Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan syukur
bagi Allah SWT yang dengan ridho-Nya. Kami dapat menyelesaikan Paper ini dengan baik dan
lancar.
Dalam paper ini, kami akan memaparkan tentang ”Capital Budgeting”. paper ini
diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Berbagai teknik
dan intrik kami kemas dalam paper ini, dan juga kami berharap bisa dimanfaatkan semaksimal
mungkin.Paper ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Manajemen
Keuangan.
Dalam penulisan paper ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi mengingat kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan paper ini dan semoga paper ini dapat bermanfaat
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha yang cukup cepat pada era globalisasi saat ini dengan adanya
kemajuan di bidang tekhnologi dan informasi mendorong perusahaan untuk berfikir secara kritis
untuk dapat bersaing dengan kompetitornya. Salah satu caranya dapat dilakukan dengan
memperluas pasar atau dengan menambah kapasitas industrinya, bisa dengan ekspansi perusahaan
atau dengan memanfaatkan tekhnologi informasi yang mumpuni untuk proses produksinya.
Permodalan yang besar biasanya akan menjadi kendala bagi perusahaan. Untuk mengatasi kendala
tersebut perusahaan harus mencari sumber-sumber pendanaan yang mampu menyediakan dana
segar agar progam yang akan dijalankan mampu berjalan dengan baik. Dalam proses pencarian
sumber dana, perusahaan harus mampu menunjukkan perencanaan progam investasi yang akan
Perencanaan atau analisa investasi ini diperlukan agar mampu memberikan gambaran, dari dana
yang akan digunakan ini layak untuk dicairkan atau tidak dan apakah mampu memberikan
keuntungan bagi perusahaan atau pemilik modal di masa yang akan datang.Proses analisa investasi
ini dapat dilakukan dengan perhitungan capital budgeting atau penganggaran modal.
Menurut Bambang Riyanto (2001) capital budgeting adalah “keseluruhan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana
Perhitungan Capital Budgeting ini diperlukan karena dalam melakukan investasi jangka panjang,
perusahaan harus memiliki prakiraan investasi tersebut akan bermanfaat bagi perusahaan selama
jangka waktu beberapa tahun, atau juga investasi itu akan memberikan keuntungan pada tahun
keberapa setelah progam investasi tersebut dilakukan. Dari hasil tersebut, diharapkan perusahaan
dapat memberikan informasi kepada pemberi permodalan dan pemberi modal mampu melakukan
pengambilan sebuah keputusan untuk menanamkan modalnya dalam progam investasi tersebut
karena dari hasil perhitungan capital budgeting diketahui bahwa progam tersebut layak untuk
didanai.
Penulisan paper ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai apa itu capital budgeting dan
juga metode perhitungan apa saja yang dapat dugunakan untuk menganalisa capital budgeting.
Dengan adanya paper ini diharapkan mampu menjadi bahan pembelajaran terutama bagi penulis
dan juga bagi para mahasiswa yang sedang belajar mata kuliah manajemen keuangan perusahaan.
Dalam makalah kali ini, penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
3. Metode perhitungan apa saja yang digunakan untuk menganalisa capital budgeting?
3. Mengetahui metode apa saja yang digunakan untukmenganalisa Capital Budgeting atau
Penganggaran Modal.
