Anda di halaman 1dari 4

NAMA : IKA SARAH MAHSITAH

NIM : 16062155

KEAS : R2.3 AKUNTANSI

TUGAS ELEARNING ETIKA BISNIS MINGGU KE-2

1. MACAM-MACAM NORMA DAN PENJELASAN PENGERTIANNYA SECARA


LENGKAP :

Jawab
Norma –norma yang berlaku di masyarakat ada 4 macam, yakni sebagai berikut :
a) Norma agama, yaitu peraturan hidup manusia yang berisi perintah dan larangan yang
berasal dari TUHAN.
Pengertian Norma agama adalah norma, atau peraturan hidup yang berasal dari Tuhan
(Allah) yang diberlakukan bagi manusia ciptaan-Nya melalui perantara utusan-Nya (para
rosul). Pelanggaran terhadap norma agama berupa sanksi di dunia dan akhirat. Norma
agama dipatuhi tanpa ada pengawasan oleh para penegak hukum.
Misalnya, jangan membunuh atau jangan mencuri. Bagi orang yang melanggarnya, kelak
akan memperoleh sanksi pada kehidupan di akhirat. Meskipun sanksi tersebut juga
dirasakan pada kehidupannya di dunia berupa keguncangan hidup.

b) Norma moral/kesusilaan, yaitu peraturan/kaidah hidup yang bersumber dari hati nurani
dan merupakan nilai-nilai moral yang mengikat manusia.
Pengertian Norma moral/kesusilaan adalah norma yang hidup dalam masyarakat yang
dianggap sebagai peraturan dan dijadikan pedoman dalam bertingkah laku. yaitu. Norma
susila menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Norma susila yang mendorong
manusia untuk kebaikan akhlak pribadinya. Norma susila melarang manusia untuk berbuat
tidak baik, karena bertentangan dengan hati nurani setiap manusia yang normal.
Contoh-contoh norma susila antara lain:

a. Jangan mencuri barang milik orang lain.


b. Hormatilah sesamamu. c. Bersikaplah jujur.

Norma susila memiliki sanksi atau ancaman hukuman bagi yang melanggar norma
tersebut dan sanksinya adalah perasaan manusia itu sendiri, yang akibatnya adalah
penyesalan.
c) Norma kesopanan, yaitu peraturan/kaidah yang bersumber dari pergaulan hidup antar
manusia.
Pengertian Norma Kesopanan adalah norma yang timbul dari kebiasaan pergaulan
sehari-hari untuk suatu daerah tertentu. Norma kesopanan disebut juga norma adat, karena
sesuai dengan adat yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu.
Contoh-contoh norma kesopanan, antara lain:
a. Yang muda harus menghormati yang lebih tua usianya.
b. Berangkat ke sekolah harus berpamitan dengan orang tua terlebih dahulu.
c. Memakai pakaian yang pantas dan rapi dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
d. Janganlah meludah di dalam kelas.
Bagi mereka yang melanggar norma kesopanan, sanksi yang dijatuhkan akan menimbulkan
celaan dari sesamanya, dan celaan itu dapat berwujud kata-kata, sikap kebencian,
pandangan rendah dari orang sekelilingnya, dijauhi dari pergaulan, sehingga akan
menimbulkan rasa malu, rasa hina, rasa dikucilkan yang dirasakan sebagai penderitaan
batin.

d) Norma Hukum, peraturan/ kaidah yang diciptakan oleh kekuasaan resmi atau Negara
yang sifatnya mengikat dan memaksa.
Pengertian Norma Hukum adalah ketentuan yang dibuat oleh pejabat yang berwenang
yang mempunyai sifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia dalam pergaulan
hidup di masyarakat dan mengatur tata tertib kehidupan bermasyarakat.

