Anda di halaman 1dari 83

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Hampir setiap perusahaan mempunyai sebuah otoritas atau konsep penjualan

produk perusahaan secara berkala atau kredit, dampak dari metode penjualan kredit

tersebut yaitu pendapatan yang akan diterima dikemudian hari oleh perusahaan

dengan jangka waktu yang sudah ditentukan. Hal ini tentu bisa terjadi diperusahaan

jasa asuransi apabila perusahaan melalukan metode penjualan secara kredit maka

sistem pebdapatan yang diperolehnya akan dicatat dan diterima secara akumulasi,

setelah tanggal jatuh tempo telah dekat dan para pemegang polis akan melakukan

pembayaran kepada perusahaan jasa asuransi. Dalam hal ini setiap perusahaan yang

menggunakan metode penjualan secara kredit maka perusahaan memerlukan

pernerapan sistem akuntansi penerimaan kas dan pengendalian intern yang baik, guna

mendukung tujuan perusahaan dalam pengembalian dana kredit.

Perusahaan asuransi khususnya pada asuransi kerugian yaitu perusahaan yang

menyediakan sebuah pelayanan berupa perlindungan terhadap barang berharga yang

ditawarkan oleh marketing asuransi kepada nasabah untuk menghindari kerugian

yang disebabkan karena kerusakan dan kehilangan pada barang berharga tertanggung.

PT Asuransi Ramayana Tbk merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak

dibidang jasa asuransi kerugian yang berada di Indonesia.


Pendapatan yang masuk pada perusahaan asuransi kerugian merupakan hasil

dari penjualan polis-polis atau jasa perlindungan maka dari penjualan jasa

perlindungan inilah yang akan menjadi pendapatan kas yang disebut pendapatan

premi asuransi,jika penjualan menggunakan metode kredit maka pendapatan premi

asuransi akan diterima secara akumulasi oleh perusahaan dari para pemegang polis

atau nasabah dan akan terjadinya pencatatan piutang. Untuk meningkatkan produksi

atau penjualan PT Asuransi Ramayana Tbk memberikan kebijakan kepada nasabah

dalam hal pembayaran premi asuransi, jangka waktu untuk setiap nasabah dalam

membayar premi asuransi yaitu selama 1 tahun Dalam kebijakan ini terkadang

banyak piutang premi yang tak tertagih.

Piutang premi tak tertagih akan mempengaruhi penerimaan laba pada PT

Asuransi Ramayana Tbk dan piutang premi dapat diperkirakan mencapai kurang

lebih 15,00% pertahun dari total pendapatan premi, selain piutang premi

permasalahan yang dapat mempengaruhi nilai laba pada PT Asuransi Ramayana Tbk

adalah beban klaim, beban klaim pada PT Asuransi Ramayana Tbk pertahun

diperkirakan mencapai 40% dari total pendapatan premi yang diperoleh selama 1

tahun.

Ditemukan bahwa perputaran piutang usaha pada PT Asuransi Ramayana Tbk

terjadi kredit macet yang diakibatkan karena penagihan piutang pada perusahaan

tidak sama praktek penagihannya dengan Standar Operasional Perusahaan (SOP)

yang sudah dibuat secara tertulis oleh perusahaan itu sendiri. hal itu sebabkan karena

proses penagihan yang kurang baik,menurut survey penulis kepada bagian akuntansi
pusat, staff Inkaso atau Akuntansi pada kantor cabang atau perwakilan PT Asuransi

Ramayana Tbk hanya ada 1 orang saja sehingga menyebabkan penagihan yang

kurang baik, efektif dan adanya pelanggan yang sulit untuk ditagih oleh petugas

penagih (bagian Inkaso) yang menyabkan petugas semakin sulit dalam mendapatkan

pembayaran piutang premi.

1.2. Batasan Masalah

1. Pada penelitian ini menfokuskan masalah pada piutang premi tak tertagih

dan beban klaim terhadap pendapatan premi pada PT. Asuransi Ramayana

Tbk.

2. Pada penelitian ini memakai laporan keuangan tahunan PT. Asuransi

Ramayana Tbk, periode 2014 sampai dengan 2016.

1.3. Rumusan Masalah

Penelitian ini merupakan pengembangan dari masalah yang terjadi

dalam proses penagihan piutang dan pembayaran beban klaim terhadap

pendapatan, maka dapat diketahui Piutang premi tak tertagih dan beban klaim

mempengaruhi pendapatan premi perusahaan, sehingga rumusan masalahnya

adalah antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana analisis piutang premi tak tertagih terhadap pendapatan

premi PT Asuransi Ramayana Tbk?


2. Bagaimana analisis beban klaim terhadap pendapatan premi tak tertagih

PT Asuransi Ramayana Tbk?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dari analisis piutang premi tak tertagih, beban

klaim terhadap pendapatan premi pada PT Asuransi Ramayana Tbk adalah :

1. Untuk mengetahui analisa piutang premi tak tertagih terhadap pendapatan

premi PT Asuransi Ramayana Tbk tahun 2014-2016.

2. Untuk mengetahui analisa beban klaim terhadap pendapatan premi PT

Asuransi Ramayana Tbk periode 2014-2016.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penlitian dari analisa piutang premi tak tertagih, dan beban klaim

terhadap pendapatan premi diharapkan bisa dijadikan referensi dan mafaat untuk

peneliti selanjutnya dan pihak yang terkait yang berhubungan atau berkaitan dengan

judul tersebut, diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini bertujuan untuk memberikan

tambahan pengetahuan mengenai piutang premi tak tertagih, beban klaim

terhadap pendapatan premi bagi Penulis. Hasilnya diharapkan dapat

digunakan oleh penulis untuk memberikan saran dalam proses


pengambilan keputusan oleh pimpinan manajemen dimana tempat

penulis bekerja.

2. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai studi empiris serta dasar

penelitian sejenis selanjutnya yang berkaitan dengan penagihan piutang

premi, beban klaim dan pendapatan premi pada perusahaan asuransi serta

dapat memberikan gambaran dan pengetahuan tentang pembayaran

piutang premi dan pendapatan premi asuransi, dapat dijadikan referensi,

acuan pembanding, dan bahan masukan bagi pembaca yang akan

melakukan penelitian dengan tema sejenis..

3. Bagi Perusahaan

Hasil kesimpulan dari penelitian bertujuan untuk memberikan solusi bagi

perusahaan yang bisa digunakan oleh perusahaan mengenai proses

penagihan piutang premi dan proses pembayaran beban klaim, serta dapat

menjadi bahan dalam pengambilan keputusan dan menyusun strategi

dalam meningkatkan efektivitas pengendalian internal atas penagihan

piutang premi dan pembayaran klaim yang terjadi pada perusahaan.


1.6. Sistematika Penulisan

materi yang tertulis dilaporan pada metode penelitian ini dikelompokan pada

bagian-bagian sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Paba Bab ini dituliskan latar belakang, rumusan permasalahan skripsi, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang berisikan teori

mengenai piutang premi tak tertagih , baban klaim dan pendapatan premi perusahaan

yang menjadi fokus pada metode ini, selain itu bab ini juga menyajikan penelitian

terlebih dahulu yang terkait dengan piutang premi , beban klaim dan pendapatan

premi. Selanjutnya pada bab ini terdapat kerangka konseptual penelitian sebagai

gambar dari piutang premi dan beban klaim terhadap pendapatan premi perusahaan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini memberikan informasi mengenai objek lokasi penelitian yang

dilakukan yaitu di PT Asuransi Ramayana Tbk dan waktu penelitian yang digunakan

oleh peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini, selanjutnya pada bab ini

menjelaskan tentang Piutang premi dan beban klaim terhadap pendapatan premi

perusahaan. Bab ini menjelaskan pula proses pengumpulan data yang dibuat oleh

penulis untuk mendukung variabel-variabel penelitian, serta teknik analisis data untuk

mengetahui analisis piutang premi dan beban klaim terhadap pendapatan premi

perusahaan.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bab ini terdapat penjelasan hasil dari penelitian yaitu berupa analisis data

piutang premi tak tertagih dan beban klaim terhadap pendapatan premi PT. Asuransi

Ramayana Tbk.

BAB V : KESIMPULAN

Bab ini memberikan hasil kesimpulan dari pembahasan mengenai piutang

premi tak tertagih dan beban klaim terhadap pendapatan premi PT.Asuransi Ramayan

Tbk . selain itu, bab ini menyajikan pula saran yang dapat menjadi pertimbangan

bagi PT.Asuransi Ramayana Tbk serta memberikan saran bagi peneliti agar penelitian

mengenai piutang premi dan beban klaim terhadap pendapatan premi selanjutnya bisa

lebih baik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Menggunakan materi yang sesuai terhadap variable yang menjadi fokus

pembahasan yaitu piutang premi tak tertagih dan beban klaim terhadap pendapatan

premi perusahaan secara konsepsi dapat diuraikan sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian Akuntansi

Pengertian akuntansi bisa dikata proses pengindentifikasi, pencatatan dan

rekapan laporan yang diambil dari nilai ekonomi perusahaan. Akuntansi juga

didefinisikan menjadi salah satu sistem informasi dalam pencatatan transaksi-

transaksi yang terjadi dalam perusahaan setipa harinya dan disajikan dalam bentuk

laporan keuangan yang menjelaskan keadaan perusahaan.

Menurut Hans Kartikahadi (2016 : 3) pengertian akuntansi adalah :

“Akuntansi adalah suatu sistem informasi keuangan, yang bertujuan untuk

menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi berbagai pihak yang

berkepentingan”.

Menurut Marshall B.Romney (2014 : 11 ) Pengertian Akuntansi :

“Akuntansi adalah proses indentifikasi, pengumpulan dan penyimpanan data

serta proses pengembangan, pengukuran, dan komunikasi”.


Menurut Sofyan Syafri (2013 : 5) Pengertian Akuntansi :

“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, fungsinya adalah memberikan

informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran keuangan, mengenai suatu badan

ekonomi yang dimaksud untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi

sebagai dasar memilih di antara beberapa alternatif”.

Menurut Thomas Sumarsan (2018 : 1) Pengertian Akuntansi adalah :

“Akuntansi adalah suatu seni untuk mengumpulkan, mengindentifikasikan,

mengklasifikasikan, mencatat transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan

keuangan, sehingga dapat menghasilkan informasi yaitu laporan keuangan yang dapat

digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Siklus-siklus Akuntansi meliputi :

a. Bukti

Bukti merupakan sebuah catatan tertulis yang dibuat sebagai syarat

pencatatan dalam pembuatan laporan keuangan, dan dapat juga

dipergunakan sebagai salah satu syarat pelengkapan untuk pernyataan

kebenaran (valide) atas laporan perusahaan yang sudah jadi. Semua

transaksi yang dilakukan oleh perusahaan harus mempunyai bukti lalu

dimasukan kedalam pembukuaan yang baik dan benar.


b. Jurnal

Jurnal ialah metode awal dari pencatatan akuntansi. Pencatatan jurnal

adalah salah satu dari metode akuntansi yang mencatat semua transaksi

yang sudah terjadi disetiap periode.

c. Buku Besar

Merupakan proses pencatatan penggabungan semua transkasi yang telah

terjadi pada perusahaan yang berhubungam satu dengan yang lainnya

dan menjadi suatu kesatuan.

d. Neraca Saldo

Neraca saldo meruakan salah satu akun dalam buku besar memuat

semua pencatatan transaksi, dengan ketentuan yaitu pencatatan saldo

akhir.

e. Jurna Penyesuaian

Ayat jurnal penyesuaian bisanya dibuat diakhir periode, dalam

pembuatan jurnal penyesuaian mempunyai tujuan dalam memastikan

prinsip pengakuan pendapatan diakuntansi tidak disalah gunakan.

f. Laporan Keuangan

Tujuan pembuatan laporan keuang yang dilakuam setiap perusahaan

oleh manajemen adalah untuk melihat dan mengukur seberapa besar dan

kecil tanggung jawab karyawan dalam mengerjakan tugasnya dalam

meningkatkan pendapatan perusahaan. Tujuan lainnya dari laporan


keuangan adalah uhntuk menyajikan laporan memberikan informasi

kepada sejumlah ekstern lainnya.

Kesimpulan dari pengertian-pengertian diatas mengenai definisi akuntansi

adalah suatu proses (mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, mencatat ikhtisar,

mencatat laporan keuangan) pada buku besar, yang diambil dari angka data keuangan

yang dicatat jadi sebuah informasi keuangan yang digunakan untuk pengambilan

keputusan oleh pemakaianya.

2.2 Laporan Keuangan

Menurut Irham Fahmi (2013 : 2) Laporan Keuangan aadalah :

“Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan kondisi

keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan

sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut”.

Menurut Munawir (2014 : 2) Laporan keuangan adalah :

“Laporan keuangan menurut dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Menurut Harahap (2013 : 105) Laporan Keuangan adalah :

“Laporan Keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu

perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.


Berdasarkan pengertian-pengertian definisi diatas kesimpulannya adalah laporan

keuangan pada dasarnya merupakan sebuah informasi dicatatat oleh setiap perusahan,

informasi tersebut merupakan hasil dari proses pencatatan akuntansi dan keuangan

perusahaan yang disajikan untuk memberikan informasi kepada beberapa staf atau

pimpinan perusahaan yang memerlukan data yang berhubungan dengan kegiatan

perusahaan setiap harinya dan dapat direalisasikan diakhir bulan, informasi yang telah

dibuat oleh akuntansi dapat juga bermanfaat dalam suatu pengambilan keputusan

ekonomi perusahaan serta mengetahui kondisi ekonomi perusahaan.