BAB II
PEMBAHASAN
Capital budgeting atau penganggaran modal merupakan sebuah perhitungan atau analisa yang
dilakukan untuk menghitung sebuah kelayakan proyek yang digunakan untuk progam investasi
jangka panjang yang dapat berupa penyediaan aset tetap maupun expansi perusahaan. Beberapa
Menurut Riyanto (2010) capital budgeting adalah “keseluruhan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana
tersebut melebihi waktu satu tahun”. Sedangkan menurut Menurut Syamsuddin (2011) capital
alternatif penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka
waktu yang lebih dari setahun”. Selain dua pendapat diatas, Houston dan Brigham (2011)
mendefinisikan capital budgeting sebagai “proses analis proyek secara keseluruhan dan
Capital budgeting merupakan analisa yang dilakukan untuk menghitung sebuah kelayakan proyek
yang akan digunakan untuk program investasi jangka panjang yang dapat berupa penyediaan aset
tetap maupun expansi perusahaan untuk dapat meningkatkan kapasitas produksinya atau perluasan
Dalam penganggaran modal menurut Hansen dan Mowen (2005) terdapat dua jenis yaitu proyek
independen dan proyek saling ekslusif. Proyek independen merupakan sebuah proyek yang
misalnya diterima ataupun ditolak tidak akan mempengaruhi arus kas proyek lainnya, sedangkan
proyek saling ekslusif yaitu apabila suatu proyek dinyatakan diterima maka akan berakibat dapat
menghalangi aliran kas pada proyek lainnya. Dalam proses penganggaran modal akan melibatkan
tiga faktor utama yang saling berkaitan,yaitu manfaat, waktu, dan resiko. Faktor manfaat
mendefinisikan sebagai keterkaitan manfaat yang akan diterima oleh perusahaan di waktu
mendatang. Faktor waktu terkait dengan selisih ataupun jeda waktu pada saat kas dikeluarkan
sampai dengan proyek selesai sehingga menghasilkan kas masuk bagi perusahaan. Sedangkan
faktor resiko akan selalu muncul pada saat melakukan sebuah investasi, karena setiap investasi
yang dijalani akan memiliki resiko yang harus dihadapi sehubungan dengan realisasi dari arus kas
masuk di masa depan dimana itu bisa saja meleset dari perkiraan ataupun perencanaan semula.
Di dalam melakukan analisa capital budgeting diperlauakan estimasi arus kas. Estimasi ini dimulai
dari awal proyek akan dijalankan sampai dengan proyek tersebut bisa berjalan. Pada saat awal
proyek tersebut dijalankan kas perusahaan masih negatif karena proyek tersebut belum dapat
menghasilkan bagi perusahaan karena perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk pelaksanaan
proyek tersebut, setelah proyek tersebut selesai barulah arus kas bisa menjadi positif karena
perushaan akan menerima penghasilan dari proyek investasi yang telah dijalankan tersebut.
Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar pada saat proyek tersebut
dijalankan daripada arus kas yang masuk tanpa menjalankan proyek tersebut. Di dalam capital
budgeting ini disebut sebagai arus kas relevan atau arus kas tambahan (incremental cash flow).
Menurut Ross (2008) Incremental cash flow merupakan selisih antara arus kas perusahaan di masa
depan apabila proyek tersebut dilaksanakan dengan arus kas perusahaan di masa depan tanpa
proyek tersebut. Arus kas tambahan untuk evaluasi proyek terdiri dari seluruh perubahan arus kas
pada masa yang akan datang sebagai sesuatu konsekuensi langsung dari proyek yang
dijalankan.Dengan demikian, pada saat menjalankan proyek kita berharap ada arus kas masuk
yang lebih besar daripada proyek tersebut tidak dijalankan, namun dalam beberapa situasi kita
dapat melakukan sebuah kesalahan dalam menentukan pilihan yang diambil. Meneurut Ross
1. Sunk cost
Merupakan biaya yang telah terjadi ataupun telah dikueluarkan sehingga tidak boleh
diperhitungkan dalam sebuah keputusan investasi. Perushaan harus selalu berhati-hati dalam
mengelola sunk cost, karena sunk cost ini walaupun sudah dikeluarkan tidaklah mampu untuk
menjadi penentu keputusan yang relevan. Terkadang biaya yang sudah kita keluarkan bisa menjadi
sia-sia karena keputusan yang diambil tidak mempedulikan hasil dari timbulnya biaya tersebut.
