Anda di halaman 1dari 25

Prediksi Kebangkrutan

Manajemen Keuangan 2
Tentang Kebangkrutan
Definisi Dampak
Kebangkrutan adalah kondisi di mana Kebangkrutan dapat berdampak negatif
suatu perusahaan tidak mampu membayar bagi pemilik, karyawan, dan pemasok. Hal
utangnya atau menghasilkan laba yang ini juga dapat memicu gejolak dalam pasar
cukup untuk mempertahankan keuangan dan mengurangi kepercayaan
operasionalnya. investor.

Pencegahan
Dengan memahami indikator-indikator kebangkrutan dan melibatkan manajemen yang proaktif,
perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan kebangkrutan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebangkrutan
1 Persaingan Industri
Tingkat persaingan yang tinggi dapat menyebabkan tekanan harga dan mengurangi marjin
keuntungan perusahaan.

2 Keuangan yang Tidak Stabil


Utang yang tinggi, aliran kas yang buruk, dan biaya operasional yang tidak terkendali dapat
menjadi tanda-tanda potensi kebangkrutan.

3 Perubahan di Lingkungan Bisnis


Perubahan teknologi, regulasi pemerintah, atau pola belanja pelanggan yang berubah dapat
mempengaruhi stabilitas bisnis.
Indikator-Indikator Kebangkrutan
Laba Bersih Rasio Utang Arus Kas Operasional
Laba bersih yang menurun atau Rasio utang yang semakin tinggi Arus kas operasional yang
negatif dapat menjadi tanda terkait erat dengan risiko negatif atau tidak konsisten
peringatan awal kebangkrutan. kebangkrutan yang lebih besar. dapat mengindikasikan masalah
keuangan yang lebih dalam.
Dampak Kebangkrutan pada Perusahaan
Kehilangan Pemutusan Kerusakan Pasar
Reputasi Hubungan Kerja Modal
Perusahaan dapat kehilangan Kebangkrutan dapat Kebangkrutan perusahaan
kepercayaan investor dan mengakibatkan pemutusan dapat berdampak negatif pada
pelanggan akibat hubungan kerja dan pasar modal.
kebangkrutan. pengurangan jumlah
karyawan.
Strategi Menghadapi Kebangkrutan

Restrukturisasi Penghematan Diversifikasi Bisnis Kerjasama dan


Keuangan Biaya Kolaborasi
Melakukan Mengurangi biaya Memasuki pasar baru Membangun
restrukturisasi operasional dan atau mengembangkan kemitraan dengan
keuangan untuk melakukan produk baru untuk perusahaan lain untuk
memperbaiki kondisi pengendalian meningkatkan saling mendukung dan
perusahaan. anggaran dengan pendapatan. mengurangi risiko.
ketat.
Model Altman Z Score
untuk Memprediksi
Kebangkrutan
Model Altman Z Score adalah alat penting dalam analisis
keuangan yang digunakan untuk memprediksi
kemungkinan kebangkrutan suatu perusahaan berdasarkan
data keuangan historis.
Altman Z Score adalah sebuah model statistik yang
dikembangkan oleh Profesor Edward Altman pada tahun
1968. Model ini memprediksi kemungkinan kebangkrutan
dalam periode yang akan datang.
Kelebihan dan Kelemahan
Model Altman Z-Score
Kelebihan Kelemahan
Metode yang mudah digunakan dan dapat Metode ini hanya dapat digunakan pada
memberikan indikasi awal tentang kemungkinan perusahaan yang telah lama beroperasi dan
kebangkrutan. memiliki laporan keuangan historis yang lengkap.
Contoh Penggunaan Altman Z-Score dalam
Industri Tertentu

Industri Ritel Industri Konstruksi Industri Teknologi


Altman Z-Score dapat digunakan Altman Z-Score dapat digunakan Altman Z-Score dapat membantu
untuk memprediksi kemungkinan untuk mengidentifikasi risiko investor dalam memilih
kebangkrutan pada toko ritel yang kebangkrutan pada perusahaan perusahaan teknologi yang stabil
berjuang dengan persaingan yang konstruksi dengan proyek-proyek dan menghindari perusahaan
ketat. besar dan fluktuasi biaya yang berisiko tinggi.
tinggi.
Prediksi Kebangkrutan Model Altman