Berdasarkan definisi diatas, maka laporan keuangan terdiri dari :

1. Laporan Posisi keuangan

2. Laporan Laba Rugi Komprehensif

3. Laporan Perubahan Ekuitas

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan keuangn perusahaan merupakan proses pencatatan dan perhitungan

akuntansi yang dijadikan informasi untuk staff manajemen dalam mengambil

kebijakan-kebijakan pada perusahaan yang terhubung dengan keuangan perusahaan

dan juga bermanfaat pihak lain yang memiliki tanggung jawab terhadap perusahaan.

Pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut :

1. Perusahaan
Pempimpin sangat perlu mengetahui informasi laporan keuangan

perusahaannya,dari hasil laporan keuangan yang sudah dibuat maka

setiap pempimpin perusahaan bisa mengetahui berhasil atau tidak

seorang manajer dalam memimpin perusahaannya. Semua itu bisa

dilihat serta dinilai dari hasil pendapatan laba yang diperoleh perusahaan

apakah mengalami kenaikan atau penurunan pada setiap periode.

2. Manajer Perusahaan

Arti penting laporan keuangan bagi manajer perusahaan merupakan alat

ukur dalam mempertanggung jawabkan segala hasil pendapatan kepada

direktur atas kepercayaan yang telah diberikan kepada manajer untuk

mengukur laba rugi keuangan perusahaan tersebut dan dari laporan

posisi keuangan sampai dengan hasil usaha dalam satu periode maka

dapat dilihat seberapa besar keberhasilan manajer perusahaan dalam

menjalankan pekerjaannyan yang membuat kenaikan pada laba

perusahaan.

3. Investor

Arti penting laporan keuangan untuk para investor, adalah untuk

mengetahui laporan keuangan setiap periode yang disajikan oleh

perusahaan para investor dapat menilai prospek keuntungan yang akan

didapat dan sejauh mana pekembangan investasinya diperusahaan

tersebut apakah bisa lebih menguntungkan atau tidak dalam jangka

waktu panjang.
4. Kreditur dan Banker

Kreditur dan Banker wajib mengetahui posisi dan kondisi keuangan

perusahaan, karena sebagai salah satu syarat analisa bahan pertimbangan

dalam pemberian kredit terhadap perusahaan. Dari laporan keuangan

tersebut dapat dilihat sejauh mana kemampuan perusahaan dalam

kesiapannya atau kemampuannya dalam pembayaran kredit .

5. Pemerintah

Pemerintah sangat memerlukan laporan setiap perusahaan,karena untuk

memperhitungkan nominal pajak penghasilan yang harus dipotong oleh

pemerintah. Pajak penghasilan bisa dihitung dengan melihat beberapa

akun tercatat pada laporan keuangan.

Menurut Kasmir (2014, 106) Jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut :

1. Rasio Likuditas (Liquidity Ratio)

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

3. Rasio Aktivitas (activity Ratio)

4. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratio)

5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

6. Rasio Penilaian (Valuation RatioI)

Pada penjabaran diatas dapat diambil kesimpulan ada beberapa jenis rasioa

keuangan yang pertama yaitu rasio likuiditas yang memberikan informasi mengenai
sanggup atau tidaknya perusahaan dalam melakukan kewajibannya utang jangka

pendeknya, rasio solvabilitas merupakan pencatatan yang mempunyai tujuan untuk

menilai seberapa besar biaya aktivitas perusahaan dapat ditanggung oleh utang, rasio

aktivitas digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi pemanfaatan sumber

daya,rasio pertumbuhan mengambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan

posisi ekonomi, rasio penilaian memberikan ukuran kemampuan manajemen

menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi.

2.2.1. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Dermawan (2014 : 7) mengatakan bahwa :“Tujuan laporan keuangan

adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”

Menurut Irham Fahmi ( 2015 : 24) “Tujuan Laporan keuangan adalah sebagai

berikut : untuk memberikan informasi kepada pihak yang yang membutuhkan tentang

kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter”

2.2.2. Kerangka Konseptual Laporan Keuangan

Kerangka konseptual berisi sebuah konsep yang pada dasarnya menyusun

penyajian laporan keuangan yang merupakan bagian dari tujuan atau karakteristik,

definisi dan kriteria yang mengatur laporan keuangan karena itu kerangka ini sering

disebut sebagai kerangka konseptual. Di Indonesia kerangka konseptual dikenal

dengan sebutan kerangka dasar penyajian dan penyusunan laporan keuangan


(KDPPLK). Namun beberapa penelitian dan sumber buku akuntansi keuangan

banyak mengungkapkan istilah krangka sebagai pembenda.

Kerangka konseptual bukanlah standar dan juga tidak memiliki kekuatan

sebagai standar. Sebaliknya, kerangka konseptual penting bagi penentu standar

akuntansi untuk :

1. Membantu dan menjadi dasar bagi Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (IAI) dalam pengembangan standar baru atau revisian

standar yang ada.

2. Membantu pembuat standar nasional dalam mengembangkan standar

nasional mereka yang konsisten dengan prinsip-prinsip yang

diterapkan dalam standar akuntansi nasional.

3. Membantu membuat laporan keuangan menerapkan standar dan

menyelesaikan berbagai isu baru yang belum diatur oleh Standar

Akuntansi yang ada.

Dengan demikian, apabila dalam kasus tertentu terjadi konflik antara

kerangka konseptul dengan standar tertentu, yang beralaku adalah standar.

2.3 Asuransi

Definisi Asuransi menurut ketentuan pasal 246 kitab Undang-undang Hukum

Dagang (KUH Dagang) yang dikutib oleh Abdul R. Salim (2014 : 181) :

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan nama seorang

penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima uang

premi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena suatu kerugian,


kerusakan atau kehilangan. keutungan yang diharapkan, yang mungkin akan

dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu”.

Definis Asuransi menurut Zian Faradois (2013 : 11) :“Asuransi merupakan

suatu sistem atau tindakan untuk melimpahkan atau mentransfer risiko yang

ditanggung kepada pihak lain dengan syarat melakukan pembayaran premi dalam

rentang waktu tertentu secara teratur sebagai ganti polis yang menjamin

perlindungan terhadap resiko yang memungkinkan terjadi dimasa depan seiring

dengan ketidak pastian itu sendiri”.

Menurut Man Suparman Sastrawidjaja (2013 : 1)“Asuransi adalah sebuah

pertanggungan yang timbul karena kebutuhan manusia, bahwa dalam mengarungi

hidup dan kehidupan ini manusia selalu dihadapkan kepada sesuatu yang tidak pasti

yang mungkin menguntungkan tetapi mungkin pula sebaliknya.

2.3.1. Manfaat dan tujuan Asuransi (pendahuluan kata)

1. Menghindari (avoidance), seseorang yang berusaha melindungi diri nya

ataupun barang berharga yang dimiliki nya dengan cara menghindari

resiko tersebut atau memperkecil resiko yang akan diterima nya.

2. Mencegah (prevetion), adalah salah satu cara yang mempunyai manfaat

untuk memperkecil sebuah risiko yang pasti akan terjadi dalam

kehidupan yang tidak pernah terduga dimulai dari hal yang paling sangat

kecil hingga paling besar.

3. Mengalihkan (transfer),pada pengertian ini tidak jauh berbeda dari

pengertian menghindari ataupun mencegah. Mengalihkan merupakan


memberikan tanggung jawab atas kerugian yang terjadi kepada pihak

pertanggungan (pihak asuransi) untuk memberikan pengalihan atas

kerugian yang sudah dideritanya dengan syarat dan ketentuan yang sudah

dibuat oleh kedua belah pihak yang tertulis dalam polis asuransi.

2.3.2. Prinsip Dasar Asuransi

Di perasuransian, terdapat 6 prinsip Asuransi yang wajib diperhatikan,

diantara nya :

a. Insurable interest (Kepentingan di asuransikan)

Dalam Insurabel interest, yang menjadi pokok dalam asuransi adalah

kepentingan keuangan yang dimiliki oleh penanggung dalam pokok

pertanggungan tersebut dan kepentingan dalam menggantikan setiap

kejadian yang merugikan tertanggung.

b. Utmost good faith (Itikad yang sangat baik)

Memberikan pelayanan penajaminan secara lengkap dan baik, dengan

semua fakta material yang sudah dibuatkan oleh tertanggung mengenai

kejadian yang diasuransikan.

c. Proximate cause (Penyebab proxima)

Suatu penyebab yang aktif dan efisien mengakibatkan rangkaian

kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu

yang mulai dan secara aktif dati sumber yang baru dan independen.

d. Indemnity (Idemnitas)
Salah satu metode yang dibuat oleh pihak asuransi mengenai

kompensasi financial atau keringan kepada setiap nasabahnya dalam

memenuhi kewajibannya setelah ataupun sebelum terjadinya musibah.

(KJUD Pasal 252,253, dan dipertegas dalam Pasal 278)

e. Subrogation (Subrogasi)

Penagihan hak asuransi atas terjadinya kerugian yang diderita oleh

tertanggung kepada penanggung.

f. Contribution ( Kontribusi)

Ada nya pihak ke 3 yang ikut penjaminan dalam pertanggungan yang

diberikan oleh pihak ke 2 untuk tertanggung tetapi kewajibannya tidak

harus sama dalam pemberian Indemnity.

2.3.3. Jenis-jenis Asuransi

1. Asuransi Kebakaran (fire/property insurance)

Pada asuransi kebakaran ini didefinisikan sebagai pembayaran ganti rugi

atau dapat disebut dengan klaim asuransi oleh perusahaan asuransi

kepada nasabah terhadap kerugian yang dideritanya yang harus

dipertanggungkan oleh penanggung asuransi, dengan acuan pada polis

asuransi yang telah dipegang oleh nasabah.

2. Asuransi rekayasa (engineering insurance)


Jenis perlindungan ini berupa klaim asuransi terhadap kerugian proyek

kontruksi serta peralatan lain-lainnya yang sudah disepakati pada

perjanjian yang sudah dicatat didalam polis asuransi.

3. Asuransi pengangkutan (marine cargo & marine hull insurance)

Salah satu jaminan perlindungan yang pengcoverannya melindungi

nasabah atau tertanggung dari kerugian harta benda nya yang terjadi saat

pengangkutan atau dengan kata lain marine cargo atau marine hul

dalam pengangkutan kapal yang bisa diklaim berdasarkan perjanjian

yang sudah dibuat dipolis dan disetujui oleh kedua belah pihak.

4. Asuransi aneka (miscellaneous insurance)

Jenis asuransi aneka ini bisa dikata bermacam-macam, pada jenis

pengcoverannya mulai dari kerugian harta benda,luka badan sampai

dengan kematian dan lain-lain dan sesuai dengan PKS yang sudah

tertera di dalam polis.

5. Asuransi kendaraan bermotor (motor veichle insurance)

Jenis perlindungan asuransi kendaraan pengcoverannya hanya ada 2

jenis yaitu TLO (Total Loss Only) penggantian 75% dan All Risk

penggantian keseluruhan yang terjadi pada kendaraan roda 2 atau 4.

2.4 Piutang

Piutang ialah salah satu bagian pencatatan dari transaksi akuntansi yang

mempunyai arti penagihan sejumlah kewajiban kepada konsumen atau nasabah yang
mempunyai utang kepada perusahaan. Pihak yang memberikan utang kepada

konsumen ini ada beberapa katagori yaitu mulai dari orang atau perorangan,

perusahaan, ataupun sebuah organisasi. Pemberian utang kepada pihak lain biasanya

karena ia telah mempunyai sebuah layanan atau barang sistem kredit didalam

strategi manajemennya.

Menurut Zaki Baridwan (2013 : 124) “Piutang Dagang (piutang usaha) menunjukan

piutang - piutang yang timbul dari penjualan barang - barang atau jasa - jasa yang

dihasilkan perusahaan”.

Menurut Hery (2013:181) “Piutang adalah sejumlah tagihan yang akan

diterima oleh perusahaan dalam bentuk kas dari pihak lain”.

Menurut Weygandt Kimmel Kieso (2013 : 368) “Piutang adalah jumlah yang

dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seorang atau perusahaan lain”.

Jadi, definisi piutang secara umum adalah suatu klaim yang dimiliki oleh

suatu badan usaha terhadap pelanggannya atas penjualan yang terjadi , dimana

pelanggan wajib melunasi piutangnya atas barang/jasa yang telah diperolehnya.

2.4.1. Jenis-jenis piutang

Jenis piutang usaha menurut (Zaki Baridwan 2013 : 124)

1. Piutang dagang (usaha) menunjukan piutang yang timbul dari penjualan

barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.

2. Piutang bukan dagang (usaha) adalah piutang yang timbul bukan dari

penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.


3. Piutang penghasilan, penggunaan dasar waktu (accrual basis) dalam

akuntansi mengakibatkan adanya pengakuan terhadap penghasilan-

penghasilan yang masih akan diterima. Penghasilan-penghasilan seperti

itu akan diperoleh atas dasar waktu sehingga pada akhir periode dihitung

beberapa jumlah yang sudah menjadi pendapatan dan jumlah tersebut

dicatat sebagai piutang penghasilan.