2. Opportunity Cost
Opportunity Cost atau biaya kesempatan yang hilang merupakan sebuah alternatif paling bernilai
yang dilepaskan apabila suatu pilihan investasi dilakukan. Dalam hal ini opportunity cost
membuat kita untuk mengorbankan suatu manfaat yang dapat kita terima jikalau kita tidak
3. Side Effect
Side effect dapat diklasifikan sebagai erosi atau sinergi. Erosi terjadi ketika produk baru
menurukan cash flow sedangkan sinergi terjadi sebaliknya. Erosi merupakan arus kas dari proyek
baru yang menjadi beban bagi proyek yang sudah ada. Dapat dimungkinkan ketika mengambil
suatu pilihan proyek, dapat berdampak pada proyek yang lain. Sebagai contoh apabila kita telah
memiliki produk A dan melakukan pengambilan keputusan untuk menghadirkan produk B. Dapat
dimungkinkan bahwa penjualan produk B akan lebih disukai konsumen yang akan berdampak
Capital budgeting sangat penting bagi perusahaan karena di dalamnya terdapat jumlah biaya yang
besar sedangkan manfaatnya baru dapat dinikmati dalam jangka panjang. Keputusan di bidang capital
budgeting ini akan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan perusahaan di masa yang
akan datang.Menurut Dr. Darmawan Sjahrial (2008:19) Capital budgeting mempunyai arti yang
1. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang, sehingga ini berpengaruh
2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan diwaktu yang akan
datang.
3. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar.
4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mempunyai
1. Payback Period
Menurut Abdul Choliq dkk (2004) payback period dapat diartikan sebagai jangka waktu
kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu
proyek yang telah direncanakan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2004)payback period
adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi
dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows).
Selanjutnya menurut Djarwanto Ps (2003) menyatakan bahwa payback period lamanya waktu
Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa payback
period dari suatu investasi menggambarkan panjang waktu yang diperlukan agar dana yang
Metode analisis payback period bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi
akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi break even-point (jumlah arus kas masuk
sama dengan jumlah arus kas keluar). Analisis payback period dihitung dengan cara
menghitung waktu yang diperlukan pada saat total arus kas masuk sama dengan total arus kas
keluar. Dari hasil analisis payback period ini nantinya alternatif yang akan dipilih adalah
Catatan : Rumus ini mengasumsikan bahwa besarnya kas masuk bersih adalah sama pada
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
Catatan : Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda.
komponen elektronika. Dengan membeli Mesin produksi yang berharga Rp. 250 juta ini,
keuntungan atau pendapatan bersih didapat dari penambahan mesin tersebut adalah sebesar
Rp. 70 juta pertahun. Berapakah Payback Period untuk Mesin Produksi ini?
Payback Period = ?
Jadi Periode pengembalian modal atau payback period untuk mesin produksi tersebut adalah
Kelebihan yaitu dengan mudah dan sederhana bisa di hitung untuk menenntukan lamanya
waktu pengembalian dana investasi, memberikan informasi mengenai lamanya break even
project, sebagai alat pertimbangan resiko karena semakin pendek payback periodnya maka
semakin pendek pula resiko kerugiannya, untuk membandingkan dua proyek yang memiliki
resiko dan rate of return yang sama dengan cara melihat jangka waktu pengembalian
investasi (payback period) apabila payback period-nya lebih pendek itu yang dipilih.
