Artikel Pengaruh Roa Dan Udps
Artikel Pengaruh Roa Dan Udps
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jak
ISSN: 1907-9958 (Print)
PENGARUH ROA DAN UKURAN DEWAN PENGAWAS
SYARIAH TERHADAP ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA
BANK UMUM SYARIAH
Herawatia,*, Rawib, Rina Destianac
a
Universitas Swadaya Gunung Jati, Indonesia
b
Universitas Swadaya Gunung Jati, Indonesia
c
Universitas Swadaya Gunung Jati, Indonesia
*heracrb@gmail.com
Diterima: Mei 2019. Disetujui: Mei 2019. Dipublikasikan: Juni 2019
ABSTRACT
Islamic Social Reporting is a form of accountability of the management to stakeholders for the
performance of companies based on the provisions of Sharia. One of the means of corporate
accountability is the annual report. The annual report includes a variety of information about the
company can be used by investors and creditors as a material consideration in making investment
decisions and granting credit. This study aims to examine the effect of return on assets and size of
the sharia supervisory board on islamic social reporting. Research method use is asosiative method.
Population in this research is the public sharia bank in Indonesia 2012-2017 period. Sampling is
done by the purposive sampling method and produce 42 data of samples. Types of data this study
uses secondary data in the form of the annual report of the foundation of the public Sharia bank
samples. Data analysis technique in this study using multiple regression analysis previously tested
by the classical assumption test that includes the normality test, the multicolonierity test, the
autocorrelation test and the heteroscedasticity test. The results showed that partially return on asset
and size of the sharia supervisory board had no effect on islamic social reporting.
Keywords: Islamic Social Reporting; Return On Asset; Size of The Sharia Supervisory Board
ABSTRAK
Islamic Social Reporting merupakan bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan pihak
manajemen kepada stakeholders atas kinerja perusahaan berdasarkan ketentuan syariah. Salah satu
sarana pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan adalah laporan tahunan. Pada laporan
tahunan mencakup berbagai informasi mengenai perusahaan yang dapat digunakan oleh investor dan
kreditur sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dan pemberian kredit.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on asset dan ukuran dewan pengawas syariah
terhadap islamic social reporting. Metode penelitian yang digunakan adalah metode asosiatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum syariah di Indonesia periode 2012-2017.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan menghasilkan 42 sampel
data. Jenis data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan dari bank umum
syariah yang dijadikan sampel. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi linier berganda yang sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji
multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa return on asset dan ukuran dewan pengawas syariah tidak berpengaruh terhadap islamic social
reporting.
Kata Kunci: Islamic Social Reporting; Return On Asset; Ukuran Dewan Pengawas Syariah
2
Herawati, Rawi, Rina Destiana/ Jurnal Akuntansi Volume 14 Nomor 1 Januari-Juni 2019 Hal. 1-12
Return On Asset
(X1) H1
Islamic Social
Reporting
(Y)
Ukuran Dewan
Pengawas Syariah H2
(X2)
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian Variabel independen dalam penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset dan Ukuran
ini adalah Islamic Social Reporting. Islamic Dewan Pengawas Syariah. Return On Asset
Social Reporting adalah suatu standar adalah salah satu rasio profitabilitas yang
pelaporan kinerja sosial bagi perusahaan- digunakan untuk mengukur kemampuan
peruasahaan yang menggunakan prinsip suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
syariah (Othman et al., 2010:139). (Muhamad, 2015:255). Ukuran Dewan
Pengungkapan Islamic Social Reporting Pengawas Syariah (UDPS) adalah jumlah
merupakan tolak ukur dalam pengungkapan Dewan Pengawas Syariah dalam suatu
kinerja sosial perusahaan, khususnya perbankan syariah (Ramadhani, 2016:7).
perusahaan yang berbasis syariah. Islamic Jumlah Dewan Pengawas Syariah dalam
Social Reporting memilki enam tema setiap perbankan syariah harus lebih dari satu
pengungkapan yang dinyatakan dalam 43 orang agar tugas dari dewan pengawas
pernyataan. syariah dapat lebih independen dalam
melakukan pengawasan.
7
Herawati, Rawi, Rina Destiana/ Jurnal Akuntansi Volume 14 Nomor 1 Januari-Juni 2019 Hal. 1-12
Ukuran Dewan Jumlah Dewan Pengawas Syariah pada setiap Bank Umum Syariah Rasio
Pengawas di Indonesia.