Penjelasan jenis-jenis piutang :

1. Piutang usaha (Account receivable) merupakan sejumlah pendapatan

yang belum terbayarkan dari nasabah yang tercatat karena terjadinya

transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Perkiraan piutang

usaha dapat tertagih diperkiran dalam waktu 30 sampai 60 hari dari

tanggal penjualan.

2. Piutang wesel (Notes receivable) salah satu surat pernyataan berhutang

atau bisa dikatakan perjanjian pelunasan hutang secara tertulis dari

nasabah terhadap tertanggung. Piutang wesel biasanya memiliki waktu

tagih antara 60 – 90 hari atau lebih lama dan mewajibkan pihak yang

berhutang untuk membayar bunga yang telah ditentukan pada awal

periode perjanjian. Wesel yang tertagih dan piutang usaha yang

disebabkan karena transaksi penjualan biasanya disebut dengan piutang

dagang (Trade account)

2.4.2. Piutang Usaha


Piutang usaha diakui dengan menggunakan accrual basis, dimana piutang

dapat diakui setelah timbul transaksi bukan setelah diterima nya uang pembayaan.

Terjadinya piutang usaha karena terjadinya transaksi jual beli yang menggunakan

metode pembayaran secara kredit yang jangka waktu pembayarannya telah disepakati

oleh penanggung dan tertanggung.

Pengaruh perputaran Piutang usaha terhadap Laba rugi, piutang perusahaan

pada umumnya merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar serta bagian terbesar

dari total asset perusahaan. Akibat jumlah yang sangat besar, piutang ini akan

mempengaruhi kemampuan profitabilitas perusahaan. Semakin cepat piutang maka

itu berarti perusahaan semakin cepat dan efisien dalam memutar aktivanya dan itu

berarti pula bahwa kesempatan perusahaan memperoleh laba semakin besar. Danang

Sunyoto (2013, 163).

2.4.3. Pengendalian Intern atas Piutang

Pengendalian intern merupakaan salah satu cra untuk mengarahkan,

mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi (perusahaan). Fungsi

pengendalian intern atas piutang :

1. Membedakan tugas karyawan atau bagian yang menangani transaksi

penjualan (operasi) dari fungsi akuntansi untuk piutang.

2. Karyawan inkaso atau penagihan piutang, harus berbeda dengan karyawan

yang tugasnya menerima hasil tagihan atas piutang.


3. Semua transaksi kredit, atau pemberian potongan dan penghapusan piutang

harus mendapatkan persetujuan dari manajeman yang berwenang dalam

pengambilan keputusan tersebut.

4. Semua transaksi dalam piutang wajib dicatat dalam buku tambahan piutang

(Accounts Receivable Subsidiary Ledger).

5. Perusahaan harus membuat pencatatan daftar piutang berdasarkan umurnya

(Aging Schedule).

Menurut Bambang Riyanto (2013 : 85-87), besar kecilnya dana yang

diinvestasikan dalam piutang dipengaruhi oleh :

1. Volume penjualan kredit

Volume penjualan kredit semakin besar maka dana yang diinvestasikan dalam

piutang semakin besar pula.

2. Syarat pembayaran penjualan kredit

Yang bersifat ketat atau lunak ,jika perusahaan lebih mengutamakan

keselamatan kredit dari pada pihak profitabilitasnya maka perusahaan

menggunakan syarat yang bersifat ketat, sehingga dana yang diinvestasikan

dalam piutang sedikit dan sebaliknya.

3. Ketentuan tentang pembatasan kredit

Ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan, tentang batas kredit dan dalam

menentukan siapa saja pelanggan yang diberi kredit berpengaruh terhadap

dana yang diinvestasikan dalam piutang.

4. Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang


Apabila kebijaksanaanya dijalankan secara aktif, maka dana untuk

pembiayaan aktivitas pengumpulan piutang lebih besar , dan sebaliknya.

5. Kebijaksanaan membayar dari para langganan

Pelanggan yang senang membayar dengan memanfaatkan Cash Discount bisa

mengakibatkan semakin kecilnya dana yang diinvestasikan dalam piutang dan

sebaliknya.

2.4.4. Kebijakan Umum Piutang Usaha

Piutang usaha merupakan salah satu metode penjualan perusahaan yang

mengakibatkan terjadinya utang sehingga setiap perusahaan wajib membuat kebijkan

pada piutang perusahaannya agar setiap piutang yang tercatat dapat ditagihkan dan

tidak menjadi beban perusahaan yang dapat memperkecil laba, berikut kebijakan

umum piutang usaha :

1. Tanggal jatuh tempo atas piutang dibuat sesuai tanggal kontrak terbit dan

diperhitungkan sejak invoice disepakati oleh perusahaan dengan nasabah atau

pelanggan.

2. Piutang yang telah ditagihkan dalam invoice, akan diterima oleh perusahaan

paling lambat dalam kurung waktu 30 hari sejak pembayaran invoice dari

nasabah atau pelanggan.

3. Account Receivable staff melakukan sebuah monitor atas piutang perusahaan

yang telah jatuh tempo dan akan dibuat klasifikasi umur piutang sebagai

berikut :
a. 1 – 30 hari

b. >30 – 60 hari

c. >60 – 90 hari

d. >90 hari

2.4.5. Piutang Usaha Yang Tidak Dapat Ditagih

Begitu piutang usaha dicatat, nantinya akan dilaporkan dalam neraca sebagai

aset lancar. Piutang usaha yang dilaporkan dalam neraca ini haruslah benar-benar

menunjukan suatu jumlah yang kemungkinan besar dapat ditagih, setelah

memperhitungkan besarnya kredit macet. Beban yang timbus atas tidak tertagihnya

piutang usaha atau kredit macet akan dicatat dalam pembukuan sebagai beban

operasional, yaitu dengan menggunakan istilah akun : beban kredit macet ( bad debts

expens), atau beban piutang ragu-ragu(doubtfull account expense), atau beban piutang

yang tidak dapat ditagih (uncllectibe account expense). Hery ( 2013 : 208).

2.4.6. Metode Pencadangan Piutang

Kebanyakan perusahaan besar menggunakan metode pencadangan untuk

mengestimasi sebagian dari piutang usahanya yang tidak dapat ditagih. Dari pada

perusahaan menentukan mana pelanggannya yang tidak bisa membayar, perusahaan

lebih baik mengurangi jumlah piutang usahanya ke nilai bersih yang dapat direalisasi.

Perusahaan akan menentukan besarnya estimasi piutang tak tertagih dalam akun

khusus yang dinamakan cadangan kredit macet, cadang piutang ragu-ragu, atau
cadangan piutang yang tidak dapat ditagih (allowance for uncollectible accounts).

Hery ( 2013 : 213 )

2.4.7. Menjual Piutang

Pada dasarnya prinsip penjualan piutang disebabkan karena ada keinginan

memperoleh sejumlah kas dalam waktu segera. Perusahaan yang mengalami kesulitan

megih piutang dari pelanggannya, misalnya karena mahalnya biaya dan lamanya

waktu penagihan, kreditur dapat menjual piutangnya kepada pihak lain. Pihak

pembeli akan membayar sejumlah uang dengan nilai yang lebih kecil kepada pemilik

piutang. Sebagai kompensasinya pembeli piutang akan melakukan penagihan dengan

nominal yang lebih besar dari nominal jumlah yang akan dibayarkannya. Cara ini

dapat digunakan jika perusahaan menjual piutang dagang usaha yang tidak didukung

dengan surat wesel.

Penjualan piutang dapat juga disebabkan oleh karena kesulitan mendapatkan

sumber kas dari pihak lain. Misalnya sembuah perusahaan membutuhkan kas untuk

membiayai pekerjaan tertentu sehingga membutuhkan expansi sumber dana. Kalo

pihak lain tidak bersedia meminjamkan dana yang dibutuhkannya, maka sebagai

alternatif yang bersangkutan dapat menjual piutangnya. ( Samryn 2016 : 60)

2.4.8. Resiko Piutang

Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukuan penjualan produk atau jasa

secara kredit maka perusahaan itu akan dihadapkan pada beberapa resiko dalam akun
piutang yang telah dicatat dalam laporan keuangan. Salah satu nya adalah akan terjadi

resiko ketidak berhasilan dalam penagihan piutang tepat waktu atau mungkin

menimbulkan ketidak berhasilan dalam penagihan piutang tepat jumlahnya. Beberapa

resiko yang berkaitan dengan piutang yang akan ditanggung oleh perusahaan dalam

penjualan secara kredit adalah :

1. Kegagalan dalam penagihan piutang terhdapa pelanggan atau nasabah

2. Kesalahan dalam penagihan piutang

3. Kekeliuran dalam memasukan data ketika memperbarui piutang usaha

4. Pencurian kas

5. Kehilangan data-data piutang nasabah

6. Kinerja yang kurang baik

2.4.9. Akuntansi Piutang Tak Tertagih

Akuntansi piutang yang tidak tertagih mempunyai 2 metode pencatatan dalam

jurna yaitu metode penghapusan langsung (direct write off) dan metode

penyisihan/cadangan (allowance method). Metode penghapusan langsung merupakan

metode yang mengorganisasi kerugian actual dari piutang yang tak tertagihkan.

Metode cadangan merupakan pengakuan kerugian yang diperkirakan dari piutang tak

tertagih. Penetapan estimasi nilai piutang tak tertagih untuk metode cadangan dapat

dilakukan dengan metode presentase penjualan, metode presentase piutang dan

metode analisis umur piutang.


2.4.10. Piutang Premi

Piutang premi merupakan sejumlah tagihan premi kepada tertanggung atau

agen atau broker, dan perusahaan asuransi lainnya sebagai salah satu transaksi

asuransi.

2.4.11. Analisis Umur Piutang

Sebuah resiko tidak dapat diatagihkan pada sejumlah piutang yang sudah

lewat jatuh tempo maka resiko yang akan ditanggukan tentu lebih besar dari pada

yang belum jatuh tempo. untuk lebih jelasnya, piutang yang telah lewat dari jatuh

tempo memiliki resiko tak tertagih lebih tinggi dibandingkan dengan yang telah jatuh

tempo resiko nya lebih kecil. Oleh karena itu perusahaan wajib menyusun daftar

umur piutang masing-masing pelanggan atau nasabahnya. Contoh PT. XX (Menurut

Supami Wahyu Setiyowati, Ati Retna Sari Defia Nurbatin 2018 : 96-97) sebagai

berikut :

Umur piutang % jumlah kemungkinan :

No. Pelanggan Piutang Tertagihnya piutang

1. Belum menunggak 36% 99%

2. Menunggak 1-30 hari 30% 97,5%

3. Menunggak 31-60 hari 16% 95%

4. Menunggak 61-90 hari 10% 90%

5. Menunggak diatas 90 8% 75%


hari

2.4.12. Hubungan Piutang Dengan Pendapatan

Secara umum pendapatan merupakan kenaikan kas atau pengurangan

kewajiban yang bersumber dari penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan

komersial perusahaan. Hasil perolehan pendapatan yang belum realisasi menjadi kas

disebut Piutang. Setalah direalisasi menjadi kas, piutang yang berasal dari pendapatan

berubah menjadi kas. Perusahaan-perusahaan yang menerapkan sistem jurnal khusus

sering mencatat semua hasil penjualan tunia dengan debit piutang dan kredit

penjualan. Pada saat yang bersamaan juga mengkredit piutang dan mendebit kas. Hal

ini dimungkinkan karena penjualan piutang dan kas merupakan akun yang saling

berhubungan dalam urutan transaksi pendapatan dan penerimaan kas. (Samryn 2016 :

57)

2.5 Klaim Asuransi

Klaim asuransi merupakan metode resmi pengajuan ganti rugi atas terjadinya

musibah yang diterima oleh nasabah, dan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh

pihak penanggung kepada nasabah yang mengajukan kalim asuransi sesuai dengan

perjanjian kerja sama (PKS), Klaim asuransi yang telah diajukan oleh nasabah akan

dianalisa terlebih dahulu oleh pihak asuransi untuk mengukur keabsahan atau

kebenarannya, setelah itu akan ditanggung dan dibayarkan kepada nasabah setelah

disetujui dengan PKS (Perjanjian Kerja Sama) yang tercatata di dalam polis dan yang

sudah disetujui oleh pihak asuransi dan nasabah.


Menurut Mulyadi Nitisusarto (2013 : 92)“Klaim Asuransi adalah tuntutan

ganti rugi yang diajukan oleh tertanggung kepada penanggung atau perusahaan

asuransi. Sebelum mengajukan tuntutan ganti rugi (klaim), seorang tertanggung perlu

memahami terlebih dahulu syarat prosedur untuk dapat mengajukan tuntutan ganti

rugi”.

Sedangkan klaim menurut Abdullah Amrin (2013 : 197) klaim merupakan

pengajuan hak yang dilakukan oleh tertanggung kepada penanggung untuk

mendapatkan haknya berupa pertanggungan atas kerugian berdasarkan perjanjian atau

akad yang telah dibuat”.