yang diperoleh sesudah payback periode tercapai, mengabaikan time value of money (nilai
Shook (2002,372) berpendapat bahwa : “Konsep net present value merupakan metode
evaluasi investasi yang menghitung nilai bersih saat ini dari uang masuk dan keluar dengan
tingkat diskonto atau tingkat imbal hasil yang disyaratkan. Investasi yang baik mempunyai
nilai bersih saat ini yang positif”. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (1992,115)
mengatakan bahwa: “Net present value adalah selisih antara present value dari keseluruhan
proceeds yang didiscontokan atas dasar biaya modal tertentu dengan present value
pengeluaran modal”. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Net Present
Value adalah Sebuah metode evaluasi Investasi dengan mengukur selisih antara present value
Kriteria suatu proyek investasi dapat diterima jika NPV lebih dari 0 (NPV > 0) dan suatu
proyek akan ditolak jika NPV lebih kecil dari 0 (NPV < 0) (Ross, 2008). NPV atau Net
Present Value ini banyak digunakan dalam penganggaran modal untuk menganalisa
profitabilitas dari sebuah proyek ataupun proyeksi investasi. Para pemilik modal ataupun
manajemen perusahaan dapat menggunakan perhitungan NPV ini untuk mengevaluasi apakah
akan berinvestasi atau tidak berinvestasi pada suatu proyek baru ataupun investasi pada
Selain rumus NPV diatas, kita juga dapat menggunakan tabel PVIFA (Present Value
Interest Factor for an Annuity). kemudian masukan hasilnya ke persamaan atau rumus
PVIFA = 1 – (1+r)–n
r
Contoh Kasus Perhitungan NPV (Net Present Value)
Manjemen Perusahaan INGIN MAJU ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah
produksi produknya. Harga Mesin produksi yang baru tersebut adalah sebesar Rp. 150 juta dengan
suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp. 50
juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pembelian mesin produksi ini dapat
dilanjutkan?
Penyelesaiannya :
Diketahui :
Ct = Rp. 50 juta
r = 12% (0,12)
Jawaban :
NPV = 30,24
Berdasarkan tabel PVIFA, angka yang didapat dari suku bunga 12% (r) dan periode 5 tahun (t)
adalah sebesar 3.6048. Angka tersebut dimasukan ke rumus NPV dibawah ini :
Dari hasil perhitungan contoh soal kita diatas, nilai bersih saat ini atau nilai Net Present Value
(NPV) adalah Positif dengan nilai sebesar Rp. 30,24 juta. Ini berarti Mesin Produksi yang
bersangkutan dapat menghasilkan sekitar Rp. 30,24 juta setelah melunasi biaya pembelian mesin
dan juga biaya bunga. Sesuai dengan perhitungan tersebut, maka dapat diputuskan bahwa rencana
investasi pembelian mesin produksi baru dapat dilanjutkan. Perhitungan NPV ini tidak saja
digunakan untuk mengevaluasi layak atau tidaknya untuk berinvestasi, namun juga digunakan
untuk membandingkan investasi mana yang lebih baik jika terdapat dua pilihan investasi atau
lebih.
Perlu diketahui juga, meskipun perhitungan NPV ini merupakan alat yang sangat bagus untuk
metode NPV adalah memperhitungkan nilai waktu uang (time value of money),
mempertimbangkan semua arus kas yang diharapkan pada potensi investasi tanpa memperhatikan
waktu dari arus kas tersebut dan model ini memungkinkan perbandingan yang dibuat antara
proyek dengan pola arus kas yang berbeda dengan menggunakan tingkat diskonto yang sama
yang ditetapkan sebelumnya (Klammer, 2000), namun analisa tidak selalu akurat, yaitu
mempunyai kelemahan dari metode ini adalah model memberikan sebuah kesalahan kecermatan,
perhitungan present value didasarkan pada estimasi dari ketidakpastian arus kas masa akan datang,
keakuratan perhitungan keuangan mungkin berakibat pada kualitas dan faktor waktu tanpa
menerima pertimbangan yang cukup dan asumsi pemilihan discount rate adalah sulit untuk
sebagian individu (Klammer, 2000). Hal ini dikarenakan persamaannya bergantung pada banyak
perkiraan dan asumsi yang sangat sulit untuk benar-benar akurat. Seperti pada contoh kasus diatas,
manajemen perusahaan INGIN MAJU tidak tahu dengan pasti apakah mesin tersebut akan
menghasilkan Rp. 50 juta per tahunnya (karena hanya perkiraan atau asumsi) dan mungkin juga
tingkat bunga akan berubah seiring dengan perkembangan pasar, terkecuali terdapat perjanjian
yang pasti dengan pihak kreditur. Satu-satunya yang diketahui oleh manajemen perusahaan adalah
biaya yang dikeluarkan untuk membeli mesin produksi tersebut pada saat ini.