Syariah
Sumber: Haniffa (2002), Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/43/DPNP pada 21 Oktober
2013 dan Ramadhani (2016:7)
Sumber: Data yang diolah (2018) ditetapkan yaitu 0,05 sehingga disimpulkan
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai Asymp. bahwa residual berdistribusi normal.
Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,200. Nilai ini
lebih besar dari nilai signifikansi yang
8
Herawati, Rawi, Rina Destiana/ Jurnal Akuntansi Volume 14 Nomor 1 Januari-Juni 2019 Hal. 1-12
Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
ROA ,980 1,020
UDPS ,980 1,020
a. Median
Sumber: Data yang telah diolah (2018)
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Uji Heteroskedastisitas
Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,086. Nilai ini Berikut ini adalah hasil uji
lebih besar dari 0,05 artinya nilai residual heteroskedastisitas dengan menggunakan uji
random atau tidak terjadi autokorelasi. Park:
Sumber: Data yang diolah (2018) keuangan yang kurang baik karena Bank
Umum Syariah tidak menguasai pangsa pasar
Berdasarkan tabel 6 maka diperoleh perekonomian di Indonesia dibuktikan dengan
persamaan regresi linear berganda sebagai laba perusahaan yang mayoritas menurun.
berikut: Kinerja keuangan yang kurang baik tersebut
ISR = 0,607 - 0,554ROA + 0,009UDPS + e menyebabkan rasio Return On Asset tidak
berpengaruh terhadap Islamic Social
Reporting.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini Return On Asset
Berdasarkan tabel 6, hasil penelitian tidak berpengaruh terhadap Islamic Social
ini menunjukkan bahwa Return On Asset tidak Reporting. Artinya, besar kecilnya rasio
berpengaruh terhadap Islamic Social Return On Asset tidak akan mempengaruhi
Reporting. Nilai signifikansi variabel Return luas tidaknya pengungkapan Islamic Social
On Asset sebesar 0,806. Nilai tersebut lebih Reporting. Alasan yang menjadi penyebab
besar dari nilai signifikan yang ditetapkan tidak berpengaruhnya Return On Asset
yaitu sebesar 0,05. Artinya, hipotesis pertama terhadap Islamic Social Reporting yaitu Bank
(H1) yang menyatakan bahwa Return On Asset Umum Syariah beranggapan bahwa praktik
berpengaruh terhadap Islamic Social dalam pengungkapan Islamic Social
Reporting tidak dapat diterima. Reporting tidak perlu memperhatikan atau
Hasil penelitian ini konsisten dengan mempertimbangkan berdasarkan tingkat laba
penelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati atau rugi suatu Bank Umum Syariah karena
dan Yuliani (2017), Santoso dkk (2017), Islamic Social Reporting merupakan salah
Rosiana (2015), Astuti (2013) dan Ramadhani satu wujud dari akuntabilitas perusahaan
(2016) yang menyatakan bahwa Return On kepada Allah SWT dan masyarakat serta
Asset tidak berpengaruh terhadap Islamic memenuhi kebutuhan stakeholders lain
Social Reporting tetapi hasil penelitian ini khususnya stakeolders muslim. Hal ini sejalan
tidak konsisten dengan penelitian yang dengan Haniffa (2002) yang menyatakan
dilakukan oleh Nadlifiyah dan Laila (2016), bahwa dalam pandangan islam perusahaan
Rimayanti dan Jubaedah (2017) serta yang memilki niat untuk melakukan
Wulandari (2015) menyatakankan bahwa pengungkapan penuh tidak akan
Return On Asset berpengaruh terhadap Islamic mempertimbangkan apakah perusahaan
Social Reporting. tersebut mengalami untung atau rugi.
