Anda di halaman 1dari 37

MATAKULIAH : MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN

TAHUN : 2017/2018

ANALISIS KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN


BUMS DAN BUMN
PERT.25-26

1
Kesulitan keuangan dan prediksi kebangktutan
Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan dalam jangka pendek (likuiditas
atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt >
asset). Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban
melebihi total aktiva. Sebagai contoh di Indonesia tahun 1997-an,
puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak
ingin bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang
sangat merugikan Negara dalam jumlah yang sangat besar
sehingga berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai
saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga
kredibilitas pemerintah di mata maryarakat dan dunia.

Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan)


dan reorganisasi (retrukturisasi).Hal-hal perusahaan dalam
mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang manajemen,
operasional, penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat
tajam dan lainnya.
2
Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami
kesulitan keuangan :
a. Kekurangan pengalaman manajemen secara
operasional dan tidak kompeten
b. Kurangnya pengalaman secara manajerial.
c. Keseimbangan antara keuangan, produksi,
pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik.
d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang
berlebihan, pungli, dan lainnya
f. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara
lain kenaikan BBM,perpajakan dan lainnya.
g. Karena persaingan yang sangat tajam antar
perusahaan sejenis.
h. Mengalami kerugian terus menerus.
i. Faktor-faktor lainnya.
3
METODE MEMPREDIKSI
KEBANGKRUTAN

1. Analisis Rasio Keuangan


2. Z Score – Metode Altman
3. Shut Down Point – Shut Down Cost
4. Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN
Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4

4
ANALISIS KEBANGKRUTAN
1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
1) Analisis Univariate
Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan
Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya
tetap berbanding pendapatan operasi (operation income) atau
rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest Earned (TIE)
yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari
laba).Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan
dengan menilai rasio-rasio keuangan lainnya.
2) Analisis Multivariate.
Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu
persamaan. Contohnya model regresi:
Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn
Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan
analisis diskriminan dengan menggunakan tehnik statistic.
5
ANALISIS KEBANGKRUTAN
Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman
di New York University pertengahan tahun 1960 menggunakan
“analisis diskriminan” untuk memprediksi kebangkrutan
perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi tentang
kebangkrutan.Altman menganalisis perusahaan besar di USA
dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam
memprediksi perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak.

Analisis diskriminan/ kebangjrutan terdiri 3 tahap:


a. Menyusun klasifikasi kelompok bersifat mutually exclusive.
Setiap kelompok dibedakan dengan satu distribusi peluang
(probability distribution) sesuai cirri-cirinya.
b. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok.
c. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri tsb “paling baik”
mendiskrimi nasikannya (membedakannya) diantara kelompok
“paling baik”, artinya kombinasi yg meminumkan peluang ada
kesalahan klasifikasi. 6
ANALISIS KEBANGKRUTAN

Altman Model”s., fungsi Z (Zeta)