Menurut Brigham & Houston, penerjemah : Ali Akbar Yulianto (2009;524) adalah : “IRR adalah
metode penyusutan peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian dari
sebuah investasi, yang dihitung dengan menemukan tingkat diskonto yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas masuk masa depan ke biaya proyek. Sedangkan menurut Arthur J. Keown,
John D. Martin, J. William Petty. David F. Scott, JR (2008; 301) “IRR adala h kriteria keputusan
penganggaran modal yang mencerminkan tingkat pengembalian yang didapat dari suatu proyek.”
Jadi IRR adalah suatu kriteria keputusan yang di ambil perusahaan dalam penganggaran modal
yang mencerminkan tingkat pengmbalian suatu proyek.IRR dapat menjadi sebuah indikator dari
tingkat efisiensi dari suatu investasi. Sebuah proyek atau investasi dapat dilakukan apabila sebuah
laju pengembaliannya (rate of return) yaitu lebih besar dari laju pengembaliannya apabila
melakukan suatu investasi lain (bunga deposito bank, reksadana dan lainlainnya).Fungsi dari IRR
juga dapat dipakai dalam menentukan apakah benar bahwa investasi tersebut dapat dilaksanakan
ataukah tidak. Karena itu,biasanya dipakai dengan acuan bahwa investasi yang telah dilakukan
harus lebih tinggi dari Minimum Acceptable Rate of Return (MARR). MARR ialah suatu laju
dari pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh sebuah investor.
Rumus IRR:
Sebuah suku bunga IRR akan didapat apabila NPV = 0 maksutnya suku bunga yang dapat
diberikan investasi yang memberikan NPV = 0. Syarat paling utama yaitu ialah IRR > dari suku
bunga MARR nya. Untuk memperoleh suatu hasil akhir dari sebuah perhitungan IRR, maka kita
harus mencari terlebih dahulu nilai dari discount rate yang akan menghasilkan NPV positif.
kemudian kita cari discount rate yang akan menghasilkan NPV negatif. Berikut ini adalah
Rumus IRR:
Keterangannya :
IRR memiliki tiga buah nilai dimana pada masing-masing nilai tersebut memiliki makna
tersendiri terhadap suatu kriteria investasi. Berikut ini untuk lebih jelasnya:
IRR < SOCC, maksudnya bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial.
IRR = SOCC, maksutnya suatu usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even
point.
IRR > SOCC, maksutnya yaitu suatu usaha atau proyek tersebut layak secara
finansial.
Dimana SOCC adalah Social Opportunity Cost of Capital/biaya modal.
Kelebihan dari metode perhitungan IRR yaitu tidak dipertimbangkan time value of Money.
Dengan begitu perhitungan dapat dilakukan lebih tepat dan realistis dibandingkan dengan
Sedangkanpada kekurangan metode ini yaitu perlu waktu untuk menghitungnya, termasuk
pada saat cas inflow tidak terdistribusi secara merata (walaupun kebanyakan kalkulator bisnis
sudah dilengkapi dengan sebuah program untuk menghitung IRR). Selain itu pada metode ini
juga tidak dapat mengidentifikasi ukuran investasi dalam berbagai proyek yang bersaing dan
Contoh Soal :
Tahun 1 : Rp 60.000.000
Tahun 2 : Rp 50.000.000
Tahun 3 : Rp 40.000.000
Tahun 4 : Rp 35.000.000
Tahun 5 : Rp 28.000.000
Jawab:
Total PV = Rp 100.131.700
Investasi Awal = Rp 150.000.000
NPV = Rp – 49.868.300
Total PV = Rp 167.202.200
NPV = Rp 17.202.200
IRR = 11,5388%
Shook (2002;456) mengatakan bahwa:“Profitability index adalah Prediksi arus kas masa
depan perusahaan dibagi investasi awalnya” Suad Usman dan Suwarsono (1994;192)
penerimaan- penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang investasi". Dari
kedua pengertian profitability index tersebut dapat disimpulkan profitability index adalah
penerimaan bersih dengan nilai investasi, dengan kriteria kelayakan apabila PI lebih besar dari
pada (satu) 1 maka rencana investasi dapat diterima, sedangkan apabila PI lebih kecil dari
Mutually exclusive projects adalah suatu investasi dimana ketika kita memilih mengambil suatu
investasi, maka kita tidak bisa mengambil investasi lain. Ketika kita mempunyai proyek yang
eksklusif secara mutual, kita tidak seharusnya mengurutkan mereka berdasarkan pengembalian.