2.5.1. Proses Penyelesaian Klaim

Kewajiban utama pihak asuransi selama masa asuransi adalah bertanggng

jawab terhadap kerugian yang diajukan para pemegang polis (nasabah) dan

memberikan pengantian atas kerugian yang diterima oleh tertanggung dengan

perjanjian kerja sama (PKS) yang berlaku dan tercatat dalam polis, berikut proses

penyelesaian klaim :

1. Pengajuan klaim secepatnya setelah kejadiaan yang dapat diperkiran

akan membuat nasabah mengalami kerugian,maka wajib nasabah segera

melaporkan kepada pihak asuransi. Sebuah laporan lisan harus

dipertegas dengan laporan tertulis dan melengkapi dokumen saat

pengajuan klaim.
2. Bukti kerugian asuransi, nasabah yang mengalami musibah harus

menyediakan bukti yang benar serta akurat dan fakta-fakta kerugian

yang asli.

3. Penyelidikan setelah nasabah melaporkan klaim, maka laporan harus

dilengkapi dengan laporan-laporan pendukung yang akan diterima oleh

penanggung, lalu akan dilakukan analisa administrasi oleh bagian klaim.

Jika tahap ini sudah dilalui maka penanggung akan segera melakukan

survey ketempat kejadian. Hasil dari laporan survey akan menjadi dasar

keputusan pihak penanggung apakah klaim diajamin oleh polis atau

tidak.

4. Penyelesaian klaim, setelah analisa keluar dari pihak surveyor asuransi

maka akan terjadi sebuah kesepakatan mengenai besaran jumlah

penggantian yang disesuaikan oelh peraturan perundangan yang berlaku,

pembayaran klaim tidak boleh lewat dari 30 hari sejak terjadinya

perjanjian kerja sama.

2.5.2. Prosedur Penanganan Klaim

Berikut ini adalah tata cara penanganan atau proses klaim kendaraan bermotor

pada PT. Asuransi Ramyana Tbk, yaitu :

1. Prosedur Identifikasi klaim dari tertanggung


Pada prosedur penanganan klaim kendaraan bermotor, Claim Center

menerima laporan dari Call Center yang berisi informasi berupa; nomor

mesin kendaraan, nomor polis asuransi Kendaraan, nomor polisi

kendaraan/nomor plat kendaraan, nama tertanggung/pelapor, nomor

telpon yang bisa dihubungi, lokasi kejadian dan memberi tahu layanan

yang dibutuhkan seperti layanan Derek/Emergency Road Assidtanc

(ERA).

2. Prosedur Verifikasi Klaim

Pada verifikasi klaim ada beberapa tahapan, yaitu :

a. Perintah Survey

1) Berdasarkan status Agent/Claimant Notification, Kepala Seksi

Claim Center meminta administrasi klaim untuk memeriksa T/C

Polis dan pembayaran premi apakah liable atau tidak melalui

Program CARE.

2) Kepala Seksi Claim Center akan memberikan perintah survey

kepada surveyor.

3) Survey wajib dilaksanakan oleh Surveyor 1 x 24 jam sejak

tertanggung melaporkan kejadian klaim

4) Perintah bantuan Survey atas klaim cabang non jabodetabek

dilakukan setelah mendapatkan otoritas dari cabang penerbit

polis.

b. Pelaksanaan Survey
Proses pelaksanaan survey klaim kendaraan bermotor, yaitu:

1) Surveyor menghubungi tertanggung untuk kesepakatan tempat

dan waktu Survey.

2) Survey dilakukan maksimal 1 x 24 jam sejak tertanggung

melaporkan kejadian klaim.

3) Memberikan layanan jemput kendaraan dengan menggunakan

Derek Ramayana apabila kendaraan tertanggung tidak bisa

berjalan karena kerusakan.

4) Tidak diperkenankan melaksanakan survey klaim dibengkel lain,

kecuali mobil telah dilakukan Derek ke bengkel rekanan.

5) Surveyor memberikan From Keterangan Mengenai Kerugian

(KMK) kepada tertanggung untuk diisi dan ditanda tangani oleh

tertanggung.

6) Laporan Survey wajib ditanda tangani oleh tertanggung.

7) Pengambilan foto kerusakan.

8) Penunjukan bengkel rekanan.

9) Me-review hasil survey sebelum di upload ke program aplikasi

Merimen.

10) Hasil Survey wajib di Upload pada hari yang sama setelah

pelaksanaan survey.

c. Laporan Survey
Bagian klaim menerima dan memeriksa laporan Survey dari

Surveyor, yaitu :

1) Memeriksa kelengkapan dokumen.

2) Laporan Survey harus ditanda tangani oleh kepala seksi Claim

Center.

3) Laporan klaim wajib diupload kedalam system aplikasi

merimen pada hari yang sama setelah pelaksanaan Survey.

4) Bagian klaim melakukan Assesment Klaim (AK-1).

d. Surat Permintaan Estimasi (SPE)

1) Pada proses SPE sebelum dikirimkan ke bengkel akan melalui

proses tahapan review PIC klaim kantor pusat dimana tidak

akan terkirim ke pihak bengkel sebelum tombol “Checked SPE”

diaktifkan oleh PIC klaim kantor pusat.

2) Kepala seksi Claim Center mengirimkan SPE yang telah di

setujui bagian klaim kantor pusat kepada pihak bengkel

maksimal 1 x 24 jam setelah laporan survey diterima.

e. Estimasi dari Bengkel

Pihak bengkel wajib merespon SPE sesegera mungkin dan

kewajiban dari bagian klaim untuk mengawal untuk terbitnya

estimasi dari bengkel. Atas estimasi yang diterima bagian klaim

harus melakukan Assesment Klaim (AK-2) yaitu :

1) Mengevaluasi jumlah item penggantian sparepart


2) Melakukan negosiasi harga sparepart

3) Me-review estimasi yang akan dikirim ke bengkel

f. Surat Perintah Kerja (SPK)

Surat Perintah Kerja (SPK) yang disetujui oleh kepala seksi

Claim Center setelah melewati tahapan Assesment Klaim (AK-3)

diamana kasie Claim Center memeriksa :

1) Kelengkapan dokumen telah terpenuhi

2) Kebenaran Item diganti/repair dan

3) Harga perbaikan sesuai permintaan

3. Prosedur Pencatatan Klaim

Surveyor melakukan pencatatan klaim pada sistem aplikasi Merimen

setelah menerima laporan kalim dari tertanggung, apabila klaim yang

diajukan oleh tertanggung tersebut claimable maka bagian administrasi

klaim akan membuat dokumen Definite Loss Advice Internal (DLA),

Claim Control Sheet (CCS), dan Payment Request (PQ). Dokumen

tersebut akan dilanjutkan ke bagian keuangan sebagai dokumen untuk

pembayaran klaim.

Dokumen yang digunakan dalam proses pembayaran klaim, yaitu :

a) Fotocopy polis,

b) From Keterangan Mengenai Kerugian (KMK),

c) Laporan survey,

d) Checklist Document dan Analisa Klaim (AK),


e) Claim Control Sheet (CCS),

f) Definite Loss Advice Internal (DLA),

g) Kwitansi/Faktur, dan

h) Payment Request (PQ).

2.6. Pendapatan

Pendapatan ialah bagian dari penjualan yang merupakan suatu hasil dari

pekerjaan pemasaran yang penting untuk menentukan perusahaan apakah perusahan

tersebut berhasil memperoleh laba yang besar atau tidak untuk menjamin

kelangsungan hidup ekonomi perusahaanya. Tujuan semua perusahaan yaitu

mendapatkan laba yang sangat besar dan memperkecil pengeluaran perusahaan.

PSAK (pernyataan standar akuntansi keungan) adalah salah satu panduan

prosedur atau langkah-langkah serta peraturan dalam pencatatan laporan akuntansi

keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). PSAK memberikan

informasi tentang entitas diantara nya :

1. Aset

2. Ekuitas

3. Laibilitas

4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian

5. Arus kas berserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas

laporan keuangan
Pendapatan didalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai hasil

kerja (usaha dan sebagaiannya). Arti lain pendapatan dalam manajemen merupakan

sejumlah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan, dan organisasi lainnya

dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos, dan laba (keuntungan).

Penjualan mempunyai tujuan paling utama bagi perusahaan, dengan

banyaknya penjualan produk atau jasa maka per usahaan tersebut akan mendapatkan

keuntungan yang banyak.

2.6.1. Pendapatan Diterima Dimuka

Pendapatan diterima dimuka sering terjadi dalam transaksi bisnis setiap

perusahaan. Transaksi diterima dimuka terjadi dengan menggunakan metode neraca

(Laba atau Utang) dilakukan dengan menggunakan perkiraan “sewa diterima dimuka”

atau “asuransi diterima dimuka” yang kemudian untuk melakukan penyesuaian

dihitung berapa pendapatan yang telah menjadi pendapatan. Sedangkan pencatatan

pendapatan diterima dimuka dengan metode laba rugi dilakukan dengan

menggunakan perkiraan “pendapatan sewa” atau “pendapatan asuransi” yang pada

saat melakukan penyesuaian di hitung berapa pendapatan yang masih belum

terealisasikan.

2.6.2. Pengakuan Pendapatan

Alasan utama perusahaan melakukan investasi dalam sekuritas utang dan

ekuitas dari perusahaan lain adalah untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk
bunga atau deviden. Dalam kasus sekuritas utang, perhitungan bunga menjadi lebih

komplikasi mengingat adanya perbedaan yang sering terjadi antara harga beli dengan

nilai jatuh tempo (nilai nominal) sekuritas. Proses armortisasi premium atau diskonto

yang timbul akan mempengaruhi besarnya pendapatan bungan yang diakui untuk

setiap periode. Untuk sekuritas ekuitas, pengakuan pendapatan (deviden) tergantung

pada besarnya kepemilikan investor dalam perusahaan investee. (Hery 2017 : 89)

Berdasarkan akuntansi akrual (sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum), pengakuan tidak harus menunggu sampai kas diterima. Perangkat

kerja konseptual akuntansi telah mengindetifikasi dua kreteria yang seharusnya

dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan seharusnya diakui, yaitu (1)

telah direalisasi atau dapat direalisasi dan (2) telah dihasilkan atau telah terjadi.

Pendapatan dikatakan telah drealisasi jika barang/jasa telah diperputarkan dengan

kas. (Hery 2016 : 102)

2.6.3. Pendapatan Premi

Pengertian pendapatan premi yang dikutip oleh Fadlullah, Arif (2014)

Pendapatan premi merupakan sejumlah uang yang harus dilunaskan oleh nasabah

kepada pihak asuransi dikarenakan telah terjadinya perjanjian pertanggungan yang

tercatat pada polis asuransi yang telah diterbitkan. Sedangkan kutipan yang

dinyatakan oleh Hawarin Sabrina (2013) Premi merupakan sebuah nilai yang

diberikan sebagai hadiah atau derma atau suatu pembayaran lebih di atas pembayaran

normal.
Menurut Mulyadi Nitisusastro (2013) premi merupakan harga untuk sebuah jaminan

risiko yang akan ditanggung oleh penanggung untuk risiko tertentu,di tempat tertentu,

dan dalam jangka waktu tertentu.

Definisi-definisi diatas, mengenai pendapatan premi diatas pada dasarnya

artinya sama saja, penulis dapat menarik kesimpulan tentang pendapatan premi yang

merupakan pembayaran atas premi berupa uang kepada pihak asuransi atas

penjaminan resiko yang diberikan oleh pihak penanggung sesuai dengan perjanjian

kerja sama yang telah telah tercatat pada polis dan disetujui oleh kedua belah pihak.

Pendapatan dianggap bisa direalisasikan jika produk atau jasa, barang dagang,

atau harta dan lain-lain bisa menghasilkan laba pada kas perusahaan, pendapatan

dianggap telah terrealisasikan jika yang lab diterima segera dapat dikonversi (siap

ditukar) serta dapat dimasukan dalam pencatatan keuangan atau penerimaan kas.

Pendapatan dianggap sudah mejadi kas apabila nasabah pada hakikatnya telah

menyelesaikan pembayaran atas kewajibannya untuk segera mendapat hak atas nilai

penjaminan tersebut, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau

sebenarnya telah selesai.

Adapun 4 transaksi pendapatan yang diakui sesuai dengan prinsip-prinsip pencatatan

diatas :

1. Pendapatan atas penjualan barang jadi maka dapat diakui pada tanggal

penjualan, dan biasanya langsung terjadi transaksi pembayaran oleh

pelanggan.
2. Pendapatan atas pembelian jasa dapat diakui ketika jasa-jasa itu telah

berikan oleh pihak perusahaan, setelah dilaksanakan maka perusahaan

akan mendapat sejumlah uang atau pembayaran dari nasabah atau

tertanggung.

3. Pendapatan dengan cara mengizinkan pihak lain untuk menggunakan

aktiva perusahaan seperti bunga, sewa, dan royalty diakui sesuai dengan

berlakunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan.

4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal

penjualan.

Pendapatan dari penjualan barang yang harus diakui jika :

1. Perusahaan sudah memindahkan resiko dengan cara signifikan dan sudah

memindahkan manfaat kepemilikan barang atau produk kepada pembeli.

2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif

atas barang yang dijual.

3. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan

transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut

4. Biaya yang terjadi dan akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat

diukur dengan sistem.