Model prediksi kebangkrutanyang cukup terkenal dan


menjadi pioner adalah model kebangkrutan
dikembangkan
yang oleh Altman (1968). Model tersebut
menggunakan tekni statistik analisis diskriminan,
k dituliskan sebagai
secara umum bisa dan berikut:

Z = a + a1 X1 + …… + an Xn

dimana Z merupakan skor kebangkrutan, sedangkan


X1…
Xn adalah variabel bebas.
Prediksi Kebangkrutan Model Altman

Pada awalnya Altman memiliki sampel 66 perusahaan


manufaktur yang terdiri dari 33 perusahaan yang
bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut.
Selanjutnya dipilih pula 22 variabel (rasio) yang
potensial untuk dievaluasi yang dikelompokkan ke dalam
5 kelompok, yaitu liquidity, profitability, leverage, solvency,
dan activity. Dari 22 variabel tersebut kemudian dipilih 5
variabel yang merupakan kombinasi terbaik untuk
memprediksi kebangkrutan. Dari sampel perusahaan dan
kelima rasio tersebut terbentuklah fungsi diskriminan
yang juga disebut Altman Z-Score sebagai berikut:
Prediksi Kebangkrutan Model Altman

Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0


X5

dimana
X1 = (Aset lancar – utang Lancar) / Total
Aset X2 = Laba yang ditahan / Total Aset
X3 = Laba sebelum bunga dan pajak / Total
aset
X4 = Nilai pasar ekuitas/ Nilaibuku total
utang X5 = Penjualan / Total Aset
Prediksi Kebangkrutan Model Altman

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan


pada nilai Z yang diperoleh, yaitu:

Bila Z > 2,99, maka termasuk perusahaan sehat.

Bila Z < 1,81, maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

Bila Z berada diantara 1,81 sampai 2,99 maka termasuk grey


area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat
ataupun mengalami kebangkrutan, namun ada pula yang
mengatakan termasuk rawan bangkrut)
Prediksi Kebangkrutan Model Altman Revisi
Pada tahun 1984, Altman melakukan penelitian kembali di berbagai negara.
Mengingat bahwa tidak semua perusahaan melakukan go public dan tidak
memiliki nilai pasar, maka untuk mengganti nilai pasar, Altman kemudian
menggunakan nilai buku ekuitas sebagai salah satu komponen variabel
bebasnya, dan kemudian mengembangkan model diskriminan kebangkrutan,
dan memperoleh model sebagai berikut:
Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,42 X4 + 0,998 X5

X1 = (Aset lancar – utang Lancar) / Total Aset


X2 = Laba yang ditahan / Total Aset
X3 = Laba sebelum bunga dan pajak / Total aset
X4 = Nilai buku ekuitas / Nilai buku total utang X5
= Penjualan / Total Aset
 Model ini bisa digunakan untuk memprediksi
kebangkrutan perusahaan manufaktur yang tidak go
public (privat manufacturer companies)
Prediksi Kebangkrutan Model Altman Revisi

 Jika nilai Z < 1,23 maka termasuk perusahaan yang


akan bangkrut (financial distress).
 Jika nilai 1,23 < Z < 2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat
ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun
mengalami
kebangkrutan). Pada kondisi ini, perusahaanmengalami masalah
keuangan yang harus ditangani dengan
penanganan manajemen yang tepat. terlambat
tidak tepat penanganannya,perusahaan
Kalau dapat
dan
mengalami
kebangkrutan.
 Jika nilai Z > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak
bangkrut atau dalam keadaan sehat (safe).
Prediksi Kebangkrutan Model Altman Modifikasi

Untuk perusahaan selain manufaktur, misalnya perusahaan jasa,


formula altman Z-score dimodifikasi menjadi sebagai berikut:

Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

X1 = (Aset lancar – utang Lancar) / Total


Aset X2 = Laba yang ditahan / Total Aset
X3 = Laba sebelum bunga dan pajak / Total
aset
X4 = Nilai buku ekuitas/ Nilai buku total
utang

Terlihat bahwa X5 tidak digunakan karena pada perusahaannon manufaktur,


umumnya menawarkan jasa dan bukan menjual barang.
 Model ini bisa digunakan untuk memprediksi kebangkrutan
Prediksi Kebangkrutan Model Altman Modifikasi

 Jika nilai Z < 1,1 maka termasuk perusahaan yang akan


bangkrut (financial distress).
 Jika nilai 1,1 < Z < 2,6 maka termasukgrey area (tidak
dapat
ditentukan
kebangkrutan). apakah
Pada perusahaan
kondisi sehat ataupun masalah
ini, perusahaanmengalami
mengalami
keuangan yang harus ditangani dengan
penanganan manajemen yang tepat. terlambat
tidak tepat penanganannya,perusahaan
Kalau dapat
dan
mengalami
kebangkrutan.
 Jika nilai Z > 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak
bangkrut atau dalam keadaan sehat (safe).
Contoh

Objek Penelitian
Enam Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif tahun 2006-2008

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN

1 AUTO P.T. ASTRA OTOPARTS Tbk.


2 GDYR P.T. GOODYEAR INDONESIA Tbk.
3 IMAS P.T. INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk.
4 LPIN P.T. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk.
5 NIPS P.T. NIPRESS Tbk.
6 PRAS P.T. PRIMA ALLOY STEEL Tbk.
P.T. ASTRA OTOPARTS Tbk.

2006 2007
Koefisien (Nilai Rasio) * Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien) Z-Score (Koefisien)
X1 0.182 1.2 0.218 X1 0.263 1.2 0.315
X2 0.458 1.4 0.641 X2 0.513 1.4 0.718
X3 0.140 3.3 0.463 X3 0.176 3.3 0.581
X4 2.114 0.6 1.268 X4 2.342 0.6 1.405
X5 1.114 1 1.114 X5 1.211 1 1.211
Overall Indeks Z-Score 3.704 Overall Indeks Z-Score 4.231

2008
Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien)
X1 0.249 1.2 0.298
X2 0.558 1.4 0.781
X3 0.200 3.3 0.659
X4 2.266 0.6 1.360
X5 1.341 1 1.341
Overall Indeks Z-Score 4.439
P.T. GOODYEAR INDONESIA Tbk.

2006 2007
Koefisien (Nilai Rasio) * Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien) Z-Score (Koefisien)

X1 0.375 1.2 0.450 X1 0.148 1.2 0.177


X2 0.528 1.4 0.739 X2 0.446 1.4 0.624
X3 0.081 3.3 0.269 X3 0.106 3.3 0.350
X4 1.559 0.6 0.935 X4 1.903 0.6 1.142
X5 2.160 1 2.160 X5 1.878 1 1.878
Overall Indeks Z-Score 4.553 Overall Indeks Z-Score 4.171

2008
Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien)

X1 0.143 1.2 0.171


X2 0.250 1.4 0.350
X3 0.011 3.3 0.037
X4 0.283 0.6 0.170
X5 1.217 1 1.217
Overall Indeks Z-Score 1.946
P.T. INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL
Tbk.

2006 2007
Koefisien (Nilai Rasio) * Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien) Z-Score (Koefisien)

X1 -0.026 1.2 -0.031 X1 -0.107 1.2 -0.129


X2 -0.090 1.4 -0.126 X2 -0.081 1.4 -0.113
X3 0.004 3.3 0.014 X3 0.029 3.3 0.095
X4 0.186 0.6 0.112 X4 0.310 0.6 0.186
X5 0.658 1 0.658 X5 1.036 1 1.036
Overall Indeks Z-Score 0.627 Overall Indeks Z-Score 1.075

2008
Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien)

X1 -0.056 1.2 -0.067


X2 -0.067 1.4 -0.094
X3 0.055 3.3 0.182
X4 0.233 0.6 0.140
X5 1.469 1 1.469
Overall Indeks Z-Score 1.631
P.T. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk.