Secara lebih umum, saat kita membandingkan investasi-investasi untuk menentukan yang terbaik,
melihat IRR dapat membingungkan. Sebaliknya, kita perlu melihat pada NPV yang relatif untuk
menghindari kemungkinan memilih secara keliru. Pada akhirnya kita tertarik dalam menciptakan
nilai untuk para pemegang saham, sehingga pilihan dengan NPV lebih tinggi adalah lebih disukai,
tidak melihat berapa pengembalian yang sebanding. Ada dua isu yang dibicarakan, yaitu masalah
skala dan masalah waktu. Jika terjadi konflik antara IRR dan NPV, beberapa hal yang bisa
dilakukan adalah :
1. Menggunakan NPV. Penggunaan NPV lebih kuat dibandingkan dengan metode lainnya.
Contohnya jika kita mempunyai suatu lahan di sudut, maka kita bisa membangun pompa bensi
atau gedung, tetapi tidak bisa keduanya. Ini adalah alternative yang eksklusif secara mutual.
Misal, ada 2 proyek investasi yaitu A dan B. Investasi A membutuhkan dana Rp700.000 dan
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp900.000 dan menghasilkan kas masuk sebesar
Rp200.000 per tahun selama 6 tahun. Tingkat keuntungan yang disyaratkan 10% per tahun
Hasil perhitungan di ats menunjukkan bahwa NPV(B)>NPV(A).. Karena itu proyek B akan dipilih.
Tetapi NPV merupakan fungsi dari usia proyek, semakin lama usia proyek akan semakin tinggi
nilai NPV. Hal tersebut tidak menjadi masalah jika proyek tersebut independent, namun menjadi
masalah jika proyek tersebut Mutually exclusive ( saling meniadakan )untuk memperoleh
perbandingan yang lebih valid, kita perlu menyamakan usia kedua proyek tersebut.
1) Menyamakan Usia.
Proyek A memiliki usia 3 tahun, sedangkan proyek B memiliki usia 6 tahun. Keduanya bisa
disamakan menjadi usia 6 tahun. Proyek A mengalami dua siklus, proyek B mengalami satu
Proyek A memiliki usia 3 tahun,sedangkan proyek B memiliki usia 6 tahun. Keduanya bisa
disamakan menjadi usia 6 Metode ini mempunyai kelemahan, jika horison waktu suatu proyek
cukup panjang. Misal, proyek “A” mempunyai usia 11 tahun, sedangkan proyek lainnya 19 tahun.
Common factoruntuk keduanya adalah 11 × 19 = 209 tahun. Untuk mengatasi kelemahan tersebut
digunakan metode Equivalent Annula NPV ( EAN ) . Metode ini merubah NPV yang dihitung
menjadi angka NPV tahunan. Asumsi metode ini adalah proyek dilakukan terus menerus.
-----------------------------
PVIFA (r,n)
Dimana :
Contoh :
Oleh karena Proyek A dan Proyek B “ mutually exclusive” maka dipilih proyek B karena
Analisis investasi ini untuk dua proyek dengan usia berbeda dan mutually exclusive (saling
membedakan ) dan kita harus memilih salah satu. Hal ini yang perlu diperhatikan adalah
mengasumsikan kondisi yang yang sama (tingkat inflasi dan tehnologi) selama umur proyek . Jika
kita memperkirakan tingkat inflasi dan tehnologi berbeda, akan menyebabkan aliran kas keduanya
berbeda, maka kita harus memperhitungkan efek terssebut ke dalam perkiran aliran kas.