2.6.4. Pendapatan Menurut Akuntansi


Dalam pengertian akuntansi pendapatan pada dasarnya diartikan sebagai hasil

dari keberhasilan penjualan produk, atau menurut FASB pengertian lain pendapatan

diartikan sebagai kas masuk atas utang-utang yang telah tertagihkan dari hasil

penjualan produk atau jasa yang akan menjadi laba pada pencatatan akuntansi pada

umumnya..

2.6.5. Macam – macam Pendapatan Dalam Berbagai Jenis Usaha

1. Perusahaan Industri

Perusahaan Industri merupakan perusahaan yang berkeja mengelolah

bahan baku menjadi bahan jadi, yang akan dipasarkan kepada

konsumen. Dalam perusahaan Industri pendapatan utama yang diperoleh

berasal dari penjualan barang jadi yang diproduksinya. Jadi setiap

jumlah barang yang dijual dipasar merupakan pendapatan dari

perusahaan tersebut.

2. Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang menjual barang

dagangnya yang belum dibeli dari pabrik atau belum jadi. Dalam

perusahaan dagang, pendapatan diperoleh dari penjualan barang

dagangan sesuai dengan harga beli barang tersebut ditambah denga laba

yang diharapkan.

3. Perusahaan Jasa
Merupakan perusahaaan yang bergerak dibidang jasa, dimana

perusahaan memberikan pelayanan berupa jasa kepada nasabah dan

memperoleh keuntungan dari jasa yang diberikan. keuntungan dari jasa

tersebut merupakan sebuah pendapatan yang berasal dari penanganan

jasa kepada pihak-pihak lain yang menggunakan jasa yang

bersangkutan.

2.6.7. Jenis – Jenis Pendapatan

a. Pendapatan bersih

Hasil pendapatan perusahan yang sudah dikurangi pajak secara

langsung.

b. Pendapatan diterima di muka

Pendapatan diterima dimuka merupakan hasil atau sejumlah uang yang

belum diakui sebagai pencatatan pendapatan dalam akun namun sudah

dicatat dalam akun, dan akan diakui jika perusahaan telah

menyelesaikan kewajiban berupa pemberian produk atau pelayanan jasa

kepada nasabah. Pendapatan ini diakui secara bertahap sesuai dengan

penyelesaian kewajiban oleh perusahaan.

c. Pendapatan Lain – lain


Pendapatan lain-lain penghasilnya didapat diluar dari pendapatan yang

wajib dalam perusahaan, dapat diambil contoh antara lain pendapatan

bunga, pendapatan sewa, pendapatan deviden dan lain sebagaiannya.

d. Pendapatan Permanen

Pendapatan permanen merupakan pendapatan pokok yang mempunyai

target tersendiri yang telah dibuat oleh perusahaan itu sendiri.

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

PT. Asuransi Ramayana.Tbk


Piutang Premi tak tertagih Beban Klaim

Pendapatan Premi

Analisis

Kesimpulan

2.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis beban klain terhadap laba dilakukan oleh Sofyan

Marwansyah, 2017. Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta dengan judul

Analisis Hasil Investasi, Pendapatan Premi dan Beban Klaim terhadap Laba
perusahaan perasuransian Indonesia . kesimpulan dari penelitian tersebut adalah hasil

pengujian secara parsial variabel hasil investasi, pendapatan premi, dan beban klaim

berpengaruh secara signifikan Periode 2011 – 2015.

Marissa Nur Afifah, 2017. Akuntansi Universitas Borobudur dengan judul

penelitian Pengaruh Premi Bruto, Piutang Premi terhadap Laba Usaha PT Asuransin

Ramayana Periode 2008 – 2015. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah premi

bruto berpengaruh signifikan terhadap laba usaha, dan Piutang Premi berpengaruh

Signifikan terhadap Laba Usaha. Secara simultan Premi bruto dan Piutang premi

berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha.

Gambar 2.2

Peneliti Terdahulu
N Nama/Tahun

o Dan Judul Variabel Kesimpulan

Universitas

1 Sofyan Analisis Halis Variabel Secara Parsial

marwansyah, Investasi, Independent : : hasil

2017 Pendapatan Premi Hasil Investasi (X investasi

Akademi dan Beban Klaim ı), Pendapatan terhadap laba

Manajemen terhadap Laba Premi (X²), Beban yang

Keuangan Perusahaan Klaim (X³) berpengaruh

BSI Jakarta Perasuransian di Variabel dependent secara

Indonesia : signifikan.

pendapatan
Laba (Y)
premi

terhadap laba

terdapat hasil

yang

signifikan.

beban klaim

terhadap laba

terdapat

hubungan
yang

signifikan

2 Marissa Nur Premi Bruto , Variabel Secara Parsial

Afifa, 2017 Piutang Premi Indepedent : :Premi Bruto

Universitas terhadap Laba Premi Bruto (Xı) terhadap laba

Borobudur Usaha PT. Asuransi berpengaruh


Piutang Premi (X²)
Jakarta Ramayana.Tbk secara
Variabel dependent
signifikan,
:
Piutang Premi
Laba Usaha (Y)
terhadap laba

berpengaruh

secara

signifikan

Secara

simultan

Premi bruto

dan Piutang

premiberpeng

aruh secara

signifikan
terhadap laba

usaha

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek, Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh penulis bertujuan untuk menganalisis piutang

premi tak tertagih dan beban klaim terhadap pendapatan perusahaan. Oleh karena itu,

objek dalam penelitian ini adalah Piutang premi tak tertertagih, Beban klaim dan

Pendapatan premi. Lokasi penelitian adalah PT Asuransi Ramayana.Tbk berlokasi di

Jl. Kebon Sirih No 49 Jakarta Pusat, No telpon 021-31937148.

3.2. Data dan Sumber Data

Peneliti dituntut dapat menguasai teknik pengumpulan data samapai dapat

menghasilkan data yang sesuai dengan penelitiannya, pada penelitian ini sumber data
yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diambil secara langsung dan

dikumpulkan oleh penulis dari pihak perusahaan tempat dilakukan penelitian. Data

sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini berupa Profil Perusahaan dan Laporan

keuangan PT Asuransi Ramayana Tbk periode tahun 2014 sampai 2016.

Penelitian megunakan metode deskriptip kualitatif dan data yang diperoleh

dari sumber data sekunder.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendekatkan peneliti ke orang-orang yang

ditelitinya dan kesituasi atau lingkungan mereka yang sebenarnya.

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013 : 145) mengemukakan

bahwa, Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan.

2. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyonop (2013 : 231), Wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya

jawab, sehingga dapat dikontribusikan makna dalam suatu topic tertentu,

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang datanya

diperoleh dari buku, internet, atau dokumen lain yang menunjang


penelitian yang dilakukan. Dokumen adalah catatan mengenai peristiwa

yang sudah berlalu. Menurut Sugiyono (2013 : 240), dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, karya, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan perlengkapan dari

penggunaa metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

4. Analisa dan Penanganan Langsung di Objek penelitian

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari data sekunder, yaitu

Laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi PT.

Asuransi Ramayana.Tbk periode 2014 s/d 2016. Selain itu penulis

melakukan riset kepustakaan antara lain untuk memperoleh teori-teori

pendukung yang relevan dengan membaca jurnal-jurnal dan makalah-

makalah yang telah dipublikasi di media sosial seperti skripsi, tesis dan

buku-buku terbitan atau text book yang berkaitan dengan tema penelitian,

serta searching internet dan lain-lain.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik

kualitatif. Teknik data kualitatif merupakan data sekunder, dimana penulis

mendapatkan data dengan mengumpulkan data Laporan Keuangan PT Asuransi

Ramayana Tbk periode 2014 sampai dengan 2016.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil PT. Asuransi Ramayana.Tbk

PT Asuransi Ramayana Tbk merupakan salah satu perusahaan swasta di

Indonesia pada bidang jasa asuransi kerugian, berdiri sejak 6 Agustus 1956 dengan

akta notaris Raden Meester Soewandi No. 14 dan disahkan dengan Penetapan

Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 15 September 1956 No. J.A./67/16

dengan nama PT Maskapai Asuransi Ramayana, nama PT Asuransi Ramayana Tbk

mulai digunakan setelah diadakan perubahan nama dengan Akta Notaris Muhani

Salim SH No. 95 dan disahkan dengan keputusan Menteri kehakiman No.C.2.5040-

HT01.04.TH86 tanggal 19 Juli 1986.

PT Asuransi Ramayana Tbk merupakan salah satu perusahaan swasta terbesar

di Indonesia, Pada tahun 2016 PT Asuransi Ramayana Tbk mendapatkan

penghargaan dari Warta Ekonomi sebagai Best Consumer Choice Specialo Mention

For Claim Service General Insurance Company Category dan Infobank Insurance

Award 2016. Dan sepanjang perjalanannya PT Asuransi Ramayana menunjukan

pertumbuhan yang berkesinambungan. Premi bruto dan total aset Perusahaan secara

konsisten meningkat dari tahun ke tahun, termasuk ditahun-tahun dimana terjadi

goncangan ekonomi global. Sebagai perusahaan Asuransi Kerugian PT Asuransi

Ramayana Tbk telah membuktikan komitmen pelayanan kepada para nasabahnya

dalam menangani klaim asuransi, yaitu dengan cara melaporkan klaim melalu
aplikasi yang telah tersedia di playstore dengan mudah dan pelayana ini 24 hour

Customer, Call Center.

Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam jasa asuransi, PT Asuransi

Ramayana Tbk membuat jaringan pemasaran yang cukup luas diseluruh indonesia.

Total kanto cabang PT Asuransi Ramayana Tbk saat ini adalah 28 Kantor Cabang, 16

Kantor Perwakilan, dan 1 Kantor Syariah. Salah satu cara penjualan jasa asuransinya

perusahaan melakukan penyebaran brosur yang telah dibagikan ke beberapa agen

asuransi (broker), mengadakan event di setiap acara-acara besar, dan melakukan

promosi melalui media periklanan. PT Asuransi Ramayana Tbk memiliki beberapa

variasi produk yang diciptakan untuk melindungi asset/property, kesehatan dan diri

nasabah, Baik nasabah individu maupun nasabah perusahaan.

Produk konvensional yang dimiliki PT Asuransi Ramayana Tbk adalah

Asuransi Property, Marine / Pengangkutan, Bonding / Penjaminan, Kecelakaan dan

Kesehatan, Asuransi Rekayasa, Kendaraan Bermotor. Tanggung Gugat / Liability dan

Aneka / Miscellaneous. Dan Asuransi Ramayana memiliki Produk Asuransi Syariah.

4.2. Visi dan Misi

Semua perusahaan pasti memiliki suatu visi dan misi dalam menjalankan

kegiatannya, maka visi dan misi PT Asuransi Ramayana Tbk adalah :

4.2.1. Visi

Mewujudkan rasa aman, nyaman dan terlindung.

4.2.2. Misi
Membangun perusahaan yang kokoh dan terpercaya dengan :

a. Memberikan pelayanan yang berkualitas kepada tertanggung.

b. Memastikan hasil yang optimal bagi Pemegang Saham

c. Memenuhi ketentuan dan peraturan yang terkait dengan bisnis perusahaan.

d. Membangun hubungan yang saling menguntungkan dengn mitra bisnis.

e. Menciptakan interaksi kerja yang saling mendukung dan lingkungan kerja

yang kondusif.

f. Memastikan kesejahteraan karyawan.

4.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu gambar susunan organisasi yang

menjelaskan tingkat kekuasaan serta fungsi tugas dari masing-masing karyawan yang

menduduki jabatan dan mengetahui wewenang serta tanggung jawab yang sesuai

dengan bidang masing-masing. Berikut gambar struktur organisasi PT. Asuransi

Ramayana Tbk :
Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT Asuransi Ramayana Tbk

Sumber: PT. Asuransi Rmayana Tbk

Dewan Komisaris
Komite Audit

Direktur Utama

Sekretaris Direktur Utama

Direktur Direktur Direktur Direktur


Teknik Pemasaran Keuangan SDM

Biro Divisi Divisi Divisi


Divisi
Pengawasan Corporate Keuangan Umum
Underwriting
Intern &
& Reasuransi
Property Divisi SDM
Divisi
Biro Hukum Kendaraan
Akuntansi
& bermotor
Sekretariat Divisi
Underwriting Biro
Divisi
& Reasuransi Teknologi
Direct &
Marine Informasi
Ritel

Divisi Divisi
Teknik Jasa Perbankan
Khusus & Broker

Divisi
Divisi
Treaty &
Bussines
Syariah
&
Startegic
Divisi Klaim
4.1.4. Job Description

Job description (Jobdesk) disebut juga sebagai penjabaran jabatan atau skema

tugas merupakam pernyataan tertulis dan disahkan oleh para pimpinan perusahaan

yang berisi tujuan dari dibentuknya suatu jabatan dan menjalankan tugas dalam

pekerjaan, uraian atau gambaran tentang apa yang harus dilakukan oleh si pemegang

jabatan pada suatu perusahaan, berikut Job description PT Asuransi Ramayana Tbk

1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris terdiri dari satu orang komisaris utama dan dua orang

anggota Komisaris. Sesuai dengan ketentuan perseroan Dewan Komisaris

mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan pengawasan atas

kebijakan direksi dalam menjalankan Perseroan agar Direksi selalu

mematuhi anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, membentuk komite audit, menyusun sistem penggajian dan

pemberi tunjangan, Dewan Komisaris mempunyai akses yang luas atas

informasi yang terkait dengan perusahaan.