Contoh beberapa norma hukum, antara lain:


a. Pasal 362 KUHP yang menyatakan bahwa barang siapa mengambil sesuatu barang yang
seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum, diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
denda paling banyak enam puluh rupiah.
b. Pasal 1234 BW menyatakan bahwa tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan
sesuatu, untuk berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu.
c. Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 (Undang-Undang tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang) menyatakan bahwa setiap orang yang melaporkan
terjadinya dugaan tindak pidana pencucian uang, wajib diberi perlindungan khusus oleh
negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa, dan atau hartanya,
termasuk keluarganya.

Bagi pelanggar norma hukum dapat dikenakan sanksi berupa pidana penjara ataupun
denda maupun pembatalan atau pernyataan tidak sahnya suatu kegiatan atau perbuatan, dan
sanksi tersebut dapat dipaksakan oleh penguasa atau lembaga yang berwenang.
2. JELASKAN SECARA UMUM TENTANG PEMBAGIAN ETIKA SECARA
RINCIAN

Jawab:
Pembagian etika ada beberapa yakni sebagai berikut :
a). Etika deskriptif
Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu-individu tertentu, dalam
kebudayaan-kebudayaan atau subkultur-subkultur yang tertentu, dalam suatu periode sejarah
dan sebagainya.
Sebagai contoh, seorang etikawan akan membentuk suatu pendirian yang berbobot tentang
masalah korupsi, maka dia harus mengetahui bagaimana korupsi dalam masyarakatnya sendiri
dan dalam masyarakat-masyarakat lain, baik di zaman sekarang atau di masa lampau. Dengan
kata lain, untuk mengemukakan pandangan filosofisnya tentang korupsi, ia harus mengetahui
latar belakang sosiologis dan historisnya. Dan sebaliknya seorang antropolog, sosiolog,
psikolog dan sejarahwan yang menyoroti fenomena moral harus mendalami cukup mendalam
tentang teori etis. Bila ia dapat menguasai tersebut pandangan dan penelitiannya tentang
masalah moral akan lebih terarah dan berbobot.
b). Etika Normatif
Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana diskusi-diskusi yang
paling menarik tentang masalah-masalah moral. Di sini ahli bersangkutan tidak bertindak
sebagai penonton netral, seperti halnya dalam etika deskriptif, tapi ia melibatkan diri dengan
mengemukakan tentang perilaku manusia. Ia tidak lagi membatasi diri dengan memandang
fungsi prostitusi dalam suatu masyarakat, tapi menolak prostitusi sebagai suatu lembaga yang
bertentangan dengan martabat wanita, biarpun dalam praktek tidak bisa diberantas secara
tuntas. “Martabat manusia harus dihormati” dapat dianggap sebagai contoh tentang norma
semacam itu.
Etika normatif meninggalkan sifat netral, dengan mendasarkan pendiriannya atas norma. Dan
tentang norma-norma yang diterima dalam suatu masyarakat atau diterima oleh seorang filsuf
lain ia berani bertanya apakah norma-norma itu benar atau tidak. Hal ini berarti bisa
dirumuskan bahwa etika normatif tidak deskriptif melainkan preskriptif, tidak melukiskan
melainkan menentukan benar tidaknya tingkah laku atau anggapan moral. Tentunya dengan
argumentasi-argumentasi yang menjadi dasar dalam menyalahkan atau membenarkan suatu
tingkah laku atau anggapan moral.
Secara singkat dapat dikatakan, etika normatif bertujuan merumuskan prinsip etis yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktek.
Etika normatif dibagi menjadi etika umum dan etika khusus.

1. Etika Umum, yaitu memandang tema-tema umum, Tema-tema inilah yang menjadi objek
penyelidikan etika umum.
2. Etika Khusus, yaitu menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum atas wilayah perilaku
manusia yang khusus. Etika khusus mempunyai tradisi panjang dalam sejarah filsafat
moral. Kini tradisi ini kerap kali dilanjutkan dengan memakai suatu nama baru, yaitu “etika
terapan” (applied ethics). Dapat dikatakan juga bahwa dalam etika khusus itu premis
normatif dikaitkan dengan premis faktual untuk sampai pada kesimpulan etis yang bersifat
normative juga.

Etika Khusus dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu :

a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia
sebagai anggota umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai