangkrutan model Zmijewski
Pengukuran prediksi kebangkrutan model Zmijewski menggunakan tiga rasio
keuangan,
antara lain (Zmijewski, 1984):
1. ROA (Return On Asset)
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengubah asset yang
dimiliki menjadi keuntungan yang dapat menambah julah asset secara
keseluruhan. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin baik tingkat
kesehatan perusahan.
𝐑𝐎𝐀 = EAT / Total Aset
2. Debt Ratio
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang
dengan asset yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kondisi
kesehatan yang semakin buruk.
𝐃𝐑 = Total Hutang / Total Aset
3. Current Ratio
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menutupi semua
kewajibannya dengan jumlah asset yang dimiliki. Semakin tinggirasio ini
menunjukkan semakin baiknya kesehatan perusahaan.
𝐂𝐑 = Aset Lancar / Hutang Lancar
Dalam analisis model Zmijewski dalam memprediksi
financial distress menggunakan persamaan:

X-Score = -4,3 – 4,5X1 + 5,7X2 – 0,004X3

Dimana:

X1 = EAT/Total Aset
X2 = Total Hutang/Total Aset
X3 = Aset Lancar/Hutang Lancar

Cut-off yang digunakan dalam model ini adalah 0, dimana


v jika hasil X-Score bernilai lebih besar sama dengan 0, maka
perusahaan tersebut dikatakan tidak sehat dan berpotensi mengalami
financial ditress dimasa mendatang.
v jika hasil X-Score bernilai negative atau kurang dari 0, maka
perusahaan dikatakan sehat.
NERACA
CV. RAJAWALI
TAHUN 20xx
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar : Hutang Lancar
Kas 100.000 Hutang dagang 260.000
Piutang 490.000 Hutang Bunga 30.000
Persediaan 680.000 Hutang Pajak 10.000
Total Aktiva lancar 1.270.000 Hutang Lancar lain 30.000
Total Hutang Lancar 330.000
Aktiva Tetap Hutang Obligasi 600.000
Mesin, Peralatan 210.000 Total Hutang 930.000
Tanah, gedung 1.300.000 Saham 1.200.000
Total Tetap 1.510.000 Laba ditahan 650.000
Jumlah Modal 1.850.000
TOTAL AKTIVA 2.780.000 TOTAL PASIVA 2.780.000
CV. RAJAWALI
LAPORAN RUGI LABA
PERIODE 20XX
PENJUALAN 3.500.000
HPP 1.550.000
LABA KOTOR 1.950.000

BIAYA PENJUALAN 800.000


BIAYA ADMINISTRASI 400.000
TOTAL BIAYA UMUM 1.200.000

LABA SEBELUM B & P 750.000


BIAYA BUNGA 100
LABA SEBELUM PAJAK 749.900
PAJAK (20%) 149.980
LABA SETELAH PAJAK 599.920
20

Anda mungkin juga menyukai