2. Komite Audit

Komite audit mempunyai tugas dalam membantu Dewan Komisaris

untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas manajemen Perusahaan.

Komite Audit memberikan laporan kepada Dewan Komisaris dan

bertanggung jawab untuk memberikan opini professional dan informasi

penting lainnya untuk menjadi perhatian Dewan Komisaris.

3. Direktur Utama
Tugas dan tanggung jawab pimpinan adalah :

a. Bertanggung jawab penuh terhadap jalannya perusahaan.

b. Mengkoordinir, mendelegasikan, dan mengawasi kegiatan perusahaan

agar efektif dan efisien.

c. Memelihara hubungan yang harmonis dengan bawahan maupun pihak

ketiga yang berkaitan dengan tugas.

d. Bertanggung jawab memelihara dan memegang penuh rahasia

perusahaan.

4. Sekretaris Perseroan

Sekretaris Perseroan terdiri dari 1 orang koordinator merangkap

anggota dan 4 orang anggota yang memiliki kualifikasi akademis yang

memadai untuk menjalankan tugas sebagai sekretaris perseroan.

Sekretaris Perusahaan mempunyai akses terhadap informasi material

dan relevan yang berkaitan dengan perusahaan dan selalu meningkatkan

kemampuan terhadap pengurusan peraturan perundang-undangan,

khususnya dipasar modal.

5. Direktur SDM

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Bertanggung jawab atas pengelolaan Sumber Daya Manusia

b. Bertanggung jawab atas penerimaan pegawai

c. Bertanggung jawab atas divisi Umum, divisi SDM dan Biro TI

6. Direktur Teknik
Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Bertanggung jawab atas aktifitas underwriting, insurance dan klaim

b. Bertanggung jawab atas resiko asuransi dan reasuransi

c. Menjaga hubungan perseroan dengan tertanggung

7. Direktur Pemasaran

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Bertanggung jawab atas aktifitas pemasaran

b. Bertanggung jawab atas pengelolaan kantor cabang

c. Mempertahankan pangsa pasar yang ada (maintaining bussines) baik

untuk pemasaran asuransi langsung maupun koasuransi

8. Direktur Keuangan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Bertanggung jawab atas aktifitas pengelolaan dana

b. Bertanggung jawab atas pengelolaah investasi

c. Bertanggung jawab atas system informasi termasuk pencatatan

akuntansi untuk pelaporan kinerja perseroan terhadap pihan internal

maupun eksternal

d. Bertanggung jawab atas divisi Keuangan dan divisi Akuntansi

9. Divisi Pemasaran

Divisi Pemasaran adalah suatu divisi promosi dan marketing yang

bertanggung jawab untik aktivitas pemasaran dan pengeloaan kantor


cabang dalam rangka mendapatkan bisnis asuransi (getting business) baik

untuk pemasaran asuransi langsung maupun koasuransi.

10. Divisi Keuangan

Divisi Keuangan bertanggung jawab untuk mengatur, mengelola, dan

mencatat segala pemasukan dan penggunaan dana perusahaan.

11. Divisi Akuntansi

Divisi Akuntansi bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan

laporan keuangan sesuai dengan kaidah-kaidah akuntansi dan menyajikan

kedalam laporan keuangan baik secara bulanan. Triwulan, dan tahunan.

12. Divisi Teknologi Informasi

Divisi Teknologi Informasi memiliki tugas untuk mengelola

informasi-informasi umum yang terkait dengan perusahaan, dan juga

untuk mengorganisir penggunaan hardware dan software pada

perusahaan.

13. Divisi Klaim

Divisi Klaim memiliki tugas untuk melakukan penutupan dan

pembayaran klaim apabila terjadi klaim dari pihak tertanggung akibat

terjadinya risiko yang dipertanggungkan.

14. Divisi Underwriting

Divisi Underwriting memiliki tugas pokok untuk menerima akseptasi

terhadap adanya permintaan pertanggungan risiko dari masyarakat atau


tertanggung dalam melakukan survey terhadap kelayakan dari objek yang

diasuransikan dan melakukan koasuransi dan reasuransi pertanggungan.

15. Divisi SDM dan Umum

Divisi SDM dan Umum memiliki tugas melakukan control terhadap

karyawan, perekrutan karyawan, pelatihan, dan menyediakan keperluan

dan kelengkapan kantor.

4.1.5 SOP Penagihan Piutang Premi PT. Asuransi Ramayan Tbk

Dalam penagihan Piutang , ada beberapa prosedur atau SOP pada PT.

Asuransi Ramayana Tbk, SOP penagihan Piutang yaitu :

1. Data base customer

Data base customer harus tersedia, minimal nama/contact person,

telepon dan alamat Tertanggung. Data ini harus bisa diakses oleh

petugas Inkaso untuk kepentingan penagihan.

2. Pengawasan Tugas Inkaso

a) Pastikan bahwa penagihan sebelum WPC telah dilakukan oleh

petugas Inkaso dan atau tenaga pemasaran saudara.

b) Pastikan surat penagihan telah dibuat saat WPC jatuh tempo.

c) Pastikan bahwa petugas Inkaso saudara tetap melakukan penagihan

setelah tanggal WPC terlampaui.

d) Pastikan rekomendasi petugas Inkaso apabila positif premi tidak

dapat tertagih.
e) Selain dari tugas pengawasan, kepala cabang juga kami minta aktif

membantu petugas Inkaso dalam hal terjadi kesulitan.

3. Petugas Inkaso harus melakukan panagihan :

a) Sebelum jatuh tempo pembayaran premi

b) Menjelang saat jatuh tempo pembayaran premi, dengan

mengirimkan surat kepada tertanggung (dengan tanda terima),

contoh surat telampir.

4. Petugas Inkaso harus mempunyai record saat menagih baik yang melalui

telepon, facs, kunjungan maupun surat.

5. Petugas Inkaso harus memberikan rekomendasi kepada kepala cabang

apabila premi tidak tertagih, dengan didukung dengan bukti tertulis atau

berita acara bagaimana ditetapkan dalam Workshop.

6. Bagian Inkaso dan bagian Pemasaran dibawah koordinasi Kepala cabang

melakukan evaluasi Piutang Premi secara periodik setiap minggu ke-2

dan akhir bulan.

7. Evaluasi tersebut setidaknya mencakup melakukan rekonsiliasi data

piutang premi, memantau perkembangan proses penagihannya, dan hal-

hal lainnya yang berkaitan dengan belum tertagihnya piutang premi.

8. Hasil evaluasi dituangkan dalam berita acara yang ditanda tangani

bersama bagian Inkaso, bagian Pemasaran dan diketahui oleh kepala

cabang.
9. Berita Acara evaluasi Piutang premi pada setiap akhir bulan

disampaikan kepada direktur keuangan.

Tabel 4.1.

PT. ASURANSI RAMAYANA Tbk


PIUTANG PREMI
2014-2016

TAHUN PIUTANG PREMI TERTAGIH TAK TERTAGIH


2014 198.163.903.382 166.854.006.647 31.309.896.735
2015 155.193.789.279 138.588.053.826 16.605.735.453
2016 197.024.579.931 172.698.044.309 24.332.535.622
Sumber : Laporan Keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk

Dapat dilihat dari tabel 4.1 Piutang Premi PT Asuransi Ramayana Tbk, pada

tahun 2014 piutang premi sebesar Rp. 198.163.903.382 piutang premi yang tertagih

sebesar Rp166.854.006.647 sedang piutang yang tak tertagih yaitu sebesar Rp.

31.309.896.735, Pada Tahun 2015 piutang premi sebesar Rp. 155.139.789.279

piutang premi yang tertagih yaitu sebesar Rp. 138.588.053.826 sedangkan yang tak

tertagih sebesar Rp. 16.605.735.453, dan piutang premi pada tahun 2016 sebesar Rp

197.024.579.931 , piutang premi yang tertagih sebesar 172.698.044.309 sedangkan

yang tak tertagih yaitu sebesar Rp 24.332.5835.622


Tabel 4.2.
PT. ASURANSI RAMAYANA Tbk
BEBAN KLAIM
2014-2016

BEBAN KLAIM PENDAPATAN Presentase


TAHUN PREMI

(Rp) (Rp) %

2014 372.656.780.484
902.190.147.530 41,31%
2015 419.085.057.793
939.924.860.838 44,59%
2016 459.513.467.116
1.065.490.253.589 43,14%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk

Beban Klaim PT Asuransi Ramayana Tbk pada tahun 2014 sebesar Rp.

327.656.780.484 , pada tahun 2015 sebesar Rp. 419.085.057.793, dan pada tahun

2016 sebesar Rp. 459.513.467.116. Pada tabel 4.2 Beban Klaim PT Asuransi

Ramayana Tbk Periode 2014 s/d 2016 mengalami kenaikan.


Tabel 4.3.

PT. ASURANSI RAMAYANA Tbk


PENDAPATAN PREMI
Periode 2014 -2016

PENDAPATAN PREMI
TAHUN
(Rp)

2014 902.190.147.530

2015 939.924.860.838

2016 1.065.490.253.589

Sumber : laporan Keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk

Pendapatan Premi Bruto PT Asuransi Ramayana Tbk pada tahun 2014 sebesar

Rp. 902.190.147.530, pada tahun 2015 sebesar Rp. 939.924.860.838 dan pada tahun

2016 sebesar Rp. 1.065.490.253.589 , pendapatan premi bruto PT Asuransi

Ramayana Tbk periode 2014-2015 mengalami kenaikan.


Tabel 4.4.

ANALISA PIUTANG PREMI, BEBAN KLAIM TERHADAP PENDAPATAN


PREMI
PT. ASURANSI RAMAYANA Tbk
PERIODE
2014-2016

PIUTANG PREMI

PENDAPATAN
TAHUN BEBAN KLAIM
TAK PREMI
PIUTANG
TERTAGIH
PREMI

2014 198.163.903.382 31.309.896.735 372.656.780,848 902.190.147.530


2015 155.193.789.279 16.605.735.453 419.085.057.793 939.924.860.838
2016 197.024.579.931 24.332.535.622 459.513.467.116 1.065.490.253.589

TOTAL 550.382.272.592 72.248.167.810 1.251.255.305.757 2.907.605.261.957

Sumber : laporan Keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk

4.3. Pembahasan Analisis Piutang Premi Tak Tertagih dan Beban Klaim

terhadap Pendapatan Premi Perusahaan PT Asuranis Ramayana Tbk


Dalam pembahasan ini, penulis akan menjelaskan tentang permasalahan

Piutang premi tak tertagih dan beban klaim terhadap pendapatan premi PT Asuransi

Ramayana Tbk, dapat dilihat dari tabel 4.5 total Piutang Premi tak tertagih PT

Asuransi Ramayana pada tahun 2014 Rp 31.309.896.735 atau 15,80%, Piutang premi

tak tertagih pada tahun 2015 sebesar Rp 16.605.735.453 atau 10,70%, dan pada

tahun 2016 Piutang premi tak tertagih yaitu sebesar Rp. 24.332.535.622 atau 12,35%.

Pada table 4.2 Beban klaim pada tahun 2014 sebesar Rp. 372.656.780.848

atau 41,31% dari pendapatan premi tahun 2014 , pada tahun 2015 beban Klaim

mengalami kenaikan sebesar Rp. 419.085.057.793 atau 44,59% dari pendapatan

premi tahun 2015, dan pada tahun 2016 beban klaim mengalami penurunan sebesar

Rp. 459.513.467.116 atau 43,13% dari pendapatan premi tahun 2016.

Beban klaim dibandingkan pendapatan premi pada PT Asuransi Ramayana Tbk

dikatakan besar dibandingkan dengan perusahaan asuransi lainnya, dapat dilihat

dengan perincian tabel dibawah ini :

Tabel 4.5.

Perbandingan Klaim PT Asuransi Ramayana Dengan PT Asuransi Bintang Dan

PT Asuransi Abda Terhadap Pendapatan Premi

Periode 2014
Tahun PT Asuransi Ramayana PT Asuransi Bintang PT Asuransi Abda

Beban Klaim 41,31% 14,31% 22,20%


2014
Sumber : laproran keuangan PT. Asuransi Ramayana, laporan keuangan Asuransi
Bintang, dan laporan keuangan Asuransi Abda 2014

4.3.1. Penyebab Piutang Premi Tak Tertagih

Piutang premi tak tertagih PT Asuransi Ramayana Tbk periode 2014 – 2016

mengalami kenaikan, faktor yang menyababkan Piutang premi tak tertagih PT

Asuransi Ramayana Tbk adalah kurangnya staff Akuntansi di setiap cabang dan

perwakilan. PT Asuransi Ramayana hanya memiliki 1 orang staff akuntansi, sehingga

hanya fokus ke administrasi keuangan cabang dan perwakilan sehingga penagihan

Piutang premi tak tertagih PT Asuransi Ramayana mengalami masalah, selain itu

banyak nasabah yang berasuransi di PT Asuransi Ramayana tidak mau membayar

piutang premi dengan berbagai alasan sehingga menjadi piutang premi tak tertagih.