2006 2007
Koefisien (Nilai Rasio) * Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien) Z-Score (Koefisien)

X1 -0.084 1.2 -0.101 X1 0.297 1.2 0.356


X2 -0.523 1.4 -0.732 X2 -0.279 1.4 -0.391
X3 0.004 3.3 0.012 X3 0.164 3.3 0.541
X4 0.270 0.6 0.162 X4 0.554 0.6 0.332
X5 0.269 1 0.269 X5 0.353 1 0.353
Overall Indeks Z-Score -0.391 Overall Indeks Z-Score 1.191

2008
Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien)

X1 0.160 1.2 0.192


X2 -0.186 1.4 -0.261
X3 0.061 3.3 0.201
X4 0.280 0.6 0.168
X5 0.324 1 0.324
Overall Indeks Z-Score 0.624
P.T. NIPRESS Tbk.

2006 2007
Koefisien (Nilai Rasio) * Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien) Z-Score (Koefisien)

X1 0.034 1.2 0.040 X1 0.030 1.2 0.035


X2 -0.060 1.4 -0.084 X2 -0.046 1.4 -0.065
X3 0.117 3.3 0.385 X3 0.073 3.3 0.242
X4 0.196 0.6 0.117 X4 0.151 0.6 0.090
X5 1.181 1 1.181 X5 1.398 1 1.398
Overall Indeks Z-Score 1.639 Overall Indeks Z-Score 1.701

2008
Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien)

X1 0.019 1.2 0.023


X2 -0.036 1.4 -0.051
X3 0.058 3.3 0.192
X4 0.174 0.6 0.104
X5 1.478 1 1.478
Overall Indeks Z-Score 1.746
P.T. PRIMA ALLOY STEEL Tbk.

2006 2007
Koefisien (Nilai Rasio) * Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien) Z-Score (Koefisien)
X1 0.053 1.2 0.064 X1 0.033 1.2 0.040
X2 0.049 1.4 0.069 X2 0.059 1.4 0.082
X3 0.013 3.3 0.044 X3 0.024 3.3 0.078
X4 0.113 0.6 0.068 X4 0.181 0.6 0.108
X5 1.258 1 1.258 X5 1.212 1 1.212
Overall Indeks Z-Score 1.502 Overall Indeks Z-Score 1.521

2008
Koefisien (Nilai Rasio) *
Variabel Nilai Rasio
Z-Score (Koefisien)

X1 0.006 1.2 0.007


X2 0.031 1.4 0.043
X3 -0.010 3.3 -0.032
X4 0.169 0.6 0.102
X5 0.740 1 0.740
Overall Indeks Z-Score 0.859
Kesimpulan

 Besar kecilnya nilai indeks keseluruhan dipengaruhi oleh ke lima rasio


tersebut.
 Rasio yang sering kali memberikan kontribusi nilai terbesar terhadap
indeks keseluruhan adalah rasio penjualan terhadap total aset.
 Terdapat satu perusahaan yang berada pada kondisi keuangan
yang sehat selama periode 2006-2008, yaitu P.T. ASTRA OTOPARTS
Tbk.
 Terdapat satu perusahaan yang berada pada kondisi grey area hanya
pada periode 2008 (periode 2006 dan 2007 kondisi keuangan sehat),
yaitu P.T. GOODYEAR INDONESIA Tbk.
 Sedangkan empat perusahaan lainnya (P.T. INDOMOBIL SUKSES
INTERNASIONAL Tbk., P.T. MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk., P.T. NIPRESS
Tbk., dan P.T. PRIMA ALLOY STEEL Tbk.) terancam mengalami
kebangkrutan yang serius selama periode
2006-2008.

Anda mungkin juga menyukai