Pada saat pelaksanaan proyek, sering terjadi perbedaan antara asumsi yang digunakan saat
penyusunan rencana proyek dengan kenyataan dilapangan pada saat proyek sudah dilaksanakan.
Hal tersebut menyebabkan pihak manajemen harus melakukan penyesuaian terhadap perubahan
yang terjadi dilapangan. Penyesuaian ini dikenal dengan istilah real options. Adanya peluang
untuk melakukan penyesuaian tersebut dapat meningkatkan nilai dari proyek investasi. Dalam hal
ini nilai proyek investasi merupakan nilai NPV yang dihitung dengan cara tradisional
ditambahdengan nilai opsi yang dilakukan. Dalam menentukan alternatif penyesuaian, ada 3
1. Option to expand
Option to expand adalah aktivitas yang dilakukan untuk memperluas suatu proyek atau
investasi yang diterima ketika perhitungan dengan menggunakan NPV bernilai positif.
2. Abandoment Option
Merupakan opsi untuk menghentikan suatu proyek jika arus kas operasinya ternyata lebih
rendah dari yang diperkirakan. Opsi ini dapat meningkatkan perkiraan profitabilitas sekaligus
3. Timing Options
Analisis NPV konvensional berasumsi bahwa suatu usulan proyek akan diterima atau ditolak.
Jika kriteria NPV dapat terpenuhi berarti proyek tersebut akan dilaksanakan sekarang, jika
tidak makan proyek tersebut tidak akan dilaksanakan sama sekali. Namun, dalam realitanya
terkadang perusahaan memiliki opsi ketiga, yaitu dengan menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan terhadap proyek tersebut sampai pada suatu saat nanti sampai pada
banyaknya informasi yang tersedia. Opsi ini diharapkan dapat meningkatkan NPV dari proyek
tersebut.
BAB III
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Penganggaran modal (capital budgeting) adalah keseluruhan proses mulai dari perencanaan
sampai dengan pengambilan keputusan untuk pengeluaran sejumlah dana (investasi) dimana
jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu 1 tahun. Capital budgeting sangat penting
bagi perusahaan karena di dalamnya terdapat jumlah biaya yang besar sedangkan manfaatnya baru
dapat dinikmati dalam jangka panjang. Keputusan di bidang capital budgeting ini akan memiliki
pengaruh yang besar terhadap perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Di dalam
melakuan analisa capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Perusahaan mengharapkan akan
menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada sebelum melakukan suatu investasi. metode
penilaian investasi yang telah dijelaskan diatas, ternyata ada 3 metode yang cukup baik digunakan
dalam menilai investasi yaitu metode Net Present Value (NPV), metode profitability index (PI)
dan metode Internal Rate of Return (IRR). Hal ini terutama karena ketiga metode tersebut
Dengan demikian, perhitugnan NPV, PI, dan IRR semuanya menggunakan basis konsep yang
sama, yaitu present value dari aliran kas yang terjadi, baik aliran kas keluar maupun aliran kas
masuk sedangkan Metode payback period memeiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
4.2 Saran
1. Perusahaan perlu menerapkan analisis capital budgeting untuk menilai kelayakan investasi
aset tetap, yaitu menyusun rencana investasi dengan sebaik-baiknya, serta melakukan estimasi
untuk menghindari pelaksanaan proyek tidak menyimpang terlalu jauh dari apa yang sudah
direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur J. Keown, David F. Scott, Jr., John D. Martin, J. William Petty. 2010. Manajemen
Keuangan: Prinsip dan Penerapan Jilid 1 (Edisi Kesepuluh). Jakarta:PT. Indeks.
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Terjemahan.
Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Keown, Arthur J., Martin, John D., Petty, J. William dan Schott, David F. JR., 2010. Financial
Management: Principles and Application. Ninth Edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Ross, Westerfield and Jaffe. 2005. Corporate Finance. 7th edition McGraw-Hill.
Shook, R. J. dan Roy Sembel. 2002. Wall Street Dictionary, Kamus Lengkap Keuangan Wall
Street. Jakarta: Erlangga.
Sjahrial, Dermawan. 2009. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media