Berdasarkan data sampel yang Sesuai dengan teori stakeholders yang
diperoleh dari penelitian ini, mayoritas Bank menyatakan bahwa perusahaan bukanlah
Umum Syariah yang dijadikan sampel dalam entitas yang hanya beroperasi untuk
penelitian berada pada kondisi kinerja kepentingan sendiri, namun juga harus
10
Herawati, Rawi, Rina Destiana/ Jurnal Akuntansi Volume 14 Nomor 1 Januari-Juni 2019 Hal. 1-12
memberi manfaat bagi para stakeholders-nya. Islamic Social Reporting. Artinya besar
Hal tersebut dapat terlihat bahwa Bank Umum kecilnya ukuran dewan pengawas syariah
Syariah tetap melakukan pengungkapan yang terdapat pada masing-masing Bank
Islamic Social Reporting sebagai wujud Umum Syariah tidak mempengaruhi kualitas
pertanggungjawaban kepada Allah SWT, pengungkapan Islamic Social Reporting. Hal
masyarakat, investor, kreditur dan ini disebabkan oleh tidak semua Dewan
stakeholders muslim lainnya. Pengawas Syariah berperan dalam
Hasil penelitian ini juga menunjukkan pengungkapan Islamic Social Reporting.
bahwa Ukuran Dewan Pengawas Syariah Keterlibatan Dewan Pengawas Syariah dapat
tidak berpengaruh terhadap Islamic Social dilihat pada tupoksinya dalam PBI No.
Reporting. Hasil penelitian diperoleh nilai 11/3/PBI/2009 dan DSN MUI No. Kep-
signifikansi sebesar 0,765 dimana nilai ini 98/MUI/III/2001 yang menyatakan bahwa
lebih besar dari nilai signifikan yang tupoksi dan mekanisme kerja Dewan
ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Artinya, Pengawas Syariah hanya terbatas pada
hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa kesesuaian produk atau akad yang
Ukuran Dewan Pengawas Syariah berlandaskan pada prinsip syariah, tidak
berpengaruh terhadap Islamic Social terlibat secara langsung berkaitan dengan
Reporting tidak dapat diterima. keputusan manajemen dalam melakukan
Hasil penelitian ini konsisten dengan pengungkapan Islamic Social Reporting.
penelitian yang dilakukan oleh Inuzula dkk Sesuai dengan teori stakeholders yang
(2016) dan Sudrajat (2016) menyatakan menyatakan bahwa perusahaan bukanlah
bahwa Ukuran Dewan Pengawas Syariah entitas yang hanya beroperasi untuk
tidak berpengaruh terhadap Islamic Social kepentingan sendiri, namun juga harus
Reporting tetapi hasil penelitian ini tidak memberi manfaat bagi para stakeholders-nya.
konsisten dengan penelitian yang dilakukan Hal tersebut dapat terlihat bahwa Bank Umum
oleh Ramadhani (2016) dan Mahdalena Syariah tetap melakukan pengungkapan
(2017) yang menyatakan bahwa Ukuran Islamic Social Reporting sebagai wujud
Dewan Pengawas Syariah berpengaruh pertanggungjawaban kepada Allah SWT,
terhadap Islamic Social Reporting. masyarakat, investor, kreditur dan
Berdasarkan data sampel yang stakeholders muslim.
diperoleh dari penelitian ini, Bank Umum
Syariah yang dijadikan sampel dalam
penelitian mayoritas memiliki Dewan SIMPULAN
Pengawas Syariah sebanyak dua orang.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Berdasarkan analisis data, maka dapat
Indonesia (DSN MUI) mewajibkan setiap diambil kesimpulan sebagai berikut:
Bank Umum Syariah memiliki minimal dua 1. Return On Asset tidak berpengaruh
orang Dewan Pengawas Syariah. Jumlah terhadap Islamic Social Reporting. Hal ini
Dewan Pengawas Syariah yang yang dapat terjadi disebabkan Bank Umum
mayoritas dua orang tersebut karena Syariah beranggapan bahwa praktik dalam
manajemen bank syariah menghindari biaya pengungkapan Islamic Social Reporting
tinggi yang harus ditanggung Bank Umum tidak perlu memperhatikan dan
Syariah jika jumlah Dewan Pengawas Syariah mempertimbangkan berdasarkan tingkat
yang dimilikinya semakin banyak sehingga laba atau rugi suatu Bank Umum Syariah
Ukuran Dewan Pengawas Syariah menjadi karena Islamic Social Reporting
tidak berpengaruh terhadap Islamic Social merupakan salah satu wujud dari
Reporting. akuntabilitas Bank Umum Syariah kepada
Dalam penelitian ini Ukuran Dewan Allah SWT dan masyarakat serta
Pengawas Syariah tidak berpengaruh terhadap
11
Herawati, Rawi, Rina Destiana/ Jurnal Akuntansi Volume 14 Nomor 1 Januari-Juni 2019 Hal. 1-12