Z= ,012X1+0,14X2+0,033X3+0,006X4+0,999X5
Dimana:
X1 = Modal Kerja/Total Aset ( %)
X2= Laba ditahan/Total Aset (%)
X3= Laba sebelum bunga dan pajak/Total Aset (%).
X4= (Nilai pasar Saham Biasa dan Saham
Preferen) / Nilai Buku Total Utang. (%)
X5 = Penjualan /Total Aset.(kali)
ANALISIS KEBANGKRUTAN
Penggunaan model Altman ini untuk perusahaan yang “Go
Public”, karena kalau perusahaan tidak “Go Public”, nilai
pasar saham tidak dapat dihitung dengan teliti.Agar ini juga
dapat digunakan untuk perusahaan “Non Go Public” Altman
menggantinya, menggunakan nilai buku (book value) Common
Stock dan Preferred Stock, kemudian model “Diskriminan
Altman”, menjadi :
Z= 0,717X1+0,847X2++3,107X3+ 0,42 X4 + 0,998 X5.
Yang berbeda adalah kompenen X4 dari Market Value
menjadi Book Value.
Score Z untuk memnentukan suatu perusahaan bangkrut atau
tidak,yaitu;
Z score:
1) Secara Umum digunakan.
a. 1.80 or less = Very high Probability of bankruptcy
b. 1.81 – 2,70 = High Probability of Bankruptcy.
c. 2,71 – 2,99 = Possible Bankruptcy.
d. 3 or above = Far from being bankruptcy 8
ANALISIS KEBANGKRUTAN
2) Menurut Book Value dan Market Value, Z score:
Market Value Book Value
1. Very High Probability
of Bankruptcy 1,80 or less 1,20 or less
2. High Probalbility Bankruptcy Z 1,81 -2,99 1,20 –2,90
3 Possible Bankrkuptcy Z> 2,99 2,90
4. Far from being bankruptcy 3,00 above 3,00 above
Kemudian Altman, mengembangkan 4 versi variabel yang
berlaku perusahaan public mapun pribadi, atau perusahaan
manufaktur dan jasa.
Z = 6,56X1+ 3,26X2 +6,72X3 + 1,05X4.
Dalam 4 versi ini, tidak tercatat total penjualan dibagi total
asset, sehingga analisisnya sempit bila dibanding dengan
kedua model Altman diatas.
Dalam kuliah MKP, yang kita pakai adalah kedua model tsb
diatas ( 5 versi atau dari X1 s/d X5) dengan mengklasifiasikan
perusahaan “Go public dan bukan Go public”.
9
Contoh :
Laporan keuangan Chrysler Company dalam $ jutaan
a. Ikhtisar rugi-laba yang berakhir tgl.31-12-200x
Penjualan $12.005
Biaya-biaya (kecuali depresiasi dan bunga) $12.710
Penyusutan $181
Bunga $215
Pajak penghasilan (kredit) $5
Rugi/laba bersih ($1.097)
b. Neraca per 31 Desember 200X ( dlm juta) .
Harta lancar 3.121 Hutang lancar $ 3.232
Harta tetap 3.500 Hutang jk.panjang . 1.597
Harta lannya 14 Total hutang $ 4.829
Saham preferen $ 51
Saham biasa
(66.7 jt lbr @ $8,50) $567
Modal disetor penuh $692
Laba ditahan $496
Total modal sendiri $1.755
Jumlah Harta $6.635 Jumlah kewajiban dan modal $6.635
10
X1. = (CA-CL)/TA = ( 3.121 - 3.232)/6.635= - 1,67%
X2 = RE/TA = 496/6.635 = 7,47%
X3 = EBIT/TA = -880 / 6.635 = - 13,35%
X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri/T.Debt =
(66,7 x8,50)/4.829
= 567/4.829 = 11,74%
X5 = Sales/T.Asset = 12.005/6.635 = 1,8 kali.
Z = 0,012(- 1,67) + 0,014(7,47) + 0,033 (-13.35)+
0,006(11,74)+0,999(1,8)
= 1,512

Dibandingkan Z (Zeta) Scorenya,


Posisi Perusahaan berada antara 1,81 or less, berarti
perusahaan dalam konsisi Very High Probability Bankruptcy.

11
ANALISIS KEBANGKRUTAN

2. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN).


Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN,
sampai saat ini berlaku Keputusan Menteri Negara BUMN
No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002.
Setiap BUMN harus membuat analisis kesehatan suatu
BUMN, yang dilaporkan ke Menteri BUMN.
Dalam SK tersebut dikategorikan hal-hal sebagai berikut:

12
ANALISIS KEBANGKRUTAN
A. Tingkat kesehatan:BUMN
1. Sehat, terdiri dari :
a. AAA apabila total (TS) > 95
b. AA apabila 80 <=”95
c. A apabila 65 <TS<=”80.
2. Kurang Sehat, yang terdiri dari :
a. BBB apabila 50<TS<=”65
b. BB apabila 40<.TS<=”50
c. B apabila 30<TS< =”40.
3. Tidak sehat, yang terdiri dari:
a. CCC apabila 20<TS<”30
b. CC apabila 10<TS<=”20
c. C apabila TS<=”20
Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap Kinerja
perusahaan meliputi:
A. Aspek Keuangan.
B. Aspek Operasional.
13
C. Aspek Administrasi.
A. ASPEK KEUANGAN.
INDIKATOR DAN BOBOT KEUANGAN BUMN NON INFRA STRUKTUR