Tabel 4.6.
Aging Piutang
PT Asuransi Ramayana 2014
No Cabang Undue 1-2 Bulan 3 Bulan 4-6 Bulan 7-9 Bulan 10-12 Bulan > 1 Tahun Outstanding
1 Pusat 2,987,716,985 2,863,577,161 12,327,371 25,539,000 2,530,420 2,000,000 5,893,690,938
2 Jkt-Pondok Indah 4,792,746,201 15,104,300,824 38,497,689 1,010,116,101 82,837,841 69,246,119 323,162,495 21,420,907,270
3 Jkt-Senen 9,369,844,007 19,421,163,606 111,375,476 171,173,597 240,561,724 547,315,925 145,510,820 30,006,945,154
4 Jkt-Sudirman 11,900,987,354 10,881,501,903 25,615,789 226,333,178 135,117,154 106,591,653 198,042,750 23,474,189,781
5 Jkt-Tendean - 7,297,222,504 17,608,416 81,152,169 480,401,415 42,622,023 145,194,962 8,064,201,488
6 Unit Jasa Khusus 1,574,694 1,441,972,040 62,606,378 146,140,788 242,721,270 189,407,721 354,723,387 2,439,146,278
7 Serpong - 1,659,593,873 16,927,626 1,935,238 57,226,550 12,621,137 1,748,304,424
8 Jkt- Harmoni 12,194,213,374 12,594,604,552 116,279,969 1,083,202,368 322,754,279 387,067,469 374,127,963 27,072,249,975
9 Surabaya 444,589,287 4,530,101,251 49,111,157 27,530,639 77,130,535 166,582,636 5,295,045,505
10 M alang 24,292,014 1,074,432,467 49,019,615 114,177,939 26,764,712 8,127,205 1,296,813,952
11 M edan 113,043,898 1,781,065,632 29,102,480 464,689,690 18,169,216 3,341,794 50,660,215 2,460,072,925
12 Batam 261,713,892 1,730,615,723 1,653,556 1,086,051 126,005,937 3,862,027 7,223,436 2,132,160,622
13 Padang - 881,242,880 186,779 2,100,000 826,444 2,329,240 886,685,343
14 Palembang - 2,254,752,659 20,272,000 748,193,241 312,422,690 953,529 3,336,594,120
15 Lampung - 615,594,934 4,277,853 31,167,747 18,809,454 89,337,399 759,187,387
16 Pekanbaru - 134,090,065 22,833,610 29,991,217 8,730,635 43,250,494 8,799,253 247,695,274
17 Semarang 42,872,221 1,062,721,689 61,647,329 34,785,736 25,406,257 16,940,966 71,935,975 1,316,310,172
18 Solo 245,406,167 803,569,977 33,907,089 54,685,751 8,371,956 48,379,213 4,161,007 1,198,481,160
19 Bandung 11,676,731,645 12,007,611,946 118,057,136 1,149,851,377 562,166,756 40,223,719 181,448,037 25,736,090,616
20 Cirebon - 547,704,145 4,183,004 39,172,976 22,265,524 1,319,138 3,142,500 617,787,287
21 Bogor 6,826,803 284,115,227 44,425,963 132,197,650 62,188,481 21,136,169 23,544,480 574,434,773
22 Bekasi 3,787,000 2,405,350,851 12,737,040 19,082,328 47,708,684 21,486,195 2,510,152,099
23 Jember 428,344,675 532,648,704 74,624,606 19,620,622 1,316,431 426,790 1,056,981,828
24 Denpasaar - 1,419,876,409 8,706,389 14,084,613 173,569,194 117,047,320 1,733,283,925
25 Balikpapan 1,538,660,779 1,324,343,540 79,663,907 525,545,310 65,926,770 24,476,590 23,511,401 3,582,128,297
26 Banjarmasin 2,918,000 1,454,146,161 11,539,481 187,708,429 65,300,614 7,280,097 1,728,892,782
27 M akasar 544,949,117 14,663,839,450 5,641,876 136,511,134 93,030,738 12,746,857 15,456,719,171
28 M anado 554,063 465,367,552 22,041,337 112,736,063 12,875,562 39,372,252 652,946,828
29 Unit Syariah - 2,406,316,484 271,599,468 1,473,166,630 920,436,706 101,021,883 293,262,835 5,465,804,008
-
Grand total 56,581,772,176 123,643,444,210 1,326,470,388 8,063,677,583 4,213,573,949 2,126,513,559 2,208,451,517 198,163,903,382

Sumber : Laporan Keuangan PT Asuransi Ramayana Tbk 2014

Tabel 4.7.
Aging Piutang
PT Asuransi Ramayana 2015
No Cabang Undue 1-2 Bulan 3 Bulan 4-6 Bulan 7-9 Bulan 10-12 Bulan > 1 Tahun Outstanding

1 Pusat - 6,699,800,628 750,745 - 18,281,767 2,198,551 2,000,000 6,723,031,691


2 Jkt-Pondok Indah 4,977,409,918 14,663,122,547 60,587,923 194,652,748 133,582,970 87,554,683 227,609,974 20,344,520,761
3 Jkt-Senen 9,394,399,459 3,070,620,887 262,788,359 644,212,857 739,237,608 555,561,791 242,859,159 14,909,680,121
4 Jkt-Sudirman 6,942,817,167 13,053,492,239 33,685,482 155,836,946 349,375,594 348,753,071 450,738,193 21,334,698,691
5 Jkt-Tendean 552,304,889 8,912,930,126 890,875,726 616,640,261 87,380,343 66,998,209 71,023,534 11,198,153,088
6 Unit Jasa Khusus - 1,149,729,805 80,971,230 237,290,959 527,546,647 160,257,622 218,552,693 2,374,348,955
7 Serpong 212,223,440 513,462,134 301,461,078 69,088,113 102,390,614 2,201,606 40,908,361 1,241,735,345
8 Jkt Harmoni 7,557,457,168 13,630,557,171 214,096,966 25,301,639 217,738,332 382,787,005 438,557,216 22,466,495,497
9 Surabaya 4,732,873,578 4,550,423,435 150,827,431 193,464,563 130,884,215 40,767,178 129,406,337 9,928,646,737
10 Malang 268,543,750 242,773,698 38,736,048 163,839,759 236,821,987 118,005,204 132,945,311 1,201,665,757
11 Medan 148,719,818 1,173,904,532 23,948,100 112,429,807 82,402,000 18,996,749 141,419,588 1,701,820,594
12 Batam 14,279,688 2,458,737,055 114,620,705 414,812,594 251,868,106 77,298,100 69,380,093 3,400,996,341
13 Padang 514,000 397,347,371 6,738,490 650,000 - - 215,671,388 620,921,249
14 Palembang - 1,652,904,519 66,128,310 200,013,007 186,681,634 536,824,053 186,150,432 2,828,701,956
15 Lampung - 296,677,178 6,446,922 36,133,450 119,571,513 19,485,887 165,585,210 643,900,160
16 Pekanbaru 18,000,000 256,283,436 679,669 88,385,364 16,730,680 15,435,869 49,482,206 444,997,224
17 Semarang 164,963,989 365,292,203 20,610,399 84,163,475 23,427,777 59,321,975 23,423,573 741,203,392
18 Solo 136,817,433 821,392,395 68,240,749 34,232,406 1,311,113 4,219,700 34,580,327 1,100,794,121
19 Bandung 7,747,629,591 4,548,195,619 950,328,203 265,124,201 231,909,645 260,285,826 190,589,553 14,194,062,638
20 Cirebon 28,689,650 983,633,118 4,231,614 36,511,969 739,660 15,313,800 3,544,233 1,072,664,044
21 Bogor - 113,962,659 40,818,714 105,219,064 90,176,348 84,349,427 49,568,017 484,094,230
22 Bekasi 5,397,000 1,903,150,440 78,378,222 139,382,592 507,969,298 472,616,850 450,458,060 3,557,352,462
23 Unit Direct Business 504,861,000 756,098,542 7,315,110 9,791,700 - 14,296,450 -
24 Jember 977,311,958 126,999,307 40,434,161 36,041,447 20,724,063 943,500 84,179,154 1,286,633,589
25 Denpasaar - 1,368,502,711 26,625,084 47,979,282 16,324,549 28,243,220 530,605,390 2,018,280,236
26 Balikpapan 371,560,556 1,909,325,614 33,575,052 39,607,270 179,695,407 149,354,031 - 2,683,117,931
27 Banjarmasin 2,370,638 16,613,691 676,231 28,560,195 91,163,067 10,558,950 79,962,569 229,905,341
28 Makasar 356,667,269 1,099,520,560 154,672,175 21,943,738 1,809,350 219,077,688 102,041,620 1,955,732,400
29 Manado 15,271,065 219,031,250 5,153,523 166,175,549 92,776,932 41,474,463 365,898,136 905,780,918
30 Unit Syariah 125,693,600 1,583,686,307 185,422,351 896,249,165 666,528,291 142,274,097 - 3,599,853,810
-
Grand total 45,256,776,621 88,538,171,177 3,869,824,774 5,063,734,121 5,125,049,509 3,935,455,553 4,697,140,326 155,193,789,279

Sumber : Laporan Keuangan PT Asuransi Ramayana Tbk 205


Tabel 4.8.
Aging Piutang
PT Asuransi Ramayana 2016

No Cabang Undue 1-2 Bulan 3 Bulan 4-6 Bulan 7-9 Bulan 10-12 Bulan > 1 Tahun Outstanding

1 Pusat 10,377,994,673 6,896,412,659 - - - - 12,777,485 17,287,184,817


2 Jkt-Pondok Indah 11,241,018,288 1,613,348,708 15,757,164 634,409,155 244,880,411 130,236,620 116,988,570 13,996,638,915
3 Jkt-Senen 11,746,012,231 10,537,533,259 111,035,499 400,415,727 632,829,279 841,891,698 954,911,122 25,224,628,816
4 Jkt-Sudirman 4,824,360,179 8,883,739,745 44,024,636 443,850,409 313,140,892 32,300,558 591,601,032 15,133,017,452
5 Jkt-Tendean 8,595,071,322 11,986,063,731 555,023,054 967,251,867 178,183,169 602,798,122 21,997,607 22,906,388,872
6 Unit Jasa Khusus 452,038,997 311,481,938 176,057,176 525,745,925 150,363,287 11,940,589 459,457,734 2,087,085,646
7 Serpong 1,537,455,734 2,823,290,197 35,395,791 35,429,627 57,627,329 41,082,273 219,712,305 4,749,993,255
8 Jkt Harmoni 10,144,601,529 10,019,876,570 352,675,535 430,071,880 278,325,850 369,265,485 197,768,685 21,792,585,534
9 Surabaya 3,590,053,970 2,097,911,864 52,966,470 380,819,085 17,433,703 40,665,741 127,652,395 6,307,503,227
10 Malang 614,296,526 1,383,760,265 24,692,639 77,409,697 36,032,191 25,372,164 72,295,145 2,233,858,627
11 Medan 1,220,656,623 1,886,321,096 133,420,047 31,590,606 84,319,803 46,785,352 139,305,221 3,542,398,747
12 Batam 483,534,247 1,514,289,275 86,544,700 764,042,402 466,029,707 54,544,600 165,018,726 3,534,003,657
13 Padang 485,176,010 510,482,879 10,462,786 57,650,965 46,652,605 9,636,800 25,863,310 1,145,925,355
14 Palembang 1,309,458,080 5,574,425,922 131,915,979 484,396,560 121,583,039 73,779,240 187,330,849 7,882,889,669
15 Lampung 219,767,726 669,502,295 9,327,573 13,270,661 3,957,877 10,983,317 88,090,123 1,014,899,572
16 Pekanbaru 415,168,013 107,962,760 163,747,900 42,173,038 21,544,800 4,536,000 35,249,652 790,382,163
17 Semarang 834,899,669 543,291,035 5,632,539 339,909,874 108,874,179 14,801,197 20,122,514 1,867,531,006
18 Solo 388,282,679 541,174,275 17,398,359 34,677,182 2,513,972 2,205,433 18,110,518 1,004,362,417
19 Bandung 474,731,128 6,531,570,353 152,732,600 272,493,297 127,217,056 135,352,250 194,402,898 7,888,499,582
20 Cirebon 289,312,293 17,688,483 66,938,121 75,682,434 61,250,753 - 4,908,459 515,780,543
21 Bogor 104,181,617 60,055,336 16,525,110 70,260,864 1,601,552 10,824,430 141,644,105 405,093,014
22 Bekasi 2,584,162,836 3,828,182,404 384,243,406 980,437,536 435,205,276 116,822,061 461,307,680 8,790,361,198
23 Unit Direct Business 1,890,416,370 2,594,363,187 185,898,069 194,310,134 1,100,847 703,847 -
24 Jember 1,270,136,521 200,756,073 32,120,220 2,162,430 113,362,128 152,505,007 7,167,845 1,778,210,224
25 Denpasaar 675,098,314 191,083,142 22,896,921 50,262,525 28,238,524 36,941,602 120,388,629 1,124,909,657
26 Balikpapan 900,160,556 1,149,262,137 348,221 6,526,731 8,137,436 82,112,478 731,187,721 2,877,735,280
27 Banjarmasin 665,887,550 383,470,822 4,252,500 8,390,562 19,481,894 3,501,413 18,513,756 1,103,498,497
28 Makasar 3,469,306,954 8,014,383,803 9,529,664 9,483,139 80,415,319 11,827,303 211,948,498 11,806,894,680
29 Manado 487,632,399 132,343,017 37,257,957 254,301,014 23,061,995 22,391,437 4,660,585 961,648,404
30 Unit Syariah 540,832,076 6,038,809,282 119,365,803 522,682,503 21,830,494 4,567,286 22,583,664 7,270,671,108
-
Grand total 81,831,705,108 97,042,836,511 2,958,186,438 8,110,107,827 3,685,195,366 2,890,374,304 5,372,966,832 197,024,579,931

Sumber : Laporan Keuangan PT Asuransi Ramayana Tbk 2016


Tabel 4.9.