RASIO
1. ROE skor 2. ROI skor 3. KAS Skor
15<ROE 20 18<ROI 15 X>35 5
11<ROE<=15 18 15<ROI>=18 13,5 25<=x<35 4
9<ROE<=13 16 13<ROI>=15 12 15<=x<25 3
7,9<ROE<=9 14 12<ROI>=13 10,5 10<=x<15 2
6,6<ROE<=7, 12 10,5<ROI<= 9 5<=x<10 1
9 12
5,3<ROE<=6, 10 9<ROI 7, 0<=x<5 0
<=10,5
4 <ROE<=5,3 8,5 7<ROE<=9 6
2,5<ROE<=4 5,5 3<ROI<=7 5
1<ROE<=2,5 4 1<ROI<=3 3
0<ROE<=1 2 0<ROI<=1 2
ROE <0 0 ROI <0 1 14
RASIO
4. Rasio SKor 5. DSO Skor 6. TATO(%) Skor
Lancar
125<=x 5 x=60 5 120<=x 5
110<x<=125 4 60<x<=90 4,5 105<x<=120 4,5
100<x<=110 3 90<x<=120 3,5 90<x<=105 4
95<x<=100 2 120<x<=150 3 60<x<= 90 3,5
90<x<=95 1 150<x<=180 2,4 40<x<= 75 3
X<90 0 180<x<=210 1,8 20<x<= 40 2,5
240<x<=270 1,2 0<x<20 0
270<x<=300 0,6
0,6
300<x 0
0
15
RASIO
7. Inventory turn over skor 8. Rasio total modal Skor
( perputaran persediaan terhadap total aktiva (%)
dalam hari)
X<= 60 5 x<=0 0
60<x<=90 4,5 0<=x< 10 4
90<x<=120 4 10<x< 20 6
120<x<=150 3,5 20<x< 30 7,25
150<x<=180 3 30<x< 40 10
180<x<=210 2,4 40<x< 50 9
210<x<=240 1,8 50<x< 60 8,5
240<x<=270 ,12 60<x< 70 8
270<x<=300 0,6 70<x< 80 7,5
300<x 0 80<x< 90 7
90<x< 100 6,5
16
B. Aspek Operasional.
Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator ybs.
Baik(B), Skor =80%x indikator yang bersangkutan
Cukup(C), Skor=50%x indikator yg bersangkutan
Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan
Baik Sekali, dsb artinya sekurang-kurangnya mencapai standar
normal atau di antara normal baik diukur dari segi
kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas
(produktivitas,rendemen).
Baik, artinya menedekati standar normal atau sedikit di bawah standar
normal namun telah menunjukkan perbaikan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas.
Cukup, artinya masih jauh dari standar normal baik diukur dari segi
kualitas maupun segi kuantitas dan mengalami perbaikan dari segi
kualitas dan kuantitas.
Kurang, artinya tidak tumbuh dan cukup jauh dari standar normal.
Indikator yang dinilai adalah unsure-unsur kegiatan yang dianggap paling
dominant dalam menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan
misi perusahaan. 17
Contoh perhitungan indikatornya:

Indikator Bobot Nilai Skor Unsur pertim


digunakan bangan
1. Pelayanan kpd Turn Around time

pelanggan dan waiting time dsb


masyarakat 15 B 12
2. Peningkatan kualitas Peningkatan
SDM 10 C 5 kesejahteraan

Kaderisasi
3. Research&Devmt. 10 B 8 Kepedulian
manajemen
Total 35 25
Data mengenai aspek operasional ini umumnya diberikan oleh
Persero BUMN. 18
C. Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur)
Laporan perhitungan tahunan Skor
s/d akhir bulan ke 4 3
s/d akhir bulan ke 5 2
lebih dari akhir bulan ke 5 0

Indikator yang dinilai adalah:


1) Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT
diterima s/d akhir bulan ke 4, maka nilai BUMN =3.
2) Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran
Perusahaan (RKAP), kalau diterima 2 bulan atau lebih
cepat maka nilai BUMN= 3.

19
3) Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan
Pemegang saham atau Menteri BUMN paling lambar 2 bulan
setelah berakhirnya periode. Jumlah keterlambatan :
Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan
0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1, dan <60 skornya
=0
4) Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK)
merupakan hal yang harus dilakkan oleh BUMN.
Indikatornya dengan menilai efketivitas penyaluran bantuan
nilai skor = 3, dan Tingkat kolektibilitas pengembalian
pinjaman dengan skor =3, Jumlah skor untuk PUKK ini = 6.
Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data
maupun laporannya ke Menteri, Dekom, Pemegang Saham
disampaikan tepat waktu begitu juga masalah PUKK dsbnya,
karena para Direksi dapat melakukan koordinasi masalah ini
dengan divisi-divisinya.
20
Contoh:
BUMN , Persero “KFM”, TBK, Non Infrastruktur,thn 2004.

NERACA Persero “KFM”


Audited ( Direvisi).Dalam Jutaan Rpa.
Aktiva Lancar.
Kas dan setara kas 316.592
Piutang usaha(net) +lainnya 160.458
Persediaan (net) 307.510
Aktiva lancar lainnya 86.419
Jumlah Aktiva lancar 870.979
Aktiva Tidak Lancar
Piutang hubungan istimewa/dsb 71.643
Penyertaan saham 12.160
Aktiva tetap (net) 411.984.
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 495.787
Total Aktiva 1.366.766
21
Kewajiban dan Ekuitas.
Kewajiban Lancar.
Hutang bank 41.368
Hutang usaha 216.325
Uang muka pelanggan/pajak 284.656
Pinjaman jatuh tempo/pemerintah 15.542
Hutang lainnya 15.157
Jumlah Kewajiban Lancar 573.048
Kewajiban tidak lancar
Pinjaman j.pjg.dari Pemerintah 21.715
Kewajiban masa depan karyawan 17.547
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 39.262
Jumlah Kewajiban 612.310
Ekuitas.
Modal saham @Rp.100.sebesar
20.000.000.000, ditempatkan dan
disetor penuh 555.400.000 555.400
Tambahan modal disetor/opsi 43.796
Selisih penilaian kembali aktiva tetap 44.852
Saldo laba ditahan 110.408
Jumlah Modal Sham 754.456
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 1.366.766 22
Persero “KFM”
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yg berakhir tanggal 31 Desember 2004

Penjualan bersih 1.816.384


Bebab pokok penjualan 1.273.699
Laba kotor 542.685
Beban usaha
Beban umum dan administrasi 454.028
Laba usaha 88.657
Penghasilan(beban) dan
hasil investasi (12.121)
Laba sebelum pajak 76.536
Beban (penghasilan pajak) 33.607
Laba bersih 42.929
Laba Per Saham Dasar (EPS) 7,729
23
Dihitung rasio-rasio keuangannya secara umum, maka hasilnya sbb:
Rasio keuangan Tahun 2003
1. Rasio likuiditas
a. Rasio lancar 1,52 x
b. Rasio cepat 0,98x
2. Rasio Leverage
a. Rasio hutang 44,79%
b. TIER 7,21x
3. Rasio Aktivitas.
a. Perputaran Persediaan 4,75x
b. Collection Periode(CP)/DSO 31 hari
c.Perputaran Aktiva Tetap 4,76x
d.TATO(Perputaran Total Aktiva) 1,51x
4. Rasio Profitabilitas.
a. Profit margin/laba kotor 2,4%
b. Kemampuan dasar menghasilkan laba 6,5%
c. ROA 3,14%
d. ROE 5,7%
e. ROI 10,90%
Perhitungan ROI
= ( EBIT+Depresiasi)/Capital Employed.Capital
Employed adalah total aktiva dikurangi aktiva tetap.
Dari neraca dan laba rugi dapat dihitung
ROI = (76.536 + 18.440)/870.979 =10,90% 24
5. Rasio Pasar.
a Rasio harga per saham/EPS 28,5x
b. Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku 1,55x

Dari data diatas dapat menilai kesehatan BUMN,Tahun 2004 dari


Persero ” KFM” , Audited, dengan SK Menteri Negara BUMN
No:100/MBU/2002 tgl. 4 Juni 2002 sbb:
Dengan menggunakan bobot dan skor diatas.
Uraian Nilai Skor
1.Aspek Keuangan
1.1. ROE 6,15% 8,5
1.2.ROI 10,90% 9
1.3. Cash ratio 55,25 5
1.4. Current Ration 151,99 5
1.5. Collection Priode(CP) 32 hari 5
1.6 Perputaran persediaan 62 hari 4,5
1.7 TATO 134,58% 5
1.8 TotaL Modal sendiri
terhadap aktiva 50,81% 8,5
Sub total 50,5 25
2.Aspek Operasional.
2.1. Produktivitas SDM(rp.juta) 5
2.2. Kontribusi penjualan Produk baru 5
2.3 Reseach & Development (R&D) 5
Sub total 15
 
3.Aspek Adminisrasi.
3.1. Laporan Perhitungan tahunan 3
3.2. Rancangan RKAP 3
3.3. Laporan periodic 3
3.4 Kinerja PUKK
a. Efektivitas penyaluran 3
b. Tkt kolektibiltas Penggunaan Pinjaman 3
Sub Total 15 .
TOTAL SKOR 80,50 .