Proses Bisnis Kantor Cabang dan Perwakilan

PT Asuransi Ramayana Tbk

Marketing

1. Nasabah 2. Tehnik 3. Keuangan &


(Pembuatan Polis)
Inkaso

(Penagihan Premi)

4. Keuangan Kantor Pusat

(Pencatatan Buku Besar)

5. Akuntansi

(Pencatatan Jurnal
Anualreport)
Sumber : Divisi Akuntansi PT. Asuransi Ramayana Tbk

4.4. Panduan Kerja Penagihan Piutang Premi

Bagian Inkaso w ajib mempunyai data-data sebagai berikut :

a. Daftar piutang premi (lihat poada sistem care )

b. Daftar Hutang klaim Koasuransi keluar (SL-24-03-E-RMY-1)

c. Alamat tertanggung

d. Nomor telepon/HP/Email

Membuat surat tagihan sebelum dan setelah WPC berakhir atau sesuai PKS

bila ada.

Pastikan surat tersebut sampai ketertanggung atau perusahaan dengan cara

konfirmasi melalui telepon, dan tanyakan :

a. Apakah surat tersebut telah diterima (bukti pengiriman harus ada via

expedisi, fax atau email)

b. Kapan proses pembayaran dicatat

c. Monitor kembali janji pembayaran

d. Reminder bila tidak ada tanggapan sampai 3 kali selama seminggu

e. Buatkan surat pemberitahuan bahwa jatuh tempo akan berakhir

Untuk Polis-polis yang telah lama berakhir masa WPC nya tidak ada progres

pembayaran segera lakukan :


a. Surat pemberitahuan secara tertulis yang menyatakan polis akan

dibatalkan

b. Datangi perusahaan tersebut , catat informasi yang diterima dari orang

yang berwenang memberikan informasi tersebut

c. Buat berita acara pembatalannya apabila polis-polis tersebut

dinyatakan kredit macet sesuai informasi dari bank

d. Bila perusahaan telah tutup maka buatlah berita acara survey lapangan

e. Usulkan kepada kepala cabang untuk dibatalkan

f. Disposisi dari kepala cabang agar diinformasikan/diserahkan ke

bagian tehnik cabang guna proses selanjutnya dan bagian inkaso

menyimpan baik-baik data tersebut (copy disposisi kepala cabang),

sebagai bukti apabila ada pemeriksaan intern (PI)

Untuk polis-polis yang baru diharapkan tidak ada lagi yang masih outstanding

sampai habis masa pertanggungannya.

Tidak diperkenankan memperpanjang polis yang belum terbayar/masih

outstanding.

Dapat dilihat dari proses bisnis, menurut survey SOP divisi Marketing, Tehnik

Underwriting sudah berjalan cukup baik. Mulai mencari nasabah dengan target yang

telah ditetapkan oleh perusahaan dan SOP divisi Tehnik Underwriting yang sudah

cukup baik dalam pembuatan Polis Asuransi dengan kecepatan yang maksimal.

Namun pada divisi Keuangan terlihat ada nya kendala, pada bagian Inkaso. Dapat
dilihat Pada penjelasan SOP diatas ada beberapa hal yang tidak berjalan dengan baik

pada realitanya karena kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) pada bagian Inkaso

maka menyebabkan kurang baiknya dalam menjalankan SOP yang telah ditetapkan

oleh perusahaan, dengan contoh SOP nomor 3 dengan isi “bagian inkaso wajib

memastikan surat yang dikirim ke tertanggung harus sampai dan menfollow-up

tertanggung kembali agar membayar piutang premi tak tertagihnya” pada realitanya

dikantor cabang/perwakilan bagian keuangan inkaso pada cabang/perwakilan

perusahaan tidak bisa memaksimalkan follow-up piutang tertanggung dikarenakan

pekerjaan bagian keuangan inkaso cabang meliputi (pengajuan komisi, pengajuan

Refund premi, pengajuan klaim, realisasi biaya operational kantor, laporan pajak,

kontrol piutang, penagihan premi) yang akan direport ke kantor Pusat.

Dalam SOP dapat dilihat bagian keuangan inkaso harus mereminder

tertanggung apabila tidak ada tanggapan, min 3 kali dalam seminggu pada surveynya

staff keuangan inkaso hanya mensurvey 1kali dalam seminggu dikarenakan jobdes

nya yang banyak tetapi hanya dikerjakan oleh 1 staff.

Kebijakan Akuntansi terhadap piutang

1. Penghapusan / dibebankan diatas 2 Tahun

2. Lebih dari 60 hari dibatalkan (baru dibuat sejak 2018)

3. Dapat melakukan insolment dengan syarat & ketentuan (PKS)

4. Piutang premi tak tertagih akan dibebankan jika sudah berumur 2 tahun

5. Anggara beban penghapusan (beban tahun lalu + 5% beban tahun lalu


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka kesimpulan

dari hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Penagihan piutang premi pada PT Asuransi Ramayana Tbk tahun 2014 –

2016 dikatakan kurang efektif disebabkan karena rata – rata piutang

premi tak tertagih adalah mencapai 13,13% dari piutang premi hal ini

disebabkan karena kurangnya efektifitas penagihan piutang premi dari

pihak perusahaan (bagian inkaso) kepada para nasabah.

2. Rata – rata Beban klaim Pada PT Asuransi Ramayana Tbk Tahun 2014 –

2016 adalah sebesar 43,03% dari pendapatan Premi, dengan demikian

pembebanan klaim besarnya cukup signifikan dibandingkan dengan

perusahaan asuransi lainnya .


5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis maka

sebagai bahan pertimbangan agar PT Asuransi Ramayana Tbk dapat

mengoptimalkan penagihan piutang premi sehingga meminimalisir beban klaim,

untuk itu penulis mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Agar penerimaan piutang premi PT Asuransi Ramayana Tbk meningkat

maka disarankan penambahan sumber daya manusia (SDM) pada divisi

akuntansi pada kantor cabang PT Asuransi Ramayana Tbk karena pada

saat ini staff Akuntansi per-kantor cabang dan perwakilan hanya terdapat

satu orang , maka dari itu penulis menyarankan penambahan sumber daya

manusia (SDM) maksimal 3 atau 4 orang per cabang, adanya interaksi

atau komunikasi yang baik antara pihak inkaso dengan pihak tertanggung,

agar dapat mengingatkan atau mengkonfirmasi bahwa polis tertanggung

sudah mendekati waktu jatuh tempo pembayaran (Premium Payment

Warranty), dibuatkan berita acara penagihan piutang premi minimal 1

bulan sekali, agar manajemen dapat memantau penagihan piutang premi,


dan sebelum melakukan penutupan asuransi pada suatu obyek

pertanggungan, harus diperhatikan apakah tertanggung memiliki kesiapan

atau kemampuan untuk melakukan pembayaran premi asuransi, untuk

mengurangi risiko terjadinya penundaan pembayaran premi sampai

melebihi jatuh tempo pembayaran (Piutang Premi).

2. Agar tidak terjadi pembebanan klaim yang besar sebaik baiknya PT

Asuransi Ramayana Tbk menjalin hubungan yang baik dengan

perusahaan Reasuransi agar dapat bekerja sama dalam menanggung

resiko klaim yang terjadi, meningkatkan produksi agar dapat

menghasilkan pendapatan premi yang maksimal untuk menutupi beban

perusahaan, dan lebih banyak menginvestasikan dana perusahaan agar

mendapatkan keutungan dari hasil investasi.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Amrin, 2013. Berkah Melalui Asuransi Syariah (ditinjau dari

perbandinganAsuransi konvensional), Exel Media Komputindo

Abdul R. Salim, 2014. Hukum bisnis untuk perusahaan, Prenada Media

Bambang Riyanto, 2013. Dasar-dasar pembelajaran perusahaan, Edisi keempat

BPFE Yogyakarta.

Danang Sunyoto, 2013. Metodologi penelitian akuntansi, PT. Refika Adimata

Bandung

Dermawan. 2014. Manajemen keuangan, Mitra Wacana Media

Fadullah, Arief. 2014. Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil Investasi Terhadap

Cadangan Dana Tabarru I(Studi pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah) Skripsi

Diterbitkan. Jakarta : Fakultas sayriah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

(http://respository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24861/1/ARIEF

%20FADLULLAH.pdf, diakses 08 Oktober 2018)

Irham Fahmi, 2013. .Analisis laporan keuangan, Alfabeta, Bandung


Irham Fahmi, 2015. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab,

Alfabeta, Bandung

Hans Kartikahadi, 2016. Akuntansi keuangan berdasarkan SAK berbasis IFRS,

Kompas Gramedia

Harahap, 2013. Analisis kritis atas laporan keuangan, Raja Grafindo , Jakarta

Hermawan, 2018. Pengantar Akuntansi II, Dilengkapi dengan pembahasan IFRS.

PT Indomedia Pustaka. Sidoarjo.

Hery, 2013. Akuntansi dasar I dan II, PT Grasindo, Jakarta

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan, PT Gramedia Widiasarana Indonesia,

Jakarta

Hery. 2017. Teori Akuntansi Pendekatan Konsep dan Analisis. PT Gramedia

Widiasarana Indonesia. Jakarta

Hawarin, Sabrina, 2013. Analisa Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil

Investasi Terhadapa Laba Perusahaan Asuransi Umum di Indonesia Tahun

2017-2011, Skripsi Diterbitkan.

Depok : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

(http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20331671-

s44612Skripsi%Sabrina%20Hawarin%20. Pdf, diakses pada 8 Oktober 2018)

Kasmir , 2014. Analisis laporan keuangan, PT. Rajawali Persada, Jakarta

Marissa Nur Afifah, 2017. Pengaruh Premi Bruto, Piutang Premi terhadap

Laba Usaha PT. Asuransin Ramayana Periode 2008 – 2015.

Marshall B.Romney,2014. Sistem informasi akuntansi edisi 13, Salemba


Empat, Jakarta

Man Suparman Sastrawidjaja , 2013 . Hukum asuransi dan surat berharga,Pt.

Alumni, Bandung

Munawir, 2014. Analisa laporan keuangan, Liberty Jakarta

Mulyadi nitisusarto, 2013. Asuransi dan usaha perasuransian Diindonesia,

Alfabeta, Bandung

Mulyadi Nitisusastro, 2013 Asuransi dan Usaha Perasuransian di Indonesia.

Bandung : Alfabeta

Samryn, 2016. Pengantar Akuntansi , Metode Akuntansi untuk elemen laporan

keuangan diperkaya dengan perspektif IFRS dan Perbankan, Rajawali Pers.

Jakarta

Sofyan Marwansyah, 2017. Analisis Hasil Investasi, Pendapatan Premi dan Beban

Klaim terhadap Laba perusahaan perasuransian Indonesia periode 2011-

2015

Sentosa Sembiring, 2014. Hukum asuransi, Nuansa Aulia : Bandung

Sofyan Syafri, 2013. Teori akuntansi edisi revisi 2011,Rajawali Pers, Jakarta

Sumber data dari Pt. Asuransi Ramayana.Tbk (bagian klaim Asuransi)

Supami Wahyu Setiowati, 2018. Akuntansi Keuangan dalam perspektif IFRS dan

SAK- ETAP. Mitra Wacana Media. Jakarta

Thomas Sumarsan, 2018. Akuntansi dasar & aplikasi dalam bisnis versi IFRS

(jilid II), PT Indeks, Jakarta


Thomas Sumarsan, 2018. Akuntansi dasar & aplikasi dalam bisnis versi IFRS

(jilid I), PT Indeks, Jakarta

Weygandt Kimmel Kieso, 2013. Intermediate accounting, Salemba Empat,

Jakarta

Zaki Baridwan, 2013. Sistem Informasi Akuntansi edisi II, BPFE, Yogyakarta

Zian Faradois, 2013. Buku pintar Asuransi, G-Media, Yogyakarta

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/456/jbptunikompp-gdl-nurhayatio-22754-2-

babII.pdf (diakses pada tanggal 15 agustus 2018)

https://id.wikipedia.org/wiki/Piutang ( diakses pada tanggan 3 agustus 2018)

http://sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/prinsip-pengakuan -

pendapatan.html?m=1 (diakses pada tanggal 8 oktober 2018)

http://www.jurnal.id//id/blog/2017/mengenal-lebih-dekat-tentang-pendapatan-

perusahaan (diakses pada tanggal 8 oktober 2018)

http://melatiarya.blogspot.com/2013/01/pengendalian-internal-piutang-

usaha.html (diakses pada tanggal 5 oktober 2018)

https://media.neliti.com/media/publications/18074-ID-penyelesaian-klaim-pada-

asuransi-kendaraan-bermotor-melalui-badan-mediasi-asuran.pdf (diakses pada

tanggal 5 oktober 2018)

https://blog.asrifahmi.com/2016/08/pengertian-psak-pernyataan-standar-

akuntansi-keuangan.html ( Diakses pada tanggal 4 april 2019)

Anda mungkin juga menyukai