Sesuai dengan skor yang ditetapkan oleh pemerintah maka Persero”


KFM” dalam keadaan SEHAT. Dengan kategori “AA”, karena berada
80>TS>=”95. Angka Total Skor(TS) 80,50 berada di kategori tersebut
26
diatas.
ANALISIS SHUT DOWN POINT
MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN – PENUTUPAN USAHA
Alat yang dipakai adalah Cash BEP
(Shut Down Point)
Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada
kondisi BEP karena perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang
timbul pada suatu periode adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran
uang = out of pocket cost) dan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran
uang (sunk cost atau penyusutan).
Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh perusahaan
walaupun perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang tidak
ada kegiatannya seperti pabarik harus membayar gaji saptam, asuransi
gedung,abonemen listrik, air dan lainnya. Shut Down Point (SDP) adalah
jumlah satuan barang yang harus dijual agar dapat menutup biaya tunai.
SDP grafiknya hamper sama dengan cash break event point.
SDP = F / contirbution margin per unit.
Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik
impas kas terus menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya
tunai atau pada saat titik impas kas. Grafik titik impas kas dapat dipakai
sebagai gambaran SDP dalam Q dan rupiah/dolar. 27
CASH BEP DAN PENUTUPAN USAHA

Pendapatan Pendapatan
dan Biaya Biaya Total

BEP Penyusutan

Biaya Tetap

Penyusutan
BEP Cash - SDP
Pengeluaran
kas tetap
0 Q 28
Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi
Kebangkrutan Perusahaan.

1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan :

a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum


begitu parah(early warning system).
b.Melakukan “Extension (perpanjangan) “yaitu melakukan
negosiasi dengan kreditor dan pemasok untuk
memperpanjang jatuh tempoh utang
c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi
dengan kreditor/pemasok untuk dapat mengurangi besarnya
tagihan, atau klaim hutang dari 100% menjadi 60%.
d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar
dibandingkan dengan “going concern atau terus
menerurs”, bila perusahaan dilikuidasi secara formal.
e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan
lainnya.
29
2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan

a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok


ingin ada jaminan keamanan dananya dan keadilan
secara hukum.
b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi,
maka dilakukan reorganisasi,mengubah struktur modal
dengan perubahan komposisi (composition) .
c. Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi,
maka dilakukan likuidasi lebih baik dengan menjual aset-
aset kemudian dibayarkan kepada kreditur dan pemasok
dibawah pengawasan pihak ketiga.
d. Retrukturisasi untuk dapat “bernafas lega”, suatu cara
untuk mengurangi beban-beban yang menghimpit
perusahaan atau “collapse” untuk meringankan beban
keuangan yang tetap (beban bunga). Retrukturisasi dapat
dilakukan dengan “Extension dan Composition”
30
 Kebaikan perbaikan dengan alternative Formal ada 2 hal penting
yaitu:

a.  COMMON POOL,


Asumsikan perusahaan dengan nilai utang kepada 14
kreditor/pemasok masing-masing $ 2 juta atau $ 28 juta. Nilai
pasar perusahaan hanya $ 23 juta, dan kalau dilikuidasi asetnya
hanya dapat dijual sebesar $ 18 juta. Kondisi perusahaan sudah
“collapse” tidak dapat membayar utang-utangnya, dan kreditor
meminta agar perusahaan dibangkrutkan.
”Kebangkrutan pada salah seorang kreditor/pemasok dapat
mengakibatkan kebangkrutan krediotor lainnya, atau kebangkrutan
perusahaan secara keseluruhan, hal inilah disebut “Common
Pool”..Kalau dilikuidasi nilanya $ 18 juta Hanya
untuk 9 kreditor, sedangkan 5 kreditor tidak dapat apa- apa
Kalau perusahaan tidak dilikuidasi, perusahaan masih dapat
beroperasi dan utang masih dapat dibayarkan kepada 14
kreditur ( keseluruhan), hal ini diikuiti dengan masuknya kreditor
sebgai manajemen perusahaan... Masalahnya apakah kreditor
bersedia atau tidak ? 31
b. HOLD OUT.

Contoh diatas, perusahaan dapat menyakinkan


kreditor/pemasoknya maka dilakukan “retrukturisasi”.Utang
lama ( $ 2 juta setiap kreditor) diganti dengan “ utang baru”,
asumsikan dari $ 2 juta turun menjadi $ 1,7 juta, sehingga
jumlah utang 14 kriditur = 14 x $ 1,5juta = $ 21 juta,
bandingkan dengan nilai pasar perusahaan $ 23 juta. Jika
seorang atau lebih tidak setuju dengan kondisi tsb diatas dan
dia tetap menuntut haknya 100% ditambah jasa bunganya
10%, maka haknya menjadi $2,2 juta.. Kalau ini terjadi, maka
kreditor yang lainnya juga ingin mendapatkan hal yang sama.
Kreditor-kreditor ingin menjadi kelompok terakhir ( HOLD –
OUT) untuk mendapatkan haknya plus bunga, maka
restrukturisasi gagal. Jadi semakin kecil kreditor semakin
mudah “hold out”

32
* Nilai Perusahaan.
Untuk menilai perusahaan dilakukan dengan reorgnisasi.
a. Misalkan kurator/pihak penilai memprediksi/
memperkirakan setelah reorganisasi mampu
menghasilkan pendapatan bersih per tahun $ 20
juta.Tingkat kapitalisasi sebesar $ 20%.
Nilai perusahaan = $ 20 juta/0,2= $100 jt.
b. Menentukan struktur modal yang baru.
Kompenen Jumlah
Utang $ 10 juta
Utang disubordinasikan 5
Saham preferen 5
Saham biasa 20 .
Total $ 40 juta.
33
Diadakan negosiasi dengan kreditor/pemasok dengan
kurator dan hasilnya:
1). Sebesar 50% “ utang diturunkan statusnya
menjadi utang disubordinasikan”
2). Sebesar 50% yang disubordinasikan statusnya
diturunkan menjadi saham preferen.
3). Sebsar 50% saham preferen statusnya
diturunkan menjadi saham biasa.
Struktur Modal Baru.
Kompenen Jumlah
Utang $ 5 juta
Utang disubordinasikan 7,5
Saham Preferen 5
Saham Biasa 2,5
Total $ 20 juta.
34
Dalam kondisi diatas, Pemegang Saham yang lama tidak dapat apa-apa.
Mungkin saja, Pemegang Saham Lama (PSL) dapat bagian, andaikata setiap
kreditor/pemasok bersedia memberikan $ 1 juta kepada PSL. Maka PSL
akan menerima sebesar $ 3 juta. Kalau ini terjadi maka struktur modal baru
ke dua adalah:
1) Sebesar $ 4 juta utang lama diturunkan statusnya menjadi utang yang
disubordinasikan.
2) Sebesar 50% utang disubordinasikan (setelah dikurangi bagian
pemegang saham lama) statusnya diturunkan menjadi saham preferen.
3)  Sebesar 50% saham pereferen (setelah dikurangi bagian pemegang
saham lama) statusnya diturunkan menjadi saham biasa.
Struktur Modal yang Baru ke II
Kompenen Jumlah
Utang $ 5 juta
Utang disubordinasikan 6
Saham preferen 4
Saham biasa 5 .
Total $ 20 juta

Saham biasa $ 5 juta ini terdiri dari $ 3 juta pemegang saham lama dan $ 35
2
juta pemegang saham preferen lama.
> Alternatif menyehatkan "Persero BUMN”
1. Campur tangan Pemerintah, dengan memberikan dana untuk modal kerja dan
investasi, subsidi dengan persetujuan DPR. Contohnya: Merpati Nusantara,
Garuda Indonesia, PLN dan lainnya.
2. Melakukan reorganisasi, struktur organisasi, mengganti manajemen, melakukan
Pensiun Muda, pengurangan karyawan dan lainnya.
3. Melakukan “Concolidation” seperti Bank Mandiri terdiri dari bank-bank pemerintah
lainnya.
4. Melakukan “Cost Reduction” disegala bidang dengan konsekuen
5. Restrukturisasi, rescheduling utang-utang (Compososition dan Extension)
kepada kreditor dengan bunga relatif rendah dengan jaminan pemeritnah.Penilaian
kembali struktur modal baru.
6. Pemerintah tidak banyak campur tangan dalam BUMN
7. Membentuk Strategic Business Unit untuk “profit center”, RS Pertamina, RS Pelni,
Garuda Maintenance Facility dan lainnya..
8. Melakukan evaluasi kontrak-kontrak yang merugikan Persero dan menjual asset
yang tidak langsung berhubungan dengan operasi perusahaan, contoh menjual
rumah-rumah dinas dllnya.
9. Mengundang “Investor asing dan dalam negeri” untuk membeli saham Persero,
kecuali Persero sangat strategis, PLN, Garuda Indonesia dan lainnya.
10. Melakukan aliansi strategi dengan perusahaan asing.
11. Dan lainnya.
36
Contoh : Likuidasi dan Reorganisasi.
37

Anda mungkin juga menyukai